Anda di halaman 1dari 13

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sisi kelebihan dari bidang unggas yang jarang dimiliki oleh

bangsa lain. Kekayaan variasi genetik dari suatu jenis unggas yang dimiliki oleh

Indoneia menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Unggas yang sampai saat ini masih
sering terlihat, yaitu kalkun, angsa, itik manula, itik, merpati, dan puyuh

Kebutuhan masyarakat terhadap unggas dari tahun ke tahun terus meningkat.

Usaha peternakan unggas di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi telur unggas. Unggas

merupakan jenis burung yang biasa diternakkan dan dikonsumsi masyarakat karena

mampu memenuhi gizi masyarakat.. Saluran reproduksi merupakan organ yang

berperan dalam menunjang produksi telur. Berbagai cara dilakukan untuk

meningkatkan produktivitas telur antara lain dengan meningkatkan struktur dan fungsi

organ reproduksi termasuk saluran reproduksi.

Oleh karena itu, untuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap telur
nggas maka perlu diketahuinya bagaimana reproduksi dalam unggas bekerja dan

berbentuk.

1.2 Identifikasi Masalah

1) Bagaimana panjang dan berat saluran reproduksi unggas betina.

2) Bagaimana panjang dan berat saluran reproduksi unggas jantan


1.3 Maksud dan Tujuan

1) Mengetahui panjang dan berat saluran reproduksi unggas betina.

2) Mengetahui panjang dan berat saluran reproduksi unggas jantan.

1.4 Waktu dan Tempat

Waktu : Kamis, November 13.00 WIB s.d 15.00 WIB

Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Univesitas Padjadaran.
II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Saluran Reproduksi Unngas Betina

Menurut Utami, M.M. dan I. Riyanto (2002) organ reproduksi ayam betina

terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan

ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan
vagina.

1) Ovarium

Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga

perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning

telur atau yang disebut yolk. Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus

germinalis) yang posisinya pada permukaan dipertahankan

oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan

kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran

darah menujudiscus germinalis. Bagian yolk juga mempunyai suatu lapisan yang tidak

mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagianstigma inilah
akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan

masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum.

2) Oviduk

Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium

dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya

mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian


dari ductus Muller. Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel,

magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina:

a) Infundibulum

Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar

9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang

telah diovulasikan. Pada bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos
juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian

pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga

saat fertilisasi. Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya

fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam

infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk

ke bagian magnum (Hunter, 1995).

b) Magnum

menurut Sarengat (1982) magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk

dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan

magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan

tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar
3 jam. Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak

pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40

sampai 50% total albumen telur.


c) Ithmus

Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus

dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis

penghubung ithmus-magnum.

d) Uterus

Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam
uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam

kalsium. Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur

dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding uterus

dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pembentukan kerabang juga diikuti

dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan

dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada

genetik setiap individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan

disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan

terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik

dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan

mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula terdapat lapisan porus
yang berguna untuk sirkulasi air dan udara.
e) Vagina

Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm. Telur

masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di

dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi

oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri

dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka.

2. 2 Saluran Reproduksi Unngas Jantan

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep),

duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl), secara lengkap

ditunjukkan pada gambar berikut (Anggorodi, H.R. 1995):

1) Testis

Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah

punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada

unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum. Fungsi testis

menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut

sperma.

2) Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis.

Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.

3) Duktus deferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada puyuh

jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan

bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum.


4) Organ kopulasi

Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang

terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ

kopulasi.

5) Fertilasi

Fertilisasi merupakan suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang

berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel yang
disebut zygote. Secara embriologik fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh

sperma dan secara genetik merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke

ovum.
III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Pengamatan Saluran reproduksi

3.1.1 Alat

Pisau, untuk memotong unggas.

Nampan, untuk menaruh bagian-bagian unggas.

Meteran, untuk mengukur bagian-bagian unggas

Timbangan, untuk mengukur berat unggas.

3.1.2 Bahan

Kalkun, angsa, itik manila, itik, merpati, dan puyuh.

3.1.3 Prosedur Kerja

1. Timbang unggas dengan timbahan yang sudah disediakan.

2. Potong unggas dengan memperhatikan 3 syaraf utama supaya unggas tidak

merasa kesakitan.
3. Lakukan pengeluaran darah, tunggu beberapa menit hingga darah keluar semua

dari tubuh unggas.

4. Timbang unggas dengan timbangan, dan cacat sebagai berat unggas tanpa

darah.

5. Celupkan unggas ke dalam air panas (Scalding) selama 30 detik.

6. Cabut bulu unggas hingga bersih.

7. Timbang unggas dengan timbangan, dan cacat sebagai berat unggas tanpa bulu.

8. Keluarkan jeroan unggas tanpa merusak bagian jeroan.


9. Potong bagian kepala, leher, sayap , dada, punggung, paha atas, paha bawah,

shank dan kaki.

10. Timbang dan ukur bagian reproduksi unggas, lalu catat.


IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Bagian Reproduksi Unggas


REPRODUKSI
REPORDUKSI BETINA
Jenis Jenis JANTAN
Unggas kelamin Infundibulum Magnum Istmus Uterus Vagina Testes
P B P B P B P B P B P B
Jantan
Kalkun
Betina 4 0,5 11 1 13 1 7 2 5 1
Jantan
Angsa
Betina
Itik Jantan 5
Manila Betina
Jantan
Itik
Betina
Jantan
Merpati
Betina
Jantan 2 3
Puyuh
Betina 2,5 1 4 1 3 1 1,5 1 1,5 1
4.2 Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan saluran reproduksi unggaas puyuh

didapatkan betina dengan infundibulum mempunyai panjang yaitu 2,5 cm dengan berat

yaitu 1 gr. Magnum dengan Panjang yaitu 4 cm dean mempunyai berate yaitu 1 gr.

Bagian Istmus panjangnya yaitu 3 cm dengan lebar 1 cm . Uterus mempunyai Panjang

1,5 cm dengan berat 1 gr, dan vagina mempunyai Panjang 1,5 dengan bobot 1gr. Untuk

pejantan puyuh sendiri mempunyai Panjang 2 cm ddengan bobot 3 gr.


Untuk saluran reproduksi kalkun betina dengan infundibulum mempnyai

Panjang yaitu 4 cm dengan berat 0,5 gr. Bagian magnum mempunyai Panjang yaiu 11

cm dengan berat 1 gr. Istmus Panjang 13 cm dengan bobot 1 cm , uterus 7 cm dan bobo

2 gr. Vagina mempunyai Panjang 5 cm dengan bobot 1 gr.

Dengan data yang didapatkan diatas dapat ukuran saluran reproduksi yang

diukur tidak sesui dengan pendapat Hunter (1995) yang mengatakan bahwa Panjang

infundibulum pada orang reproduksi betina pada unggas mempunyai Panjang yaitu 9

cm. Bagian magnum pada unggas betina menurut Sarengat (1982) yaitu 33cm, utnuk

Panjangvagina menurut Utami, M.M. dan I. Riyanto (2002) mempunyai Panjang

sekitar 12 cm.
Untuk saluran reproduksi jantan menurut Anggorodi, H.R. (1995) tidak

menjelaskan seberapa Panjang dan berat saluran reproduksi unggas, tetapi dikatakan

bahwa organ reproduksi semua unggas mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan


sebagai berikut :

1) Pada saluran reproduksi unggas betina terdapat ovarium, infundibulum,


magnum, istmus uterus, dan vagina.
2) Pada saluran reproduki unggas jantan terdapat testis, epididymis, ductus
deferen, organ kopulasi, dan fertilasi.

5.2 Saran

Agar semua mahasiswa dapat terasah skill nya, maka akan jauh lebih baik jika

setiap praktikan diberikan kesempatan untuk mengukur bagian bagian tubuh, atau

minimal bisa menghandling ayam.


DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, H.R. 1995. Aneka Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hunter, R. H. F. 1995. Fisiologi ternak. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.
Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas peternakan dan

Perikanan Universitas Dipenogoro. Semarang.

Utami, M.M. dan I. Riyanto. 2002. Pengaruh Pemberian Pakan dengan Metode
Pemuasaan terhadap Kinerja Karkas Puyuh. Buletin Peternakan 26 (1): 13-

19.

Anda mungkin juga menyukai