Oleh:
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Manajemen Pemeliharaan Kambing Laktasi dan Bunting" tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
ibu dosen Siti Rahmawati Zulaikhah, S.Pt.,M.P. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Ternak Perah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kekurangan dan kata-kata
yang kurang berkenan, penulis sangat menerima jika ada kritik dan saran dari para
pembaca, sangatlah kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi
penulis ataupun orang yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................I
Kata Pengantar.........................................................................................................II
Daftar Isi.................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen Perkandangan Kambing Bunting dan Laktasi.................................3
B. Manajemen Pakan Kambing Bunting dan Laktasi..............................................5
C. Manajemen Kesehatan Kambing Bunting dan Laktasi.......................................7
D. Manajemen Pemerahan Kambing Bunting dan Laktasi......................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Bagaimana Manajemen Perkandangan Kambing Laktasi dan Bunting?
3. Bagaimana Manajemen Pakan Kambing Laktasi dan Bunting?
4. Bagaimana Manajemen Kesehatan Kambing Laktasi dan Bunting?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
ini dimaksudkan agar supaya angin yang bertiup tidak terlalu kencang. Angin
yang terlalu kencang dapat menyebabkan kambing sering kembung perut.
Kandang kambing harus direncanakan dapat memenuhi syarat, seperti :
1. Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah
sekitarnya, tidak lembab, lebih jauh dari kebisingan;
2. Aliran/sirkulasi udara segar, terhindar dari aliran udara yang
kencang;
3. Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari
tidak sampai masuk ke dalam kandang;
4. Agak jauh dari lokasi pemukiman, serta masyarakat tidak merasa
terganggu (utamanya untuk yang sudah masuk kategori
perusahaan); tergangtung kesepakatan dengan lingkungan
masyarakat;
5. Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang digunakan
oleh masyarakat sekitar, sehinggakotoran domba tidak mencemari,
baik secara langsung maupun lewat rembesan;
6. Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti : jalan
raya, pasar, pabrik/RMU agar ketenangan ternak domba terjaga.
Kandang di usahakan berbentuk panggung, karena pada dasarnya akan
lebih mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternakan
tu sendiri. Dasar kandang di buat agak miring dengan kemiringan 60o.Dasar
kandang ini berada di bawah lantai karena kontrusi kandang di buat system
pangggung. Fungsinya agar limbah kotoran kambing dapat langsung mengalir
ke parit atau bak penampungan kambing yang disediakan di sekitar kandang.
Tujuan utama pembagunan dasar kandang yang miring adalah agar supaya
tercipta kebersihan kandang. Karena kandang yang bersih merupakan cara
pencegahan penyakit pada ternak. Bila nanti di lantai kolong kandang masih
ada kotoran kambing sebaiknya setiap hari kandang disapu atau dibersihkan
agar supaya tidak muncul bau yang dapat mengancam kesehatan ternak.
Kebutuhan ruang (ekor/cm2) Kambing/domba berdasarkan status
fisiologis ternak dan umur (bulan) ternak.
4
No. Status Fisiologis Ternak Umur Ukuran
(bulan) (Ekor/cm2)
1. Jantan dewasa > 12 100 cm x 120 cm
2. Betina dewasa > 12 100 cm x 100 cm
3. Induk menyusui + jumlah > 12 100 cm x 100 cm +
anak (0 – 3 bulan/ekor) jumlah anak x (50 cm x
100 cm)
4. Anak Sapihan 3-7 50 cm x 100 cm
5. Jantan/betina muda 7 - 12 75 cm x 100 cm
6. Jantan bakalan untuk + 12 50 cm x 120 cm
penggemukan
5
sampai 0,8 % bahan kering dari bobot badan ternak. Apabila usaha
penggemukan ternak ruminansia dalam waktu yang relatif singkat maka akan
di perlukan pemberian konsetrat yang lebih banyak dalam komponen
ransumnya. Namun, di ketahui bahwa pemberian konsentrat yang lebih dari
60 % dalam komponen ransumnya tidak akan ekonomis walaupun harga
konsentratnya murah. (Lubis, 1992).
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 3 –
4% bahan kering dari bobot hidup (Sianipar, et al, 2003). Hijauan merupakan
bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan.
Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total pakan (Setiawan
dan Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan
(Sugeng, 2007).
Menurut Mulyono dan Sarwono (2008) pada dasarnya kambing tidak
selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput
disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada rumput.
Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan
belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki
kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada
musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk pakan kambing.
Kambing membutuhkan hijauan yang banyak ragamnya. Kambing
sangat menyukai daun-daunan dan hijauan seperti daun turi, akasia, lamtoro,
dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal, putri malu, dan rerumputan.
Hijauan dari daun-daunan lebih di sukai dari pada rumput (Sarwono, 2002).
Formulasi makanan kambing sebagian besar terdiri dari makanan kasar atau
hijauan pakan. Rata-rata kambing membutuhkan makanan kasar 7 kg, yang
dapat diberikan 2 kali seharic,ompamgiit tdoanusseorre. Ada dua
alternatif formulasi makanan untuk kambing sesuai dengan cara pemeliharaan
yang dilakukan petani-ternak, yakni:
1. Formulasi makanan kambing yang di pelihara semi intensif dengan
penggembalaan.
6
2. Formulasi pakan kambing yang dipelihara intensif dengan
dikandangankan (Murtidjo, 1993)
7
nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air yang
tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti
grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle disease. Selain itu pakan yang
kurang akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan
reproduksi dan penurunan produksi pada ternak kambing (Purnomoadi,
2013). Beberapa faktor yang menyebabkan ternak sakit antara lain faktor
mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, dan faktor
lingkungan (Subronto, 2003).
8
melalui proses berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan
yang diinginkan (Kristiawan et al.,2017) Pemerahan adalah tindakan
mengeluarkan susu dari ambing dengan tujuan mendapatkan produksi susu
yang maksimal dan terbagi atas 3 tahap meliputi tahap persiapan pemerahan,
pelaksanaan pemerahan dan perlakuan pasca pemerahan (Sasongko et
al.,2012). Manajemen pemerahan berarti proses pengaturan segala bentuk
pemeliharaan ternak perah khususnya pada bagian prosedural dan tatalaksana
pemerahan. Pentingnya manajemen pemerahan bagi peternak karena
manajemen pemerahan merupakan bagian dari manajemen pemeliharaan
umum ternak perah dimana salah satu faktor keberhasilan suatu peternakan
didasari oleh manajemen, sesuai dengan pendapat dari Leondro (2009) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor keberhasilan suatu peternakan yaitu
manajemen yang baik, kualitas bibit yang mumpuni, pakan yang berkualitas,
kesehatan ternak dan faktor lingkungan. Faktor yang akan diamati yaitu
kegiatan industri secara keseluruhan dan pengelolaan sumber daya manusia
dalam menangani ternak saat diperah.
Pemerahan sendiri adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing
dengan tujuan mendapatkan produksi susu yang maksimal dan terbagi atas 3
tahap meliputi tahap persiapan pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan
perlakuan pasca pemerahan (Sasongko et al., 2012). Berdasarkan dari hal
diatas maka akan diamati yaitu prosedur pemerahan dan segala kegiatan yang
dilakukan saat proses pemerahan yang menggunakan standar Good-Milking
Practices yang dicanangkan oleh IDFA (International Dairy Farming
Association). Good-Milking Practices adalah suatu metode pemerahan yang
baik dengan memperhatikan standar kualitas nilai susu, kenyamanan dan hak
asasi ternak, serta higienisitas proses pemerahan agar menghasilkan susu
yang bermutu dan layak dikonsumsi sesuai yang dicanangkan oleh
International Dairy Farming Association (Asosiasi Peternakan Perah
Internasional) atau disingkat IDFA (Bekuma et al., 2018). Pengaplikasian
metode berguna untuk mencegah susu rusak, ternak menjadi sakit karena
mastitis dan penyakit lainya. Metode tersebut sudah dilaksanakan di negara
9
maju mancanegara, namun di Indonesia belum banyak yang melakukanya
karena berbagai faktor.
10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
11
seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass
tetany, milk fever, ketosis, white muscle disease. Penanganan kesehatan
merupakan salah satu hal yang memiliki peranan penting dalam usaha ternak
kambing. Adapun upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak
meliputi pemeriksaan kesehatan harian, penanganan kesehatan hewan,
pemotongan kuku, desinfeksi kandang, kontrol ektoparasit, pemberian vaksin,
pemberian obat cacing.
Manajemen pemerahan merupakan penggabungan dari istilah
manajemen dan istilah pemerahan. Manajemen adalah sebuah proses yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Pemerahan sendiri
adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing dengan tujuan mendapatkan
produksi susu yang maksimal dan terbagi atas 3 tahap meliputi tahap
persiapan pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan perlakuan pasca pemerahan
12
Daftar Pustaka
Bekuma, Amanuel, Ulfina, and Girgo. 2018. Review on hygienic milk products
practice and occurrence of mastitis in cow's milk. Agricultural Research &
Technology: Open Access Journal, 18(2), 1-11
Formulasi makanan kambing yang dipelihara intensif dengan dikandangkan
(Murtidjo, 1993).
Kristiawan, M., D. Safitri dan R. Lestari. 2017. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish.
Leondro, H. 2009. Dasar Ternak Perah. Malang: Universitas Kanjuruhan.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. Hal 435.
Mulyono, S. Dan B. Sarwono. 2007. Penggemukan Kambing Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Purnomoadi, A. 2003. Ilmu Ternak Potong & Kerja.
http://eprints.undip-.ac.id/21200/1/1061-ki-fp-05.pdf. Tanggal akses 12
Desember 2022
Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak Mamalia I. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
13
14