Nim : B1D022038
Kelas : 4A1
TUGAS CASE BASE LEARNING
PERKANDANGAN SAPI PERAH
(Oleh : Ir. Nyoman Sadia, M.Sc)
5. Lokasi.
Lokasi yang dipilih hendaknya di daerah yang lebih tinggi dari sekitarnya, mudah diawasi,
cukup sumber air, drainase tanah di sekitarnya cukup baik, dan mudah untuk membuang
kotoran, serta memungkinkan tersedianya segala fasilitas yang di butuhkan, sehingga dapat
menekan biaya produksi.
Tata Letak Kandang. Tata letak kandang sangat penting diperhatikan untuk efisiensi
managemen pengelolaan kegiatan sehari-hari di dalam kandang. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Kandang sapi perah harus dibangun di daerah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Hal ini
diperlukan untuk menjaga drainase di sekitar kandang, dan ini erat hubungannya dengan
kesehatan sapi perah itu sendiri. Daerah yang cocok untuk kandang adalah yang tidak
memiliki iklim dan kondisi tanah yang ekstrim.
2. Kandang harus dibangun dekat dengan sumber air bersih, karena sapi perah memerlukan air
cukup banyak untuk air minum, memandikan sapi dan membersihkan kandang serta
peralatannya.
3. Kandang harus dekat dengan sumber hijauan makanan ternak, untuk menekan biaya
transportasi.
4. Transportasi lancar, baik yang menuju ke daerah pemasaran, pengadaan sarana maupun ke
daerah penanganan hasil limbah sapi perah.
5. Kandang harus dekat dengan karyawan, karena dengan demikian karyawan akan dapat
memberikan perhatian yang lebih intensif terhadap sapi yang dipelihara, terutama pada
masa perkawinan, kelahiran dan penanganan pedet.
6. Areal kandang harus cukup luas untuk memungkinkan perluasan kota, sehingga tidak
mengganggu pemukiman, dan untuk menjaga kemungkinan adanya penularan penyakit dari
sapi ke manusia dan sebaliknya.
7. Kandang tidak boleh dekat dengan jalan umum atau jalan kereta api, karena akan
mengakibatkan sapi-sapi menjadi stress dan perluang kena penyakit lebih besar.
Bangunan Kandang Sapi Perah. Suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan sapi
perah mempunyai bangunan kandang yang berbeda-beda baik bentuk, ukuran maupuin
jumlahnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
1. Jumlah sapi yang dipelihara.
Semakin banyak sapi yang dipelihara, maka bangunan kandang dan areal yang dibutuhkan
semakin besar dan luas pula.
2. Bangsa sapi atau besar sapi yang dipelihara.
Bangsa sapi perah bermacam-macam, dan masing-masing mempunyai ukuran tubuh yang
berbeda-beda sesuai dengan breednya. Kandang yang dibutuhkan oleh perusahaan yang
memelihara sapi FH akan lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang memelihara sapi
perah Jersey.
3. Ternak Pengganti (Replacement Stock).
Perusahaan yang memelihara sendiri replacement stock akan membutuhkan kandang yang
lebih luas dari pada perusahaan yang membeli replacement stock.
4. Sistem perkawinan yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang memelihara sapi pejantan sendiri dalam suatu sistem perkawinannya,
maka akan memerlukan kandang yang kebih luas dari pada perusahaan yang memakai
sistem perkawinan dengan teknik IB.
5. Pengelolaan sapi-sapi jantan.
Apabila sapi-sapi jantan dijual pada umur yang masih muda, maka kandang yang
dibutuhkan lebih sempit dibandingkan dengan yang dipelihara sampai umur dewasa atau
sampai umur potong.
6. Besarnya usaha peternakan.
Hal ini berhubungan dengan jangkauan daerah pemasaran produk yang dihasilkan. Semakin
besar usaha peternakan atau semakin luas daerah pemasaran, maka kandang yang
dibutuhkan untuk penyimpanan produk baik dalam waktu sementara maupun dalam jangka
waktu cukup lama akan lebih besar.
7. Fasilitas penampungan hasil produksi.
Perusahaan yang menginginkan atau bertujuan menampung produk susunya dalam waktu
yang relatif cukup lama, disamping penampungan untuk sementara waktu (dipasarkan
langsung), memerlukan fasilitas penampungan yang lebih lengkap untuk mempertahankan
kualitas susu yang dihasilkan. Penempatan fasilitas tersebut memerlukan tempat/kandang
yang lebih luas.
8. Milik sendiri atau milik orang lain dan luas tanah yang tersedia.
Apabila perusahaan yang dikelola milik sendiri, maka luas kandang yang diperlukan relatif
lebih luas dari perusahaan yang dikelola oleh bukan pemiliknya atau orang lain. Ini
berhubungan dengan keleluasaan ternak sapi yang dipelihara. Kandang yang luas dapat
mengurangi stres, yang erat sekali hubungannya dengan produksi susu yang dihasilkan,
apalagi jika areal masih cukup tersedia dan sebaliknya.
Dengan alasan diatas, maka kebutuhan bangunan yang khusus bagi sapi perah akan
berbeda sesuai dengan keadaan daerah dan kondisi perusahaan masing-masing, tetapi secara
keseluruhan type dan besar bangunannya hampir sama.
Di Indonesia pada umumnya keadaan kandang-kandang sapi perah, terutama yang di
jumpai pada peternakan rakyat (peternakan kecil), masih sangat sederhana, yaitu dibuat dari
bahan-bahan yang mudah rusak atau tidak tahan lama, berlantai tanah atau tanah yang diberi
jerami. Letaknya dekat dengan rumah atau menempel pada rumah, bahkan yang lebih parah lagi
masih dijumpai kandang yang berada dalam rumah, terutama di daerah Jawa Tengah. Keadaan
ini ditinjau dari segi kesehatan dan kenyamanan bagi ternak dan peternaknya masih jauh dari
persyaratan perkandangan yang berlaku di Indonesia.
Pada hakekatnya, ketentuan diatas bertujuan untuk mempertahankan kualitas susu yang
dihasilkan, menjamin kenyamanan dan ketenangan peternak atau karyawan, sehingga efisiensi
usaha yang optimal dapat tercapai.
Macam-macam Kandang.
Pada kegiatan atau usaha sapi perah kandang di bagi beberapa macam dan di bedakan
menurut:
b. Kandang Kelompok.
Pada tipe kandang kelompok ini biasanya terdiri dari 20 – 30 ekor per kelompok, dan
pemerahan dilakukan di tempat khusus untuk memerah.
Sistim ini banyak dipakai oleh peternak besar, karena secara keseluruhan dapat
mengurangi luas kandang yang dibutuhkan, serta dapat menekan biaya tenaga kerja.
Tempat makan dan minum disediakan untuk masing-masing grup atau kelompok
ternak, sedangkan pemberian konsentrat dapat juga dilakukan pada waktu pemerahan.
Pada umumnya, di kandang kelompok ini disediakan juga bagian kandang yang
terbuka untuk tempat sapi berjemur.
Untuk kedua tipe kandang diatas, lantai diusahakan tidak licin dan kemiringannya diatur agar
air tidak sampai tergenang di lantai, tetapi dapat mengalir dengan sendirinya ke parit
pembuangan limbah yang disediakan, tanpa bantuan peternaknya.
Photo Kandang Kelompok/Group Barn/Housing of Dairy Cow
Sumber: https://www.duniasapi.com/umum/model-kandang-sapi-perah-
modern.html
Kandang semi modern ini biasanya beratap minimal genting, dinding beton atau kayu
yang berkualitas baik dengan lantai dari batu serta tiang dari kayu yang berkualitas
cukup baik. Sanitasi dan higienenya lebih baik dibandingkan dengan kandang
tradisional.
Photo Kandang Semi Modern/Semi Modrn Barn/Housing of Dairy Cow
Sumber: modern-cow-farm-house-plan-awesome-modern-dairy-farm-shed-india-
modern-house-of-modern-cow-farm-house-plan.jpg (1024×768)
(aznewhomes4u.com)
c. Kandang Modern
Kandang modern ini biasanya ditemukan pada perusahaan dalam skala besar. Bahan
kandang semuanya berkualitas baik, atapnya minimal genting yang berkualitas baik,
dindingnya dari tembok, tiang dari besi dan lantai dari batu atau beton. Sanitasi dan
higienenya sangat baik.
Menurut kegunaan atau fungsinya, kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi 3 jenis
sebagai berikut.
Sistim kandang sapi Laktasi atau sapi dewasa ini pada prinsipnya dibedakan lagi menjadi
3 yaitu sebagai berikut.
Sistim kandang kovensional dapat dibedakan lagi menjadi 3 macam, yang ukuran
kandangnya berbeda-beda tergantung dengan bangsa sapi yang dipelihara yaitu sebagai
berikut.
b. Tie Stalls.
Pada sistem ini, leher sapi diikat dengan rantai besi atau dengan tali yang kuat,
kemudian ditambatkan pada pipa besi atau ring yang dibuat khusus di bagian dalam
bak makanan (Gambar 2.6). Kebanyakan peternak lebih menyukai sistem ini,
karena selain biayanya lebih murah, juga kenyamanan bagi sapi-sapi yang
dipelihara lebih terjamin karena sapi-sapi masih lebih bisa bergerak dengan leluasa
dibandingkan dengan sapi-sapi yang dipelihara dengan sistem kandang Stanchion
Stalls.
Photo Tie Stalls barn
c. Comfort Stalls.
Pada sistem ini sapi-sapi hanya dibariskan sampai batas maximal sepanjang
kandang, atau pada masing-masing tempat secara individu. Sapi-sapi tersebut tidak
diikat, tetapi di atas bagian pinggulnya (5 – 7,5 cm) dipasang kabel listrik yang
bertegangan rendah. Apabila sapi akan bergerak ke kanan atau ke kiri, badan sapi
akan terkena aliran listrik, sehingga sapi akan diam. Kebaikan sistem kandang ini
adalah sapi tetap dalam keadaan bersih, sehingga menghemat tenaga kerja yang
membersihkan sapi. Kelemahannya adalah sapi agak stress karena ruang geraknya
dibatasi. Selain itu, biaya yang dibutuhkan untuk membuat aliran listrik cukup
mahal.
Photo Comfort Stalls Barn of Dairy cow/Freestall System
Sumber: https://usagnet.com/sturdybuiltmfg/stalls/free-stalls.php
Kandang dengan sistem ini untuk per ekor sapi memerlukan sekitar 4,65 m2 (Foley,
1973).
Berat Lingkar T i p e k a n d a n g
No badan dada Stanchion Comfort Tie
sapi (cm) Stall Stall Stall
(kg) Lebar Panjang Lebar Panjang Lebar Panjang
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Sistem kandang yang dipilih, biasanya tergantung dari keadaan daerah, iklim, luas
tanah yang tersedia, jumlah ternak yang dipelihara, sistem pemerahan, kesukaan atau
kesenangan peternak.
RINGKASAN
Pemeliharaan pedet memerlukan perhatian lebih serius terutama dalam hal: penanganan pedet
baru lahir, pemberian susu, pemisahan pedet dari induknya, pemberian pakan baik konsentrat maupun
hijauan, pemberian antibiotika, air minum, identifikasi, pemotongan tanduk, kastrasi, menghilangkan
kelebihan puting susu dan kesehatan. Pemeliharaan sapi dara, hal penting harus diperhatikan adalah
perkembangan berat badannya agar sesuai dengan umurnya, terutama sapi dara yang akan dipakai
sebagai ternak pengganti (replacement). Untuk mencapai target di atas, pemberian ransum yang
seimbang sesuai dengan kebutuhan sapi dara harus terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Sapi dara merupakan penentu keberhasilan suatu perusahaan sapi perah, karena sapi dara merupakan
persiapan untuk menghasilkan ternak pengganti. Sebagai calon penghasil susu, hal yang perlu dipahami
oleh peternak adalah produksi susu pada laktasi pertama merupakan hal yang sangat potensial, karena
merupakan cerminan produksi susu pada masa laktasi selanjutnya atau produksi susu di masa yang
akan datang.
Setelah sapi berproduksi (laktasi), hal-hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan
kandang, dan kebersihan sapinya sendiri, karena hal ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan kualitas susu. Pada saat tertentu (2 bulan sebelum melahirkan) sapi harus
dikeringkan untuk persiapan priode laktasi berikutnya, dan persiapan perkembangan foetus
yang dikandungnya.
Sedangkan dalam pemeliharaan pejantan hal yang harus dipertimbangkan adalah pemilihan bibit
unggul yang sudah teruji kualitas genetiknya melalui “tes progeny dan phenotype”. Pemberian exercise
kepada pejantan secara rutin sangat penting untuk meningkatkan staminanya agar tubuhnya sehat
serta memiliki kaki yang kuat dan kuku yang baik. Pemeliharaan kuku ini penting untuk menjaga agar
posisi kaki menjadi simetris. Pemotongan tanduk dan pemasangan cicin hidung sangat penting pada
pejantan agar pejantan tidak membahayakan peternak dan mudah melatihnya. Pemberian makanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan mengatur perkawinan pejantan sangat penting dilakukan untuk
memperoleh keturunan sebagai “replacement” yang berkualitas untuk kelangsungan suatu perusahaan
sapi perah. Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan sapi perah, penanganan sapi jantan yang
tidak digunakan sebagai pejantan perlu ditangani sebagai penghasil daging.
(Placeholder3)