Oleh:
Kelompok: 2
Kelas: B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITASPADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas mata kuliah Manajemen Ternak Perah. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Ternak
Perah dengan judul “Manajemen Pakan pada Sapi Perah”. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Ir. Lia Budimulyati Salman
M.P. selaku dosen mata kuliah Produksi Ternak Perah tidak lupa kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama pembuatan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan
laporan ini, supaya dalam pembuatan laporan berikutnya jauh lebih sempurna.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
II PEMBAHASAN
ii
I
PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
1) Bagaimana upaya penyedian pakan sepanjang tahun?
2) Bagaimana completed feed sebagai solusi pemberian pakan pada sapi
perah di Indonesia?
3) Bagaimana manajemen pemberian pakan pada sapi perah
1.3 Maksud dan Tujuan
1) Untuk mengetahui upaya penyedian pakan sepanjang tahun.
2) Untuk mengetahui completed feed sebagai solusi pemberian pakan pada
sapi perah di Indonesia.
3) Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan pada sapi perah.
2
II
PEMBAHASAN
3
Untuk menyediakan hijauan pakan ternak sepanjang tahun perlu dilakukan
manajemen tanaman pakan ternak secara tepat . Tanaman pakan ternak yang dapat
diupayakan antara lain adalah rumput unggul dan leguminosa pohon atau perdu
yang dapat beradaptasi pada kondisi iklim wilayah tertentu . Sedapat mungkin
jenis jenis rumput dan leguminosa tersebut tersebar baik pada musim hujan
maupun kemarau. Pola penanaman hijauan pakan-ternak melalui sistem tiga strata
atau pola lorong dapat dikembangkan sebagai suatu cara untuk tetap dapat
menyediakan hijauan pakan ternak sepanjang tahun . Pola pertanaman dengan
sistem tiga strata (STS) antara lain telah berhasil meningkatkan penyediaan pakan
ternak dan baitkan meningkatkan produksi ternak serta mengurangi erosi tanah.
Pemarifaatan lahan pekarangan, pinggir -jalan, maupun lahan perkebunan dan
kehutanan yang masih memungkinkan untuk hijauan pakan ternak perlu
dikembangkan. Manajemen pemanenan hijauan harus diupayakan agar
tidakmenghambat, pertumbuhan kembali tanaman hijauan pakar tersebut; antara
lain perlu memperhatikan frekuensi pemanenan, umur pemanenan serta
tatalaksana.
Pengelolaan hijauan pakan ternak yang baik akan dapat menjamin pasokan
hijauan pakan sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun pada musim
kemarau. Beberapa metode yang dapat diterapkan pada peternakan sapi perah di
Indonesia adalah: sistem tiga strata, pertanaman lorong (alley cropping).
4
untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal
hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 1996).
2.2 Complete feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada Sapi Perah di
Indonesia
Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya dengan sedikit tambahan
rumput segar. Pakan komplit adalah ransum berimbang yang telah lengkap untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan
maupun produksi (Pamuji, 2012).
Bahan untuk pembuatan complete feed adalah segala macam hijauan dan
bahan dari tumbuhan lainnya yang disukai oleh ternak seperti ; rumput, sorghum,
jagung, biji-bijian kecil, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang
nanas dan lain-lain.
1. Pakan siap pakai yang memiliki kandungan nutrisi lengkap.
5
2. Dengan complete feed peternak tidak lagi tergantung terhadap hijauan.
3. Dapat memberikan penambahan bobot badan optimal.
4. Peternak tidak lagi membutuhkan lahan yang luas untuk HMT.
5. Menekan biaya pakan dalam usaha peternakan sehingga akan menambah
pendapatan peternak lebih maksimal (Ramadani, 2010).
Secara umum Complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan ( limbah pertanian ) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya sedikit tambahan rumput
segar. Pakan Komplit adalah ransum berimbang yang telah lengkap untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan
maupun produksi. Dalam pemberiannya, ransum ini tidak memerlukan tambahan
apapun kecuali air minum. Dengan pemberian pakan komplit, lebih praktis dan
sangat menghemat tenaga kerja serta petani tidak perlu lagi setiap hari mencari
rumput.
6
Menurut Imron (2009), untuk dapat melaksanakan program pemberian
pakan pada pedet, perlu dipahami tentang susunan dan perkembangan alat
pencernaan anak sapi. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu
rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut buku) dan
abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang
telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya
telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat
dewasa. Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi
sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat
untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur
lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
Pemberian pakan anak sapi/ pedet diharapkan semaksimal mungkin
mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih
pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang
prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai (Sauvant D,. 1995).
Jenis bahan pakan untuk anak sapi (pedet) dapat digolongkan menjadi pakan pedet
saat sapi dan pakan pedet sesaat setelah disapih. Pakan pedet saat masa sapih yaitu
kolostrum dan milk replacement, ada pula tambahan hijauan yang jumlahnya tidak
banyak. Selain itu, pakan pedet sesaat setelah sapih yaitu berupa hijauan dan
konsentrat (Perdhanayuda, 2010).
7
III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan makalah tentang manajemen pakan pada sapi perah
didapat kesimpulan:
1. Pakan utama ternak sapi perah adalah hijauan dan konsentrat, hijauan
memiliki kadar serat kasar yang tinggi. Konsentrat berperan menutup
kekurangan nutrien yang belum terpenuhi dari hijauan tetapi tidak
diberikan dalam jumlah banayak karena dapat menyebabkan asidosis.
2. Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah
pertanian) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan
maupun produksi.
3. Pemberian pakan pada sapi dimulai dari masa pedet, pedet lepas sapih,
sapi dara,sapi laktasi awal, sapi laktasi tengah, sapi laktasi akhir dan sapi
kering kandang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sudono, R. Fina Rosdiana, dan Budi S Setiawan, 2004. Beternak Sapi Perah
Secara Intensif. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.
Anggorodi, H., 1985. Ilmu Makanan ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anggraeni, F., Suryadi, D., dan Fitriani, A. 2014. Analisis Harga Pokok Produksi
Dalam Penetapan Harga Jual Konsentrat (Studi Kasus Di Unit Pengolahan
Pakan (Upp) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (Kpbs) Pangalengan
Jawa Barat). e-Journal Unpad. Vol 3. No. 4.
9
Arora, S.P. 1995.Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta
Perdhanayuda, R. 2010. Penampilan Produksi Pedet Peranakan Friesian
Holstein
Perdhanayuda, R. 2010. Penampilan Produksi Pedet Peranakan Friesian Holstein
Jantan Periode Pra-sapih yang Diberi ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih
(Cafetaria Feeding). Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
10
Ramadani. 2010. Pengolahan Limbah Pertanian dalam Bentuk Complete feed.
BPFE. Yogyakarta.
Ruminal Cellulolytic Bacteria and Protozoa From Bison, Cattle – Bisson Hybrids,
and Cattle Feed Three Alfalfa – Coin Diets. Applied and Environmental
Microbiology.Vol. 55 No. 1
11