Macam/Model Kandang.
A. Model Kandang Secara Umum :
1. kandang bebas (loose hausing) = kandang terbuka tanpa penyekat antara
ternak sehingga ternak bebas bergerak pada areal yang cukup luas
2. kandang konvensional (conventional stanchion barn) = kandang yang diberi
penyekat sehingga ternak tidak mempunyai kesempatan untuk bergerak bebas
Sumber :
https://images.app.goo.gl/4V4iJKCfdyw8gWf
n6
Sumber :
https://images.app.goo.gl/HnLQdK269HTmc9
Cp6
Sumber :
https://images.app.goo.gl/GNat2eEQcF87hzT
SA
b. Kandang Kelompok.
Pada tipe kandang kelompok ini biasanya terdiri dari 20 – 30 ekor per kelompok, dan
pemerahan dilakukan di tempat khusus untuk memerah.
Sistim ini banyak dipakai oleh peternak besar, karena secara keseluruhan dapat
mengurangi luas kandang yang dibutuhkan, serta dapat menekan biaya tenaga kerja.
Tempat makan dan minum disediakan untuk masing-masing grup atau kelompok
ternak, sedangkan pemberian konsentrat dapat juga dilakukan pada waktu pemerahan.
Pada umumnya, di kandang kelompok ini disediakan juga bagian kandang yang
terbuka untuk tempat sapi berjemur.
Untuk kedua tipe kandang diatas, lantai diusahakan tidak licin dan kemiringannya diatur agar
air tidak sampai tergenang di lantai, tetapi dapat mengalir dengan sendirinya ke parit
pembuangan limbah yang disediakan, tanpa bantuan peternaknya.
a. Kandang Tradisional.
Kandang tradisional adalah kandang yang sangat sederhana yang biasanya digunakan
oleh peternak yang berskala kecil. Bahan atap yang biasa digunakan adalah alang-
alang, rumbia, seng atau plastik bekas dan kadang-kadang genting, serta ditopang
dengan kayu berkualitas rendah. Dindingnya biasanya karton bekas ataupun anyaman
bambu bekas dengan lantai tanah, serta sanitasi dan higiene kandangnya sangat buruk.
c. Kandang Modern.
Kandang modern ini biasanya ditemukan pada perusahaan dalam skala besar. Bahan
kandang semuanya berkualitas baik, atapnya minimal genting yang berkualitas baik,
dindingnya dari tembok, tiang dari besi dan lantai dari batu atau beton. Sanitasi dan
higienenya sangat baik.
Menurut kegunaan atau fungsinya, kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi 3 jenis
sebagai berikut.
Sistim kandang sapi Laktasi atau sapi dewasa ini pada prinsipnya dibedakan lagi menjadi
3 yaitu sebagai berikut.
Pada umumnya kandang konvensional ini terdiri dari dua macam, sesuai dengan
macam kandang menurut kontruksi lantainya, yaitu one-row-plan (kandang tunggal)
dan two-row-plan, yang dibedakan lagi menjadi dua, yaitu berhadap-hadapkan (head to
head), dan berlawanan (tail to tail). Jika ditinjau dari macam kandang menurut tipenya,
umumnya kandang konvensional ini berbentuk individual. Penempatan sapi pada sistim
kandang ini, antara sapi yang satu dengan sapi yang lainnya, dapat memakai pemisah
yang terbuat dari pipa besi, dinding tembok atau tidak memakai batas sama sekali,
tetapi kelengkapan peralatannya harus disediakan tersendiri pada masing-masing sapi,
dan sangat perlu dijaga keamanannya agar sapi-sapi tersebut tidak saling mengganggu.
Ukuran kandang konvensional ini berkisar 10 – 11 meter (lebar), dan 24 –30 meter
(panjang), dengan kontruksi lantai two-row-plan, sesuai anjuran Coletti (1966). Sistem
kandang ini, selain memudahkan dalam pemeliharaannya juga dapat mempermudah
dalam pengawasan, dan lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerjanya.
Sistim kandang kovensional dapat dibedakan lagi menjadi 3 macam, yang ukuran
kandangnya berbeda-beda tergantung dengan bangsa sapi yang dipelihara yaitu sebagai
berikut.
a) Stanchion Stalls.
Pada sistim ini, leher sapi dimasukkan ke dalam “jeruji” yang terbuat dari pipa besi
yang kuat (seperti pada ternak kambing yang disebut dengan “Heck Sistem”). Sistem
ini dapat dibuat tersendiri untuk masing-masing sapi ataupun dibuat satu sekaligus
untuk keseluruhan sapi. Pada sistem ini sapi-sapi kurang dapat bergerak dengan
bebas, tetapi ditinjau dari segi kebersihan, sistem ini lebih menguntungkan yaitu sapi
tidak terkena kotorannya sendiri, karena sapi-sapi tersebut tidak dapat berbaring
secara leluasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.5.
b) Tie Stalls.
Pada sistem ini, leher sapi diikat dengan rantai besi atau dengan tali yang kuat,
kemudian ditambatkan pada pipa besi atau ring yang dibuat khusus di bagian dalam
bak makanan (Gambar 2.6). Kebanyakan peternak lebih menyukai sistem ini,
karena selain biayanya lebih murah, juga kenyamanan bagi sapi-sapi yang
dipelihara lebih terjamin karena sapi-sapi masih lebih bisa bergerak dengan leluasa
dibandingkan dengan sapi-sapi yang dipelihara dengan sistem kandang Stanchion
Stalls.
c) Comfort Stalls.
Pada sistem ini sapi-sapi hanya dibariskan sampai batas maximal sepanjang
kandang, atau pada masing-masing tempat secara individu. Sapi-sapi tersebut tidak
diikat, tetapi di atas bagian pinggulnya (5 – 7,5 cm) dipasang kabel listrik yang
bertegangan rendah. Apabila sapi akan bergerak ke kanan atau ke kiri, badan sapi
akan terkena aliran listrik, sehingga sapi akan diam. Kebaikan sistem kandang ini
adalah sapi tetap dalam keadaan bersih, sehingga menghemat tenaga kerja yang
membersihkan sapi. Kelemahannya adalah sapi agak stress karena ruang geraknya
dibatasi. Selain itu, biaya yang dibutuhkan untuk membuat aliran listrik cukup
mahal.
Berat Lingkar T i p e k a n d a n g
No badan dada Stanchion Comfort Tie
sapi (cm) Stall Stall Stall
(kg) Lebar Panjang Lebar Panjang Lebar Panjang
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Sistem kandang yang dipilih, biasanya tergantung dari keadaan daerah, iklim, luas
tanah yang tersedia, jumlah ternak yang dipelihara, sistem pemerahan, kesukaan atau
kesenangan peternak.
b). Tie stalls : tipe kandang di mana sapi-sapi diikat Iehernya dengan rantai besi
atau tali yang kuat dan ditambatkan pada pipa besi atau ring yang dibuat
khusus pada bagian dalam bak makanan