Anda di halaman 1dari 14

PENAFSIRAN BOBOT KERBAU PERAH

KELOMPOK 2 :

1.SYAIFUL HIDAYAT.
2.DANIEL D.
3,LEONARDUS O.
4.HERMANSYAH.
5.HARIS M.
6.ASDI F.
DASAR TEORI
Penafsiran berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak
untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain untuk mengetahui
berat badan ternak selain penimbangan berat badan. Apabila setiap kali harus selalu
dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang praktis di samping timbangan itu
jumlahnya terbatas.( Hasnudi. 1997)
Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari
anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang
digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar
dada. Menurut Gafar (2007), rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menduga
bobot badan adalah Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang
mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai
berikut :
Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm) + 22)2
100
Rumus lain diturunkan oleh Scheiffer yang telah menggunakan lingkar dada
dan panjang badan dalam pendugaannya. Rumus itu sebagai berikut :Bobot badan
(lbs) = Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)

Metode visual adalah suatu metode yang digunakan untuk menafsir berat
badan dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik, kemudian kita menafsir
berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan latihan yang banyak supaya
taksirannya hampIr mendekati benar. Dan juga metode ini banyak dipakai oleh para
pedagang hewan (Hasnudi. 1997).

Selain itu penafsiran berat badan dapat pula dilakukan dengan pengamatan
visual yaitu memperkirakan berat badan ternak yang diamati. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan DWT (Daily Cow Weighting Tape) yaitu
dengan melingkarkan DWT pada sternum 3-4 dan angka yang ditunjuk pada pita ukur
itu menunjukkan berat badan ternak. Cara penafsiran yang merupakan cara untuk
mengetahui berat badan ternak adalah penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan timbangan ternak / neraca. Besar atau kecil, stationer atau portabel,
timbangan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam tehnik-tehnik
pengukuran. (Hasnudi. 1997)
TUJUAN

MEENTUKAN KEBUTUHAN PAKAN

MONITOR PERTUMBUHAN

MENENTUKAN USIA TERNAK

PEMASARAN

MENENTUKAN HARGA JUAL


CARA MENAFSIRKAN BOBOT KERBAU

Nek iki
lemu

Menggunakan teknik pengukuran


Melihat visual
Menggunakan timbangan badan
Menggunakan timbangan

 Menggunakan timbangan kerbau. Cara ini adalah


yang paling akurat dan tepat dan sudah diterapkan di
peternakan-peternakan modern baik skala menengah
maupun besar dan sudah mulai juga diterapkan oleh
peternak peternak yang menginginkan kepastian harga.
Tetapi cara ini kurang praktis untuk membeli sapi di
pasar hewan, karena tidak mungkin dan pasti ribet jika
kita membawa-bawa timbangan ke pasar hewan
sehingga untuk lebih mudah digunakan cara kedua.
Sedangkan untuk yang sudah mahir,
mereka biasa menaksir cukup
dengan melihat visual sapi. Dan
"ajaibnya" taksiran mereka melesetnya
sangat tipis saat sapinya benar-benar
ditimbang. Inilh hasil dari pengalaman
selama bertahun-tahun
Menggunakan teknik pengukuran badan

 Menggunakan teknik pengukuran badan yang


kemudian dikonfersikan dengan berat badan sapi.
Cara ini bisa kita gunakan jika kita memang sama
sekali tidak ada pengalaman menaksir sapi di pasar
hewan.

RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN UNTUK
KERBAU DENGAN TEKHNIK PENGUKURAN

Rumus Sutardi (1975)


BB (kg) = - 920,72 + 11,904 LD (cm) – 28,869 LD2

 Rumus Camoens (1976)


 Y = 40 TP – 11 LD – 450

 Keterangan :
 a) Y = Bobot badan (pounds)
 b) TP = Tinggi Pundak (inchi)
 c) LD = Lingkar Dada (inchi)
RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN UNTUK KERBAU
1. Rumus Schoorl Denmark
(LD + 22)² BB = Berat Badan (kg)
BB = 100 LD = Lingkar Dada (Cm)

2.Rumus Schoorl Indonesia


(LD + 18)²
BB = 100

3.Rumus Winter Eropa/Rumus Scheiffer


(LD)² × PB PB = Panjang Badan (Pound)
BB = 300 LD = Lingkar Dada (Inchi)
Ket : -.1 Inchi = 2,53 Cm
-.1 Pound = 0,454 Kg

4.Rumus Winter Indonesia


(LD)² × PB PB = Panjang Badan (Cm)
BB = 10815,15 LD = Lingkar Dada (Cm)

5.Rumus Modifikasi/Rumus Lambourne


(LD)² × PB PB = Panjang Badan (Pound)
BB = 10840 LD = Lingkar Dada (Inchi)
Bila dicermati,penampang tubuh kerbau dan sapi menyerupai bentuk
tabung.Untuk mencari volume tabung harus diketahui luas alas dan tingginya.Dalam
hal ini, lingkar dada hewan dapat diasumsikan sebagai luas alas,dan panjang badan
sebagai tinggi.
Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang gumba melalui
belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga penonjolan
tulang duduk. Dengan memperhatikan volume organ kepala, kaki, ekor, dan massa
jenis daging atau jeroan bakal diperoleh pendekatan untuk memperoleh berat
hewan sebenarnya.

Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus itu diuji-cobakan


terhadap beberapa kelompok sapi, kerbau,domba,dan kambing antara bobot taksir
dan bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati
berat real sapi,kerbau, domba dan kambing sebenarnya dengan tingkat kesalahan
di bawah 10 persen. Sedangkan rumus Schoorl tingkat kesalahannya mencapai
22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena bobot hewan
sangat dipengaruhi bangsa ternak, situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah
(stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang
ditimbang sekalipun, akibat buruk perlakuan dan pengangkutan dapat
menyebabkan susut tubuh 5-10%.
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Evaluasi Karkas. Cetakan Pertama. Penerbit Unhalu. Press,


Kendari. Hasnudi. 1997.
Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. Medan: FP-USU.
http://ctantiester.blogspot.com/2014/12/judging-pendugaan-umur-sapi.html
http://gemaputri.blogspot.sg/2009/12/menafsir-umur-ternak.html
Pradana, W.dkk, 2014. “Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang
Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi”. Indonesia MedicusVeterinus. Vol. 3 (1) :
37-42
Soeprapto, H dan Zainal Abidin. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Timan. 2003. Pengaruh Lingkungan Terhadap Keadaan Fisiologis Ternak.
Yogyakarta: Dinas Peternakan Provinsi DIY.
Undang Santosa. 1995. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya.
Jakarta
Vanessa, Gaffar. (2007). “Customer Relationship Management and Marketing Public Relations”.
Bandung: Alfabeta
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai