Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN


PEMROSESAN BAHAN BAKU PAKAN

Oleh:

Putri Zulia Jati


1720612018

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
ISTILAH-ISTILAH DALAM PROSSESING

 Artificially dried
Artificially dried merupakan proses penguapan dengan cara menghilangkan kadar air
bahan pakan (Pathak, 1997).

 Blending
Blending merupakan proses pencampuran atau kombinasi dua atau lebih bahan pakan
(Pathak, 1997).

 Blocking (Membentuk Balok)


Blocking merupakan proses terjadinya aglomerasi pada suatu bahan pakan atau
campuran ke dalam tempat yang luas (Pathak, 1997).

 Cleaning
Cleaning merupakan suatu proses pemindahan pada bahan baku pakan dengan
metode tersebut, seperti scalping aspirating, magnetic sepation atau dengan banyak
metode lain (Pathak, 1997).

 Condensing
Condesing ialah sebuah proses mengurangi kepadatan bentuk dengan cara
pemindahan dengan penguapan dingin (Pathak, 1997).

 Conditioning
Conditioning yaitu proses merubah ransum mash pada saat dicampur (mixing)
dengan menggunakan panas,air, tekanan dan waktu untuk keadaan fisik yang
memudahkan pemadatan ransum (Thomas et al., 1996). Proses conditioning dalam
pembuatan pakan khususnya peleet dapat meningkatkan kualitas fisik dan nutrisi
pakan yang diproduksi (Thomas et al., 1997). Conditioning merupakan proses
penambahan steam pada pakan untuk meningkatkan panas dan kadar air (Khalil dan
Suryahadi, 1997).

 Cooling (Pendinginan)
Cooling adalah proses pendinginan untuk mengurangi temperatur dengan
pemindahan udara. Pendinginan diperlukan untuk menurunkan kadar air dan panas
setelah pencetakan,misalnya pembuatan pellet (Pathak, 1997).
 Cooking (Pemanasan)
Cooking memiliki pengertian proses pemanasan dengan adanya uap air untuk
mengubah karakteristik kimia maupun fisik dan sebagai proses sterilisasi (Pathak,
1997).
 Crumble
Crumble adalah ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2 atau 3 bagian
dengan tujuan untuk memperkecil ukurannya agar dapat dimakan oleh ternak
(Alamsyah, 2005). Crumble adalah tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan
pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran
lebih kasar daripada mash (Johan et al., 2005).

 Cube
Cube merupakan bentuk fisik dari pellet. Pellet merupakan pakan yang dipadatkan
dengan proses mekanik. Pellet dapat dicetak dalam bentuk gumpalan dan silinder
kecil yang berbeda diameter panjang dan tingkat kekuatannya (Pathak, 1997).

 Cracking
Cracking yaitu proses memperkecil ukuran partikel dengan kombinasi proses
memecahkan dan menghancurkan (Pathak, 1997).

 Dehulling
Dehulling ialaha kegiatan menghilangkan pembungkus (lapisan) biji-bijian menjadi
bungkil(Pathak, 1997).

 Dehidrating
Dehidrating meruapakan proses memlepaskan uap lembab dengan cara pemanasan
(Pathak, 1997).

 Diluent
Diluent yaitu (suatu bentuk fisik) substansi yang dapat dimakan yang digunakan
untuk dicampurkan dengan menguarangi konsentrasi dari nutrien atau additives untuk
membuat pakandapat diterima atau dikonsumsi ternak, amam digunakan dan lebih
dapat dihomogenkan dalam pakan (Pathak, 1997).

 Dressing
Dressing merupakan suatu proses membuat keseragaman dalam bentuk (tekstur)
dengan memisahkan atau menyaring bongkahan/ gumpalan/ potongan pakan dengan
penggunaan cairan (Pathak, 1997).
 Dry Milled
Dry milled artinya suatu pengolahan dengan cara penggilingan kering (Pathak, 1997).

 Expanding
Expanding adalah proses yang mempermasalahkan kelembaban, tekanan, dan
temperatur untuk menggumpalkan yaitu proses gelatinisasi (Pathak, 1997).

 Evaporating
Evaporating merupakan suatu proses mengurangi untuk membentuk padatan,
konsentrasi pemekatan dengan evaporasi atau destilasi (Pathak, 1997).

 Extruded
Extruded adalah proses dimana pakan telah ditekan atau menonjol keluar karena
terdesak dibawah tekanan (Pathak, 1997).

 Extracted
Extracted yaitu proses memindahkan lemak dan minyak dari materi oleh pelarut
organik (Pathak, 1997).

 Grinding (Penggilingan)
Grinding (penggilingan) adalah proses penghancuran dan pengecilan bentuk maupun
ukuran partikel bahan baku yang bertujuan untuk mempermudah penanganan,
meningkatkan keseragaman pakan sehingga homogenitas pencampuran semakin
tinggi, luas permukaan daerah penyerapan air meningkat, dan pemadatan bahan tinggi
sehingga memperkecil volume ruang penyimpanan (Pathak, 1997).

 Middling
Middling artinya proses pembentukan pakan berukuran sedang.

 Mixing
Mixing merupakan proses pencampuran atau mengkombinasikan dengan
menggerakkan 2 atau lebih materi untuk tingkat penyebaran yang spesifik (Pathak,
1997).

 Pelleting
Pelleting merupakan suatu proses menggumpalkan bahan pakan dengan memadatkan
dan memaksa apakan melewati lubang die (Pathak, 1997).
 Premixing
Premixing artinya suatu proses dimana sebelum pencampuran bahan baku pakan.

 Rolling
Rolling merupakan suatu proses merubah bentuk atau ukuran partikel dengan
menekan diantara 2 roller. Hal ini mungkin memerlukan cara melembutkandan
persyaratan atau persiapan (Pathak, 1997).

 Scalping
Scalping adalah proses memindahkan materi yang lebih besar dengan pemeriksaan
atau penyaringan (Pathak, 1997).

 Wafering
Wafering, adalah hijauan kering yang dipotong-potong sepanjang 1,5 inch, lalu
dipress untuk dibentuk balok berukuran 2,00 x 1,25 x 1,25 inch. Dengan bentuk
ini, lebih sedikit ruang yang dipergunakan untuk penyimpanan, penanganan lebih
mudah dan jumlah yang dapat diangkut lebih banyak.

 Cubing
Cubed (cubing: kubus) merupakan modifikasi proses pembentukan wafer di tahun
1950-an, dengan ukuran 1,5 inchi, lalu ditekan melalui die (cetakan) sehingga
menghasilkan kubus-kubus kecil yang berukuran permukaan 1,25 inchi dan panjang 2
-3 inchi. Ukuran tersebut dipadatkan menjadi 30-32 lb/feet3 atau 13,5-14,4 kg/30
cm3.

 Blocking
Blocking merupakan proses terjadinya aglomerasi pada suatu bahan pakan atau
campuran ke dalam tempat yang luas (Pathak, 1997).

 Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini bisa
dikenal dengan mengukus. Bahan pakan diletakkan pada steamer atau pengukus,
kemudian uap air panas akan mengalir le sekeliling bahan makanan yang sedang
dikukus.

 Boiling
Boilling adalah memasak bahan pakan dalam air mendidih dengan cepat dan
bergolak. Air mendidih temperatur 2120F atau 1000C. Ketika bahan cair dipanaskan
sampai titik didih (1000), maka terjadi evaporisasi (penguapan) cairan secara cepat.
 Perendaman (Soaking)
Perendaman biasanya dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi kandunganan
tinutrisi. Media perendaman dapat berupa air, larutan garam atau alkali.Perendaman d
apat digunakan untuk menurunkan kandungan asam sianida dan fitatbahan pakan

ISTILAH-ISTILAH BAHAN PAKAN

 Pakan (feed): bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat makanan
untuk ternak.
 Pangan (food): bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat makanan
pada manusia.
 Undesirable substances : Bahan-bahan yang tidak diinginkan / Cemaran
 Diet: campuran bahan pangan/pakan yang digunakan untuk menyediakan zat
makanan untuk manusia/ternak.
 Bahan pakan (feedstuff): satu atau beberapa macam bahan baik diolah,
setengah jadi atau bahan baku, yang bertujuan untuk dibuat menjadi pakan
atau diberikan langsung kepada hewan penghasil pangan.
 Bahan pangan (foodstuff) satu atau beberapa macam bahan baik diolah,
setengah jadi atau bahan baku, yang bertujuan untuk dibuat menjadi pangan
atau digunakan sebagai pangan/pakan.
 Bahan baku pakan (Feed ingredient): Suatu bagian komponen atau suatu
penyusun dari suatu kombinasi atau campuran suatu pakan, mempunyai nilai
nutrisi maupun tidak dalam ransum ternak, termasuk imbuhan pakan (feed
additives).
 Imbuhan Pakan (Feed additives): Setiap bahan yang tidak lajim dikonsumsi
hewan sebagai pakan, yang dengan sengaja ditambahkan, memiliki atau tidak
memiliki nilai nutrisi, dapat mempengaruhi karakteristik pakan atau produk
hewan.
 Supplement Aditif
Bahan pakan aditif adalah bahan yang ditambahkan kedalam ransum dengan
jumlah sedikit dengan tujuan tertentu. bahan tambahan atau aditif sehubungan
dengan pengolahan pakan ternak adalah bahan aditif diberikan atau
ditambahkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit, bahan aditif ini diperlukan
untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi (Murtidjo
et al., 2003).
 Pakan Obat (Medicated feed): Setiap pakan yang mengandung obat hewan
sebagaimana ditetapkan dalam Panduan Prosedur Codex Alimentarius
Commission.
 Nutrisi (nutrition): secara umum dapat dimaknai sebagai suatu proses yang
saling berkaitan dan menyangkut aspek pemilihan, konsumsi bahan pakan,
pencernaan dan penyerapan nutrien dalam saluran pencernaan, serta
metabolisme nutrien dalam sel tubuh untuk berbagai tujuan.
 Zat makanan atau nutrien (nutrient): unsur atau senyawa kimia dalam
bahan pangan atau pakan yang dapat menunjang reproduksi, pertumbuhan,
laktasi atau kebutuhan hidup pokok
 Zat makanan atu nutrient: air, protein dan asam amino, karbohodrat, lemak,
vitamin dan unsur inorganik atau mineral (Ca, P, Mg, Na, K, Cl, I, Zn, Fe, Cu,
Co, Mn, Mo, Se). Energi yang diperlukan ternak dapat disediakan oleh lemak,
karbohidrat dan kerangka karbon asam amino.
 Zat makanan esensial atau indispensible: zat makanan yang diperlukan
keberadaannya dalam ransum dan tidak bisa disintesis dalam tubuh dalam
jumlah yang mencukupi.
 Kebutuhan nutrient (nutrient requirement): jumlah nutrien yang diserap
dan dimetabolisme di dalam sel-sel tubuh untuk kelestarian hidup atau
keutuhan alat tubuh (kebutuhan hidup pokok) dan untuk memenuhi tujuan-
tujuan produksi yang meliputi kebutuhan untuk reproduksi, pertumbuhan,
produksi telur, susu, wol atau produksi tenaga tergantung pada jenis ternaknya
(kebutuhan produksi).
 Nutrien: suatu kondisi ketika jumlah suatu atau beberapa nutrient yang
dikonsumsi dan diserap tidak mencukupi kebutuhan sehingga menyebabkan
penurunan performans produksi atau timbulnya gejala klinisdan bahkan
kematian.
 Gizi buruk (malnutrition): terjadi akibat kekurangan zat makanan
seperti marasmus (defisiensi energi, protein dan zat makanan lainnya),
kwashiorkior (defisiensi kualitas atau kuantitas protein), rabun ayam
(defisiensi vitamin A), gondok (defisensi iodium), anemia (defisiensi Fe,
vitamin B12, atau asam folat), white muscle desease (defisiensi Se), kelainan
fisik atau cacat fisik (keracunan Hg, Pb, Cu akibat pencemaran lingkungan).
TEKNIK PEMBUATAN WAFER

Wafer Pakan Ternak Ruminansia

Wafer merupakan salah satu bentuk pakan olahan yang dibentuk sedemikian
rupa dengan alat kusus, berbahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk
mengurangi sifat keambaan pakan. Stevent (1981) dan Coleman and Lawrence (2000)
menjelaskan keuntungan pakan olahan adalah :
 Meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan,
 Mengurangi tempat penyimpanan,
 Menekan biaya transportasi,
 Memudahkan penanganan dan penyajian pakan,
 Densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi
pakan yang tercecer,
 Mencegah “de-mixing” yaitu peruraian kembali komponen penyusun pakan
sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar,
 Memudahkan untuk mengontrol, memonitor, dan mengatur “feed intake”
ternak,
 Kandungan nutrient yang konsisten dan terjamin,
 Mengurangi debu dan masalah pernafasan pada ternak.
 Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan
olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:
 Pemberian kepada ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan agar ternak
tidak mengalami kelebihan berat badan maupun gangguan pencernaan;
 Gudang penyimpanan wafer memerlukan area dan penanganan khusus untuk
menghindari kelembaban udara;
 Pengolahan bahan pakan menjadi wafer membutuhkan biaya tambahan yang
akan mempengaruhi biaya produksi.
 Roti Sapi (Wafer) merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang
efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan,
terutama pada musim kemarau.
Bahan-bahan

 Hijauan dan atau limbah pertanian : 40 %


 Leguminosa : 10%
 Konsentrat : 40%
 Bahan perekat : 10%.

Keterangan :

 Salah satu contoh konsentrat yang dapat dipakai terdiri dari :


 Dedak padi (bekatul) : 27,50%
 Jagung giling halus : 52,50%
 Bungkil Kelapa : 18,75%
 Garam dapur : 1,25%

Peralatan yang diperlukan

 Pemotong rumput : sabit, chooper


 Alat Pengepres
 Alat pemanas
 Cetakan dengan ukuran (35x35x1,5) cm

Cara Pembuatan Roti sapi (wafer)

 Rumput dan limbah pertanian dicacah, dengan ukuran 3-5 cm. Tujuannya
untuk mempercepat proses pengeringan serta memudahkan dalam
pencampuran dengan bahan perekat.
 Rumput dan limbah pertanian yang sudah dicacah dan leguminosa
dikeringkan dibawah sinar matahari (+ 24 jam).
 Leguminosa yang sudah kering kemudian digiling.
 Rumput dan atau limbah pewrtanian yang sudah kering dicampur dengan
bahan perekat sampai rata, kemudian ditambahkan leguminosa yang telah
digiling dan konsentrat dan diaduk sampai homogeny.
 Campuran yang sudah homogen dimasukkan kedalam cetakan (mall) yang
telah dipanaskan untuk dipadatkan.
 Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan selama + 24 jam pada suhu
kamar.

Kualitas roti sapi (Wafer) tergantung dari bentuk fisik, tekstur, warna, aroma
dan kerapatan :
 Bentukfisik
Roti sapi (Wafer) yang terbentuk padat dan kompak sangat menguntungkan,
karena mempermudah dalaam penyimpanan dan penanganan
 Tekstur
Tekstur menentukan mudah tidaknya menjadi lunak dan mempertahankan
bentuk fisik serta kerenyahan
 Warna
Hasil reaksi karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amino
primer menyebabkan roti sapi berwarna coklat.
 Aroma
Hasil reaksi maillard mengeluarkan baud an aroma khas karamel
 Kerapatan
Semakin tinggi kerapatan nya rotui sapi akan semakin baik, karena
pertambahan airnya semakin rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah,R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Anggorodi, R.H. 1995. Nutrisi Aneka Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ditjennak.deptan.go.id
Echols, J.M. dan Hasan Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

http://iceclouds.blogspot.co.id/2016/05/istilah-dalam-teknologi-pengolahan-
pakan.html diakses pada tanggal 15 Maret 2018, Pukul 17.33 WIB.

http://ikhwalsang.blogspot.co.id/2013/05/cara-pembuatan-wafer-pakan-ternak.html
diakses pada tanggal 16 Maret 2018, Pukul 21.33 WIB.
https://intannursiam.wordpress.com/2011/03/25/beberapa-istilah-dalam-proses-
pembuatan-pakan/ diakses pada tanggal 16 Maret 2018, Pukul 20.05 WIB.
Johan,M.S., M. Asaduzzaman and A.K. Sarkar. 2006. Performance of broiler fed on
mash, pellet and crumble. Int. Journal Poultry Sci. 5 (3) ; 265-270.
Khalil dan Suryahadi. 1997.Pengawasan Mutu dalam Industri Pakan Ternak.Majalah
Poultry Indonesia. Edisi 213 (November): 45-62.
Leeson, S. and J.D. Summers. 2000. Broiler Breeder Production.University Books.
Guelph, Ontorio, Canada.
Murtidjo, A. G. 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

Pathak, N. 1997. Textbook of Feed Processing Technology Manufacturing


Association, Inc. Arlington, Virginia.
Rasyaf, M. 2003. Beternak AyamPedaging. Cetakan ke-23.PT Penebar Swadaya,
Jakarta.
Thomas, M and A.F.B. Van Der Poel. 1996. Physical quality of pelleted animal feed
1.Criteria for pellet quality. Animal Feed Sci. Tech. 61:89-112).

Anda mungkin juga menyukai