Anda di halaman 1dari 26

SINKRONISASI

BERAHI DAN
INSEMINASI BUATAN

Proses Reproduksi
Berahi Kawin Bunting - Lahir
Siklus Berahi
Proestrus (pertumbuhan folikel, berlangsung 2-3 hari, sekresi hormon estrogen
mulai meningkat)
Estrus (tanda berahi, ingin kawin, ovulasi/sel telur lepas, berlangsung 1-2 hari,
estrogen tinggi mencapai puncak)
Metestrus (folikel yang sel telurnya keluar membentuk corpus luteum/CL, estrogen
turun dan progesteron meningkat, berlangsung 4-5 hari, jika bunting CL membesar)
Diestrus (CL yang tidak bunting mengecil dan tidak aktif selanjutnya kembali ke
pembentukan folikel, berlangsung 10-11 hari)
Hormon Reproduksi Utama yang Berpengaruh pada Sinkronisasi
Estrogen, Progesteron, Prostaglandin, Luteinizing Hormone, Oxytocin

ALAT REPRODUKSI BETINA

SINKRONISASI BERAHI
Pengertian :
Proses penyeragaman terjadinya berahi
pada hari tertentu atau dalam kurun waktu
2-3 hari.
Prinsip : 1. Penghambatan LH
2. Penyingkiran CL

Manfaat Sinkronisasi Berahi


1.

Menyeragamkan waktu berahi, kawin, dan lahir

2.

Memudahkan perkawinan secara IB pada ternak yang


dipelihara secara ekstensif

3.

Meningkatkan keberhasilan program transfer embrio

4.

Meningkatkan efisiensi reproduksi

5.

Efisiensi biaya, waktu, dan tenaga kerja

6.

Memudahkan pembuatan proyeksi populasi dan rencana


pemasaran

Jenis Sinkronisasi Berahi


1. Alami

Menggunakan jantan pengusik (teaser) berapron

Dilakukan di daerah empat musim yang ternaknya mengenal


musim kawin

Efektif dilakukan sebelum masuk musim kawin

Teknik : Induk dipisahkan dari pejantan selama 4 minggu,


kemudian disatukan dengan teaser yang memakai apron

Berahi biasanya muncul 24 hari kemudian

Jenis Sinkronisasi Berahi


2. Mekanik Manual
Dilakukan secara manual oleh teknisi reproduksi
Prinsipnya adalah penyingkiran CL dari ovarium
CL yang mengecil akan diikuti dengan penurunan progesteron,
peningkatan estrogen dan LH sehingga terjadi berahi dan ovulasi
Rata-rata berahi muncul pada hari ke-3 sampai ke-5
Teknik ini biasa dilakukan pada sapi yang mengalami CLP
Tidak efektif pada domba dan kambing karena sulit

Jenis Sinkronisasi Berahi


3. Farmakologis
Menggunakan obat-obatan (hormonal)
Paling banyak digunakan karena aplikasinya mudah dan
hasilnya cukup baik (80 95 %)
Sampai saat ini metode hormonal masih merupakan
metode paling mahal
Hormon yang digunakan : Progesteron, estrogen,
oxytocin, dan prostaglandin 2 alfa

Prinsip Kerja Hormon


a. Hormon Progesteron
Menghambat sekresi LH, LH bekerja untuk
pertumbuhan folikel, berahi, dan ovulasi
Jika progesteron habis maka LH lepas
sehingga terjadi pertumbuhan folikel, berahi,
dan ovulasi
Berahi akan muncul pada hari ke-2 sampai ke-4

Prinsip Kerja Hormon


b. Hormon Prostaglandin

Menghambat aliran darah melalui corpora lutea sehingga terjadi


regresi CL (luteolitik)

Apabila CL mengecil akan diikuti oleh penurunan progesteron dan


peningkatan estrogen sehingga terjadi perkembangan folikel, berahi
dan ovulasi

Berahi akan muncul pada hari ke-2 sampai ke-4, jika pada hari
tersebut tidak muncul gejala berahi maka dilakukan aplikasi kedua
sekitar hari ke-10 sampai hari ke-12

Prostaglandin efektif digunakan pada fase luteal (diestrus dan


metestrus) yang mengandung CL

Prinsip Kerja Hormon


c. Hormon Estrogen dan Oxytocin

Secara umum bekerja memperpendek proses


siklus berahi menjadi sekitar 8 12 hari saja

Kedua hormon berfungsi melakukan involusi CL,


sehingga CL mengecil

Seperti pada penjelasan di atas apabila CL


mengecil akan diikuti oleh penurunan progesteron
dan peningkatan estrogen sehingga terjadi
perkembangan folikel, berahi dan ovulasi

Aplikasi Hormonal
a. Penyuntikan

Dilakukan secara intra muscular (ke dalam urat


daging) atau secara sub cutan (di bawah kulit)

Efek yang dihasilkan tergantung dari jenis hormon


yang digunakan

Aplikasi melalui penyuntikan harus dilakukan oleh


teknisi yang telah berpengalaman, terutama
penyuntikan secara sub cutan. Hal ini untuk
menghindari kesalahan dalam aplikasi penyuntikan

Aplikasi Hormonal
b. Per oral (dicekok/melalui pakan)

Merupakan salah satu cara untuk menghindari


kegagalan dan kesalahan dalam aplikasi secara
penyuntikan

Efek yang dihasilkan tergantung dari jenis hormon


yang digunakan, paling banyak menggunakan
hormon progesteron

Yang pernah digunakan : MAP, CAP, MGA, dan


DHPA. Belum banyak dijual secara komersil

Aplikasi Hormonal
c. Intra uterin (disuntikan ke dalam uterus)

Langsung ke bagian badan uterus

Tidak aplikatif di lapangan, biasanya untuk penelitian, harus


melalui proses pembedahan

Aplikasi Hormonal
d. Intra vaginal
Ada 2 : 1) CIDR 2) Spon
CIDR berbentuk T seperti spiral,
hormon prostaglandin
Spon yang diikat tali, hormon
diteteskan atau langsung spon
dicelupkan
Untuk spon sebaiknya kurang dari 1
minggu, untuk menghindari infeksi

Aplikasi Hormonal
e. Implantasi sub cutan

Hormon diletakkan pada sebuah media kecil seperti


kawat, selanjutnya media tersebut ditanam di bawah
kulit, biasanya di bagian telinga, punggung atau leher

Kulit disayat dengan pisau scalpel yang tajam dan


bebas dari kuman penyakit

Teknik ini cukup mahal dan prosesnya memerlukan


keahlian tertentu sehingga tidak aplikatif bagi
peternakan kecil

Jenis Sinkronisasi Berahi


4. Laserpunktur
Laser = Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation
Punkture = Titik
Laserpunktur berarti teknik penggertakan titik-titik
akupunktur menggunakan sinar laser untuk menghasilkan
efek tertentu
Titik-titik akupunktur untuk sinkronisasi berahi adalah titiktitik reproduksi

Aplikasi Laserpunktur
Titik-titik reproduksi : pada
sapi ada 17 titik
Perlakuan : 20 detik selama 3
hari berturut-turut
Timbul berahi 12 48 jam
setelah aplikasi terakhir
Keberhasilan 90 100 %
Lebih ekonomis dibandingkan
dengan menggunakan hormon

Komponen Laserpunktur
Power supply :
- Kekuatan 50 Hz, 220 Volt,
50 Watt, dry cell battery 2 Volt
- Daya yang ditimbulkan 1550mW
Tabung Gas :
- Gas Helium 1,0 mmHg dan gas
Neon 0,1 mmHg, 6328
- Kapasitas 400 jam
Kabel Transmisi khusus
tegangan tinggi

INSEMINASI BUATAN
Teknik reproduksi untuk mengeluarkan
semen ternak jantan dan
memasukkannya ke dalam alat
reproduksi betina dengan
menggunakan alat
Kontak langsung antara ternak jantan
dengan ternak betina tidak terjadi
Ketepatan deteksi berahi, kualitas
semen dan keterampilan operator
mempengaruhi keberhasilan IB
Keberhasilan menggunakan semen cair
sebesar 75 90 % dan menggunakan
semen beku sebesar 55 70 %

Jenis-jenis Inseminasi Buatan


Intra vaginal : ke dalam vagina (semen fresh terbaik)
Intra cervical : ke dalam serviks (kira-kira 1 cm dari mulut serviks)
Intra uterin : ke dalam uterus (posisi 4, keberhasilan paling tinggi)

SINERGI SINKRONISASI DENGAN


INSEMINASI BUATAN
Permasalahan : Efisiensi reproduksi rendah dan
kontinuitas produk sulit
Teknologi sinkronisasi adalah jawaban untuk
meningkatkan efisiensi reproduksi dan kontinuitas
produk
Inseminasi buatan akan membantu program
sinkronisasi berahi karena mampu mengawinkan ternak
dengan jumlah yang banyak dan waktu yang relatif
serentak

Kelebihan Sinkronisasi Berahi


dan IB
Memperbaiki mutu genetik
Memudahkan transportasi
materi genetik
Menyimpan materi genetik
dalam waktu lama
Meningkatkan efisiensi
reproduksi, waktu, tenaga,
dan biaya
Mengurangi kebutuhan
pejantan yang banyak

Kelebihan Sinkronisasi Berahi


dan IB
Pejantan yang kurang produktif
masih bisa digunakan
Mencegah dan mengendalikan
penyakit menular
Menjaga kekurangakuratan rekording
Mampu mengawinkan dalam jumlah
banyak
Keberhasilan sinkronisasi tinggi

Kekurangan Sinkronisasi Berahi


dan IB
Inbreeding
Potensi penurunan fertilitas
Sinkronisasi perlu biaya tambahan
Keberhasilan IB lebih rendah
dibandingkan dengan kawin alami

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai