Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Sistem Pencernaan Nonruminansia Unggas”

Disusun oleh :
1. Dimas Dwi Saputra
2. Firman David Nugroho
3. Lamdani
4. Linus
5. Nur Ikhsan

Dosen :Ryantoko SP,S.Pt,M.Si.


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN yang Maha Esa sehingga makalah tentang
“SISTEM PENCERNAAN NONRUMINASIA UNGGAS” dapat terselesaikan tepat
waktu.Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah PENGANTAR ILMU PETERNAKAN,
yang mana dengan tugas ini kami mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang
diberikan oleh dosen.

Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan termikasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami
terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Semarang, 24 November 2017


DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................. i

Kata Pengantar ............................................................. ii

Daftar Isi …......................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................... 1


B. Rumusan Masalah …....................................................... 2
C. Tujuan ........................................................... 2
D. Manfaat ........................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mulut/paruh …………………………………….. 3
B. Esophagus …………………………………….. 3
C. Crop(tembolok) …………………………………….. 3
D. Lambung kelenjar(proventriculus) …………………………………….. 4
E. Gizzard(Empedal/Rempela) …………………………………….. 4
F. Usus Kecil(small intestine) …………………………………….. 4
G. Sekum(Usus Buntu) …………………………………….. 5
H. Usus Besar(large intestine) …………………………………….. 5
I. Kloaka …………………………………….. 5

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................... 6
B. Pertanyaan dan jawaban …………………………………….. 6

DaftarPustaka …………………………………….. 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

System pencernaan adalah penghancur bahan makanan ( mekanis/enzimatis, kimia dan


mikroba) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam
saluran pencernaan. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan
komplek menjadi sederhana. Dan kegunaannya adalah untuk mempermudah penyerapan oleh
vili usus.

Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah
karbohidrat, lemak,dan protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral,
hormone dan air.

Ternak mempunyai empat aktivitas makan yaitu: prehensi (mengambil makana),


mastikasi (mengunyah), salvias (mensekresikan air ludah) dan deglutisi ( menelan). Dalam
hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : perstaltik (peristaltic
esophagus mendorong bahan makanan ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (
mendorong bahan makanan ke sofagus) dan gravitasi ( membantu memudahkan jalanya
bahan makanan).

Pada unggas memiliki proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain, meskipun
mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pencernaan pada
unggas memiliki tiga prinsip yaitu:

a) Secara mekanik

Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada empedal. Pakan


didalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan bantuan grit akan diubah
menjadi pasta.

b) Secara khemis/enzimatis

Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia dan
kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan.

c) Secaara mikrobiolgik

Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut


berperan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologi tidak berperan besar seperti ternak
yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus besarnya. Pada
tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organic seperti asam
asetat dan asam laktat dan juga pada sekum terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh
bakteri(Kamal, 1994).

Gambar 1.1 sistem pencernaan

B. Tujuan

Untuk mengetahui proses system pancernaan pada unggas melalui mulut/paruh,


esophagus, crop, lambung kelenjar, gizzard/empedal, usus halus, usus buntu, usus besar dan
kloaka.

C. Rumusan masalah
1. Menjelaskan fungsi dari paruh
2. Menjelaskan fungsi dari esophagus
3. Menjelaskan fungsi dari crop atau tembolok
4. Menjelaskan fungsi dari lambung kelenjar
5. Menjelaskan fungsi dari empedal
6. Menjelaskan fungsi dari usus halus
7. Menjelaskan fungsi dari sekum/usus buntuk
8. Menjelaskan fungsi dari usus besar
9. Menjelaskan fungsi dari kloaka
D. Manfaat

Dapat mengetahui proses pencernaan pada ternak non ruminasia unggas terlebih khusus
pada ternak ayam yang memiliki system pencernaan berbeda dengan ternak nonruminansia
lainnya tetapi proses pencernaannya sama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mulut/paruh

Unggas tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas
lapisan tanduk, bagian atas dan bawah dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti
engsel(North,1978).

Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah kedepan. Bentuk
seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke esophagus sewaktu
lidah digerakan ke belakang(Akoso 1993). Lidah berfungsi membantu menelan makanan.
Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai elumas makanan untuk
mempermudah masuk ke esophagus(Neisheim et al., 1972).

Didalam mulut tidak diproduksi amilase(Neisheim et al., 1972). Air diambil dengan cara
menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan
setelah menengadah kepala memanfaatkan gaya gravitasi(North,1978).

Gambar 1.2 paruh ayam

B. Oesophagus (tenggorok)

Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan
makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan
proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan
makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus
menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.

Gambar 1.3 esophagus


C. Crop (tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan erbesaran dari
oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah
yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima
makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.

Terjadi sedikit atau sama sekali terjadi pencernaan didalamnya kecuali jika ada sekresi
kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam
tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan
pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi melunakkan makanan.

Gambar 1.4 crop atau tembolok

D. Lambung Kelenjar ( proventriculus)

Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut
sejati ayam. Proventriculus juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya perncernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klrida, epsin, dan getah lambung yang
berguna mencerna protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar
perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena makanan
berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan
pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi.

Gambar 1.5 proventrikulus


E. Gizzard(Empedal/Rempela)

Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah.
Bagian atas lubang pemasukan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran
menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam
dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka emedal akan kisut.

Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas dari intestine.
Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan
mempunyai mucosa yang tebal. Peroton empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang
lebih empat kali dalam satu menit.

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan
batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam. Partikel batuan ini berfungsi
untuk memperkecil partikel makanan dengan adnya otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke
saluran intestine.

Gambar 1.6 gizzard

F. Usus kecil (Small Intestine)

Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas tiga bagian yaitu:
duodenum, jejunum,dan ileum. Duodenum(usus 12 jari) berbentukhuruf V dengan bagian pars
ascendens sebagai bagian naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang
lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas
penyerapan nutrient.

Pada bagian duodenumdisekresikan enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada beberapa enzim
yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan
karbohidrat .

Pencernaan pakan ayam di usus halus secaara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim
terhadap protein, lemak dan karbohidrat. Protein oleh pesin dan khemotipsin akan diubah
menjadi asam amin. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol.
Karbohidrat oleh amylase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
Pada ayam dewasa, panjang usus halus sekitar 62 inci atau 1,5m.

Pada jejunum (usus kosong) makanan mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim yang
dihasilkan di dinding usus. Enzim-enzim yang dihasilkan tersebut adalah enzim enterokinase,
erepsin, maltase, disakrase, peptidase, sukrase dan lipase.

Pada ileum ( usus penyerapan), sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak
lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan
usus sebagai proses penyerapan zat makanan akan lebih sempurna.

Gambar 1.7 Usus halus

G. Sekum ( Usus Buntu)

Sekum terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya buntu. Usus buntu
mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja.

Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat sedikit
pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisme.

Gambar 1.8 sekum


H. Usus Besar (Large intestine)

Usus besar berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter usus halus dan
berakhir di kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rectum yang pendek dan bersambung
dengan kloaka.

Pada usus besar terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan
mengatur keseimbangan air pada unggas.

Gambar 1.9 Usus besar

I. Kloaka

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang
pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan muara saluran reproduksi. Air kencing yang
sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk
seperti pasta putih.

Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai saluran kencing
dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar
dan bagian luar yang berhubungan udara luar disebut vent.

Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya. Kloaka
pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar
disbanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.

Gambar 1.10 kloaka


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada ternak unggas saluran pencernaannya terbagi menjadi tiga prinsip yaitu : secara
mekanik, enzmatik dan mikrobiolik. Unggas memiliki system pencernaan, yaitu: paruh atau
mulut, crop (tembolok), esophagus ( kerongkongan), perut kelenjar (proventriculus), gizzard
(empedal), usus halus (small intestine), usus buntu (sekum), usus besar ( large intestine) dan
kloaka yang masing-masing berfungsi mencerna pakan manjadi zat yang sederhana untuk
bisa di sebarkan didalam tubuh unggas dan juga membuang sisa-sisa zat pakan seperti: urine,
dan juga tinja.

B. Pertanyaan
1. Apa fungsi dari usus buntu (sekum)? ( Cicilia J J Alexander)
2. Apa perbedaan dari ruminansia dan non ruminansia? ( Christian Polii)
3. Jelaskan mengapa pada hewan ayam memiliki crop (tembolok) sedangkan pada
hewan lain tidak memiliki tembolok? ( Devi Sambuaga)

Jawaban :

1. Pada usus buntu ( sekum) masih belum diketahui pasti fungsi utamanya tetapi
didalamnya terjadi sedikit pencernaan karbohidrat, protein dan absorbsi air.
2. Perbedaannya ada dua yaitu secara anatomi dan fisiolgi. Secara anatomi yaitu
pada lambungnya, pada hewan ruminansia memiliki empat lambung atau
poligastrik sedangkan pada hewan non ruminansia memiliki satu lambung atau
monogastrik. Secara fisiologinya yaitu hewan ruminansia adalah hewan
pemamahbiak atau memakan kembali bahan makanan yang sudah dimakan
sedangkan pada hewan non ruminansia bukanlah hewan pamamahbiak.
3. Karena ayam yang memakan makanannya hanya dengan sekali mematuk
sehingga membutuhkan tempat penyimpanan sementara dan tempat penyimpanan
sementara ayam adalah tembolok. Dan juga pakan ayam yang berbiji sehingga
membutuhkan waktu untuk mengubah pakan ayam menjadi lebih sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Menurut Rahmat Nurdiyanto. Tahun 2013. Tentang Sistem Pencernaan Unggas .


Sumber : (http://rahmatkidul12.blogspot.co.id/2013/05/system-pencernaan- unggas.html?=m1)

Ilmu pelajaran peternakan


Sumber : (http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/system-pencernaan-pada-ternak-
unggas.html?m=1)

Menurut Willi Brodus , tahun 2011 , tentang Sistem Pencernaan pada Ayam
Sumber : ( http://dawi4purnama.blogspot.co.id/2011/03/sistem-pencernaan-pada-
ayam.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai