Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Upaya Pembangunan Pertanian dalam Hal Usaha Tani di Kutai


Barat, Kalimantan Timur

Kelas AGT 1 ( Genap)

Kelompok 4

Nama :

1. Ainun Istiqomah
2. Srikanti Saraswati dewi
3. Ibnu Anas Hernawan
4. Noor Muhammad Dharma Agung
5. Nur Helena
6. Nastia Glorita Iban
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Pertanian Tropika
Lembab dengan judul “Pembangunan pertanian di kaltim" Makalah ini di buat dengan
tujuan agar pembaca memahami tentang pembangunan pertanian, sehingga pertaniannya
lebih baik dari sebelumnya.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samarinda, 26 September 2019

Penulis

Kelompok 4
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................................
E. Metode penulisan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian Pertanian......................................................................................................
B. Masalah Pembangunan Pertanian..................................................................................
C. Contoh Kasus Masalah Pembangunan Pertanian...........................................................
D. Cara Mengatasi Masalah Pembangunan Pertanian dalam hal permodalan....................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta
pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju
dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup
pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak
masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan,
karena sektor – sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan
berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Pertanian merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia untuk dapat meneruskan
kehidupan di muka bumi ini. Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari pertanian. Untuk
itu perlu di adakan Pembangunan Pertanian. Pembangunan Pertanian adalah suatu proses
yang ditujukan untuk selalu menambah produksi prtanian untuk menambah produksi
pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan
produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk
memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh- tumbuhan
dan hewan.

Seperti yang di ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat besar,
namun hal itu tidak membuat para petani yang ada di Indonesia menadi sejahtera. banyaknya
masalah pembangunan pertanian di Indonesia membuat para petani tidak bisa mendapatkan
kehidupan yang sejahtera, lahan di Indonesia memang lah luas namun yang bisa di jadikan
lahan pertanian hanya sebagian kecil saja. Salah satu masalah pertanian yang paling besar
adalah terbatasnya akses layanan usaha terutama permodalan di bidang pertanian yang belum
terselesaikan, kurang nya modal menjadi masalah terbesar yang dirasakan oleh para petani
kecil.

Salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian yang cukup baik adalah kutai barat.
kutai barat memiliki sekitar 2000 hektar lahan rapak dan 150 hektar lahan rapak sudah di
fungsikan sebagai sawah, kutai barat mempinya lahan perkebunan dawit yang cukup luas,
selain sawit dan padi di kutai barat juga terdapat lahan karet, kakao, durian dan rotan. Jika
semua lahan itu di kelola dengan baik maka kesejahteraan masyarakat sekitar pasti akan
terpenuhi, namun minim nya dana atau modal yang di miliki oleh masyarakat sekitar menjadi
alasan utama mengapa pembangunan pertanian di kutai barat tidak berjalan dengan lancar.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pertanian?


2. Apa pengertian pembangunan pertanian?
3. Apa usaha-usaha pokok pembangunan pertanian?
4. Apa syarat-syarat pembangunan pertanian?
5. Apa peran pembangunan pertanian di Indonesia?
6. Masalah Pembangunan Pertanian?
7. Solusi masalah pembangunan pertanian?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian pertanian


2. Menjelaskan pengertian pembangunan pertanian
3. Menjelaskan usaha-usaha pokok pembangunan pertania
4. 4.Menjelaskan syarat-syarat pembangunan pertanian
5. Menjelaskan peran pembangunan pertanian di Indonesia
6. Menjelaskan permasalahan pertanian teruma permodalan
7. Memberikan solusi atau pemencahan masalah pembangunan pertanian

D. Manfaat Penulisan

Makalah ini di tulis guna memberikan pengetahuan atau informasi kepada pembaca tentang :

1. Pengertian pertanian
2. Pengertian pembangunan pertanian
3. Mengetahui usaha-usaha pokok pembangunan pertanian
4. Mengetahui syarat syarat pembangunan pertanian
5. Mengetahui peranan pertanian
6. Mengetahui masalah pembangunan pertanian
7. Mengetahui solusi masalah pembangunan pertanian

E. Metode Penulisan

Makalah ini di tulis dengan mengambil informasi dari internet,berdasarkan fakta di


lapangan dan berdasarkan pemikiran penulis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam
(bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Bagian terbesar penduduk dunia bermata
pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang
4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat
dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor – sektor ini memiliki arti
yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial
masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang
pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun
hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Contoh pertanian

1. Pertanian hortikultura

Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus, yang berarti
tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya, sehingga dapat diartikan sebagai
budidaya tanaman kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang
dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan,
produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura
merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.

Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi. Berbeda dengan agronomi,


hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman
bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan taman
(lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena
segar. Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek
pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang
menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang
ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.

2. Pertanian organik

Indonesia pertanian organik mulai populer di era 80-an. Dimana gerakan revolusi
hijau yang digagas pemerintah pada akhir tahun 70-an mulai menunjukkan dampak
negatifnya. Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dituduh sebagai pemicu kerusakan
lingkungan pertanian dan kesehatan manusia.

Ada banyak dasar pemikiran yang memotivasi seorang petani mempraktekkan


pertanian organik. Praktek yang paling ekstrim bahkan sangat meminimalkan intervensi
manusia. Petani hanya bertugas sebagai penebar benih dan pemetik hasil saja. Ada juga yang
sangat longgar, masih mentoleransi penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tertentu apabila
diperlukan.

3. Pertanian Hidroponik

Kata Hidroponik sendiri diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang artinya air dan
ponos yang artinya daya. Sehingga ketika dua kata tersebut disatukan akan membentuk
pengertian budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanam (soiless). Teknik penanaman sistem hidroponik ini sudah mulai diteliti sejak
puluhan tahun lalu, atau kurang lebih sejak tahun 1672. Hal ini dibuktikan dengan adanya
buku yang menuliskan tentang teknik penanaman hidroponik, yaitu buku karya Francis
Bacom.

B. Pengertian pembangunan pertanian

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah
produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang
sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan
menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam
perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan Oleh A. T. Mosher di dalam bukunya Getting
Agriculture Moving, bahwa pembangunan pertanian adalah suatu bagian integral daripada
pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Secara luas pembangunan pertanian
bukan hanya proses atau kegiatan menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses
yang menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan
sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani
dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor utama penghasil bahan-bahan
makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan
papan yang dapat dikonsumsi maupun diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian
merupakan bagian daripembangunan ekonomi.

A. Tujuan pembangunan pertanian

Menurut Garis-Garis Besar Haluan Negara dan pelaksanaan Pelita II pembangunan


pertanian ditujukan untuk:

1. Meningkatkan Produksi pangan menuju swasembada karbohidrat non terigu, sekaligus


meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein, lemak, vitamin, dan
mineral.
2. Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan penghasilan petani.
3. Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan pendapatan.
4. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.
5. Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri untuk
menghasilkan barang jadi atau setengah jadi.
6. Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memilihara dan
memperbaiki lingkungan hidup.
7. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam
kerangka pembangunan daerah. Tujuan akhir dari pembangunan semesta ini adalah
terciptanya masyarakat yang adil, makmur, baik material maupun spiritual yang
diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu pembangunan pertanian yang
merupakan bagian dari pembangunan ekonomi harus selau diarahkan agar dapat
tercapainya tujuan akhir tersebut.

B. Usaha Pokok Pembangunan Pertanian

Usaha pokok pembangunan pertanian secara terus menerus ditingkatkan melalui


kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi. Intensifikasi adalah upaya peningkatan
produktivitas sumber daya alam seperti peningkatan penggunaan lahan kering, perairan dan
area pasang surut serta pemanfaatan sarana produksi, pestisida, pupuk, air, dan lain-lain.
Ekstensifikasi adalah usaha untuk memperluas sumber daya alam seperti memeperluas area
panen baik tanaman pangan atau tanaman perkebunan, perluasan area tangkapan ikan,
perluasan penanaman rumput untuk pakan ternak, serta memperluas sumber daya lainya.
Diversifikasi dilakukan sebagai upaya menciptakan keanekaragaman dalam melakukan usaha
tani baik secara vertikal mulai kegiatan produksi hingga pemasaran, maupun horizontal yakni
merupakan penyeimbangan antara komoditi dan wilayah. Diversifikasi juga dapat diterapkan
dalam pemilihan lokasi pembangunan pertanian sehingga terjadi keseimbangan antara
provinsi maju dan provinsi kurang maju. Rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan atau
mengembalikan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang rusak atau kritis
serta membahayakan kondisi lingkungan. Serta memulihkan kemampuan produktifitas usaha
tani di daerah rawan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

C. Syarat-Syarat untuk pembangunan pertanian

Menurut A T Mosher syarat-syarat umum pembangunan pertanian meliputi pasaran


hasil produksi pertanian, tehnologi baru, tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi
secara lokal, perangsang produksi bagi petani, dan pengangkutan. Salah satu tujuan dari
pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi pertanian, untuk itu dibutuhkan
pasaran dengan harga yang cukup tinggi untuk memasarkan hasil produksi tersebut guna
mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan petani dalam menjalankan usaha taninya serta
meningkatkan pendapatan petani. Pembangunan pertanian akan berhenti tanpa diikuti dengan
perkembangan ilmu dan teknologi baru seperti penelitian, balai-balai percobaan pemerintah,
masalah-masalah yang seharusnya dipelajari, program penelitian, dan pelatihan.

Revolusi pertanian didorong dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi baru
yang dapat mendukung kegiatan pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru di bidang pertanian perlu adanya alat-alat dan
bahan-bahan untuk mendukung penerapan ilmu dan teknoogi baru tersebut, alat dan bahan
yang digunakan harus dapat memberikan hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dan
mudah didapatkan oleh petani. Selain teknologi baru dan bahan atau alat pertanian Petani
juga membutuhkan perangsang agar lebih semangat dalam menjalankan usaha taninya seperti
kebijaksanaan harga, pembagian hasil, tersedianya barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan keluarga petani, pendidikan atau penyuluhan pertanian, dan penghargaan
masyarakat khususnya petani terhadap prestasi. Di dalam pembangunan pertanian perlu
adanya sarana pengangkutan yang murah dan efisien agar produksi pertanian dapat tersebar
luas secara efektif.

C. Masalah pembangunan pertanian

Indonesia adalah negara yang kaya raya akan kondisi alamnya, indonesia adalah
negeri agraris, indonesia kaya akan emas dan batu bara, Indonesia kaya akan kesuburan
tanahnya, tapi semua hal itu tidak bisa menjadi kan masyarakat Indonesia menjadi sejahtera.
Potensi pertanian di indonesia sangat luar biasa, namun buka berarti semua itu dapat di kelola
dengan baik, ada banyak sekali masalah yang terjadi dalam proses pembangunan pertanian
Indonesia, membuat Indonesia menjadi negara yang sulit untuk menjadi swasembada dunia,
bukan karena tanah yang tak subur,bukan karena lahan sempit dan bukan pula karena musim,
karena di Indonesia hanya ada 2 musim, dengan adanya 2 musim ini seharusnya menjadikan
pertanian Indonesia lebih unggul di bandingkan dengan negara lain yang memiliki 4 musim.

Beberapa masalah pertanian yang menjadi momok paling menyulitkan adalah sebagai
berikut :

1. Sulitnya akses layanan usaha dan permodalan

Modal selalu menjadi masalah utama pertanian masyarakat di kalimantan timur,


namun sebenarnya masalah ini bukan hanya di rasakan oleh pentani kalimantan timur, namin
juga di rasakan oleh sebagian besar petani di Indonesia, beluk ada solusi ataupun pemecahan
masalah terbaik untuk hal ini. Para petani kesulitan untuk mendapatkan modal atau pun
mendapatkan pinjaman modal, tidak ada badan usaha atau lembaga yang saat ini mau untuk
mewadahi para petani untuk mengembangkan ladang pertaniannya. Sulitnya modal membuat
para petani hanya bisa menanam tanaman dengan bibit yang bukan bibit unggul, kurangnya
modal membuat proses pertanian tidak bisa berjalan lancar hingga hasilnya kurang
memuaskan.

2. Lahan yang semakin sulit

Indonesia memang memiliki lahan yang kuas dan subur, namun tidak semua lahan itu
dapat di gunakan untuk bertani. Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh para petani juga
menjadi masalah yang cukup besar, lahan yang kecil membuat para petani hanya bosa
menanam sedikit tanaman saja.

3. Kurangnya teknologi pertanian modern

Teknologi pertanian di dunia sudah berkembang dengan sangat pesat, namun


teknologi itu tak sampai ketangan para petani di Indonesia, memang ada sebagian telnologi
yang sudah masuk ke para petani namun para petani tersebut tidak memahami cara
menggunakan teknologi tersebut. Seharusnya pemerintah memberikan penyuluhan pertanian
kepada para petani, seharusnya pemerintah memberikan pemahaman kepada petani tentang
tata cara menggunakan teknologi pertanian modern.

4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tatacara pemupukan

Pupuk adalah pendukung dalam proses pertanian, tanpa adanya pupuk maka hasil
panen tidak akan bisa melimpah, pupuk membuat tanah menjadi subur dan membuat tanaman
mendapatkan cukup nutrisi untuk pertumbuhannya. Namun kesalahan dalam proses
pemupukan atau kurang nya pemahaman masyarakat tentang pemupukan menjadikan hasil
tanaman yang di tanam bukannya melimpah, tapi malah menjadi menipis. Seharusnya ada
penyuluhan yang di berikan oleh pemerintah kepada para petani tentang bafaimana proses
pemupukan yang baik dan kapan waktu yang tepat melakukan pemupukan.

5. Sulit nya pemasaran hasil pertanian

Naik turunnya harga produksi pertanian dan sulitnya masalah distribusi hasil
pertanian juga menjadi masalah yang memberatkan bagi para petani. Seharusnya pemeri tah
meberiman perhatian lebih pada kestabilan harga produk pertanian di pasaran dan juga
memperbaiki sarana dan prasarana distribusi pertanian, karena seperti yang di ketahuo bahwa
hasil pertanian itu tidak bisa bertahan lama maka dsri itu proses distribusinya pun haruslah
berjalan dengan cepat agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak manapun.

D. Contoh masalah pembangunan pertanian

Ada banyak sekali masalah pembangunan pertanian di Indonesia salah satu contoh
masalah pembangunan pertanian di Indonesia ada di salah satu provinsi di Indonesia yaitu
kalimantan timur.

Kalimantan timur memiliki potensi yang cukup besar dalam hal pertanian. Namun hal
itu tak serta merta membuat pertanian di kalimantan timur menjadi maju. Salah saru daerah di
kalimantan timur yaitu kutai barat memiliki potensi yang sangat baik untuk perkembangan
pembangunan pertanian, kutai barat memiliki sekitar 2000 hektar rapak yang akan di jadikan
sawah, dan 150 hektar di antaranya sudah berhasil di jadikan sebagai sawah. Selain sawah di
kurai barat juga terdapat perkebunan sawit, perkebunan karet dan perkebunan kakao dan
rotan.

Dengan potensi pertanian sebesar itu namun tak membuat pembangunan pertanian di
kutai barat berjalan dengan lancar. Salah satu faktor utama yabg menjadikan proses
pembangunan pertanian di kutai barat di berjalan dengan mulus adalah karena terbarasnya
modal usaha di bidang pertanian. Perkebunan milik pihak swasta deperti perkebunan sawit
memang bosa berjalan dengan lancar karena memiliki modal yang cukup besar. Namun
bagaimana dengan perkebunan karet, kakao, padi dan rotan milik masyarakat?. Sebagian
besar masyarakat kutai barat khususnya yang berada di wilayah kecamatan linggang bigung
memiliki sedikitnya 1 hektar kebun karet dan 1 hektar lahan padi gunung. Sedangkan untuk
tanaman kakao di kutai barat biasanya hanya di tanam di kebun dekat rumah denfan lahan
yang tidak begitu luas sementara rotan biasanya tumbuh secara liar di hutan.

Keterbatasan modal menjadi masalah utama bagi para petani di kalimantan


timur,Modal sering menjadi kendala seorang petani dalam melakukan usahataninya.
Keterbatasan modal juga membuat kuantitas dan kualitas hasil yang didapat petani tidak
maksimal. Permasalahan modal ini juga menjadi penyebab utama banyaknya petani yang
hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut data BPS tahun 2016, dari total 27,7 juta orang
yang digolongkan miskin di Indonesia, 21,8% di antaranya berprofesi sebagai petani. Ada
sekitar 6,05 juta petani yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan pada data
pertambahan jumlah penduduk miskin Indonesia dari tahun 2015-2016, 60% angkanya
disumbangkan dari profesi petani atau sekitar 516.000 jiwa.

Sulitnya mendapatkan suntikan dana atau pinjaman modal membuat para petani hanya
bosa menanam tanaman dengan kualitas bibit yang biasa saja, selain itu perawatan untuk
tanaman perkebunan sepertu karet dan kakao pun tidak bisa maksimal, di sebebkan oleh tidak
teraturnya proses pemupukan,selain keterbatasan modal keterbatasan sumber daya manusia
pun menjadi penghalang, di tambah lagi dengan adanya ketebatasan teknologi pertanian.

Jika petani tidak bisa mendapat hasil panen yang maksimal, maka tidak akan didapat
pula penghasilan. Padahal penghasilan ini yang nantinya akan dibuat untuk mencukupi
kebutuhan hidup maupun untuk memulai usahataninya kembali. Petani dalam memulai
usahataninya pasti membutuhkan input berupa modal, baik berupa uang maupun sarana
produksi pertanian. Apalagi jika petani mengalami kerugian dalam proses usahataninya, baik
karena iklim ekstrem maupun hama dan penyakit tanaman.

Sifat budidaya yang lebih tergantung dengan alam, kegagalan panen yang dialami
petani tentu menjadi permasalahan yang sangat serius. Petani yang tergolong miskin
seringkali tidak memiliki tabungan untuk menutupi kerugian usahataninya. Akan muncul
masalah bagaimana petani mendapatkan modal untuk memulai kembali usahataninya, mulai
dari pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan sarana produksi pertanian lainnya. Petani akan
dituntut untuk mendapat modal dari pihak lain.

Semua masalah pembangunan pertanian tersebut masih sanfat sulit untuk di atasi
namun pemerinrah daerah kutai barat sudah ikut turun tangan untuk proses pembangunan
pertanian, beliau sudah memastikan bahwa ada 2000 hektar lahan rapak yang akan di jadikan
sebagai sawah dan akan di kelola oleh masyarakat. Hal ini tentu sangat membantu
masyarakat sekitar dalam membangun kembali kondisi ekonominya.

Sebenarnya Terdapat beberapa lembaga yang sebenarnya bisa menyediakan modal


bagi petani yang membutuhkan, namun sifatnya pinjaman. Pemerintah melalui bank milik
negara sudah menyediakan fasilitas melalui kredit. Namun, menurut Saputra (2003) dalam
penelitiannya di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tentang
aksesibilitas petani kecil pada sumber kredit, petani kecil atau miskin memiliki banyak
kendala untuk mendapat akses modal ke lembaga formal seperti bank, di antaranya:
1. Petani tidak memiliki agunan sertifikat tanah.
2. Pembayaran secara bulanan tidak sesuai dengan usahatani yang memberikan siklus
produksi musiman.
3. Petani kecil umumnya belum familier dengan prosedur administrasi yang rumit.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2016, menyatakan
bahwa hanya 15% petani yang mengakses kredit di bank. Terdapat permasalahan kredit
melalui perbankan yang dirasakan petani, seperti prosedur yang birokratis, tinggi risiko, dan
besarnya suku bunga. Sedangkan jika petani memilih untuk melakukan kredit ke lembaga
non bank atau informal tentu akan lebih merugikan karena tingkat suku bunga yang sangat
tinggi. Berbagai kondisi tersebut tentu sangat memberatkan petani dan bisa menjadi
permasalahan baru untuk mendapatkan modal.

Petani membutuhkan akses permodalan yang mudah dan cepat. Petani umumnya hanya
memiliki penghasilan setelah masa panen. Jika lahan petani mengalami cuaca ekstrem
maupun serangan hama dan penyakit sehingga gagal panen, harus ada langkah yang cepat
agar petani mendapatkan modal kembali untuk memulai usahataninya maupun memulihkan
kondisi lahannya. Modal yang dibutuhkan tidak selalu berjumlah besar, namun yang
terpenting adalah harus didapatkan secara mudah dan cepat.

E. Cara mengatasi masalah pembangunan pertanian dalam hal permodalan

Masalah permodalan selalu saja menjadi pelik manakala menyangkut profesi Petani.
Mulai dari tingkat kepercayaan bank yang rendah, adanya berbagai pihak yang
memanfaatkan momentum tersebut untuk menggapai kepentingan pribadi, hingga petaninya
sendiri yang masih memiliki pola pikir tradisional. Oleh karena itu, berikut ini beberapa
solusi yang mungkin bisa mengatasi permasalah tersebut.

1. Kesadaran Petani yang Berorientasi ke Depan

Hal terpenting dalam pengurangan permasalahan modal ialah kesadaran dari petani
sendiri untuk maju dan berkembang. Petani harus membangkitkan kesadarannya dan mulai
merubah perilakunya. Hidup berhemat, menabung, memanfatkan fasilitas kredit yang
diberikan pemerintah, atau lembaga keuangan mikro lain, hingga membentuk wadah bersama
petani lain demi menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi produksi dan konsumsi.

Selain itu, petani harus pandai memilih pinjaman mana yang paling banyak memberi
keuntungan dengan bunga yang paling rendah. Pinjaman modal tersebut harus digunakan
sesuai kebutuhan dalam proses produksi, maupun distribusi dari usaha yang dijalankannya.
Sehingga petani tidak menggunakan pinjaman modal yang diperoleh hanya untuk membeli
kebutuhan lain seperti TV, sepeda motor, kulkas, dan lainnya. Selain itu, petani harus giat
dalam berwirausaha sehingga petani mendapat nilai tambah dari komoditas yang dipanen.

2. Mendorong Peran Lembaga Keuangan dengan Skema yang Menguntungkan Petani

Lembaga keuangan baik bank maupun non-bank, sebaiknya tidak mempersulit dalam
peminjaman kredit hanya karena menganggap sektor pertanian belum berorientasi skala
industri, resiko gagalnya panen, dan biaya produksi yang semakin meningkat. Pihak
perbankan bisa memberi pinjaman kredit kepada petani dengan syarat yang sesuai
kemampuan petani. Yang mana petani mengharapkan kredit dengan waktu pengembalian
sesuai dengan waktu panen. Sehingga saat jatuh tempo, petani memiliki uang untuk
membayar modal yang telah dipinjamnya.

Kemudian, banyak petani yang memiliki lahan belum bersertifikat, bahkan banyak
ditemukan petani yang tidak memiliki lahan, dan hanya berstatus penggarap, sehingga petani
tidak menyukai kredit dengan agunan berupa sertifikat tanah. Untuk mengatasi hal tersebut,
kredit-kredit program baru seperti KKP yang telah memperlonggar dengan syarat agunan
sertifikat pengurus kelompok tani, petani anggota cukup fotocopy KTP dan kepastian
menggarap lahan.

3. Mendorong Peran Positif Tengkulak

Tengkulak sebaiknya tidak memanfaatkan modal yang dipinjamkan pada petani


dengan memberikan harga beli yang terlalu rendah, dan juga tidak boleh curang dalam hal
timbangan pada hasil panen. Tengkulak harus membangun hubungan yang adil sehingga
posisi tawar petani tidak terlalu rendah. Selain itu, dalam meminjamkan modal, tengkulak
sebaiknya tidak memberi bunga yang terlalu tinggi serta tempo dalam pembayarannya jatuh
pada saat petani telah panen.

4. Merealisasikan Subsidi Pertanian yang Tepat Sasaran dan Produktif

Subsidi pertanian sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya, mengingat subsidi


yang diberikan tidak terlalu banyak. Subsidi disalurkan kepada petani kecil yang benar-benar
membutuhkan. Subsidi yang didapat harus dimanfaatkan dengan baik, sehingga bersifat
produktif. Misalnya dengan LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis) atau yang
disebut dengan bank petani, dimana petani lebih mudah dalam peminjaman tanpa
administrasi yang begitu rumit. Pendirian LKMA diperoleh dari penjualan lembaran saham
dan petani dapat membeli lembaran saham tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam
(bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Sebagian besar penduduk dunia berprofesi sebagai
petani.

Contoh pertanian

a. Pertanian hortikultura
b. Pertanian organik
c. Pertanian hydroponik

2. Pembangunan pertanian

Pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah produksi


pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma,
perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik.

Tujuan pembangunan pertanian :

a. Meningkatkan produksi pangan menuju swasembada pangan


b. Meningkatkan taraf hidup petani
c. Memperluas lapangan pekerjaan di sektor pertanian
d. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor
e. Memanfaatkan dan memelihara lingkungan hidup

Usaha pokok pembangunan pertanian :

Usaha pokok pembangunan pertanian secara terus menerus ditingkatkan melalui


kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi. Intensifikasi adalah upaya peningkatan
produktivitas sumber daya alam seperti peningkatan penggunaan lahan kering, perairan dan
area pasang surut serta pemanfaatan sarana produksi, pestisida, pupuk, air, dan lain-lain.
Ekstensifikasi adalah usaha untuk memperluas sumber daya alam seperti memeperluas area
panen baik tanaman pangan atau tanaman perkebunan, perluasan area tangkapan ikan,
perluasan penanaman rumput untuk pakan ternak, serta memperluas sumber daya lainya.
Syarat- syarat pembangunan pertanian :

Revolusi pertanian didorong dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi baru
yang dapat mendukung kegiatan pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru di bidang pertanian perlu adanya alat-alat dan
bahan-bahan untuk mendukung penerapan ilmu dan teknoogi baru tersebut, alat dan bahan
yang digunakan harus dapat memberikan hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dan
mudah didapatkan oleh petani. Selain teknologi baru dan bahan atau alat pertanian Petani
juga membutuhkan perangsang agar lebih semangat dalam menjalankan usaha taninya seperti
kebijaksanaan harga, pembagian hasil, tersedianya barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan keluarga petani, pendidikan atau penyuluhan pertanian, dan penghargaan
masyarakat khususnya petani terhadap prestasi. Di dalam pembangunan pertanian perlu
adanya sarana pengangkutan yang murah dan efisien agar produksi pertanian dapat tersebar
luas secara efektif.

3. Masalah pembangunan pertanian

a. sulitnya akses layanan usaha dalam hal permodalan


b. lahan yang semakin sulit
c. kurangnya teknologi pertanian modern
d. kurangnya pemahaman masyarakat tentang tatacara pemupukan
e. sulitnya pemasaran hasil panen

4. Contoh kasus masalah pembangunan pertanian di Indonesia

Kutai barat, kalimantan timur memiliki potensi yang cukup besar di bidang pertanian,
yang mana jika pertaniannya dapat di olah dengan baik maka kesejahteraan masyarakat pasti
akan di capai dengan mudah, karena mayoritas penduduk kutai barat adalaah sebagai petani.
Namun keterbatasan modal menjadi masalah utama bagi para petani, mereka tidak bosa
meminjam uang di bank atau instansi lain, karena jika meminjam pada instansi-instansi
tersebut pastilah membutuhkan jaminan yang cukup besar seperti surat tanah. Sedangkan
sebagian besar tanah milik masyarakat tersebut tidak memiliki sertifikat. Maka dari itu proses
produksi pertaniannya pun menjadi berjalan seadanya dan menghasilkan hasil yang tidak
maksimal.

B. Saran

1. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan petani dengan memberikan


modal dengan jaminan yang tidak begitu memberatkan
2. Memperbaiki sarana dan prasarana distribusi hasil pertanian
3. Menstabilkan nilai tukar petani.
4. Memberikan penyuluhan pertanian kepada petani
5. Menjaga kestabilan harga bahan pertanian di pasaran.
Datar Pustaka

1. Fulldrone solutuon (3 mei 2019) definisi pertanian dan contoh pertanian manfaat
pertanian di sektor Indonesia. Di akses pada 26 September 2019.
https://www.fulldronesolutions.com/definisi-pertanian-dan-contoh-pertanian-sektor-di-
indonesia-manfaat-jenis-jenis/
2. Ismaich (19 November 2015) Makalah pembangunan pertanian. Di akses pada 27
September 2019. http://ismaisch3.blogspot.com/2015/11/makalah-pembangunan-
pertanian-dosen.html?m=1
3. farming.id. permodalan sebagai masalah utama petani Indonesia. Diakses 28 september
2019.
https://googleweblight.com/i?u=https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Berita-
Umum/permodalan-sebagai-masalah-utama-petani-indonesia&hl=id-ID
4. jitu news (7 April 2015) Masalah permodalan petani? Ini solusinya!!!. Di akkses pada
28 September 2019.
https://googleweblight.com/i?u=https://m.jitunews.com/read/12051/masalah-
permodalan-petani-ini-solusinya&hl=id-ID

Anda mungkin juga menyukai