Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN DOMBA GARUT

PERAWATAN DOMBA GARUT

Disusun Oleh :
Nurjanah Puspita Sari (24032118016)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Manajemen
Domba Garut dengan materi “Perawatan Domba Garut” ini dengan baik. Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktikum ini.

Laporan ini merupakan pemaparan mengenai cara perawatan domba Garut


yang baik dan benar, mulai dari pencukuran bulu, pembutrikan, pemotongan kuku
sampai pemandian domba. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
paktikum mata kuliah Manajemen Domba Garut.

Penulis pun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun penulis harapkan untuk
perbaikan penulisan kedepannya. Semoga l a p o r a n ini dapat bermanfaat
terutama bagi saya pribadi dan umumnya bagi kita semua.

Garut, Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan serta kesadaran masyarakat


akan pentingnya pemenuhan protein yang diiringi dengan laju pertambahan
penduduk yang terus meningkat, menyebabkan kebutuhan akan daging sebagai
salah satu sumber protein semakin hari semakin meningkat pula. Ternak domba
merupakan salah satu ternak penghasil daging yang memiliki prospek yang cukup
besar untuk dikembangkan, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap
pemenuhan kebutuhan daging.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi sentra peternakan domba di


Indonesia, jumlah populasi ternak domba di Jawa Barat mencapai 2.684.782 ekor
atau 70,99% dari total populasi domba di Indonesia (BPS, 2013), namun kondisi
yang terjadi selama ini pola pemeliharaan ternak domba di Jawa Barat masih
berskala kecil dan bersifat tradisional, kondisi ini menyebabkan rendahnya tingkat
produktivitas baik produksi daging maupun produksi bakalan sehingga tingkat
pendapatan petani dari usahaternak domba masih relatif kecil.

Ternak domba di Jawa Barat umumnya diusahakan petani sebagai usaha


sampingan dari usaha pokoknya sebagai petani, sifat usahaternak domba yang
dilaksanakan biasanya digunakan sebagai tabungan, sehingga sistem pemeliharaan
ternak yang dilakukanpun belum berorientasi ekonomis. Kondisi ini cukup
dimungkinkan karena ternak domba mempunyai beberapa keuntungan jika dilihat
dari segi pemeliharaan seperti : 1) cepat berkembang biak dan bersifat prolifik
(dapat beranak lebih dari satu ekor) dan dapat beranak dua kali setahun, 2)
memiliki bentuk tubuh yang relatif kecil sehingga tidak memerlukan kandang
yang luas serta jumlah pakan yang besar, 3) termasuk jenis hewan herbivora
(pemakan tumbuhan) dan tidak terlalu memilih jenis pakan yang diberikan dan
penciumannya tajam sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan, 4) dapat
memberikan pupuk kandang dan sebagai sumber keuangan untuk keperluan
pertanian atau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendadak.

Dengan melihat keunggulan serta prospek pemeliharaan ternak domba


yang semakin hari semakin berkembang, pemeliharaan ternak domba dapat
diarahkan menjadi usaha yang lebih ekonomis melalui penerapan sistem
pemeliharaan yang lebih intensif sehingga diharapkan mampu memberikan
tambahan pendapatan yang lebih berarti bagi petani.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui sekaligus
mempraktekkan cara pemeliharaan domba Garut dengan baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Domba Garut

Devendra dan McLorey (1982) menyatakan Domba Garut merupakan


hasil persilangan antara domba lokal, Domba Kaap dan Domba Merino.
Dijelaskan pula bahwa ciri pengenal Domba Garut adalah sifat pembentukkan
lemak pada pangkal ekor, yang mengakibatkan ekor domba kelihatan lebar.
Menurut Departemen Pertanian (1995), Domba Garut mempunyai ciri-ciri
khusus:

a. Jantan bertanduk besar, melengkung kebelakang berbentuk spiral,


pangkal
b. tanduk kanan dan kiri hampir bersatu.
c. Betina sama sekali tidak mempunyai tanduk.
d. Bentuk telinga ada yang panjang, sedang dan pendek terletak
dibelakang pangkal tanduk. Banyak dijumpai yang berbentuk kecil,
kuat dan agak meruncing (ngadaun hiris), dan ada pula yang tidak
berdaun telinga (rumpung).
e. Ekor pendek dan pangkalnya agak besar.
f. Bobot tubuh dewasa jantan 60-80 kg dan betina 30-40 kg.
g. Warna wol bermacam-macam putih, hitam, coklat warna campuran
(belang belang) dari warna-warna tersebut.
h. Kualitas bulu relatif cukup baik dibandingkan bulu domba lokal lainnya.

2.2 Perawatan Domba Garut

Perawatan merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan agar ternak domba
dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi secara optimal. Upaya-upaya perawatan
yang harus dilakukan secara rutin antara lain memandikan, mencukur bulu, dan
memotong kuku.

a. Memandikan

Domba sebaiknya dimandikan secara rutin seminggu sekali agar tubuhnya


tidak kotor dan tidak menjadi sarang penyakit. Memandikan domba dapat dilakukan
pada saat cuaca cerah dengan menggunakan air bersih dan mengalir. Pada saat
dimandikan, seluruh bulu badan dan tubuhnya dibersihkan dengan air sabun dan
disikat, kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah dimandikan, domba dibiarkan
berjalan-jalan (exercise) sampai bulunya kering.

b. Mencukur Bulu

Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman


penyakit, parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang
disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan
untuk memperindah domba terutama pejantan. Pada betina, seluruh rambut yang
menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian
leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan
keindahan ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu
agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah.

Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan


pada pejantan dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan sekali, karena pejantan harus
selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan,
juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu domba
telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress.

Bulu domba tumbuh relatif banyak, sehingga memerlukan perawatan, agar tidak
menjadi kotor serta tidak menjadi sarang kuman penyakit dan parasit. Mencukur bulu
sebaiknya dilakukan pada domba yang telah berumur lebih dari 6 bulan dan dilakukan
dua kali setahun. Sebelum mencukur bulu, sebaiknya domba dimandikan terlebih
dahulu agar bulunya bersih dan pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Teknik saat
mencukur bulu, ternak dapat tetap berdiri atau dirobohkan dengan cara mengikat
keempat kakinya sehingga pencukuran dapat lebih cepat dan hasilnya lebih rapi.
Pencukuran dapat menggunakan gunting yang besar dan tajam atau gunting
cukur listrik. Pencukuran dimulai dari perut bagian bawah, ke atas, ke depan, dan
ke belakang sampai daerah kepala dan kaki. Bulu yang tertinggal di kulit
sepanjang 0,5-1 cm. Mencukur bulu harus dilakukan dengan hati-hati agar kulit
domba tidak terluka.

c. Memotong Kuku

Domba yang dipelihara dalam kandang, secara alami kukunya akan tumbuh
dan bertambah panjang. Kuku domba yang panjang dan tidak pernah dipotong
dapat menyebabkan gangguan pada saat berjalan, untuk pejantan dapat mengganggu
pada saat kawin, dan menjadi sarang kotoran dan

kuman penyakit sehingga mudah terinfeksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut


maka kuku domba harus dipotong secara rutin setiap 3-6 bulan sekali.

Memotong kuku dilakukan dengan cara mengikat domba pada bambu.


Kemudian kuku depan kiri dan kanan dipotong secara bergantian dengan cara
mengangkat kaki domba dengan melipat sendi lutut. Untuk memotong kuku belakang
kiri dan kanan dilakukan dengan menjepit badan domba bagian belakang dengan posisi
searah ekor, kemudian kaki belakang diangkat dan dipotong secara bergantian.
Memotong kuku dapat menggunakan gunting, rennet, atau pisau tajam. Bagian kuku
yang dipotong adalah bagian yang tidak ada syaraf dan pembuluh darah.

d. Membutrik Domba.

Pembutrikan merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan


jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu
disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong
sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat
sehingga dapat menghambat daripada pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan
berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan pembutrikan ini tandukakan tumbuh
dengan cepat.

Anak jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap
bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pada domba garut perawatan
tanduk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba
tersebut. Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan
dewasa akan

menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos dan pecah
dan

apabila diadukan maka tanduk akan pecah

2.3 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Apabila kita tidak menjaga kebersihan domba dan merawatnya dengan baik maka
domba akan lebih rentan terserang berbagai penyakit, diantaranya yaitu :

1. Penyakit Mencret

Penyebab bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3


bulan. Pengobatan : antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.

2. Penyakit Orf

Penyakit Orf atau ektima kantangiosa adalah sejenis penyakit pada kulit yang
menyebabkan gejala melepuh (exanthemous) pada kulit terutama daerah mulut, sering
menyerang ternak domba dan kambing (Darmono dan Hardiman, 2011). Penyakit ini
disebabkan oleh virus dari genus virus parapox dari keluarga virus Poxviridae.
Gejala : terjadi keropeng atau tonjolan-tonjolan di sekitar mulut, penyakit ini dapat
timbul tidak hanya di sekitar mulut tetapi juga dapat timbul pada hidung, sekitar
mata, telinga, perut/kulit di lipatan perut, kaki, kantong buah zakar, ambing, puting
susu atau vulva. Penyebaran dapat melalui kontak langsung dari domba yang sakit
atau melalui makanan yang tercemar lepuhan dari keropeng, ataupun dari pakan
yang berduri sehingga menimbulkan luka di sekitar mulut domba. Pengendalian :
sanitasi lingkungan, pemisahan ternak sakit, pengobatan dengan cara menggosok
keropek sampai terluka kemudian pada luka diolesi oleh larutan iodine atau methylene
blue.

3. Penyakit Pink Eye

Penyakit ini menyerang pada bagian mata, penyakit ini bisa menyerang
ternak domba, kambing, sapi dan kerbau. Penyakit ini dapat menular secara
langsung melalui lelehan cairan dari ternak yang sakit atau melalui media debu,
lalat atau percikan air yang tercemar bakteri. Gejala : kemerahan dan peradangan
pada konjuntiva atau kekeruhan pada kornea mata. Pengendalian : menjaga kebersihan
lingkungan kandang, memisahkan ternak sakit, pengobatan dapat dilakukan dengan
mengoleskan salep atau cairan antibiotic pada mata yang terserang.

4. Penyakit perut Kembung

Penyebab : pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang
masih diselimuti embun. Gejala : lambung domba membesar dan dapat
menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal
dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi.

Pengendalian : memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya


kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.

5. Penyakit Parasit Cacing

Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab : cacing Fasciola
gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing
Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata).

Pengendalian : diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat


minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg
berat tubuh domba.

Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba
dapat dilakukan dengan:

a. Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.


b. Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
c. Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung
d. mineral, kalsium dan mangannya.
e. Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan
f. pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu
g. sebelum diberikan.
h. Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan
i. yang terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya
j. dicuci dulu.
k. Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur
l. bulu.
m. Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
n. Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.

BAB III
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Pencukuran Bulu Domba

Bahan dan Metode :

1. Bahan

a. Ternak Domba
b. Tali Pengikat
c. Tiang jepit
d. Gunting/ Mesin cukur

2. Metode Pencukuran

a. Pertama-tama domba didudukan tegak lurus, kaki kanan domba berada di


belakang kaki si pencukur. Arah mencukur dilakukan dari arah
pinggang atas ketengah punggung, kemudian ke arah bawah kaki hingga
ekor.
b. Kaki belakang dan depan domba dipisahkan oleh kaki si pencukur. Teknik
ini berguna untuk mencukur di area leher lalu melinggkar ke area tengah
punggung domba. Lalu untuk mencukur area bawah dan keseluruhan
badan pencukur harus mengangkat kaki muka sebelah kiri pada
domba dengan tangan kiri pencukur.
c. Kemudian baringkan domba mendatar dengan tanah, kemudian kaki
belakang domba ditahan dan lutut kanan si pencukur menekan
pinggang domba untuk menjaga agar domba tetap berada pada
posisinya
d. Pada awalnya kaki kiri domba ditarik ke belakang secara perlahan, sambil
menopang domba, sekaligus menggerakan kepala domba diantara kaki
si pencukur
e. Apabila telah melakukan pencukuran telah mencapai kaki belakang, si
pencukur harus menarik kakinya sampai ke bawah kaki domba
hingga mempermudah untuk mencukur kaki bagian belakangnya.

3.2 Memandikan Domba

Bahan dan Alat :

1. Tiang pancuh, untuk pejantan harus kuat dan kokoh agar tidak
mudah terlepas
2. Domba garut, sebaiknya yang sudah dicukur agar mudah bersih dan
kering, apabila tidak diambil bulunya untuk diproses lebih lanjut.
3. Selang air, lebih mudah dalam proses memandikan dibandingkan
dengan air yang diambil secara manual
4. Sabun/ shampoo agar diperoleh hasil yang lebih memuaskan
5. Sikat, untuk memudahkan dan mempersepat pembersihan.

Metode :

1. Domba diikat secara baik pada tiang pancuh


2. Air dibilas secara merata ke seluruh tubuh domba
3. Gunakan sabun/ shampoo secara merata sambil diremas-remas agar
bisa membersihkan sampai ke permukaan kulit.
4. Untuk memperoleh hasil lebih baik, gosok dengan sikat untuk
membersihkan kotoran yang tertinggak dan membuang sisa-sisa sabun/
shampoo sambal disiran dengan air secara merata.
5. Setelah selesai dimandikan, domba dijemur di tempat kering dan bersh
sampai tubuh dan bulu domba kering.

3.3 Pembutrikan Domba

Bahan dan alat :

1. Domba Garut jantan


2. Tiang pancuh
3. Tambang pengikat
4. Gunting kecil
5. Sikat

Metode :

1. Domba garut jantan diikat pada tiang pancuh


2. Dilakukan pencukuran di seputar keliling pangkal tanduk dengan
menggunakan gunting kecil sampai betul-betul bersih.
3. Bulu-bulu sisa pencukuran yang masih tertinggal di sekitar tanduk
dibersihkan dengan menggunakan sikat.
4. Pembersihan bulu di sekitar tanduk (pembutrikan) dilakukan setiap
bulan arag tanduk cepat tumbuh, besar dan kuat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pencukuran Bulu Domba

Bulu domba tumbuh relatif banyak, sehingga memerlukan perawatan, agar tidak
menjadi kotor serta tidak menjadi sarang kuman penyakit dan parasit. Mencukur bulu
sebaiknya dilakukan pada domba yang telah berumur lebih dari 6 bulan dan dilakukan
dua kali setahun. Sebelum mencukur bulu, sebaiknya domba dimandikan terlebih
dahulu agar bulunya bersih dan pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Teknik saat
mencukur bulu, ternak dapat tetap berdiri atau dirobohkan dengan cara mengikat
keempat kakinya sehingga pencukuran dapat lebih cepat dan hasilnya lebih rapi.
Pencukuran dapat menggunakan gunting yang besar dan tajam atau gunting
cukur listrik. Pencukuran dimulai dari perut bagian bawah, ke atas, ke depan, dan
ke belakang sampai daerah kepala dan kaki. Bulu yang tertinggal di kulit
sepanjang 0,5-1 cm. Mencukur bulu harus dilakukan dengan hati-hati agar kulit
domba tidak terluka.

4.2 Memandikan Domba

Tujuan memandikan ternak yaitu untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman
penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang dimandikan
tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Sebaiknya ternak dapat dimandikan
secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat dimandikan
sebulan sekali. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau dapat
dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam renang),
sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi
kandang.

Proses memandikan domba


Proses Penjemuran Domba sesudah dimandikan
4.3 Memotong Kuku

Proses Pemotongan Kuku

Domba yang dipelihara dalam kandang, secara alami kukunya akan tumbuh
dan bertambah panjang. Kuku domba yang panjang dan tidak pernah dipotong
dapat menyebabkan gangguan pada saat berjalan, untuk pejantan dapat mengganggu
pada saat kawin, dan menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit sehingga mudah
terinfeksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kuku domba harus dipotong
secara rutin setiap 3-6 bulan sekali.

Memotong kuku dilakukan dengan cara mengikat domba pada bambu.


Kemudian kuku depan kiri dan kanan dipotong secara bergantian dengan cara
mengangkat kaki domba dengan melipat sendi lutut. Untuk memotong kuku belakang
kiri dan kanan dilakukan dengan menjepit badan domba bagian belakang dengan posisi
searah ekor, kemudian kaki belakang diangkat dan dipotong secara bergantian.
Memotong kuku dapat menggunakan gunting, rennet, atau pisau tajam. Bagian kuku
yang dipotong adalah bagian yang tidak ada syaraf dan pembuluh darah.

4.4 Membutrik Domba

Proses pembutrikan Domba

Pembutrikan merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan


jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu
disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong
sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat
sehingga dapat menghambat daripada pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan
berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan pembutrikan ini tandukakan tumbuh
dengan cepat.

Anak jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap
bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pada domba garut perawatan
tanduk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba
tersebut. Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan
dewasa akan menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos
dan pecah dan apabila diadukan maka tanduk akan pecah.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Perawatan merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan agar ternak domba
dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi secara optimal. Upaya-upaya perawatan
yang harus dilakukan secara rutin antara lain memandikan, mencukur bulu, dan
memotong kuku. Perawatan domba dilakukan agar domba senantiasa sehat, terhindar dari
berbagai penyakit serta domba yang terawat maka akan menarik minat karena terlihat
enak dipandang.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Taemi, Tedi Sumarno, Sujitno Endjang. 2015. Petunjuk Teknis Manajemen
Pemeliharaan Ternak Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Ir. Kurnia Sapta Putri., SP. 2019. Usaha Budidaya Ternak Domba. Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-judging-domba.html

Anda mungkin juga menyukai