Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK

DI SUSUN OLEH :

1 Lalu Ahwan Supriadi B1D021116

2 Lalu Dendi Dwiyan Qurnia B1D021118

3 Lia Saputri B1D021122

4 Marwidi Anggara B1D021130

5 Maulina Ibriyani B1D021131

6 Muh. Ainun B1D021136

7 Muhamad Riza Afwa B1D021137

8 Muhamad Septian Antani B1D021138

9 Muhammad Gefrian Rizmi B1D021139

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktikum Produksi Hijauan Pakan Ternak dapat disusun
sedemikian rupa dan selesai tepat pada waktunya.

Adapun penyusunan Laporan Praktikum “PRODUKSI HIJAUAN PAKAN


TERNAK” ini merupakan sebagian dari syarat untuk menyelesaikan mata kuliah
“PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK”. Penulis menyadari bahwa baik isi maupun
cara penyusunan Laporan ini belum sempurna. Penulis tidak luput dari kesalahan pada saat
menulis. Oleh Karena itu, segala saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis.
Demikianlah mudah-mudahan Laporan Praktikum ini bisa berguna dan dimanfaatkan sebaik-
baiknya.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:

1. Bapak Sukarne, S.Pt, M.Si. dan Bapak Ir. Mastur, M.Si., yang telah banyak membimbing
kami dalam praktikum sekaligus mengizinkan kami melaksanakan praktikum di lokasi
Sandongan.
2. Semua dosen pengampu Mata Kuliah Produksi Hijauan Pakan Ternak.
3. Semua pihak yang telah banyak membantu kami mulai dari pelaksanaan praktikum sampai
proses penyusunan laporan yang mungkin terlalu banyak untuk kami mencantumkan
namanya satu-persatu.

Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum Produksi Hijauan Pakan Ternak ini masih sangat jauh
dari kelengkapan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi kelengkapan dan kesempurnaan dari penulisan laporan ini.

Mataram, 08 Desember 2022

Penyusun, Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hijaun dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan dapat dikatakan bahwa 
kebutuhan untuk ternak ruminansia itu mutlak. Dibidang peternakan dalam hal ini sangat
dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang moderen dan berkompeten untuk
bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging sesuai dengan visi Indonesia swasembada
daging.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan
kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat  juga berfungsi sebagai pengenyang
dan juga sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar
ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara
alami.Pada sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap
jumlah ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan
berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang
mencukupi.
Hijauan makanan ternak merupkan kelompok tanaman yang unggul dan
berkualitas, sebagai kebutuhan utama makanan ternak yang mengandungan nutrient (gizi-
gizi) yang lebih efisien dan bermanfaat terhadap ternak. Hijauan makanan ternak berasal
daripada 2 bagaian komunitas besar yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan
kacang-kacangan (Leguminosa). Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan ternak
terdapat pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya. Hingga saat ini banyak para ahli
ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak yang lebih unggul dan
efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang rendah sebagai penyedia hijauan
makanan ternak yang terbaik.
Seiring perkembangan peternakan di Indonesia maka kita diusahakan
membudidayakan pakan ternak terutama bangsa rumput karena bahan pokok dari
makanan ternak. Penanaman ini harus dikelola dengan baik dan teratur sehingga
kebutuhan akan pakan tenak tercapai. Pengembangan pakan ternak ini juga akan
menambah jumlah hewan tenak sehingga kebutuhan daging dalam negeri akan bisa
terpenuhi. Jenis rumput dan leguminosa yang dikembangkan cocok bagi ternak. Ternak
ruminansia seperti sapi (potong dan perah), kerbau, kambing dan domba, salah satunya
ditentukan oleh faktor pakan (ransum)-nya. Pakan utama ternak ruminansia pada
dasarnya adalah hijauan. Agar ternak ruminansia dapat menghasilkan produksi yang
tinggi diperlukan pakan hijauan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya.

1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktikum

1.2.2. Tujuan Praktikum.

Adapun tujuan praktikum hijauan pakan ternak ini adalah:


1. Untuk mengetahui cara pengolahan tanah dan cara penanaman rumput.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan rumput dan cara pemupukan rumput.
3. Untuk mengetahui cara pemanenan rumput.

1.2.3. Manfaat Praktikum:

Adapun tujuan praktikum hijauan pakan ternak:


1. Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan tanah dan cara penanaman
rumput.
2. Praktikan dapat mengetahui pertumbuhan pada rumput dan cara
pemupukannya.
3. Praktikan dapat mengetahui cara pemanenan rumput.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hijauan Pakan Ternak


Hijauan pakan adalah bahan makanan yang mengandung serat kasar 18% atau lebih
(dihitung dari bahan kering). Angka batasan ini hanya sekedar patokan, karena di dalam
prakteknya sering didapatkan hal-hal yang berada di luar batasan ini. Kualitas hijauan
sangat bervariasi yang disebabkan oleh beberapa perbedaan dalam spesies, umur,
kesuburan tanah, sumber-sumber air dan lain sebagainya. Daerah Indonesia ataupun di
daerah tropis lainnya belum diperoleh keterangan secara pasti tentang adanya suatu
hijauan yang menonjol kualitasnya, khususnya untuk ternak kuda. Penurunan penanaman
hijauan ini antara lain disebabkan menurunnya ternak kuda (termasuk keledai), di
samping kegemaran peternak terhadap rumput lainnya (Hanson et al., 2006).

2.2 Tujuan Budidaya Hijauan Pakan Ternak


Identifikasi merupakan kegiatan dalam taksonomi tumbuhan. Walaupun identifikasi
merupakan proses yang terpisah, namun dalam praktiknya mencakup dua kegiatan yang
meliputi klasifikasi dan tata nama (Hasanuddin,2006). Dalam mengidentifikasi suatu
tumbuhan diperlukan suatu keahlian khusus, teliti, dan tanggap. Inti dari identifikasi
merupakan penamaan suatu tumbuhan yang meliputi tumbuhan berbiji maupun tumbuhan
tak berbiji (Tom, 2009). Suatu identifikasi akan menghasilkan tatanama suatu spesies
baik itu tumbuhan ataupun hewan. Dalam dunia identifikasi makan diperlukan suatu
pengetahuan baik itu pengetahuan langsung maupun tidak. Pengetahuan secara langsung
didapat dari para ahli dan pengetahuan secara tidak langsung didapat melalui kunci
determinasi (Freud, 2008).

2.3 Tanaman Rumput


Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar matahari menjadi
biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi oksigen.
Ternak ruminansia mampu mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak dapat dicerna
oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas mikroorganisme dalam
rumen mereka. Rumput-rumput memberikan tutupan tanah yang baik untuk mengurangi
erosi sementara akar yang sangat halus akan membentuk bahan organik dan membantu
penyusupan air ke dalam tanah (Sutaryono et al., 2002).
Cara pengembangbiakan utama tanaman rumput adalah dengan vegetatif, transisi, dan
reproduktif. Fase vegetatif, batang sebagian besar terdiri atas helaian daun. Leher helaian
daun tetap terletak di dasar batang, tidak terjadi pemanjangan selubung daun atau
perkembangan kulmus, sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis,
meristem apikal secara gradual berubah dari tunas vegetatif menjadi tunas bunga. Hal ini
disebut induksi pembungaan. Fase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase
transisi helaian daun mulai memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Fase
reproduktif (pembuangan) dimulai dengan perubahan ujung batang dari kondisi vegetatif
ke tunas bunga (Soetrisno et al., 2008).

2.4 Tanaman Leguminosa


Secara umum legum mempunyai ciri mempunyai bintil akar yang dapat berfungsi
sebagai penyubur tanah. Daunnya berbentuk kecil-kecil dan bersirip tunggal, buahnya
termasuk buah polong. Bunganya berbentuk kupu-kupu, pada legum spesies pohon
biasanya berakar tunggang, sedangkan legum yang bukan spesies pohon berakar serabut.
Mampu mengikat nitrogen bebas dari udara, legum tropik biasanya bersifat perennial
(hidup lebih dari satu tahun). Sifat tumbuhnya merayap dan membelit batang-batang
dapat mengeluarkan akar dari tiap ruas batangnya. Ada juga spesies legum yang tumbuh
tegak. Beberapa spesies legum yang biasa digunakan sebagai penutup tanah diantaranya
adalah Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica,
Crotalaria juncea, dan Crotalaria usaramoensis (Prihatman, 2000).
Leguminosa sering digunakan oleh peternak untuk tujuan tertentu, disamping sebagai
sumber zat–zat pakan. Apabila dicampur dengan graminae akan baik karena merupakan
gabungan antara bahan pakan yang kaya akan zat–zat pakan dan sifat mengisi dari
graminae. Legum mengandung serat yang dibutuhkan ternak dan juga protein dan zat
hijau (Ruchjaniningsih, 2009).
2.5 Tujuan budidaya Hijauan Makanan Ternak
Hijauan yang hendak ditanam tentu saja menguntungkan sehingga harus memenuhi
produktivitas persatuan luas yang tinggi, nilai palabilitas yang baik, serta beradaptasi baik
dengan lingkungan.Sebagai contoh jenis rumput potong yang memilki palabilitas yang
baik adalah rumput gajah (Pennistum purpureum), Setaria sphacelata, Panicum
maximum, rumput gembala misalnya African Star Grass (Aak, 2003).
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan tempat praktikum


Waktu praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at 27 Oktober 2022 sampai 2
Desember 2022 pada pukul 07.00 WITA sampai selesai. Dilaksanakan di Sandongan,
Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, Lingsar, Lombok Barat, NTB.

3.2 Materi Praktikum

3.2.1 Alat-alat praktikum

3.2.2 Bahan-bahan praktikum

3.3. Metode praktikum


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2003. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius.
Yogyakarta.

Chemisquy MA, Giussani LM, Scataglini MA, Kellogg EA, Morrone O. 2010.
Phylogenetic studies favour the unification of Pennisetum, Cenchrus and
Odontelytrum (Poaceae): A combined nuclear, plastid and morphological analysis,
and nomenclatural combinations in Cenchrus.

Edi. 2016, Bibit Indogofera., http://bibitindigofera. blogspot.com /2015/06/ prospek -


indigofera.html Diakses pada 2 Desember 2018 pukul 01:36 WITA.

Hanson, A.a dan M.W. Evans.Hughes. 2006. Healt Metcalfe (Eds) Forager. Iowa state
universt Press. USA.

Nanda, 2012, Papalum Atrattum, http://nanda-pakan-ternak.blogspot.com /2012/04/


paspalum- atratum.html . Diakses pada 2 Desember 2019 pukul 01:36 WITA

Prihatman, K. 2000. Kacang tanah (Arachis hypogaea). Kantor deputi menegristek bidang
pendayagunaan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi, Jakarta.

Reksohadiprodjo Soedomo. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika.


Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada Yogyakarta.

Ruchjaniningsih. 2009. Rejuvenasi dan karakterisasi morfologi 225 aksesi sorgum. BPTP.
Sulawesi Selatan.
Sam, Freud. 2008. Identificate Keys. Wisley. London

Sanjaya, 2014, Situs Petrnakan: Rumput Setaria. https://www.situs-peternakan.


com/rumput-setaria/ . Diakses pada 2 Desember pukul 01:37 Wita.

Siregar, M.E. 1987. Produktivitas Dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput Dan
Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak Yang Ditanam Pada Tampingan
Teras Bangku Di Das. Citanduy, Ciamis.

Siregar, M.E Dan A. Djajanegara. 1974. Pengaruh Tingkat Pemupukan Zwavelzuur


Kalium (Zk) Terhadap Produksi Segar 5 Jenis Rumput. Buletin L.P.P. Bogor.

Soetrisno, Djoko., Bambang Suhartanto, Nafiatul Umami. Nilo Suseno. 2008. Ilmu
Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Sutaryono, Yusuf., dan Partridge, Ian J. 2002. Mengelola Padang Rumput alam di
Indonesia Tenggara. Universitas Mataram. NTB.

Sweet, R. 1826. Hortus Britannicus : or a catalogue of plants cultivated in the gardens of


Great Britain, arranged in natural orders, Part 2: 481. London : J. Ridgway.

Anda mungkin juga menyukai