Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DI LAPANGAN

PERAWATAN KESEHATAN UNTUK KAMBING DAN DOMBA

DISUSUN OLEH:

ADI HEVEN SETAIAWAN

MADE BAGUS SAJIWA

DIMAS HADI PRAYOGA

ENI MISIAH

KETUT ARIYANA

KRISYA FITRI YANI

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
laporan pratikum ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat
memberikan saran dan kritik semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kririk dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan laporan ini kedepannya. Terimakasih

Bandar lampung 14 januari 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berternak kambing dan domba merupakan salah satu usaha yang dapat
diandalkan untuk meningkatkan kehidupan peternakkarna
keunggulannya.berternak kambing dan domba akan menjadi lebih mudahdika
perternak mengikuti metode tata laksana yang tepat dan benar.Baik dalam
pemeliharaan maupun perawataan ,perkembangbiakan masalah ini merupakan
salah satu bagian teknik teknik yang telah di terapkan dimasa praktikum yang
telah kami lakukan walaupun tidak sesuai peralatan yang telah di sediakan karna
tidak animalwelfer.Beberapa upaya peralatan yang di lakukan secara rutin
diantaranya ,memandikan ternak ,pemotongan tanduk, pemotongan kuku,dan
pencukuran bulu ,kastrasi,sanitasi kandang.

1.2 Tujuan

Praktikum yang dilakukan di kandang agar mahasiswa dapat memahami artikel


praktikum yang telah di lakukan di lapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemotongan Kuku

Kuku domba secara alami tumbuh dan bertambah panjang. Kuku yang tidak
pernah dirawat dengan cara dipotong akan menggangu domba. Hal itu disebabkan
keempat kaki domba tidak akan mendapatkan titik barat yang sama. Dengan
demikian posisi domba yang sedang berdiri atau waktu berjalan sangat terganggu,
terlebih bagi pejntan pemacek, sebab akan terasa sakit. Disamping itu, kuku yang
panjang dapat menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit sehingga dapat terjadi
infeksi. Untuk itulah, kuku harus dipotong secara rutin.

2.2 Dehorning

Dehorning adalah penghilangan atau pemotongan tanduk. Bangsa sapi perah


kebanyakan dipotong tanduknya Karena tanda tidak menguntungkan peternak sapi
perah, meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang
dipelihara untuk kerja atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Pemotongan
tanduk paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi
berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan
tongkat soda api (cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion
atau dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit
disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).

Dalam penggunaan tongkat soda api, perawatan harus dilakukan sedemikian


rupa supaya anak sapi tidak membawa soda api kepada induk sapi pada waktu
menyusu sehingga soda api tersebut tidak menyebar dari tempat pelaksanaan
terutama kedalam mata. Ini mungkin terjadi bila anak sapi terkena air hujan setelah
penggunaan tongkat soda api (Williamson,1993).
Pemotongan tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi muda.
Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk
sehingga membakar jaringan disekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka
yang berpengalaman apabila melakukan cara ini hanya mematikan sebagian saja dari
dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang
disebut scur (Blakely,1991).Sapi yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan
gergaji atau dengan alat pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya
pendarahan (Blakely,1991).Sebenarnya banyak cara yang dipraktekkan untuk
pemotongan tanduk sapi. Suatu cara yang akan dipakai sangat tergantung pada umur
sapi yang akan dihilangkan tanduknya serta pengalaman yang dipunyai oleh mereka
yang akan melaksanakan pekerjaan itu. Sapi muda sering dihilangkan tanduknya
dengan menggunakan pasta kimia yang keras (Kalium atau Hidrokside), pasta kimia
tersebut dioleskan diseputar pangkal tanduk ketika anak sapi berumur kurang dari
satu minggu, sehingga mematikan pertumbuhan dan perkembangan tanduk tersebut
(Blakely,1991).

2.3 Kastrasi

Berdasarkan cara melakukan kastrasi dikenal dua bentuk, yaitu kastrasi


tertutup dan kastrasi terbuka, Kastrasi tertutup biasanya dilakukan terhadap ternak
yang memilki alat kelamin menggantung dan menjauh dari tubuh misalnya seperti
pada ternak kambing dan sapi. Sedangkan Kastrasi terbuka umum dilakukan pada
ternak yang kelaminnya menempel atau dekat dengan tubuhnya contohnya ternak
babi.

1. Kastrasi Tertutup

Kastrasi tertutup menggunakan tang burdizzo digunakan untuk menjepit


leher secrotum (saluran tes-tes) pada ternak yang sudah dewasa. Dengan tujuan
untuk menghambat saluran tes-tes dan akhirnya fungsi tes-tes semakin lama semakin
mengering cara ini tidak menimbulkan luka dan pendarahan maka dari itu kastrasi ini
disebut dengan metode tertutup. Kastrasi dengan tang burdizzo dapat menimbulkan
kegagalan kalau cara penjepitannya kurang sempurna. Tujuan penjepitan diarahkan
pada pada pemutusan hubungan penyediaan darah darah ke tes-tes dan pemutusan
saluran mani dan tes-tes serta menjaga agar dalam proses degenerasi secrotum
tidak terjadi pembusukan. Penjepitan dilakukan 2 kali : yang pertama dilakukan pada
saluran mani atau leher secrotum yang kiri selama kurang dari 15 menit dan yang
kedua pada saluran secrotum atau leher secrotum yang kanan dengan lama
penjepitan selama 15 menit. Supaya tidak terjadi kerusakan pada secrotum maka
penjepitan harus diberi jarak antara tes-tes sebelah kanan dan kirinya. Pelaksaan
penjepitan agar miring, maksudnya agar masih ada saluran atau hubungan pengaliran
udara pada secrotum lewat kulit scrotum. Untuk melihat hasil akhir pelaksaan
kastrasi, kita dapat melihatnya pada bulan berikutnya. Bila secrotum yang dijepit itu
tetep tumbuh besar maka kastrasi tersebut dikatakan gagal sedangkan apabila
secrotum itu mengecil dan hilang sama sekali itu berarti kastrasi kita berhasil. Cara
ini efektif dilakukan pada ternak umur 1 minggu.

2. Kastrasi Terbuka

Kastrasi terbuka adalah kastrasi yang dilakukan dengan jalan pembedahan


untuk mengeluarkan testes, cara ini efektif dilakukan pada ternak yang berumur 7-14
hari. Kastrasi pada usia dewasa tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan,
namun dapat memperbaiki kualitas karkas daging setelah ternak dipotong, ternak
yang dikastrasi pembawaannya akan lebih tenang dan pertumbuhannya
cepat. Sebaiknya ternak yang akan dikastrasi berumur tidak lebih dari 8 bulan, sebab
setelah umur lebih dari 8 bulan mudah mengalami cekaman dan pendarahan yang
hebat. Kastrasi atau pengebirian yang dilakukan pada ternak bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan, selain itu agar memungkinkan untuk memperoleh nilai
karkas daging yang berkualitas baik. Ternak yang dikastrasi akan memperlihatkan
tubuh yang lebih gemuk, bulat, dan lebih mudah dikelola terutama dalam suatu
peternakan yang besar. Ternak yang tidak terseleksi sebagai pejantan lebih baik
dikastrasi agar tidak mengawini betina dan mempunyai keturunan. Hilangnya fungsi
ternak sebagai pejantan akan menghilangkan nafsu untuk kawin, sehingga dapat
mengurangi peluang penularan penyakit, khususnya penyakit yang menular lewat
perkawinan.

2.4 Mencukur Bulu Domba

Bulu domba yang telah panjang, tetapi tidak pernah dirawat akan menjadi
kotor dan gembel. Dalam kondisi tersebut, kuman penyakit dan parasit mudah
bersarang ditubuh. Sebelum dilakukan pencukuran sebaiknya domba dimandikan
terlebih dahulu agar pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Pencukuran dilakukan
dengan menggunakan gunting dan bulu disisakan sepanjang 0,5 – 1 cm. Domba
dicukur pada saat bulu telah panjang, minimum satu tahun sekali. Pencukuran
pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 7 bulan agar domba
tidak stres.

2.5 Sanitasi Kandang Kambing Dan Domba

Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni


terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak.
Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai
jenis serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang
dicelah-celah kandang sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan
sanitasi. Usahakan kandang selalu di bersihkan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan
sore hari. Semakin bersih kandang maka kenyamanan kambing juga akan semakin
tinggi. Disisi lain, kalau kandang kambing bersih, maka kandang dan kambing juga
akan nyaman untuk dilihat, tidak kotor dan tidak kumuh. Ingat, untuk membikin
kambing nyaman pasti kita akan memperoleh hasil nyata. minimal kambing tidak
gampang sakit. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam sanitasi kandang ternak
kambing
BAB III

METEDOLOGI

3.1 Lokasi Dan Waktu

Praktikum di lakukan di kandang kambing dan domba di belakang, Politeknik Negeri


Lampung pada jam praktikum berlangsung di mata kuliah poduksi kambing dan
domba.

3.2 Metode
Ini dilakukan secara 2 langkah

 primer yaitu:dilakukan saat jam praktikum berlangsung .


 skunder yaitu:dilakukan pada saat teori berlangsung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemotongan Kuku

Ternak kambing dan domba yang dipelihara didalam kandang,pertumbuhan


kukunya relatiflebih cepat dibandingkan dengan kambing yang dipelihara di padang
penggembalaan karana do dalam kandang ruang geraknya sangat terbatas. Kuku yang
panjang bias berakibat buruk bagi kambing dan domba, misalnya memungkinkan
kambing terserang penyakit kuku busuk (foot root) yang berkembang disele sela kuku
selain itu kuku yang panjang menyebabkan kambing sulit berjalan dan kambing
jantan akan sukit untuk mengawini kambing betina. Kuku yang panjang juga mudah
patah yang bias menimbulkan luka dan infeksi. Dengan demikian, kuku kambing
harus dipotong secara rutin setidaknya setiap dua bulan sekali sekaligus kotoran yang
ada di sela sela kukunya dibersihkan.

Kuku yang dipotong adalah bagian tanduk pada telapak kaki sampai menjadi
sedikit cekung.dengan cara demikian berat badan ternak terbagi rata pada keempat
kakinya. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan domba terlebih
dahalu atau tanpa merebahakan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan domba
biasanya hasilnya kurang mememuaskan sebab tidak semua bgian kuku yang hendak
dipotong dapat digunakan dan lebih sulit mengerjakan jika kurang terampil.
Bahan dan Alat yang dibutuhkan :

a Pisau pemotong kuku

b Kikir

c Sabun

d Ember
Prosedur kerja : *. Rebahkan domba dan kaki diikat *. Dengan menggunakan pisau
pemotong kuu, pertama kali yang dipotong adalah kuku bagian bawah, selanjutnya
kuku bagian luar atau tepi kuku sehingga rata dengan kuku bagian bawah yang sudah
dipotong terlebih dadulu. *. Bersamaan dengan pemotongan kuku, dianjurkan juga
celah kuku dibersihkan.

4.2 Dehorning

Dehorning bisa dilakukan dengan pemotongan tanduk ataupun dengan


menghilangkan tunas tanduk. Pemotongan tanduk biasanya dilakukan pada ternak
yang sudah besar atau pertumbuhan tanduk sudah keliatan. Pemotongan tanduk
dilakukan dengan mengurangi panjang tanduk kurang kebih 1-2cm dari ujung tanduk
untuk mengurangi keruncingan tanduk dengan tujuan tidak melukai sesame ternak
saat berkelahi. Menghilangkan tunas tanduk pada ternak kambing atau domba masih
muda merupakan cara yang sangat efektif untuk menghindari luka akibat perkelahian
serta memudahkan penanganan. Tanduk dapat dihilangkan dengan mudah dan aman
pada waktu ternak berumur kurang dari 3 minggu. Untuk metode ini sepotong besi
dengan diameter 2 cm dan panjangnnya okurang lebih 45 cm. tangkai yang terbuat
dari kayu ditempatkan pada salah satu ujung besi sebagai pegangan ketika besi
dipanaskan.

Bahan dan Alat yang dibutuhkan : *. Gergaji *. Besi bakar *. Antibiotik

Prosedur Kerja :

1. Pemotongan tanduk.

a. Pegang ternak kambing atau domba dengan posisi berdiri

b. Pegang bagian kepala ternak dan mulai memotong tanduk dari ujung sekitar 1-2
cm. usahakan jangan sampai terkena jaringan saraf sebeb dapat menyebabkan luka
atau pendarahan.

c. Untuk mencegah terjadi infeksi beri antibiotic

2. Menghilangkan tunas tanduk.

a. Pegang anak kambing atau domba dengan posisi berdiri.


b. Gunting bulu disekitar tunas tanduk, cuci dan keringkan daerah tersebut.

c. Pipa besi dengan pegangan kayu dibakar hingga tampak berwarna merah, lalu
tempelkan (kurang lebih 2 detik) pada kulit disekitar tanduk hingga kulit tersebut
terbakar. d. Bubuhkan bubuk antibiotic pada lukannya hingga kering.

4.3 Kastrasi

Kastrasi pada hakikatnya adalah menghilangkan atau tidak mengaktifkan


fungsi testes yang menghasilkan sperma.dengan demikian kambing dan domba jantan
tidak dapat memproduksi sperma dan tidak mempunyai nafsu untuk kawin. Kastrasi
biasanya dilakukan pada ternak jantan yang akan digemukkan tujuan kastrasi adalah
untuk memperoleh daging yang kualitasnya baik serta pertambahan bobo badannya
lebih optimal.

Pelaksanaan kastrasi biasanya pada anak kambing atau domba sejak


pascasapih. Umumnya pertumbuhan dan perkembangan ternak ini terhambat bila
dibandingkan tanpa katrasi.kastrasi pada usia dewasa tidak memberikan pengaruh
pertumbuhan badan, hanya memperbaiki karkas, ternak lebih tenang dan pertambahan
badannya cepat.

Cara kastrasi ada cara yakni terbuka dan tertutup. Kastrasi tertutup dengan
cara mengikat saluran yang menuju testes, sehingga sel sel jantan mati tidak
memperoleh makanan. Kastrasi tertutup dengan pembedahan untuk mengeluarkan
testes yang kemudian dipotong.

Bahan dan alat yang dibutuhkan : a. Pisau bedah b. Atibiotik c. Cincin karet d.
Peregang karet

Prosedur kerja :

1) Kastrasi dengan cara pembedahan :


a. Scrotum dibersihkan dari semua kotoran
b. Pegang scrotum dengan satu tangan sehingga testis terjepit secara kuat dari bawah
scrotum.
c. Dengan pisau membuatan sayatan menyilang pada dasar scrotum dikedua testes.
d. Tarik testes keluar dari scrotum memulai sayatan dengan menggunakan tangan.
e. Lepaskan testis dan ikat secera sempurna saluran yang menghubungkan testis
dengan bagian yang lebih jauh.
f. Tarik secara perlahan vena pada testes hingga putus. Untuk menghindari
pendarahan ikat vena dengan kuat.
g. Ulangi untuk testes berikutnya.

2) Kastrasi tanpa pembedahan

a. Cincin karet diletakkan pada suatu alat peregangan karet sihingga cincin karet bias
melewati scrotum
b. Karet ditempatkan pada bagian antara scrotum dan tubuh
c. Ikatan atau jepitan karet akan menghambat suplai darah ke testis.

4.4 Pencukuran Bulu

Domba – domba yang diperjual belikan dipasarr kebanyakan tidak dijaga


kebersihan tubuhnya, sehingga bulunya kotor dan membentuk
gumpulangumpalan.tentunnya kondisi ini menyebabkan peternak yang membelinya
aakann mengalami kesulitan dan membersihkan. Untuk menjaga kesehatan domba,
sebaiknyya bulu-bulu domba dicukur, terutama pada bagian yang menggumpal atau
gimbal. Pencukuran dilakukan menggunakan gunting.

Kegiatan pencukuran bulu penting dilakukan karana bulu domba yang terlalu
panjang dapat menjadi tempat yang baik untuk kutu kutu. disamping itu terlalu
pencukuran bulu pada domba jantan sangat dianjurkan terutama pada bulu bulu
sekitar perut bawah dan sekitar kelaminnya sehingga kualitas spermannya lebih baik.

Pencukuran juga dapat dilakukan karana bertujuan memanfaatkan bulu


domba, yang dapat digunakan sebagai bahan keterampilan atau industry misalnya
pembuataan karpet atau permadani.
Bahan dan alat yang dibutuhkan :gunting atau shears, tambang

Prosedur kerja : a. Mempersiapkan kambing atau domba b. Apabila penguasaan


kambing atau domba agak sulit bias di bantu denganpengikatan kaki menggunakan
tambang. c. Mencukur bisa mulai dari ,perut, bahu atau kaki d. Mencukur bulu
dilakukan dengan hati hati sehingga semua menjadi rapih.

4.5 Sanitasi Kandang Kambing Dan Domba

Kesehatan ternak merupakan factor yang sangat menentukan keberhasilan


usaha peternakan . dengan demikian usaha menjaga kesehatan ternak harus menjadi
salah satu prioritas utama disamping kualitas makanan ternak dan terlaksana yang
memadai. Salah satu kegiatan pencegahan penyakit adalah sanitasi kandang. Sanitasi
kandang adalah kegiatan atau usaha membebaskan kandang dari bibit penyakit.

Penyakit yang menyerang ternak kambing dan domba bisa disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur,maupun parasit. Usaha untuk menghindari atau melawan bibit
penyakit harus melakukan pembersihan dan sanitasi kandang dan peralatan yang
teratur dan benar. Tindakan pencegahan penyakit dalam usaha peternakan domba atau
kambing dapat juga dilakukan dengan cara :

• Memilih ternak yang akan dipelihara yang sehat dan bebas dari penyakit, sebelum
dimasukkan ke real peternakan lakukan isolasi terlebih dahulu. • Kandang harus
bebas dari genangan air. • Melakukan vaksinasi secara teratur dan benar . • Kandang
harus cukup mendapatkan sinar matahari . • Ventilasi kandang harus cukup
memadai.

Bahan dan alat yang dibutuhkan : a. Sapu lidi b. Ember c. Sabun deterjen d. rinso
Prosedur kerja : a Mencuci semua peralatan dengan sabun dan rinsol. b
Mengeringkan peralatan yang dicuci c. Membersihkan kandang menggunakan sapu
lidi.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil data diatas dapat kami simpulkan bahwa memelihara dan menjaga
kesehatan bagi para perternak kambing dan domba itu perlu mengikuti manajemen
yang telah diterapkan dan di ajarkan oleh dosen itu perlu di kembangkan agar
mendapatkan bibit yang unggul dan memuaskan .Kita harus menggunakan teknik
yang diterapkan yaitu tehnik secara animal walfer.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto,m.1994.penanganan kambing dan domba .Penebar swadya,Jakarta.

Murtidjo,BA.1993.Memelihara kambing dan domba,kanisius , Yogyakarta.

Murtijo ,,BA.1993. Memelihara kambing dan domba .Yogyakarta.

https://www.ilmuternak.com/2015/02/kastrasi-pengebirian-pada-ternak.html

Dwiyanto,M.1994 . Penanganan domba dan kambing .Penebar swadaya ,Jakarta.

A.Sarwono,B.1995.Berternak kambing unggul.Penebar Swadaya,Jakarta.

http://arifwulungal-ittihad.blogspot.com/2014/12/makalah-pemeliharaan-ternak-
potong.html

Anda mungkin juga menyukai