Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Disusun oleh:
1. Fachrizal D. 160421100049
2. M. Ibadus S. 160421100103
3. Iqbal Awaludin 160421100024
4. Surya Adi P. 160421100148
5. Rohmat Khaironi 160421100116
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
“ KROTO SUPER “

Studi kelayakan usaha adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari
aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi
sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan..
Semut rangrang atau kerangga (Oecophylla) adalah semut berukuran agak besar yang
dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk anyaman untuk sarangnya.
Dalam bahasa Inggris ia disebut weaver ant atau "semut penganyam". Rangrang sebagaimana
banyak semut lain adalah serangga sosial dan membentuk koloni. Koloni rangrang dapat
sangat tinggi populasinya.
Serangga ini bersifat teritorial (menjaga tempat hidupnya) dan bertemperamen "galak".
Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati kawasan aktivitasnya.
Karena perilaku ini, banyak pemilik pohon buah di Asia Tenggara memanfaatkannya untuk
menjaga buah yang mulai ranum. Selain sebagai penjaga, rangrang dimanfaatkan manusia
sebagai sumber pakan burung berkicau peliharaan. Larvanya dikenal sebagai kroto dan
disukai oleh burung pemakan serangga. Kroto merupakan komoditas perdagangan sekunder
sebagai tambahan penghasilan petani.
Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah bertenak semut
rangrang dapat menguntungkan bagi masyarakat umum atau malah sebaliknya, dapat
dijabarkan melalui sebagai berikut:

A. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran kroto super dapat dilakukan dengan penerapan metode pemasaran
yang baik sehingga pemasaran tepat sasaran. Terdapat empat metode pemasaran yang dapat
digunakan, antara lain sebagai berikut:
1. Promosi
Untuk memperkenalkan suatu produk Kroto Super kepada para calon konsumen perlu
dilakukannya sebuah promosi. Promosi dapat dilakukan dengan melalui media sosial,
dimana media sosial saat ini menjadi tempat favorit masyarakat umum. Media sosial yang
menjadi sasaran promosi adalah komunitas-komunitas pecinta burung kicau dan para
pemancing mania.
2. Produk
Produk yang dijual adalah telur dari semut rangrang atau yang disebut kroto, agar lebih
menarik dan memberi kesan elegan pada produk dapat diberi “Kroto Super”. Hasil telur
dari semut rangrang langsung dapat dijual kepada konsumen dapat perlu diolah terlebih
dahulu.
3. Harga
Kroto Super dijual dengan harga kroto pada umumnya diwilayah jawa timur yaitu dengan
kisaran harga Rp. 150.000 per kg. Harga penjualan disamakan dengan harga dipasaran
dikarenan fungsi kroto hampir sama pula yaitu sebagai pakan burung kicau dan
memancing.
4. Tempat Usaha
Tempat usaha dapat dilakukan di tempat-tempat yang strategis yang dapat mempermudah
dalam kegiatan penjualan produk kroto super. Tempat usaha dilakukan di Bangkalan, dan
dapat melakukan pemasaran ke Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya.

B. Analisis Usaha
Analisis usaha dapat dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Investasi awal
No Investasi Awal Kuantitas Biaya
1 Sewa Tempat 1 tahun Rp 2,000,000
2 Lemari 6 buah Rp 6,000,000
3 Toples 1200 buah Rp 1,500,000
4 Baskom 36 buah Rp 90,000
5 Sarum tangan 2 buah Rp 50,000
6 Nampan 5 buah Rp 100,000
7 Drum 1 buah Rp 200,000
Total harga Rp 9,940,000
Tabel 1.2 Biaya operasional per bulan
No Investasi Awal Kuantitas Biaya
1 Sewa Tempat 1 tahun Rp 2,000,000
2 Lemari 6 buah Rp 6,000,000
3 Toples 1200 buah Rp 1,500,000
4 Baskom 36 buah Rp 90,000
5 Sarum tangan 2 buah Rp 50,000
6 Nampan 5 buah Rp 100,000
Tabel 1.3 Analisa pendapatan dan keuntungan
No Investasi Awal Kuantitas Biaya No
1 Sewa Tempat 1 tahun Rp 2,000,000 1
2 Lemari 6 buah Rp 6,000,000 2
3 Toples 1200 buah Rp 1,500,000 3
4 Baskom 36 buah Rp 90,000 4
5 Sarum tangan 2 buah Rp 50,000 5
6 Nampan 5 buah Rp 100,000 Total harga
C. Analisis Kelayakan Usaha
a. BEP (Break Even Point)
Total biaya operasional
BEP volume produksi =
Harga jual
Rp . 26.340 .00
=
Rp . 150.000
= 175.6
Jadi pada tingkat volume poduksi 176 kilo, usaha ini berada pda titik impas.

Total biaya operasional


BEP harga produksi =
Volume produksi
Rp . 26.340 .000
=
593
= Rp. 149.659
Jadi pada tingkat harga Rp 149.659usaha ini berada pada titik impas.

b. B/C Ratio
Hasil penjualan
B/C Ratio =
Total biaya operasional
Rp . 108.000.000
=
Rp . 26.340 .000
= 4.1
Karena B/C Ratio > 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan, artinya tiap satuan
biaya yang dikeluar diperoleh hasil penjualan sebesar 4.1 kali lipat.
c. ROI (Return On Investment)
Keuntungan
ROI = x 100 %
Total biaya operasional
Rp . 81.660 .000
= x 100 %
Rp. 26.340 .000
= 3.1 %
Artinya modal usaha ini akan terlunasi sebesar 3.1 % setiap tahun. Berdasarkan
perhitungan analisis kelayakan diatas maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.

D. Aspek Teknis
Kajian mengenai aspek teknis meliputi perancangan produk, perencanaan kapasitas produksi,
perencanaan proses dan fasilitas produksi serta perencanaan lokasi.
A. Perancangan Produk
Berternak sumut rangrang bertujuan untuk menghasilakan telurnya yang biasanya disebut
“kroto”. Masih sedikit yang berminat untuk melalukan usaha ternak semut rangrang
karena diangap sepele, padahal proses ternak yang mudah dan menghasilkan keuntungan
yang besar.
B. Perencanaan Kapasitas Produksi
Dalam ternak semut rangrang yang akan dilakukan mengunkan media 1200 toples plastik
yang berisikan semut rangrang dari alam langsung untuk menghasilkan telur yang unggul.
Semut rangrang dapat dipanen telurnya selama 20-30 hari sekali, setiap toples dapat
menghasilkan telur 0.5 ons, jadi dari 1200 toples dapat menghasilkan telur 60 kg per
bulan.
C. Perencanaan Proses dan Fasilitas Produksi
Perencanaan proses dan fasilitas ternak semut rangrang dilakukan pada satu ruangan
khusus agar tidak mengangu manusia, bisa dalam kamar. Dari 1200 toples semut rangrang
diletakan pada 6 buah almari, setiap almari trdiri dari 3 tingkatan, sehingga dalam 1
tingkatan bisa berisi 66-67 toples semut rangrang. Setiap 2 hari sekali per almari diberi
makanan jangkrik sebanyak 1 kg dan juga cairan gula untuk menambah kualitas telur yang
dihasilkan. Setiap hari dilakukan panen pada 40 toples untuk menghasilkan 2 kg kroto,
sehingga setiap hari dapat dilakukan pemanenan selama satu bulan penuh.
D. Perencanaan Lokasi
Lokasi usaha dilakukan di bangkalan agar mudah menjangkau kota besar seperti Surabaya,
Gresik, Sidoarjo, dan kota besar lainya

Anda mungkin juga menyukai