Anda di halaman 1dari 6

1.

Kuda

Sudah sejak lama ternak kuda menempati posisi yang cukup menarik dalam masyarakat, ada
yang mengisi peran sebagai kuda pacuan dan ada juga yang memang untuk kehidupan sebagai kuda
bendi. Olahraga berkuda mendorong adanya usaha memperbaiki mutu ternak kuda melalui Grading-up
kuda lokal dengan kuda Thoroughbred, dan memelihara kuda yang lebih baik.

Kuda dan bangsa kuda lainnya yang termasuk kedalam genus Equus telah mengalami adaptasi
terhadap lingkungan dengan makan dalam jumlah sedikit sepanjang hari. Di alam bebas kuda merumput
di padang rumput dan menempuh jarak cukup jauh agar dapat memperoleh nutrisi yang cukup. Oleh
karena itu sistim pencernaan kuda bekerja optimal bila pakan yang masuk jumlahnya sedikit namun
kontinyu sepanjang hari.

Kuda Kuda merupakan salah satu jenis ternak berlambung satu atau nonruminansia yang telah
dikenal luas. Ternak ini bersifat nomadik dan kuat serta memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kuda
memiliki kemampuan belajar yang baik dalam mengenal suatu obyek. Kuda dari spesies Equus caballus
yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini kuda sudah menjadi hewan yang didomestikasi
dan secara ekonomi memegang peranan penting bagi kehidupan manusia terutama dalam
pengangkutan barang dan orang selama ribuan tahun. Kuda juga dapat ditunggangi manusia dengan
menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda atau
bajak, dan di beberapa daerah kuda digunakan sebagai sumber pangan.Kuda digolongkan kedalam filum
Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo Perissodactyla (berteracak
tidak memamah biak), famili Equidae, dan spesies Equus caballus.

2. Sistem Pencernaan Kuda

Sistem pencernaan pada kurda terdiri dari:

a. Mulut
b. Kerongkongan(Esophagus)
c. Lambung
d. Usus Halus(Small Intestine)
e. Usus Buntu/ sekum
f. Rektum (Rectum)
g. Kloaka

Ketujuh bagian sistim pencernaan kuda tersebut diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
Gambar. Bagian-bagian Sistem Pencernaan Kuda. (Sumber:
Http//www.forco.com/newpages/image/dygestive-system.jpg

1. Mulut
Mulut kuda dilengkapi dengan gigi yang berjumlah 36 dan 49. Mulut yang bagian atasnya
menonjol keluar atau menjorok masuk dapat menganggu pengubahan pakan. Saliva
disekresikan dan bercampur dengan pakan. Saliva disekresikan dan bercampur dengan pakan
sehingga membentuk bolus yang lembab dan mudah ditelan. Terdapat 3 kelenjar yang
mensekresikan Saliva yaitu parotid, submaxillari dan sublingual. Kuda menghasilkan sekitar 10
gallon atau 45 saliva per hari.
2. Kerongkongan(Esophagus)
Esofagus membawa pakan dari mulut ke lambung. Esofagus letaknya membentuk sudut curam
sehingga membentuk katup satu arah dengan mekanisme menutup sangat kuat sehingga
hampir tidak mungkin bagi kuda untuk memuntahkan kembali pakan yang telah masuk
lambung. Oleh karena itu, lambung dapat teganggu bila terjadi konsumsi pakan berlebihan.
Esofagus juga merupakan segmen sistim pencernaan dimana kuda dapat tersedak.
3. Lambung
Lambung kuda berukuran kecil dibandingkan ukuran tubuhnya sehingga jumlah pakan yang
dapat ditampung terbatas. Oleh karena itu lebih baik memberikan pakan dalam jumlah sedikit
beberap kali per hari dibandingkan satu atau dua kali pemberian pakan dalam jumlah banyak.
Bila lambung telah terisi sampai 2/3 nya maka akan mulai dikosongkan. Di lambung terjadi
sekresi asam klorida yang membantu memecah partikel pakan dan enzim pepsin yang memecah
protein.
4. Usus Halus(Small Intestine)
Usus halus kuda memiliki panjang mencapai 21 m sehingga dapat menampung banyak digesta
dari lambung (68 liter). Berbagai enzim disekresikan oleh pankreas ke dalam usus halus,
karbohidrase memecah Pati menjadi gula, protease memecah protein menjadi asam amino,
garam empedu juga disekresikan untuk mengemulsifikasi lemak sehingga membantu
pemecahan lemak. Garam empedu disekresikan langsung dari hati karena kuda tidak memiliki
jaringan empedu untuk menyimpannya.
Setelah pakan dipecah dengan sempurna kemudian diserap melalui dinding usus halus dan
diangkut melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Sekitar 50-70% pemecahan karbohidrat dan
absorpsinya serta absorpsi seluruh asam amino terjadi di usus halus. Waktu pakan melalui usus
halus adalah sekitar 30-60 menit.
Kuda sangat rentan terhadap kolik atau kematian dari bahan toksik dalam pakan karena kuda
tidak memiliki rumen dimana bakteri di dalamnya dapat mendetoksifikasi bahan toksik sebelum
mencapai usus halus. Oelh karena itu penting sekali memperhatikan kualitas pakan kuda. Pakan
yang sudah busuk atau berjamur tidak layak diberikan kepada ternak.
5. Usus Buntu/ sekum
Sekum adalah usus atau kantung buntu yang panjangnya sekitar 1,2 m dengan kapasitas
tampung pakan dan cairan 28-36 liter. Sekum menjadi tempat terjadinya fermentasi pakan oleh
mikroba mirip seperti fungsi rumen pada sapi. Disini terjadi pemecahan pakan yang tidak
tercerna di usus halus (berbagai jenis pakan hijauan seperti rumput). Populasi mikroba dalam
sekum dipengaruhi oleh jenis pakan yang masuk. Bila terjadi perubahan pakan maka dibutuhkan
waktu beberapa Minggu agar populasi mikroba yang dapat memecah jenis pakan tersebut
berkembang baik. Oleh karena itu apabila hendak merubah jenis pakan, harus dilakukan secara
bertahap dengan mencampur dengan jenis pakan sebelumnya yang akan digantikan. Pakan
berada di sekum sekitar 7jam sehingga cukup waktu untuk mikroba dapat memecah pakan.
Mikroba di sekum juga menghasilkan vitamin K, vitamin B kompleks, protein, dan asam lemak.
Vitamin dan asam lemak dapat diserap di sekum, namun protein hanya sedikit sekali diserap.
6. Usus besar (kolon)
Kolon terdiri dari kolon besar dan kecil dengan masing-masing panjang 3,6 m dan kapasitas 86 L
dan 16 L. Kolon yang besar memungkinkan terjadinya penyerapan nutrien dan air dalam jumlah
cukup banyak setelah pakan melewati usus halus dan sekum bila dibandingkan dengan ayam
dan babi maka kapasitas usus besar kuda jauh lebih besar. Pakan berada disini selama kurang
lebih 48-65 jam dan pencernaan oleh mikroba juga berlangsung disini. Hasil pemecahan oleh
mikroba selanjutnya diserap, dan kemudian air sehingg sisa pakan yang tidak tercerna menjadi
butiran tinja. Tinja didorong ke rektum.
7. Rektum
Tinja dari usus besar didorong ke rektum yang kemudian dikeluarkan dari tubuh kuda.

8. Kloaka
Merupakan salurkan yang membuka dan berhubungan dengan anus di bagian terujung. Kloaka
memiliki diameter lebih besar dibandingkan rektum. Bagian terdepan kloaka berhubungan
langsung dengan rektum, dan bagian tengah berhubungan dengan saluran keluar dari ginjal
(urin) dan organ reproduksi.
Gambar. Posisi saluran pencernaan pada tubuh kuda.
(Sumber:Http://www.admani.com/AliianceEquine/Images/Digestivetract.jpg)

Proses pemecahan pakan yang terjadi di mulut sampai lambung serupa dengan yang terjadi pada babi.
Perbedaan mulai terdapat pada bagian sekum. Pada kuda sekum memiliki ukuran yang besar mencapai
panjang sekitar 120 cm. disini terjadi proses fermentasi atau pemecahan serat kasar yang cukup efisien
sehingga kuda dapat mencerna pakan hijauan seperti rumput.

Di setiap bagian dari sistim pencernaan kuda berlangsung proses pemecahan makanan secara enzimatis
atau alloenzimatis dan diringkas dalam tabel berikut:

No Proses Bagian Panjan Kapasitas Persentase


Pencernaan Pencernaan g dan seluruh
yang sistim
berlangsung pencernaan
1. Secara Lambung 8-15 liter 8%
enzimatis
Usus 21 m 68 liter 30%
halus :
duodenum,
jejunum,
illeum,
2. Pemecahan Sekum 1.2 m 28-36 15%
Oleh Mikroba liter
Kolon besar 3-3.6 m 86 liter 38%
Kolon kecil 3-3.6 m 16 liter 9%

3.Kebutuhan Nutrisi Kuda

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi kuda berdasarkan aktivitasnya


Aktivitas Bobot DE Protein Lysin Ca(g) P(g) Mg(g) K(g) Vit
badan (Mcal) kasar (g) (g) A(10^2
(kg) IU)
Ringan 200 9.30 370 13 11 8 4.3 14.1 9
Sedang 200 11.1 444 16 14 10 5.1 16.9 9
Berat 200 14.8 592 21 18 13 6.8 22.5 9
Ringan 400 16.8 670 23 20 15 7.7 25.5 18
Sedang 400 20.1 804 28 25 17 9.2 30.6 18
Berat 400 26.8 1079 38 33 23 12.3 40.7 18
Ringan 500 20.5 820 29 25 18 9.4 31.2 22
Sedang 500 24.6 984 34 30 21 11.3 37.4 22
Berat 500 32.8 1312 46 40 29 11.1 49.9 22
Sumber: NRC 1989

Tabel 2. Kandungan nutrisi kuda berdarakan bobot badan

Bobot Beban Kebutuhan DE(Mcal), PK, Ca, P (kg ekor^-1hari-1)


(kg) kerja
Hasil penelitian NRC(1989) (2x Maintenance DE)
Energi Protein Ca P Energi Protein Ca P
(DE) Kasar (DE) Kasar
200-224 22.8 21.97 1.28 0.10 0.06 14.80 0.61 0.02 0.01
225-249 38.53 22.58 1.45 0.11 0.06 16.30 0.67 0.02 0.01
250-274 38.02 24.75 1.44 0.11 0.06 17.80 0.73 0.03 0.01
275-299 51.27 25.18 1.51 0.10 0.06 19.30 0.79 0.03 0.01
300-349 54.75 26.32 1.51 0.10 0.06 20.80 0.86 0.03 0.01
350-374 63.82 29.53 1.53 0.12 0.06 23.80 0.98 0.04 0.02
375-384 105.75 29.97 1.82 0.12 0.06 25.30 1.04 0.04 0.02

Sumber: NRC 1989 dan Yohannis Lodewyk Revly Tulung, 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Hendri, Suardi, dan A. Mikail ., 2012. Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan
Turunan Thoroughbred di Payakumbuh Fakultas Peternakan Universitas Andalas

Ir.Retno Murwani, PhD. 2009. Sistem Pencernaan dan Metabolisme Nutrien pada Monogastrik.
Laboratorium Biokimia Nutrisi. Fakultas Peternakan Undip Semarang.

National Research Council (NRC). 1988. Nutrient Requirment of Dairy Cattle. 6 th Resived Ad
Natitional Academy Press Washington
Lodewyk Revly Tulung, Yohannis. 2012. Kebutuhan Energi Dan Nutrien Kuda Pacu Indonesia Dan
Aplikasi Pada Formulasi Ransum Berbasis Pakan Lokal. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai