Anda di halaman 1dari 6

Sistem Reproduksi Ayam

Ayam Betina
Sistem reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Ovarium merupakan
tempat pematangan sel telur (ovum). Sedangkan oviduct merupakan saluran yang
menghubungakn ovarium dengan vagina.
Oviduct terbagi menjadi infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina. Di dalam
oviduct juga terjadi proses pembentukan telur. Pada umumnya, sistem reproduksi pada
unggas hanya berfungsi sebelah kiri.
Sedangkan sebelah kanan tumbuh kemudian lama kelamaan mengalami regresi sehingga
rudimenter. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar sistem reproduksi ayam betina berikut
ini :
1. Ovarium
Ovarium terdiri dari kurang lebih 1.500 folikel yang menempel pada permukaan ovarium
dengan perantara tangkai yang tertanam di dalam jaringan ikat yang berpembuluh darah
dalam ovarium. Masing-masing tangkai tersebut mengikat banyak folikel. (Latifa, 2017)
Satu folikel dipenuhi oleh ovum. Sebelum terjadi ovulasi, ditemukan adanya daerah yang
tidak dialiri darah yang disebut dengan stigma.
Hal tersebut menandakan akan terjadi penyobekan pada saat ovulasi. Folikel yang kosong itu
disebut dengan calix.   Pada saluran reproduksi ayam, tidak dijumpai adanya bentukan
embrio dan corpus luteum. Karena, pada saat keluar dari tubuh ayam telur masih berada pada
fase balstoderm. Sehingga tidak ditemukan adanya foetus di dalamnya.
2. Oviduct
Oviduct merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan vagina, dan berakhir di
cloaca. Oviduct kanan pada ayam betina rudimenter, sehingga hanya bagian kiri saja yang
berfungsi.
Bentukan oviduct kanan yang rudimenter dapat dijumpai pada daerah cloaca, di bawah
bagian usus besar terakhir (colon).
Oviduct juga digunakan sebagai saluran bagi spermatozoa menuju ke ovum untuk fertilisasi.
Selama melewati oviduct, ovum yang fertil akan mendapatkan tambahan berbagai nutrisi dan
substansi yang mendukung pembentukan telur.
Contohnya, seperti pembentukan kerabang telur pada bagian uterus.
a. Infundibulum
Infundibulum merupakan bagian paling cranial (depan) dari oviduct dengan panjang 7 cm.
Di dalam infundibulum, kuning telur akan dibungkus memutar oleh lapisan tipis
albumin (lapisan chalaza). Sehingga discus germinalis selalu berada di bagian atas.
b. Magnum
Magnum merupakan bagian oviduct terpanjang, yaitu sekitar 30 cm. Magnum berfungsi
untuk menghasilkan albumin sehingga memiliki dinding yang tebal dan berlipat.
c. Isthmus
Isthmus memiliki panjang sekitar 8 cm dengan diameter yang lebih kecil daripada magnum,
sehingga dapat disebut sebagai penyempitan.
Pada isthmus, dibentuk dua mebran homogen yang disebut dengan Inner Shell dan Outer
Shell. Membran tersebut terletak di antara albumin dan kulit.
d. Uterus
Uterus merupakan sebuah ruangan denan panjang 8 cm. Pada bagian ini, terjadi pembentukan
kerabang telur yang merupakan laposan cuticula. Selain itu, juga terjadi deposisi kulit dan
pigmen telur.
e. Vagina
Vagina merupakan bagian paling caudal (belakang) dari oviduct. Vagina diakhiri dengan
adanya bentukan cloaca di bagian akhir saluran reproduksi.
Di mana cloaca merupakan lubang buang urine dan feses yang disebut manure pada unggas,
serta tempat berakhirnya saluran reproduksi. Vagina memiliki cincin sirkuler (spincter)
dengan lipatan di permukaannya untuk tempat menyimpan spermatozoa.
B. Sistem Reproduksi Ayam Jantan
Sistem reproduksi pada ayam jantan teridiri dari testis, epididimys, dan ductus deferens yang
masing-masing berjumlah sepasang serta sebuah phallus yang homolog dengan penis sebagai
oragan kopulasi pada ayam jantan.
Tidak seperti mamalia, ayam jantan memiliki testis yang berada di dalam tubuhnya. Sehingga
tidak dijumpai adanya corda spermatica dan tunica vaginalis.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar sistem reproduksi pada ayam jantan berikut ini :
1. Testis
Testis pada ayam jantan memiliki ukuran sekitar 5 cm pada saat musim kawin dan memiliki
warna putih.
Tetapi, pada saat masa tenang dan molting ukurannya dapat mengecil menjadi setengah
ukuran awal dan memiliki warna kekuningan. Secara umum, ejakulat yang bisa dihasilkan
oleh seekor ayam jantan tidak lebih dari 1 ml.
2. Cloaca dan Phallus
Cloaca merupakan bagian akhir dari sistem digesti (cerna) dan urogenital. Seperti colon yang
merupakan bagian large intestinal terakhir, ureter, dan ductus deferens dari oviduct sinister
berakhir di cloaca.
Cloaca terbagi menjadi coprodeum, urodeum, dan proctodeum dengan selaput berbentuk
cincin yang disebut dengan anulare. Coprodeum merupakan lanjutan dari colon yang
digunakan sebagai saluran buang feses. Proctodeum merupakan lanjutan dari ductus deferens.
Sedangkan urodeum merupakan lanjutan dari ureter. Pada ayam, feses dikeluarkan bersama
urine secara bersamaan. Kotoran ayam tersebut dinamakan dengan manure.   Pada daerah
cloaca ayam betina, dapat dijumpai adanya phallus yang membentuk sulcus (celah) bersama
dengan corpus phallic yang digunakan untuk menerima ejakulat dari ductus deferens ayam
jantan.
Pada DOC (Day Old Chick), phallus ayam jantan memiliki bentuk yang membulat.
Sedangkan pada ayam betina DOC memiliki bentuk yang memanjang (lonjong).
Sistem saraf pada ayam
Sistem saraf pada ayam merupakan suatu kesatuan yang dapat mengontrol semua fungsi pada
tubuh yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
penting untuk sensoris panca indra, aktivitas motorik volunteer dan involunter organ atau jaringan
tubuh serta homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh.

Pembagian Sistem Saraf

1. Sistem saraf otak atau somatic bisa juga disebut voluntary control  dimana system saraf ini
bertanggung jawab terhadap gerakan tubuh pada kondisi sadar.

2. Sistem saraf otonom atau involunter control yang akan bertanggung jawab dalam koordinasi
gerak dibawah sadar seperti gerakan pada organ pencernaan, jantung, pembuluh darah, dan
organ penafasan.

Fungsi Sistem Saraf Pada ayam

1. Memperoleh (melalui reseptor sensorik) informasi tentang lingkungan internal dan


eksternal.

2. Menganalisis dan menanggapi informasi sesuai kebutuhan.

3. Mentumpan informasi sebagai memori dan belajar.

4. Mengkoordinasi impuls motorik keluar untuk otot rangka dan viscera (otot polos, otot
jantung dan kelenjar).

Organ Sistem Saraf Dan Organ Sensoris

Otak merupakan pusat kendali untuk banyak fungsi dan kegiatan dari banyak sistem, organ, dan
jaringan yang dibentuk atau ada dalam tubuh ayam. Otak terletak di kepala dan terlindungi dengan
baik oleh tulang-tulang tengkorak. Otak terdiri dari sejumlah bagian yang mempunyai berbagai sel
khusus yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi, mengenali, mengingat, dan mengarahkan.

Bagian-bagian Otak :

1. Otak depan sebagian besar terdiri dari belahan otak dan lobus penciuman. Lobus penciuman
(olfactory lobes) pada otak depan adalah daerah reseptor untuk saraf penciuman dan pusat
untuk bau. Hipothalamus dan kelenjar hipofisis terletak di sisi bawah otak depan.

2. Otak tengah yang terutama terdiri dari lobus optic. Ukuran dari otak tengah pada unggas
relatif besar dibandingkan dengan vertebrata lainnya. Hal ini mencerminkan pentingnya
penglihatan bagi kebanyakan unggas.
3. Otak belakang sebagian besar terdiri dari otak kecil dan medulla oblongata. Otak kecil
terlibat dalam koordinasi kegiatan otot rangka, ukurannya relative besar mencerminkan
kebutuhan untuk koordinasi yang tepat dari aktivitas otot selama terbang.

4. Sumsum tulang belakang bisa disebut juga korda spinalis. Korda spinalis adalah korda
jaringan saraf yang memanjang dari medulla oblongata otak sepanjang hamper seluruh
ekstremitas kolom vertebra melalui kanal yang telah disediakan. Sumsum tulang belakang
dan otak merupakan SSP (sistem saraf pusat). Sumsum tulang belakang dilindungi oleh
cairan tulang belakang dan selubung yang membungkusnya, semuanya terletak di dalam
tulang belakang.

Pada otak terdapat kelenjar yang sangat kecil disebut dengan kelenjar hipofisis bisa disebut hipofisis
saja bila dikaitkan dengan hypothalamus. Kelenjar ini sangat penting sebagai kelenjar endokrin dan
sering disebut juga sebagai “master gland” karena banyak dari sekresinya mengatur operasi dari
beberapa kelenjar serta fungsi sistem, organ, dan jaringan dari ayam.

Saraf

Sel saraf atau neuron terdiri dari badan sel dengan satu atau lebih proyeksi memanjang dari badan
sel tersebut. Badan sel mengandung nucleus (inti sel). Proyeksi yang dimaksud adalah bagian dari
sitoplasma dan disebut akson jika panjang dan tunggal atau dendrit jika pendek dan bercabang.
Ujung-ujung saraf atau reseptor pada satu sisi membawa sensor yang merespon rangsangan, lalu
pada sisi berlawanan rangsangan tersebut kembali ditransfer ke otak. Ujung saraf adalah sarana
yang dengannya rangsangan dirasakan atau dilakukan kontrol. Sisa dari bagian sel saraf bertindak
sebagai pembawa pesan ke otak dengan cara yang sama seperti saluran telepon membawa pesan
antara dua telepon.

Beberapa jenis ujung saraf pada sel saraf tergantung pada tugas yang harus mereka lakukan, seperti
mencium, mendengar, melihat, atau merasakan sentuhan. Ayam kemudian dapat bereaksi terhadap
rangsangan ini dan responnya diarahkan melalui sistem, organ, atau jaringan tertentu.

Organ-organ Sensorik

Organ-organ sensorik menerima berbagai rangsangan dari lingkungan ayam, tergantung pada mode
aksi rangsangan.

Organ-organ sensorik meliputi:

1. Mata – untuk penglihatan.

2. Telinga – untuk pendengaran dan keseimbangan.

3. Organ penciuman – untuk bau.

4. Taste buds  (pengecap pd lidah) – untuk rasa.

Mata ayam berukuran cukup besar dalam kaitannya dengan ukuran unggas. Ayam memiliki
penglihatan binocular (terjadi ketika kedua mata melihat suatu objek. Ini merupakan bantuan untuk
menjauhkan persepsi). Terdapat satu mata di setiap sisi wajah dan hanya sudut 26° langsung ke
depan. Kedua kelopak mata memiliki selaput yang sangat tipis
disebut nictitating  membrane  (membrane niktitan) yang terletak di sudut depan setiap mata.
Membran niktitan mampu memberikan perlindungan yang sangat cepat dengan menutupi bola
mata.
SISTEM EKSKRESI PADA AYAM

ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO 2, H2O, NH3, zat
warna empedu dan asam urat. Sistem ekskresi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses
pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang
sudah tidak berguna lagi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi
tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat
sisa agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya. Sistem ekskresi pada unggas (ayam) terdiri
dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Ayam memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat.
Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka). Ayam mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan
mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).

Sistem ini sangat penting dan kegagalan (misalnya ketika ginjal sakit atau rusak) ternak menjadi
lemah dan akansakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akan mengakibatkan kematian.
Fungsi sistem ekstresi pada unggas adalah:
– Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
– Pemeliharaan keseimbangan air
– Pembuangan limbah khususnya produk dari metabolisme nitrogen (kecuali karbon dioksida).

1.   GINJAL

Ekskresi air dan sisa metabolik sebagian besar tejadi melalui ginjal. Sistem ekskresi pada unggas
terdiri dari dua bush ginjal yang bentuknya relatif besar-memanjang, berlokasi di belakang paru-
paru, dan menempel pads tulang punggung. Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak
dengan jelas. Ginjal terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit fungsional
utama dari ginjal. Fungsi utama ginjal adalah memproduksi urine, melalui proses sebagai berikut:

a.   Filtrasi darah sehingga air dan limbah metabolisms diekskresikan.

b.   Reabsorpsi beberapa nutrien (misalnya glukosa dan elektrolit) yang kemungkinan digunakan
kembali.

Dengan demikian, sel dan protein darah disaring keluar dari darah, sedangkan filtrat melewati tubula
ginjal. Air dan zat-zat tertentu untuk tubuh sebagian besar diabsobsi kembali, sedangkan sisa-sisa
produk yang harus dibuang diekskresikan melalui urine. Ginjal memiliki peran kunci dalam
pengaturan keseimbangan dan mempertahankan keseimbangan osmotik cairan tubuh. Ureter
menghubungkan masing-masing ginjal dengan kloaka. Urine pada unggas terutama tersusun atas
asam urat yang bercampur dengan feses pada kloaka dan keluar sebagai kotoran berupa material
berwarna putih seperti pasta.

2.   KULIT

Kulit unggas tidak memungkinkan digunakan sebagai salah satu alat ekskresi utama karena hampir
tidak berkelenjar (Ville et al.,1984). Ayam hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki
kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-
bulunya

3.   PARU-PARU
Alat ekskresi yang lain pada unggas adalah paru-paru. Selain sebagai alat respirasi, paru- paru juga
berfungsi mengeluarkan zat sisa dari aktivitas metabolisme sel, yaitu CO 2 dan air. Keberadaan
CO2 dapat menimbulkan gangguan fisiologis yang penting. CO sangat mudah berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang dapat menciptakan suasana asam. Oleh karena itu, CO yang
terbentuk harus segera diangkut dan dikeluarkan dari tubuh (Isnaeni, 2006).

Sistem urinari bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk


buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juuga penting sebagai faktor untuk mempertahankan
homeokinesis (homeostasis), yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan internal di
dalam tubuh. Hal tersebut mencangkup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, ph,
tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma. Pengendalian itu
dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan molekul-molekul kecil melalui
glomerulus. Jumlah bervariasi dari tiap-tiap zat kemudian direabsorbsi baik secara pasif maupun
difusi, atau secara aktif oleh transpor sel tubular.

Anda mungkin juga menyukai