Anda di halaman 1dari 43

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha peternakan ayam pedaging merupakan salah satu usaha yang

potensial untuk menghasilkan daging dan meningkatkan konsumsi protein bagi

masyarakat.Usaha pembesaran peternakan ayam broiler sudah banyak

dilaksanakan di Indonesia baik dalam skala kecil, sedang bahkan dalam skala

besar yang dilakukan oleh perusahaan.

Kandang merupakan bagian penting dari tatalaksana pemeliharaan, karena

merupakan tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin

agar diperoleh ternak yang sehat dan produktif. Fungsi kandang adalah

melindungi ayam dari pengaruh cuaca (panas, hujan, dingin, dan angin) serta

pengaruh binatang dan manusia yang dapat mengganggu ayam selama proses

pembesaran. Usaha peternakan ayam pedaging mempunyai dua sistem

perkandangan yaitu sistem kandang close house dan sistem kandang open house.

Kedua sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan

Perkandangan unggas membutuhkan peralatan yang lengkap dan memadai

untuk mendukung keberhasilan usaha ternak unggas. Peralatan kandang unggas

yang biasa digunakan antara lain tempat pakan, tempat minum, alat pemanas,

blower, alat penerangan, cooling pad, temptron, sensor, panel listrik, plafon, tirai

dan bak air untuk sirkulasi air ke cooling pad. Peralatan yang dibutuhkan untuk

setiap sistem kandang berbeda.

Praktikum Produksi Ternak Unggas kali ini mempelajari mengenai

peralatan dan sistem perkandangan unggas yang ada di Test Farm Sustainable
2

Livestock Techno Park Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Melalui

laporan akhir ini diharapkan peternak dapat mengetahui sistem perkandangan dan

peralatan perkandangan yang baik untuk ternak sehingga produktivitas ternak

dapat meningkat.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan permasalahannya, yaitu :

1. Apa jenis dan bentuk dari peralatan kandang unggas.

2. Apa kegunaan dari peralatan kandang unggas.

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan akhir praktikum ini

adalah :

1. Mengetahui jenis dan bentuk dari peralatan kandang unggas.

2. Mengetahui kegunaan dari peralatan kandang unggas.

1.4. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Selasa, 26 April 2016

Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Kandang Unggas Semi Close House dan Open House

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.


3

1.5. Manfaat Praktikum

1. Mendapat informasi mengenai kandang unggas sistem open house dan

close house.

2. Mendapat informasi mengenai alat-alat yang digunakan di kandang beserta

fungsinya.
4

II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Kandang

Kandang adalah suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai

tempat tinggal sejak awal pertumbuhan sampai masa produksi. Oleh karena itu

kandang yang disediakan harus bisa menjamin kenyamanan dan kesehatan bagi

penghuninya, sehingga unggas mampu berproduksi secara maksimal. Dalam

pembuatan kandang harus memperhatukan karaktaristik biologis unggas, sehingga

kandang yang tersedia nantinya tidak menimbulkan cekaman bagi unggas tapi

bisa memberikan kenikmatan berproduksi. Dengan demikian kandang unggas

dikatakan baik adalah suatu bangunan yang memenuhi karaktaristik biologis

unggas, sehingga unggas mampu broroduksi sesuai dengan potensi genetikanya

(Malik, 2001).

Kandang merupakan salah satu sarana yang terpenting untuk

terselenggaranya peternakan secara intensif, disamping sarana-sarana lain yang

mendukung. Berdasarkan tingkat umur ayam ada tiga macam kandang yang perlu

diketahui yaitu kandang pembibitan, kandang pembesaran ayam dan kandang

ayam dewasa yang sudah berproduksi yaitu kandang postal, kandang rend an

kandang system batteray (Priyatno, 1996).

Pada peternakan modern kandang dibangun dengan system praktis dan tidak

mengunakan tempat terlalu luas tetapi dapat berdayaguna semaksial mungkin,

kandang ddibuat sesuai dengan selera masing-masing dengan memperhatikan

tempat tinggal dan lokasi yang tersedia (Malik, 2001). Mengingat peranan

kandang sebagai sarana produksi usaha ternak ayam sangat penting, maka
5

kandang harus dipersiapkan dengan baik sehigga kendang tersebut benar-benar

siap huni (Ginting, 1994).

Kandang serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan sarana pokok

untuk terselenggarakannya pemeliharaan ayam secara intensive,berdaya guna dan

berhasil guna. Ayam akan terus menerus berada didalam kandang, oleh karena itu

kandang harus dirancang dan ditata agar menyenangkan dan memberikan

kebutuhan hidup yang sesuai bagi ayam-ayam yang berada di dalamnya. Beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah pemilihan tempat atau lokasi

untuk mendirikan kandang serta konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri.

Kandang merupakan modal tetap (investasi) yang cukup besar nilainya,maka

sedapat mungkin semenjak awal dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam

pembangunannya, apabila keliru akibatnya akan menimbulkan problema-

problema terus menerus sedangkan perbaikan tambal sulam tidak banyak

membantu (Williamsons dan Payne, 1993).

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:

persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar

antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,

tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah

mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk

anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam

remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan

dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.

Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting

kuat, bersih dan tahan lama(Bambang,1995).


6

2.1.1. Fungsi Kandang

Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari panasnya matahari, hujan,

angin, dan udara yang dingin serta gangguan binatang buas, memudahkan

tatalaksana yang meliputi pemeliharaan, pemberian pakan dan minum serta

pengawasan terhadap kesehatan ternak, memudahkan tenaga kerja dalam

penanganan kegiatan sehari-hari (Cahyono, 1944).

Kandang berfungsi untuk melindungi ternak ayam dari pengaruh buruk

iklim, seperti hujan, panas matahari, atau gangguan-gangguan lainnya. Kandang

yang nyaman dan memenuhi syarat-syarat perkandangan akan memberikan

dampak positif karena ternak menjadi tenang dan tidak stres. Selanjutnya, ternak

akan memberikan imbalan produksi yang lebih baik bagi peternak pemelihara

(Sudaryani dan Santosa, 2003). Secara makro, kandang berfungsi sebagai tempat

tinggal bagi unggas agar terlindung dari pengaruh-pengaruh buruk iklim (hujan,

panas, dan angin) serta gangguan lainnya (hewan liar atau buas dan pencurian).

Secara mikro, kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang nyaman agar

ternak terhindar dari cekaman (Suprijatna, 2005).

Menurut Malik (2001), ditinjau dari fungsinya, kandang mempunyai pungsi

sebagai berikut:

a. Pelindungan dari kondisi klimat yang tidak sesuai seperti cahaya matahari

langsung, hujan, angin yang kencang.

b. Perlindungan dari hewan liar seperti ular, kucing atau musang.

c. Tempat unggas melakukan kegitan rutin seperti makan, minum dan

beristrahat.

d. Tempat unggas tumbuh, produksi dan berkembang.

e. Tempat tenga kerja melakukan menanganan unggas.


7

2.1.2. Syarat Perkandangan

Syarat kandang yang harus dipenuhi untuk bangunan yang baik terutama

mengenai lokasi tambahan, letak antar kandang, ruangan yang cukup penyinaran

dalam kandang merata, penggunaan bahan bangunan yang tahan lama, murah dan

memenuhi syarat, bentuk dan sisitem atap yang tidak merugikan, lebarkandang

yang cukup dan perawatan kandang yang memadai (Malik, 2001).

Menurut Malik (2001), dalam suatu usaha peternakan unggas komersial

kadang dikatakan baik tidak hanya sekedar bisa memenuhi persyaratan teknis

namun juga harus memperhatikan persyaratan ekonomi. Dengan demikian

persyaratan dalam pemuatan kandang perlu diperhatikn sebagai berikut:

a. Syarat kandang dari segi ekonomi

1. Tanah relatif murah dan dan tersedia cukup luas dengan harapan masih

memungkinkan untuk menggembangkan usaha secara leluasa.

2. Mudah memperoleh air dan penerngan.

3. Transportasi mudah dan hubungan atau komunikasi lancer.

4. Terisolir dari lalu lintas umum dan jauh dari pemukiman penduduk.

5. Mudah memperoleh tenaga kerja.

b. Syarat kandang dari segi kesehatan

1. Lokasi kandang

Lokasi kandang hendaknya dipilih tanah yang paling tinggi dari komplek

yang tersedia. Dan dilengkapi dari system drainase yang baik dengan demikian

keadaan sekitar kandang selalu kering pada musim hujan tidak terjadi genengan-

genangan air didalam maupun disekitar kandang. Hindari bangunan kandang

dilokasi bebrukit atau dibawah bukit atau cekungan. Sebab akan menggangu

sirkulasi kandang maupun pengaturan drainase (Malik, 2001).


8

2. Ventilasi udara

Ventilasi bagian dari kandang yang berpunsi sebagai jalan keluar masuk

udara kedalam dan keluar kandang. Dengan ventilasi yang baik fungsi biologs

ayam yang berhubungan dnan pernapasan selalu terjamin baik, ehingga secara

tidak langsung ventilasi pembatu terhadap efesiensi makanan, kesehatan dan

pertumbuhan. Udara kandang segar yaitu persediaan oksigen cukup, kandungan

CO2 rendah. Ventilasi udara yang normal CO2 21% dan CO2 sebanyak 0,03%

(Malik, 2001).

3. Sinar Matahari

Cahaya matahari tidak hanya penting dalam menciptakan kandang yang

terang kering dan idak lembab, namun jga diperlukkan bagi unggas sedang

berproduksi khusunya unggas petelur (Malik, 2001).

4. Suhu

Suhu mempunyai perananan penting bagi kehidupan unggas. Unggas baru

bisa melakukan aktivitaya secara rutin normal apabila udara didalam kandang

mempunyai suhu yang ideal yaitu 21 - 6 0C. untuk daerah tropis sushu ideal dalam

ruangan kandang ayam muda dan dewasa berada antara 21 – 27 0C. sedangkan

unggas yang masih yang masih periode sterter suhu ideal antara 30 - 35 0C

(Malik, 2001).

5. Kelembaban

Kelembapan yang dibutuhkan unggas berkisar 60%. Kelembapan yang tinggi

menyebabkan bibit penyakit dengan mudah tumbuh dan berkembang biak (Malik,

2001).
9

6. Pohon Pelindung

Untuk menciptakan udara didalam kandang lebih sejuk di bandingkan udara

diluar kandang, disekitar kndang ditanami pohon-pohon pelindung, karena

lindungan pepohonan itu dapat membuat udar segar terasa lebih nyaman dan

menyenangkana. Antara kanang sebaiknya ditanami pohan yang lebih pendek

misalnya tomat, cabe dan lain-lain. Pagar areal gandang ditanami pohon setinggi

1,5 m – 2 m (Malik, 2001).

7. Hujan dan angin keras

Kandang unggas didaerah tropis secara umum memang harus terbuka,

mengingat kandang dituntut menyediakan udara yang selalu segar, masuknya

sinar matahari dan penerangan kandang akan tetapi hendaknya dijaga jangan

sampai memungkinkan hujan dan angin keras dan mudah dapat masuk

didalamnya (Malik, 2001).

2.1.3. Bahan dan Alat Kandang

Bahan kandang hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang harganya relative

murah tetapi diharapkan berkualitas misalnya bamboo, kayu ataupun papan bekas,

kecuali untuk ternak yang berkapasitas diatas 7000 ekor ke atas sebaiknya

digunakan bahab-bahan yang kualitasnya permanen misalnya untuk kandang

batteray ayam petelur priode3 layer digunakan bahan bakunya untuk kandang

adalah besi kawat (Rasyaf, 1990).

Menurut Malik (2001), beberapa fasilitas didalam kandang yang harus

disediakan adalah tempat pakan dan tempat minum, alat pemanas induk buatan,

tempat bertelur dan lampu penerangan. Untuk system lampu postal untuk petelur

dewasa harus dilengkapi untuk sarang telur dan tempat pengerang. Bentuk ukuran
10

dan jumlah peralatan yang akan dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Sesuai dengan umur unggas

b. Mudah dicapai oleh unggas

c. Tidak mudah dikotori dan mudah dibersihkan

d. Tidak menggangu tatalaksana

e. Mencukupi jumlah unggas agar tidak saling berebutan

Peralatan kandang diperlukan meliputi indukan buatan, tempat pakan dan

minum, tirai pembatas, lampu listrik atau minyak dan thermometer. Dalam hal ini

peralatan bias berpengaruh terhadap nafsu makan dan dapat juga mempengaruhi

tingkat produksi. Selaim itu peralatan yang tahan lama juga menambah nilai

ekonomis yang nantinya peralatan ini bisa digunakan untuk periode selanjutnya

(Sudaryani, 2005).

2.1.4. Konstruksi Kandang

Menurut Fadilah dkk (2007), semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan

untuk ayam bisa hidup dengan nyaman dan aman dari lingkungan, sehingga ayam

dapat berproduksi dengan optimal. Konstruksi kandang meliputi, atap, dinding,

lantai dan sistem ventilasi pada kandang.

a. Atap kandang

Menurut Rasyaf (2003), atap kandang adalah bagian dari bangunan kandang

yang berfungsi untuk menaungi bagian dalam kandang dari panas matahari dan

curah hujan. Bahan yang digunakan sebagai atap perlu dipilih dari jenis bahan

yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak mudah

bocor dan tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Atap kandang hendaknya tidak
11

terbuat dari seng atau bahan lain yang dapat menimbulkan panas dalam ruangan,

lebih praktis jika atap terbuat dari genting dan tidak dianjurkan pembuatan

kandang terlalu pendek karena dapat menyebabkan panas dalam ruangan, ada

berapa bentuk model atap pada kandang:

1. Bentuk atap monitor

Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara pada bagian

atap lebih sempurna pada bagian monitor terbuka seluruhnya sehingga peredaran

udara masuk mapun keluar secara langsung dapat berganti (Djanah, 2004). Atap

jenis dipergunakan apabila ukuran kandang cukup las atau lebar kandang lebih

dari 3,5 m dan jumlah unggas yang dipelihara banyak. Jenis ini sangat bagus

terutamabola dikaitkan dengan fungsinya membantu sirkulasi udara kandang

(Malik, 2001).

2. Bentuk atap semi monitor

Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara masuk

kedalam kandang melalui bagianatap pada atap monitor. Adanya saluran udara

seperti itu maka diharapkan pergantian udara dalam andang dan dapat lancar

untuk menjamin kesegaran dan udara dalam kandang yang diperlukan oleh ayam.

Menurut Malik (2001), atap semi monitor merupakan gabungan dari jenis atap

monitor dan gable, umumnya di pergunakan untuk memelihara unggas dalam

jumlah sedikit

3. Bentuk atap gable

Jenis atap ini dipergunakan untuk ukauran kandang yang kecil dan jumlah

pemeliharaan unggas yang sedikit. Kandang dengan uura lebar lebih dari 4 meter

tidak cocok menggunakan atap jenis ini (Malik, 2001). Suatu bentuk rumah

kandang yang mempunyai saluran udara dibagian dinding depan separuh bagian
12

terbuat dari rambilah bambo yang seperti keranjang. Saluran udara sebagian dapat

melalui sisi bagian kiri dan atap rumah (Djanah, 2004).

b. Lantai kandang

Lantai kandang di bedakan menjadi beberapa macam yang pertama lantai

slat yang merupakan lantai kandang renggang berlubang dan biasanya berbentuk

pangung. Bahan lantai bisa dipakai dari bambo, kayu, plastic, kawat dan lain-lain.

Ukuran kerengangan lantai tergantung pada umur, besar kecil unggas yang

ditempatkan didalam kandang. Kedua lantai rapat merupakan lantai yang bisa

dari tanah semen atau kayu . masing-masing bahan tersebut mempunyai kelebihan

dan kelemahan tergantung kondisi daerah. Kemudian yang ke tiga yaitu lantai

kombinasi slat dan rapat merupakan gabungan dari lantai renggang dengan lantai

rapat, kelebihan dari system kombinasi ini dapat menutupi kakurangan dari

system lantai slat dan lantai rapat (Sudarmono, 2007).

Pada kandang tertutup system lantai kandang yang terbaik adalah system

kombinasi. Suatu kandang di sebut berlantai kombinasi apabila dalam ruangan

tardapat dua macam lantai yaitu litter dan lantai kolong bercelah (slatt). Biasanya

lantai tersebut diatur sebagai berikut: 60% berupa lantai slat dan 40 % berupa

lantai litter. Pada umumnya lantai litter dibuat dibagian samping kanan dan kiri

berupa slat, masing-masing 30% (Sudarmono, 2007).

Lantai kandang menggunakan sistem litter berbahan sekam padi. Litter

adalah hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur, penghangat bagi

ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang. Ketebalan sekam padi sekitar

15-20 cm.Menurut Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan

peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan
13

cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit

penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease)(Sudarmono, 2007).

c. Dinding kandang

Dinding kandang mempunyai dua fungsi yaitu untuk membatasi ruang gerak

ayam dan untuk melindungi ayam dari cuaca buruk. Didnding kandang sebaiknya

memungkinkan pergantian udara sehingga udara dalam kandang terasa nyaman.

Kontruksi kandang selain tergantung pada keadaan iklim setempat juga ditentukan

oleh fase pemeliharan ternak ayam. Anak ayam lebih membutuhkan temperature

yang lebih hangat dari pada ayam dewasa. Yang perlu diperhatikan pada bentuk

konstruksi dinding ini adalah:

a. Didalam ruangan kandang tersedia udara yang segar dan nyaman

b. Cahaya matahari dapat masuk didalam rungan kanadang, sehingga

kandang menjadi terang dan kering. Tetapi hujan dan angin langung atau

angin kers tidak bisa masuk.

c. Unggas didalam ruangan kandang dapat dilihat dengan mudah.

d. Sistem Ventilasi

Menurut Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara

sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor

dari dalam kandang. Sistem ventilasi yang digunakan biasanya menggunakan

cooling pad dan exhaust fan. Cooling pad mengalirkan udara segar yang

dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust fan mengeluarkan udara kotor ke luar

kandang. Jumlah fan yang dipasang disesuaikan dengan volume ruangan kandang,

populasi ayam jantan dan betina serta rataan bobot badan jantan dan betina.
14

2.2. Sistem Perkandangan Close House dan Open House

Kandang merupakan bagian penting dari tatalaksana pemeliharaan, karena

merupakan tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin

agar diperoleh ternak yang sehat dan produktif. Fungsi kandang adalah

melindungi ayam dari pengaruh cuaca (panas, hujan, dingin, dan angin) serta

pengaruh binatang dan manusia yang dapat mengganggu ayam selama proses

pembesaran. Usaha peternakan ayam pedaging mempunyai dua sistem

perkandangan yaitu sistem kandang close house dan sistem kandang open house.

Kedua sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan

Berdasarkan dindingnya, kandang dibagi menjadi 2, yaitu kandang terbuka

(open house) dan kandang tertutup (closed house). Kandang terbuka adalah

kandang yang semua sisinya terbuka dan biasanya hanya diberi pengaman kawat

sehingga udara bisa keluar masuk dengan bebas. Sedangkan kandang tertutup atau

closed house merupakan kandang yang semua dindingnya tertutup rapat sepanjang

hari dengan tirai. Pengaturan suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin oleh

cooling system dan fan (kipas angin) yang harus digerakkan oleh tenaga listrik

(Sudaryani dan Santosa, 2004). Menurut Fadillah dkk (2007) pengertian dari

kandang sistem closedhouse adalah kandangtertutup yang menjamin keamanan

secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang

baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak.

Sudaryani dan Santoso (2004) mengatakan bahwa keuntungan

menggunakan kandang tertutup yaitu memudahkan pengawasan, pengaturan suhu

dan kelembaban, pengaturan cahaya, mempunyai ventilasi yang baik serta

penyebaran penyakit mudah diatasi. Berdasarkan fase pemeliharaannya, kandang

yang digunakan oleh perusahaan menggunakan sistem brood-grow-lay.


15

Sistem ventilasi di kandang closed house menurut cara kerja kipas secara

umum dapat dibagi dua yaitu tekanan positif dan tekanan negatif. Cara kerja

sistem ventilasi tekanan positif yaitu dengan cara mendorong udara masuk ke

dalam kandang sedangkan sistem tekanan negatif bekerja kebalikannya yaitu

mengalirkan udara ke luar kandang. Sistem ventilasi bertekanan dalam kandang

closedhouse dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu tunnel ventilation system

dan cooling pad system (Fadillah et al., 2006).

Keadaan paling kritis untuk ayam di kandang closed house adalah pada saat

1-2 jam setelah posisi matahari tertinggi. Karena pada waktu tersebut suhu udara

mencapai suhu tertinggi. Suhu udara tertinggi pada 1-2 jam setelah posisi

matahari tertinggi, dengan 43% radiasi matahari dipantulkan kembali, 43%

diserap oleh permukaan bumi, dan 14% diserap oleh atmosfer (Anggraeni, 2007).

Kelembaban relatif sangat berpengaruh terhadap suhu yang dirasakan ayam.

Kelembaban relatif menurut Bell dan Weaver (2001) adalah kuantitas dari uap air

di udara dibandingkan dengan kandungan uap air maksimum pada suhu tertentu.

Semakin tinggi kelembaban relatif pada lingkungan akan menyebabkan tubuh

ayam semakin sulit untuk mendinginkan suhu tubuhnya melalui sistem penguapan

tubuhnya. Sedangkan kecepatan udara yang menerpa tubuh ayam sangat

membantu ayam untuk melepaskan panas dari tubuhnya karena terjadi konveksi

panas dari permukaan kulit ayam ke udara yang bergerak.

Tingkat mortalitas ayam broiler pada kandang close house lebih rendah

daripada kandang open house yaitu 4,25% pada kandang close house dan 6,46%

pada kandang open house. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kandang sistem

terbuka menimbulkan respon kurang baik ketika kondisi cuaca tidak mendukung

atau terjadi perubahan cuaca yang sangat drastis. Pemeliharaan ayam broiler
16

dengan menggunakan close house system merupakan salah satu upaya inovasi

teknologi untuk menghadapi perubahan cuaca cukup ekstrim, sehingga diharapkan

dapat meminimalisasi pengaruh buruk dari kondisi lingkungan atau perubahan

iklim di luar kandang.

2.3. Alat-alat Kandang

Alat-alat kandang yang harus tersedia adalah tempat pakan dan minum,

pemanas, blower, tempat penampungan air, dan pompa air(Tamalluddin, 2012).

2.3.1. Tempat Pakan

Tempat pakan berfungsi agar pakan tidak tercecer. Tempat pakan berbeda

antara ayam kecil dan besar, berikut adalah beberapa jenis tempat pakan ayam.

Priyatno dan Martono (2004) mengatakan tempat pakan dapat dibuat sendiri dari

papan atau kayu, selain itu tempat pakan harus sesuai dengan umur ayam, tidak

mudah kotor dari feses ayam, mudah dicapai ayam, pakan yang tersedia sesuai

dengan jumlah ayam agar tidak terjadi perebutan pakan, dan praktis.

1. Feeder Chick tray

Feeder Chick tray adalah tempat pakan bagi DOC yan berbentukseperti

nampan untuk memudahkan DOC makan. Feeder Chick tray dapat digunakan

sampai umur 7 hari. Pergantian feeder Chick tray dengan pakan gallon dilakukan

secara bertahap untuk memberi kesempatan pada ayam untuk beradaptasi dan

mampu menjangkau pakan. Kelemahan Feeder Chick tray adalah pakan sering

kali tercampur dengan sekam atau kotoran ayam sehingga harus sering

dibersihkan (Tamalluddin, 2012).

2. Baby Chick feeder


17

Baby Chick feeder memiliki fungsi yang sama dengan Feeder Chick tray.

Hanya saja sekam dan kotoran ayam pada Baby Chick feedertidak mudah masuk

dan tercampur dengan pakan. Dengan demikian pakan lebih bersih dan tidak

mudah tercecer (Tamalluddin, 2012).

3. Tempat makan galon (tabung)

Tempat makan galon terdiri atas bagian piringan dan tabung yang dikaitkan

kawat. Tingginya bisa diatur sesuai dengan umur ayam sehingga bisa mengatur

sedikit atau banyaknya pakan yang keluar dari piringan. Tempat makan gallon

digunakan ketika broiler berumur 7 hari. Namun, bagian yang dipakai awalnya

adalah piringnya saja, lalu secara bertahap bagian dipasang tabungnya dan

digantung sesuai dengan tinggi ayam. Ada tiga ukuran galon, yaitu 7 kg, 5 kg, dan

3 kg (Tamalluddin, 2012).

2.3.2. Tempat Minum

Ada dua tipe tempat minum yang biasanya digunakan dalam peternakan

unggas, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.

1. Sistem terbuka.

Tempat minum sistem terbuka adalah tempat minum yang paling banyak

digunakan oleh peternak ayam broiler karena lebih mudah dalam perawatan serta

harganya relative murah. Kelemahannya bisa terkontaminasi kuman dari debu

kandang, kotoran maupun dari sekam. Tempat minum terbuka terdiri atas tempat

minum manual (galon) dan tempat minum otomatis (automatic bell drinker)

(Tamalluddin, 2012).

(a) Tempat minum manual (galon)


18

Galon terdiri atas dua bagian, yaitu bagian tabung dan piringan. Tempat

minum ini ada dua macam, yaitu volume 7 liter dan 3liter. Keunggulannya adalah

harganya relatif murah dan mudah dalam perawatan. Namun kelemahanya adalah

perlu penanganan yang lebih terutama saat mencuci. Hal itu Karena bagian dalam

tabung juga harus dibersihkan. Selain itu tempat minum galon mudah sekali kotor

tercampur sekam dan mudah tercecer sehingga sekam cepat basah (Tamalluddin,

2012).

(b) Tempat minum otomatis (automatic bell drinker)

Air minum pada tempat minum otomatis berasal dari toren (bak

penampungan) sehingga air akan selalu tersedia selama toren terisi air. Cara

membersihkannya hanya pada permukaan luarnya saja dengan dilap . Namun,

kotoran dan sekam bisa masuk ke dalam air minum

Kelebihan tempat minum otomatis adalah mudah dalam pembersihan, air

minum tidak tercecer, praktis, dan mudah. Kelemahannya adalah biaya investasi

relative lebih mahal dan memerlukan perawatan yang teliti (Tamalluddin, 2012).

2. Sistem tertutup (nipple)

Nipple adalah tempat minum otomatis yang biasa digunakan di kandang

close house, terutama breeding. Nipple berbentuk memanjang seperti pipa, lalu air

minum keluar dari pipa menjulur ke bawah dan akan keluar jika disentuh paruh

ayam. Kelebihannya adalah air minum tidak terkontaminasi kotoran, lebih mudah

dalam pemberiannya, tidak boros air, dan tidak perlu dibersihkan setiap hari.

Kelemahannya adalah memerlukan investasi tinggi dan perawatan yang

baik.Selain itu, diperlukan pengamatan secara teliti untuk memastikan semua

nipple berfungsi dengan baik (Tamalluddin, 2012).


19

2.3.3. Pemanas

Pemanas dapat berfungsi sebagai penghangat, suhu lingkungan kandang

harus diperhatikan agar pertumbuhan ayam dapat optimal. Pengaturan suhu

kandang ini menjadi titik awal kesuksesan peternakan. Selain sebagai penghangat,

pemanas juga berfungsi menstimulasi fungsi-fungsi organ ayam, termasuk fungsi

pengatur suhu badan. Pasalnya ayam termasuk hewan berdarah panas

(homeotermal), namun termasuk hewan peralihan dari hewan berdarah dingin ke

hewan berdarah panas sejati, akibatnya ketika baru menetas pengatur suhu

tubuhnya masih belum sempurna, karena itu dibutuhkan pemanas kandang

(Krista, 2011). Temperatur udara disekitar alat pemanas yang baik untuk

pertumbuhan anak ayam adalah 35oC (Sugandi, 1978).

Ada beberapa jenis pemanas yang biasa digunakan dalam kandang, yaitu

infrared gas brooder (gasolek), semawar, dan pemanas batu bara. Sementara itu

untuk kandang kotak panggung dapat menggunakan pemanas berupa lampu

bohlam.

(1) Lampu Bohlam

Pemanas ini digunakan untuk pemeliharaan DOC di dalam kandang kotak

panggung. Untuk kandang berukuran 1 x 1 x 0.7 meter dibutuhkan 4 buah bohlam

yang masing-masing berdaya 40 watt. Lampu ini dipasang di bagian tengah

kandang. Kedua bohlam tersebut dapat menghasilkan suhu dalam kandang sekitar

34-35 °C (Krista, 2011).

(2) Infra red gas brooder (Gasolek)

Gasolek merupakan salah satu jenis pemanas yang banyak digunakan saat

ini. Bahan bakarnya menggunakan gas (elpiji) yang dialirkan menggunakan

selang ke pemancar panas berbentuk segi empat yang dilengkapi kanopi yang
20

biasanya terbuat dari besi atau seng (biasa disebut gasolek). Kanopi berfungsi

untuk memaksimalkan panas yang dihasilkan gasolek sehingga optimal untuk

menghangatkan ayam. Panas yang dipancarkan berupa sinar infra merah.

Kelebihan pemanas ini adalah cara pengoperasiannya mudah dan cepat.

Panas yang dihasilkan bisa diatur dengan regulator.Selain itu, panas yang

dihasilkan merata, stabil, dan tidak terpengaruh angina. Gasolek juga tidak

menimbulkan asap. Pemanas ini juga diyakini paling aman dibanding yang lain

(Krista, 2011).

(3) Semawar

Semawar termasuk jenis pemanas yang juga banyak digunakan. Pemanas ini

berbentuk seperti bunga mawar, bagian atasnya dilengkapi kanopi yang berfungsi

untuk mengoptimalkan panas yang dihasilkan.

Bahan bakar semawar awalnya menggunakan minyak tanah, tapi pada

perkembanganya lebih banyak menggunakan gas elpiji karena harga gas saat ini

lebih murah daripada minyak tanah. Seperti gasolek kelebihan semawar adalah

dalam pengoprasiannya mudah serta dapat diatur panasnya menggunakan

regulator (Krista, 2011).

(4) Tungku batu bara

Batu bara dapat digunakan sebagai brooder yang cukup baik menghasilkan

panas. Batu bara yang digunakan umumnya dalam bentuk briket, walaupun ada

beberapa yang menggunakan bongkahan batu. Kelemahan tungku batu bara

adalah tidak praktis, asap yang ditimbulkan dapat mengganggu pernapasan ayam,

serta maraknya pemalsuan batu bara yang dicampur dengan pasir atau batu

sehingga membuat batu bara sulit dinyalakan dan panas yang dihasilkan

berkurang. Selain itu kestabilan panas akan berkurang karena saat bara habis akan
21

butuh waktu lama untuk menggantinya, harga batu bara juga mulai mahal.

Penggunaan pemanas batu bara di daerah sekitar tambang batu bara masih efisien

(Tamalluddin, 2012).

(5) Tungku kayu bakar atau serbuk gergaji

Brooder jenis ini banyak dijumpai di daerah-daerah penghasil kayu. Caranya

adalah membakar kayu di dalam drum serta bagian atasnya diberi topi semawar

atau seng untuk daerah industry pemotongan kayu, harga kayu sisa mungkin

masih murah, namun di dareah yang jarang ditemui kayu pasti harganya mahal.

Jika belum terbiasa, panas yang dihasilkan tidak akan stabil sehingga pemanas

jenis ini snagat tidak direkomendasikan. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain asap yang dihasilkan dari pembakaran sangat banyak sehingga dapat

mengganggu pernapasan ayam, rawan terjadi kebakaran (Tamalluddin, 2012).

2.3.4. Exhaust Fan Atau Kipas

Exhaust fan atau kipas adalah alat untuk menarik / menyedot udara ke luar

dari dalam kandang dan udara segar masuk melalui cooling pad. Jumlah kipas

yang beroperasi tergantung pada suhu di dalam kandang.Pada prinsipnya, udara

kotor akan diganti dengan udara bersih yang masuk melalui cell deck. Untuk

mengoptimalkan pergantian udara dalam kandang, maka laju kecepatan udara per

meter per detik sangat penting untuk diperhatikan karena kecepatan udara sangat

menentukan dalam proses pendinginan tubuh ayam (Fadillah, 2007).

2.3.5. De Beaker

Debeaker adalah alat potong paruh. Debeaker dapat dibedakan menjadi dua

jenis berdasarkan cara kerjanya yaitu electric dan non electric. Potong paruh
22

secara electric akan menyebabkan saraf bagian yang terpotong menjadi mati

sehingga tidak perlu mengulanginya lagi sedang potong paruh secara non electric

perlu mengulanginya karena saraf bagian yang terpotong tidak mati dan

kemungkinan saraf itu akan tumbuh kembali. Potong paruh secara elektrik bisa

memakai hot debeaker dan cold debeaker. Dari keduanya yang paling baik adalah

hot debeaker karena saraf tidak tumbuh kembali.Pelaksanaan program ini

biasanya dilakukan pada umur 1-9 hari, karena lebih mudah dalam

penanganannya (handling), pada saat umur-umur tersebut kemungkinan

mengeluarkan darah masih sedikit, serta pada umur-umur tersebut sedikit

mengalami stress apabila dibandingkan ketika dewasa

Tujuan dari pemotongan paruh ini adalah untuk mengefisiensikan

penggunaan pakan, mengeliminasi sifat kanibal, baik kanibal antar ayam atau

kanibal makan telurnya, dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi telur,

dengan efisiensi penggunaan pakan maka laju pertumbuhan diharapkan meningkat

pula.

Di samping memberikan manfaat, potong paruh juga mempunyai sisi

negatif seperti menimbulkan stress, karena setelah beberapa waktu pelaksanaan

potong paruh unggas akan mengeluarkan darah walaupun jumlahnya kecil dan ini

menghalanginya untuk makan dan aktifitas lainnya, dan dapat meningkatkan

mortalitas, karena unggas yang stress tidak menutup kemungkinan akan sampai

menyebabkan kematian kalau penanganan pasca potong paruh kurang mendapat

perhatian (Kartasujana,2005).
23

2.3.6. Nest atau sangkar

Sangkar dibuat untuk ayam betina bertelur, tempat yang redup, mudah

dipindahkan (Fadilah, 2007). Sangkar dipasang pada umur ayam 18-19 minggu.

Pemasangan sangkar juga disertai dengan pemberian material nest yaitu serutan

kayu untuk bantalan telur. Nest box dipasang sebelum dilakukan mix

(pencampuran) antara jantan dan betina yaitu pada umur 20 minggu. Pemasangan

nest box dalam keadaan tertutup.

Pada saat ayam mulai bertelur, nest box dibuka tetapi hanya bagian atas

saja. Buka tutup nest box dilakukan sejak awal agar ayam tidak terbiasa tidur

didalam nest box sehinga mengakibatkan nest box kotor.Ketika masa produksi

yang penting adalah serutan kayu selalu ada dan sering diganti bila kotor atuau

habis.Pada awal pemasangan serutan kayu ditaburi sulur agar tidak ada jamur

yang tumbuh dan dapat merusak telur.


24

III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR

3.1 Alat

(1) Tempat makan unggas berfungsi sebagai tempat pakan dari unggas

tersebut

(2) Tempat minum ungggas berfungsi sebagai tempat air minum dari unggas

tersebut baik campuran obat atau hanya air biasa.

(3) Alat pemanas (brooder) berfungsi sebagai pemanas unggas agar suhu

lingkungan dapat stabil.


(4) Keranjang telur berfungsi untuk menyimpan telur yang akan di konsumsi

atau ditetaskan.

(5) Rak telur berfungsi untuk menyimpan telur ketika akan ditetaskan.

(6) Keranjang ayam berfungsi sebagai tempat ketika unggas tersebut panen.

(7) Electric de beakingberfungsi untuk pemotong paruh pada unggas ras

petelur.

(8) Blowerberfungsi untuk menjaga sirkulasi udara yang ada di kandang.

(9) Hatchery berfungsi sebagai alat pembantu untuk penetasan

(10) Setter berfungsi sebagai pemanas telur sebelum ditetaskan di hatchery

selama 18 hari.

3.2 Bahan

Transparansi
25

3.3 Prosedur Kerja

(1) Perhatikan gambar – gambar dan sampel peralatan kandang serta peralatan

pendukung pada proses produksi unggas.

(2) Catat oleh saudara keterangan yang di anggap perlu.


26

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Nama Alat Fungsi

Tempat pakan ayam, biasanya pada kandang open


1 Hanging Feeder
house

2 Baby Chick Feeder Tempat pakan untuk DOC

3 Feeder Tray Tempat pakan untuk DOC, berbentuk seperti nampan

Tempat minum ayam, biasanya digunakan di kandang


4 Hanging water
jenis open house.

Tempat minum otomatis, kebanyakan dipakai di


5 Drinker Bell
kandang close house.

6 Nipple Tempat minum otomatis

7 Gasolek Pemanas dengan bahan bakar gas (elpiji)

8 Semawar Pemanas dengan bahan bakar minyak tanah

9 Lampu Pemanas untuk DOC

10 Blower Untuk mengatur sirkulasi udara didalam kandang

11 Electric de beaker Alat yang digunakan untuk memotong paruh ayam

12 Nest (sarang) Untuk tempat ayam bertelur

13 Keranjang Ayam Untuk tempat ayam pada saat di panen

14 Egg Tray Untuk tempat telur


27

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kandang

Berdasarkan hasil pengamatan pemanas atau brooder yang digunakan

peternak adalah pemanas yang bahan bakar gas dan pemanas listrik. Menurut

Fadillah dkk (2007) jenis pemanas yang bisa digunakan antara lain : pemanas

listrik, gas, maupun batu bara. Sugandi (1978), hendaknya pemilihan penggunaan

pemanas disesuaikan dengan efisiensi serta kelebihan dari pemanas tersebut.

Temperatur udara disekitar alat pemanas yang baik untuk pertumbuhan anak ayam

adalah 35𝑜 𝐶. Pemanas dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan

seterusnya pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan

menggunakan lampu neon 60 Watt. Mulyantono dan Isman (2008), tujuan

brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi

anak ayam baik secara evisiensi maupun segi ekonomis, agar pertumbuhan

menjadi optimal.

Tempat pakan yang biasa digunakan pada masa awal dari DOC sampai

starter adalah feeder tray yaitu berbentuk nampan terbuat dari plastik yang

berkapasitas untuk 30 ekor DOC. Menurut Edi dkk (2012), dimensi ukurannya

adalah diameter 40 cm, tinggi 4 cm, berat 250 g. Kelebihan tempat pakan nampan

yaitu mudah dibersihkan dan dapat menampung banyak anak ayam.

Baby chick feeder adalah tempat pakan yang rancang khusus untuk anak

ayam. Berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan pada anak

ayam. Baby chick feeder peralatan yang efisien dalam penggunaan pakan ketika

ayam masih kecil. Edi dkk (2012) menyatakan bahwa baby chick feeder adalah

tempat pakan yang sangat baik untuk anak ayam umur 1-16 hari. Kelebihan baby

chick feeder yaitu diameter tidak terlalu luas sehingga dapat mencegah anak ayam
28

masuk kedalam, menekan angka kontaminasi pakan, lebih efisien dalam hal

pemberian pakan, pakan tetap bersih dan higienis. Menurut Riyatno dan Martono

(2004), tempat pakan harus disesuaikan dengan umur ayam, tempat pakan tidak

mudah kotor dari feses ayam, mudah dicapai ayam, pakan yang tersedia sesuai

dengan jumlah ayam agar tidak terjadi perebutan pakan, dan praktis.

Berdasarkan hasil pengamatan tempat minum manual adalah tempat minum

yang pengisiannya secara manual. Tempat minum ini dicuci setiap pengisian air

untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga kesegaran air

minum. Menurut Riyatno dan Martono (2004), tempat minum ini dicuci setiap

pengisian air untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga kesegaran air

minum. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik, warna putih dengan

kapasitas 3,250-3,350 ml. Tempat minum berupa long drinker atau round drinker

harus digantung. Pastikan tinggi bibir tempat minum sejajar dengan bagian

punggung ayam bila ayam berdiri. Tempat minum ini sebaiknya memiliki bibir

setidaknya 1 cm per ayam. Untuk tempat air minum manual, dengan kapasitas

bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon untuk 100 ekor

ayam, sedangkan tempat air minum otomatis yang circumference 110 cm untuk

kapasitas 50-75 ekor/ buah.

Exhaust fan merupakan komponen utama dalam close house, fungsinya

untuk menghisap udara dari dalam kandang, yang perlu diperhatikan dalam

memilih fan adalah daya hisapnya. Menurut Riyatno dan Martono (2004)

umumnya exhaust Fan memerlukan listrik 3 phase dengan daya 1,5 pk. prinsip

kerja exhaust fanhampir sama dengan fan, namun exhauster ditempatkan pada

dinding yang fungsinya mengisap udara dalam ruangan keluar dan sekaligus

menarik udara segar dari luar masuk kedalam ruangan melalui lubang udara lain
29

di seberang exhauster tersebut. Exhauster dapat juga menyedot udara dari luar dan

menekan udara kotor keluar ruangan melalui lubang udara di seberangnya. Ada

jenis lain dari exhauster fan ini dipasang pada lanit-langit atau plafon disebut

ceiling fan.

Round feeder merupakan tempat pakan ayam berbentuk bundar. menurut

Edy (20012) round feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda-

beda. Tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20

ekor ayam. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15 ekor

ayam. Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating space seekor ayam.

Bentuk tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.

Berdasarkan hasil pengamatan kandang yang digunakan yaitu closed house

system berukuran panjang 18,5 meter dan lebar 7 m. Kandang dilengkapi dengan

tempat pakan, tempat minum, alat penerangan, pemanas/brooder, exhaust

fan,cooling pad, temptron, sensor, panel listrik, plafon, tirai dan bak air untuk

sirkulasi air ke cooling pad. Menurut Weaver (2001), struktur umum yang

terdapat pada broiler closed house antara lain bangunan kandang, ventilasi, kipas

angin, pendingin kandang, dinding kandang, filter cahaya, inlet udara, sistem

pencahayaan, sistem kendali, dan sumber tenaga listrik.

Penggunaan kandang closed housesystem akan membantu pengaturan iklim

mikro didalam kandang agar sesuai dengan kebutuhan lingkungan untuk ayam.

AHMADI (1999) berpendapat bahwa jenis kandang semiclosed house system

merupakan kandang tertutup yang dilengkapi dengan kipas/exhaustfan, cooling

pad, temptron yang berfungsi sebagai pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai

dan listrik. Dengan demikian kondisi lingkungan kandang bisa diatur sesuai

dengan kebutuhan yang ideal untuk ayam broiler.


30

Berdasarkanpengamatan yang telah kami lakukan,cooling padyang

digunakan pada kandang close house terbuat dari bahan karton. Cooling pad

digunakan sebagai pendingin otomatis atas kerja sinyal dari perubahan suhu

kemudian diteruskan ke panel set point. Cooling pad akan mulai bekerja pada saat

seluruh kipas telah beroperasi dan suhu di dalam kandang sekitar 29 0C. Menurut

Jahja (1995), coolingpad terbuat dari bahan selulosa yang disusun bergelombang

berbentuk wafer yang disebut cell deck.Cooling pad dilengkapi dengan bak

berisikan air dan tirai hitam yang berfungsi mengatur pemasukan udara segar yang

diperlukan ayam. Cooling pad akan bekerja jika seluruh kipas telah beroperasi

dan suhu di dalam kandang telah mencapai 30 oC. Pipa cooling pad akan

mengalirkan air selama dua menit dan berhenti selama enam menit yang diatur

secara otomatis dengan time switch. Air akan mengalir melewati lubang-lubang

kecil pada pipa cooling pad. Air yang mengalir menyebabkan cell deck menjadi

basah. Udara bersih masuk melalui cell deck seiring dengan air yang merembes

masuk melalui cell deck sehingga udara menjadi sejuk dan dingin. Udara dingin

dan sejuk disebarkan ke seluruh ruangan kandang melalui bantuan exhaust fan.

Berdasarkan hasil pengamatan tirai berfungsi sebagai pengatur cahaya dan

pengatur angin. Bahan tirai terbuat dari kain atau plastik. Tirai yang digunakan

adalah tirai warna putih dan hitam, tirai warna putih berfungsi untuk

mempermudah cahaya masuk ke dalam kandang, tirai warna hitam membantu

mengurangi cahaya dari luar. Menurut Sudaryani dan Santosa (2004) tirai

berfungsi sebagai penahan dari tiupan angin. Bahan tirai dapat berupa kain atau

plastik yang mudah ditutup dan dibuka. Pada kandang closed house, penggunaan

tirai ada 2 jenis, yaitu tirai berwarna putih untuk pemeliharaan fase starter dan

layer serta tirai warna hitam yang digunakan untuk pemeliharaan fase grower.
31

Tirai warna putih berfungsi untuk membantu penerangan, sedangkan tirai warna

hitam berfungsi untuk mengurangi cahaya dari luar.

Berdasarkan hasil pengamatan litter yang digunakan pada kandang Close

house adalah sekam padi. Penggunaan litter sekam padi ini berfungsi untuk

menyerap kotoran ayam, sebagai penghangat, dan sebagai alas tidur. Menurut

Fadillah dkk (2007) ketebalan sekam sebagai litter yaitu antara 8-10 cm. Sekam

dibalik setiap hari dan ditambah bila dalam keadaan basah. Sekam yang ada

didalam kandang harus dalam kondisi tidak kering dan tidak basah. Sekam kering

akan menimbulkan debu dan menyebabkan gangguan respirasi pada ayam. Sekam

yang basah akan menjadi media hidupnya bibit penyakit dan akan menyerang

ayam. Menurut Jahja (1995) pada minggu pertama, litter yang berada di dalam

pembatas hendaknya ditutupi koran sebanyak 7 lapis. Setiap hari koran diambil 1

lembar pada bagian yang teratas. Tujuan pemberian koran ini adalah agar anak

ayam tidak mematuk sekam karena daya pengenalan terhadap makanan masih

terbatas.

Fungsi pembatas pada kandang close house adalah untuk pelindung dan

sebagai pembatas agar anak ayam tidak bergerak terlalu jauh. Pemasangan

terbatas digunakan pada kandang koloni. Menurut Nuroso (2009) pembatas ini

mempunyai fungsi sebagai pelindung bagi anak ayam agar anak ayam tidak

bergerak terlalu jauh. Dengan adanya pembatas maka anak ayam tidak terlalu jauh

bergerak dari pemanas tambahan yang dibutuhkannya serta tempat pakan dan

tempat minumnya karena daya pengenalan anak ayam masih sangat terbatas.

Pemasangan pembatas berlaku untuk kandang koloni.

Kabel listrik yang digunakan adalah kabel tembaga hal ini dilakukan agar

aman dari konsleting. Peternakan harus menyediakan genset untuk menghindari


32

adanya masalah atau gangguan dari PLN. Selain itu cahaya yang cukup akan

membuat pertumbuhan ayam menjadi baik. Menurut Sudaryani dan Santosa

(2004) Kabel listrik utama dari meteran ke kandang ayam dipakai kabel tembaga

agar aman dari hubungan arus pendek atau konsleting. Sementara itu, kabel utama

ke titik lampu dapat digunakan kabel rambut.

Secara umum pada pemeliharaan ayam broiler di closed house system,

memiliki rataan temperatur rendah yaitu 25,16 0C. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat FADILAH (2004), temperatur ideal untuk ayam broiler setelah periode

pemeliharaan brooding adalah 23 – 26 0C. SOEHARSONO (1976) dan yang lebih

rendah akan menyebabkan ayam mengkonsumsi ransum lebih banyak. Konsumsi

ransum menurun sekitar 1,5% untuk setiap kenaikan 10C. Menurut COBB (2010),

suhu tinggi dalam kandang dan kandungan protein makanan sangat

mempengaruhi pertumbuhan, bobot ayam dan metabolisme genetik ayam

umur antara 3 dan 9 minggu.

Kepadatan ayam berumur kurang dari 14 hari di dalam kandang close house

sekitar 60 ekor / m2 dan ketika ayam berumur lebih dari 14 hari kepadatan

kandang menjadi 12 – 13 ekor / m2. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah dkk

(2007) pengaturan kepadatan DOC dalam tiap meter persegi yaitu 50-70 ekor /

m². Menurut May dan Lott (1992) pengaturan kepadatan kandang dilakukan

sedemikian rupa untuk mengatasi kanibalisme akibat terlalu padatnya kandang.

Hal ini juga bermanfaat untuk kenyamanan ayam. Kepadatan kandang juga

berpengaruh terhadap produksi, performen dan tingkat kenyamanan ayam broiler.

Sedangkan menurut Anderson dan Adams (1997) kepadatan tinggi menurunkan

berat badan pullet umur 18 minggu, meningkatkan kerusakan dada pada broiler,

menimbulkan kanibalisme pada ayam, yakni ayam saling patuk mematuk


33

sehingga menimbulkan luka pada tubuh ternak sehingga memudahkan masuknya

parasit dan menimbulkan penyakit dan akhirnya meningkatkan angka kematian,

pencapaian berat badan yang rendah dan mengurangi konsumsi pakan pada

broiler, sedangkan konsumsi pakan broiler umur 7 minggu menurun sebesar 3,7%

pada jantan dan 3,9% pada betina ketika kepadatan kandang ditingkatkan dari 10

ekor/m2 menjadi 15 ekor/m2.

Penerapan bosekurtitas di dalam perkandangan antara lain dengan memakai

sendal yang telah disemprot desinfektan, tangan dan kaki disemprot desinfektan,

menggunakan trolly untuk memasukkan pakan ke dalam gudang pakan, kandang

diberi pagar, dan menerapkan aturan tidak boleh sembarangan orang boleh masuk

ke area kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007) yang menyatakan

bahwa program sanitasi bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan,

melakukan desinfilasi, melarang atau mencegah orang yang tidak di izinkan

masuk ke fram, serta prosedur lainnya yang berhubungan dengan menejemen

pemeliharaan.

Penanganan limbah bangkai ayam yang dilakukan oleh peternakan di Test

Farm yaitu dengan cara menguburkan ayam yang mati dan membakar bangkai

tersebut pada lubang yang telah disediakan. Selain itu, untuk sekam yang

bercampur kotoran ayam akan diangkut keluar kandang dan dijual kepada agen.

Menurut Fadillah (2007), ada beberapa cara penanganan ayam mati antara lain di

bakar, di tanam dalam tanah, di proses untuk bahan pakan ternak..


34

4.2.2 Peralatan Kandang

Berdasarkan praktikum terdapat berbagai jenis peralatan kandang,

diantaranya tempat makan, tempat minum, brooder atau pemanas, dan peralatan

untuk memuat hasil produksi seperti egg tray dan keranjang ayam.

1) Tempat pakan

Berdasarkan praktikum diperkenalkan berbagai jenis tempat pakan,

diantaranya hanging feeder atau round feeder, baby chick feeder, dan feed tray.

Berdasarkan praktikum Hanging feeder biasa digunakan untuk kandang jenis open

house, hanging feeder ini berbentuk seperti tabung, terdiri dari dua bagian, tabung

dan piringan, sesuai dengan pernyataan Tamalluddin (2012) yang mengatakan

tempat makan galon terdiri atas bagian piringan dan tabung yang dikaitkan kawat.

Tingginya bisa diatur sesuai dengan umur ayam sehingga bisa mengatur sedikit

atau banyaknya pakan yang keluar dari piringan.Tempat makan galon digunakan

ketika broiler berumur 7 hari.Ada tiga ukuran galon, yaitu 7 kg, 5 kg, dan 3 kg.

Berdasarkan praktikum, baby chick feeder dan feed tray adalah tempat

makan yang biasanya digunakan untuk DOC. Sesuai dengan pernyataan

Tamalluddin (2012) yang mengatakan Feeder Chick tray adalah tempat pakan

bagi DOC yan berbentuk seperti nampan untuk memudahkan DOC makan.

Feeder Chick tray dapat digunakan sampai umur 7 hari.Kelemahan Feeder Chick

tray adalah pakan sering kali tercampur dengan sekam atau kotoran ayam

sehingga harus sering dibersihkan.Baby Chick feeder memiliki fungsi yang sama

dengan Feeder Chick tray. Hanya saja sekam dan kotoran ayam pada Baby Chick

feeder tidak mudah masuk dan tercampur dengan pakan.


35

2) Tempat Minum

Berdasarkan praktikum terdapat beberapa jenis tempat minum yang biasa

digunakan dalam peternakan, diantaranya hanging drinker, drinker bell, dan

nipple. Hanging drinker terdiri atas tabung dan bagian bawah berupa piringan,

bagian tabung dan piringannya dapat dilepas agar memudahkan untuk

membersihkannya, hanging feeder tersebut kapasitasnya sekitar 7 liter, hal ini

sesuai dengan pernyataan Tamalluddin (2012) tempat minum gallon terdiri atas

dua bagian, yaitu bagian tabung dan piringan. Tempat minum ini ada dua macam,

yaitu volume 7 liter dan 3 liter. Keunggulannya adalah harganya relatif murah dan

mudah dalam perawatan, namun kekurangannya air akan mudah sekali kotor

tercampur sekam dan mudah tercecer sehingga sekam cepat basah. Tempat minum

ini banyak dijumpai di kandang open house.

Drinker bell berdasarkan praktikum banyak dijumpai di kandang jenis

close house, tempat minum ini merupakan tempat minum otomatis. Tamalluddin,

(2012) mengatakan bahwa air minum pada tempat minum otomatis berasal dari

toren (bak penampungan) sehingga air akan selalu tersedia selama toren terisi air.

Kelebihan tempat minum otomatis adalah mudah dalam pembersihan, air

minum tidak tercecer, praktis, dan mudah.Kelemahannya adalah biaya investasi

relative lebih mahal dan memerlukan perawatan yang teliti.

Berdasarkan praktikum nipple merupakan tempat minum otomatis yang

biasanya dipakai di peternakan-peternakan besar.Nipple berbentuk memanjang

seperti pipa, lalu air minum keluar dari pipa menjulur ke bawah dan akan keluar

jika disentuh paruh ayam (Tamalluddin, 2012).


36

3) Pemanas

Pemanas yang diperkenalkan pada saat praktikum diantaranya gasolek,

semawar, dan lampu bohlam.Berdasarkan praktikum pemanas atau brooder

berfungsi untuk mempertahankan suhu di dalam kandang.Terdapat berbagai jenis

pemanas dengan bahan bakar yang berbeda-beda. Gasolek merupakan pemanas

dengan bahan bakar berupa gas, sesuai dengan pernyataan Krista (2011) yang

mengatakan bahwa Gasolek merupakan salah satu jenis pemanas yang bahan

bakarnya menggunakan gas (elpiji) yang dialirkan menggunakan selang ke

pemancar panas berbentuk segi empat yang dilengkapi kanopi yang berfungsi

untuk memaksimalkan panas yang dihasilkan gasolek sehingga optimal untuk

menghangatkan ayam.

Berdasarkan praktikum Semawar merupakan pemanas yang menggunakan

minyak tanah sebagai bahan bakarnya.Sementara Krista (2011) menyatakan

bahwa bahan bakar semawar awalnya menggunakan minyak tanah, tapi pada

perkembanganya lebih banyak menggunakan gas elpiji karena harga gas saat ini

lebih murah daripada minyak tanah.

Berdasarkan praktikum lampu bohlam biasanya digunakan untuk DOC,

Krista (2011) menyatakan bahwa pemanas ini digunakan untuk pemeliharaan

DOC di dalam kandang kotak panggung.Alat pengangkutan hasil produksi

4) Blower atau Kipas

Berdasarkan praktikum, blower ini berfungsi untuk mengatur sirkulasi

udara di dalam kandang.Fadillah (2007) menyatakan bahwa exhaust fan atau kipas

adalah alat untuk menarik / menyedot udara ke luar dari dalam kandang dan udara

segar masuk melalui cooling pad. Pada prinsipnya, udara kotor akan diganti

dengan udara bersih yang masuk melalui cell deck.


37

5) Electric Debeaker

Berdasarkan prakitum Electric debeaker merupakan alat untuk memotong

paruh ayam, dimana pemotongan paruh ini didasarkan pada tujuan untuk

mengefisiensi pakan dan meminimalisir terjadinya kanibalisme atau salinng patuk

antar ayam. Sesuai dengan pernyataan Kartasujana (2005) yang menyatakan

bahwa debeaker adalah alat potong paruh. Debeaker dapat dibedakan menjadi dua

jenis berdasarkan cara kerjanya yaitu electric dan non electric. Pelaksanaan

program pemotongan paruh biasanya dilakukan pada umur 1-9 hari, karena lebih

mudah dalam penanganannya (handling), pada saat umur-umur tersebut

kemungkinan mengeluarkan darah masih sedikit, serta pada umur-umur tersebut

sedikit mengalami stress apabila dibandingkan ketika dewasa. Kartasujana (2005)

juga menyatakan bahwa tujuan dari pemotongan paruh ini adalah untuk

mengefisiensikan penggunaan pakan, mengeliminasi sifat kanibal, baik kanibal

antar ayam atau kanibal makan telurnya, dan meningkatkan pertumbuhan dan

produksi telur, dengan efisiensi penggunaan pakan maka laju pertumbuhan

diharapkan meningkat pula.

6) Nest atau sangkar

Berdasarkan praktikum sangkar biasanya digunakan untuk tempat ayam

betina bertelur, Fadilah (2007) menyatakan bahwa sangkar dibuat untuk ayam

betina bertelur, tempat yang redup, mudah dipindahkan.Sangkar dipasang pada

umur ayam 18-19 minggu. Pemasangan sangkar juga disertai dengan pemberian

material nest yaitu serutan kayu untuk bantalan telur.


38

7) Egg tray

Berdasarkan praktikum terdapat dua jenis egg tray berdasarkan bahan

dasar pembentuknya, yaitu egg tray berbahan dasar plastic dan egg tray berbahan

dasar kertas, di pasaran egg tray berbahan kertas lebih banyak digunakan.

8) Keranjang Ayam

Berdasarkan praktikum, keranjang ayam ini berfungsi untuk mengangkut

ayam-ayam yang akan dipanen. Kapasitasnya tergantung dari bobot ayam yang

akan diangkut, semakin kecil boobt ayam yang akan diangkut semakin banyak

ayam yang bisa dimuat, dan sebaliknya.


39

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peralatan kandang unggas yang biasa digunakan antara lain tempat pakan,

tempat minum, blower, alat penerangan, kerangjang ayam, tempat

penyimpanan telur, sarang, mesin tetas telur, cooling pad, panel listrik.

Peralatan yang dibutuhkan untuk setiap jenis kandang berbeda. Tempat pakan

yang digunakan berbagai jenis bergantung pada umur dan jenis kandang

diantaranya hanging feeder atau round feeder, baby chick feeder, through

feeder dan feeder try. Selain tempat pakan, tempat minum diantaranya ada

drinker bell, hanging water, dan niple. Kemudian alat pemanas, alat pemanas

ada beberapa jenis, antara lain gas solec, lampu, dan semawar.

2. Kegunaan dari alat perkandangan unggas adalah :

a. Tempat pakan :

1. Hanging feeder atau round feeder untuk tempat pakan gantung untuk

makan

2. Through feeder untuk tempat pakan memanjang

3. Baby chick feeder untuk makan DOC

4. Feeder try untuk makan DOC

b. Tempat minum :

1. Drinker bell untuk tempat minum otomatis

2. Hanging waterer untuk tempat minum gantung

3. Niple untuk tempat minum otomatis untuk DOC


40

c. Alat pemanas :

1. Gas solec untuk alat pemanas menggunakan gas

2. Lampu untuk alat pemanas menggunakan lampu

3. Semawar untuk alat pemanas menggunakan bahan bakar minyak tanah

d. Blower sebagai alat pendingin atau sirkulasi udara di dalam kandang

e. Alat penerangan untuk penerangan disekitar kandang

f. Keranjang ayam sebagai alat untuk menyimpan ayam

g. Egg tray sebagai alat untuk menyimpanan telur

h. Mesin tetas telur sebagai alat tetas untuk breeder

i. Cooling pad untuk sirkulasi udara di dalam kandang

j. Panel listrik untuk pengatur blower dilengkapi dengan sensor suhu

5.2 Saran

Materi yang disampaikan dalam praktikum alat perkandangan dapat

dipelajari lebih mendalam sehingga praktikan dapat menentukan dan mengetahui

kegunaan dari alat perkandangan tersebut. Dalam melakukan praktikum sebaiknya

peralatan yang akan digunakan sudah disiapkan terlebih dahulu sehingga akan

memudahkan dalam melaksanakan praktikum.


41

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Dyah. 2007. Pengukuran temperatur efektif pada gedung biru


Universitas Budi Luhur. Universitas Budi Luhur. Jakarta.

Bell D dan Weaver D. 2001. Commercial chicken meat and egg production. Edisi
ke-5. Springer. Amerika Serikat.

Cahyono, D.,1994. Analisis Kelayakan Beternak Ayam Ras Petelur Dalam


Kandang Batteray. CV. Aneka . Solo.

Daghir, N. J. 1995. Poultry Production in Hot Climate. Faculty of Agriculture


Sciences United Arab. Emirates University. Al-Ain UEA. Cab.
International.

Djanah.D., 2004. Beternaka Ayam Dan Itik. CV. Yasaguna. Jakarta.

Edi, Surahmad, E. Sudjarwo, dan Achmanu. 2012. Performans Pertumbuhan


Ayam Petelur Periode Starter dengan menggunakan Jenis tempat pakan yang
berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta

Fadillah, R. 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka.


Ciganjur.

Ginting, N., 1994. Manajemen Kandang Ayam. Majalah Poltry Indonesia. Jakarta.

Jahja, J. 1995. Ayam Sehat Ayam Produktif 1. Medion. Bandung.

Kartasujana, R. dan E. Suprijatna. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Krista, B. , Bagus Herianto. 2011. Pembesaran Ayan Kampung Pedaging.


Agriomedia Pustaka. Jakarta.

Malik, A., 2001. Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM. Malang.

Marriott NG. 1999. Principles of Food Sanitation. 4th Ed.Gaithersburg,Maryland.


Aspen.

McSwane D, Rue N, Linton R. 2000. Essentials of Food Safety and Sanitation.


2nd Ed. UpperSaddleRiver: Prantice Hall.
42

Nuroso, 2009. Panen Ayam Pedaging dengan Produksi 2x Lipat. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Priyatno, M., 1996. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Priatno, Martono, A. 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Sainsburry, D. 1995. Poultry Health and Management. Chickens Turkeys, Ducks,


Geese, Quile. 3rd ed. University of Cambridge. United Kingdom.

Scheideler. 2007. Cannibalism by Poultry. Extension is a Division of the Institute


of Agriculture and Natural Resources at the University of Nebraska –
Lincoln Department of Agriculture. United States.

Schmid, I and Wechsler, B. 1997. Aggressive Pecking by Males in


BreedingGroups of Japanese Quail (Coturnix japonica). British Poultry
Science (1998) 39: 333–339.

Soeharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan.


Disertasi. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Soedjarwo, E. dan P. Indarto. 1989. Pengaruh Penggunaan Berbagai Macam Van


Litter terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Konsumsi Pakan Ayam
Kampung Umur 8 – 12 Minggu. Pros. Seminar tentang Unggas Lokal.
Universitas Diponegoro. Semarang.

Sudarmono, 2007. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius.


Yogyakarta.

Sudaryani, T dan Santoso, 2003. Pembibita nAyam Ras. PT. Penebar Swadaya.
Bogor.

Sugandi. 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p


Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa. Bogor.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler. Penebar Swadaya . Jakarta.

Wahju, J., 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
43

WHO.2008b. Taking Action To Enhance Biosecurity All Along The Food Chain.
http://www.searo.who.int/en/Section10/Section1027/Section2095/section
246 2 13920.htm. Diakses pada tanggal 08 Mei 2016 pukul 10.00 WIB.

Williamson, G. and W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis,


Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai