KELOMPOK 2
FAKULTAS PETERNAKAN
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Apa dampak vegetasi dalam mendukung kesehatan padang pengembalaan dan produksi ternak?
3. Tujuan
Untuk memberi informasi Apa dampak vegetasi dalam mendukung kesehatan padang
pengembalaan dan produksi ternak
BAB II
PEMBAHASAN
Padang penggembalaan alam adalah padang yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa
rumput perenial, sedikit atau tak ada sama sekali gulma, tidak ada pohon (Moorre, 1964) dalam
Reksohadiprodjo (1977). Sering disebut padang penggembalaan permanen. Tidak ada campur
tangan manusia terhadap susunan floranya. Manusia hanya bersama ternak yang digembalakan.
Ternak berpindah-pindah secara nomad mengikuti pemiliknya. Padang penggembalaan ini
biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah di musim hujan, dan musim kemarau mengalami
kekeringan.
Selain akibat dari pengembalaan berat, penurunan keanekaragaman rumput padang
Pengembalaan alam, juga dapat disebabkan oleh pembakaran padang yang tidak terkontrol.
McIlroy (1977) mengemukakan bahwa, sistem sistem berpengaruh terhadap hubungan padang
rumput namun dapat bermanfaat jika dikelola dan diawasi dengan sungguh-sungguh.
Pembakaran merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membasmi tumbuhan-
tumbuhan padang penggembalaan yang sudah sangat tua dan tidak berguna, sehingga pada
waktu musim hujan dapat menyebabkan timbulnya tumbuhan muda yang bernilai gizi baik.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa, terdapat 16 asosiasi rumput dipadang rumput daerah tropik.
Menurut Bamualim (1992), ada 7 jenis rumput yang mendominasi padang penggembalaan alam
di NTT, sedangkan menurut Bonnemaison (1961) yang dikutip Siregar et Al. (1985) bahwa
sebagian besar padang penggembalaan di Nusa Tenggara didominasi oleh jenis rumput
Paspalum sp Axonopus compresus dan beberapa jenis legum Desmodium heterophyllum
sedangkan pada padang Savana, didominasi oleh jenis rumput Themeda sp, Sorgum sp dan
Heteropogon sp.
Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang mempunyai kemampuannya
mengikat (fiksasi)nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis
dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya (Tillmandkk, 1998). Leguminosa memiliki
bintil-bintil akar yangberfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar
inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen
bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber protein dan mineral yang
berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah (Susetyo, 1983).Menurut
Tilman dkk. (1998) hijauan pakan jenis leguminosa memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-
rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, kalsium dan phosfor.
Disamping itu, Berkembangnya gulma yang mempunyai daya ekspansi dan daya tumbuh yang
tinggi, pada padang penggembalaan dapat menyebabkan pertumbuhan dan bahkan mematikan
rumput alam. Beberapa gulma padang penggembalaan yang akhir-akhir ini berkembang di
padang pengembalaan alam NTT adalah bunga putih / kirinyu (Chromolaena odorata), Lantana
(Lantana camara), Damar merah (Jatropha gassypiifolia). dan kacang hutan /Papoo (Sena tora).
Di beberapa lokasi, gulma-gulma ini mendominasi padang penggembalaan alam, sehingga
memaksa produksi rumput alam dan mempersempit areal penggembalaan. Perbaikan padang
penggembalaan alam lebih merupakan masalah sosial dan perizinan masalah penyediaan
teknologinya, karena cukup sulit untuk membentuk konsensus bersama dalam penggunaan
padang rumput. Seharusnya sebagian areal dapat digembalaan dan dapat diisolasi menjadi lebih
produktif, dan sistem ini mungkin dapat dikembangkan bila pengontrolan terhadap padang
penggembalaan telah diterapkan. Namun faktanya faktor manusia yang sulit ditembus, padahal
ini masalah yang penting. Kualitas padang rumput alam dapat melewati perbaikan fasilitas
penyediaan air dan pemagaran kelompok yang hanya dapat dilakukan dengan bantuan
permodalan dari pemerintah. Dalam pengelolaan padang penggembalaan atau pastura, baik
tanaman maupun ternak perlu mendapat perhatian Sehingga padang penggembalaan dapat
digunakan secara berkelanjutan dan produksi ternak optimal. Perbaikan padang penggembalaan
meliputi perbaikan teknis dan nonteknis. Perbaikan yang bersifat teknis antara lain perbaikan
vegetasi (introduksi rumput unggul dan leguminosa atau introduksi) (legumiosa pada padang
rumput alam) kombinasi dengan pemupukan, penyediaan sumber air (embung-embung),
pemagaran (bila diperlukan), dan tak kalah pentingnya adalah manajemen penggembalaan untuk
menjamin keanekaragaman tanaman tetap terjaga, sehingga tidak terjadi penggembalaan yang
berlebihan (overgrazing) atau penggembalaan berkurang (undergrazing). Pada kasus
overgrazing, padang rumput menjadi gundul dan sulit untuk tumbuh kembali yang lama
kelamaan akan tumbuh gulma yang berbatang keras atau gulma beracun atau undergrazing.
dimana ada sektor-sektor padang rumput yang tidak pernah diinjak oleh ternak, dengan demikian
rumput akan tumbuh semakin tua dan keras sehingga ternak tidak akan menyentuhnya. Akhirnya
rumput berubah menjadi gulma.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut kelompok kaki, vegetasi memiliki dampak yang dan juga dampak yang buruk
terhadap Kesehatan padang penggembalaan dan juga produksi ternak. Dengan adanya
legume, bisa membawa dampak baik bagi produksi ternak karna legume mengandung nutrisi
yang baik bagi ternak. Selain bermanfaat langsung kepada ternak, legume juga bermanfaat
bagi kesuburan tanah yang memiliki dampak baik bagi rumput disekitarnya. Disamping itu,
bahaya gulma juga menghantui padang penggembalaan. Namun, dengan manajemen yang
baik padang penggembalaan bisa menyediakan pakan yang cukup guna menunjang produksi
ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah L., Panca Dewi MHK, Soedarmadi H, 2005. Reposisi Tanaman Pakan dalam
Kurikulum Fakultas Peternakan. Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Bogor,
16 September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Hlm 11-17.
Marhadi.2009.Peremajaan Padang
Pengembalaan.http//marhadinutrisi06.blogspot.com/2009/12/Padang-Penggembalaan/html.
McIllroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita. Jakarta
(Diterjemahkan oleh S. Susetyo, Soedarmadi, I. Kismono dan S. Harini I.S).
Robinson. H. 1995. Komposisi Janis Hijauan pada Padang Savana Penggembalaan di Desa
Oemasi, Timor, NTT. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner (Cisarua Bogor, 7-8
Nopember 1995). Bogor ; Puslit Peternakan. Bogor. hlm. 545 – 552.