Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu bahan makanan ternak
yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan
populasi ternak. Oleh karenanya, hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan
makanan dasar utama untuk mendukung pertumbuhan peternakan. Budidaya hijauan
makanan ternak (HMT) merupakan suatu keharusan bagi peternak apabila ingin
mengusahakan komoditas ternak baik usaha budidaya maupun usaha penggemukan
(fattening). Kebutuhan akan hijauan pakan akan semakin banyak sesuai dengan
bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam
penyediaan hijauan pakan untuk ternak, terutama produksinya tidak dapat tetap
sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan
melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produsinya akan rendah, atau
bahkan dapat berkurang sama sekali.
Legum yaitu tanaman kayu dan herba dengan ciri khas berbentuk bunga kupu-
kupu. Hijauan pakan jenis leguminasa (polong-polong) memiliki sifat yang berbeda
dengan rumput-rumputan, jenis legum umumnya kaya akan protein, Ca dan
Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang dimana bintil akar inilah bakteri
bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen
bebas dari udara, itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein
dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tah.
Adapun beberapa jenis legum yaitu kaliandra (Caliandra callothyrs), siratro
(Macroptilium antropurpureum), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena
leucocephala), banhia (Rufescens lam), dan turi (Sesbania Grandivora).
Gliricidia sepium (gamal) adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat
tumbuh dengan cepat di daerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah dan pH

1
rendah sampai tinggi (4.5-6.9) serta tahan terhadap curah hujan rendah sampai tinggi.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) pengembangan tanaman ini diutamakan sebagai
tanaman pagar dan penghijauan dilahan kritis serta sebagai salah satu
alternative hijauan pakan ternak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tanaman gamal ?
2. Apa manfaat tanaman gamal ?
3. Bagaimana pengaruh daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman lain ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tanaman gamal.
2. Untuk mengetahui apa manfaat tanaman gamal.
3. Untuk mengetahui pengaruh daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman lain.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Tanaman Gamal


Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Gamal berasal dari daerah Amerika
Tengah dan Brazil. Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh dengan
cepat di daerah kering. Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh
tanaman (kakao, kopi, teh), atau sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran
gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai
pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang. Namanya dalam bahasa Indonesia,
gamal, merupakan akronim dari ganyang mati alang-alang. Bunga-bunga gamal
merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan setelah dimasak.
Daun-daun gamal mengandung banyak protein dan mudah dicernakan,
sehingga cocok untuk pakan ternak, khususnya ruminansia. Daun-daun dan
rantingnya yang hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk
memperbaiki kesuburan tanah.
Gamal merupakan sumber kayu api yang baik, terbakar perlahan dan
menghasilkan sedikit asap, kayu gamal memiliki nilai kalori sekitar 4900 kcal/kg.
Kayu terasnya awet dan tahan rayap, dengan BJ antara 0,5- 0,8, kayu ini baik untuk
membuat perabot rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, dan lain-lain.
Daun-daun, biji dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun
bagi manusia dan ternak, kecuali ruminansia. Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-
bahan itu digunakan sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala,
batuk, dan luka-luka tertentu.Pemberian gamal pada sapi maksimal 40% dan domba
75%. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput.

3
B. Manfaat Tanaman Gamal dalam Bidang Usaha Tani
Pemanfaatan gamal dalam bidang usaha tani sangat banyak, antara lain:
1. Sebagai Pakan Ternak
Terbatasnya ketersediaan pakan ternak ruminansia dapat diatasi dengan
memanfaatkan pakan yang murah dan mudah diperoleh yaitu dengan menanam
legum pohon seperti gamal. Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh
dengan cepat di daerah kering. Pemberian gamal pada sapi maksimal 40% dan domba
75%. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput. Daun
Gamal dapat diberikan sebagai pakan ternak dengan kandungan gizi adalah 3-6,4 %
Nitrogen, 0,31 % Phosfor, 0,77 % Kalium, 15-30 % serat kasar dan 10 % abu.
2. Sebagai Pupuk Organik
Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair. Kelebihan pupuk organic
cair adalah unsur hara yang kandungannya lebih cepat tersedia dan mudah diserap
akar tanaman. Daun gamal jika dijadikan pupuk organik mempunyai kandungan
nitrogen lebih tinggi sehingga sangat cocok jika diaplikasikan pada tanaman yang
menghasilkan bagian vegetatif sebagai bagian tanaman yang dipanen. Kandungan
nutrisi daun gamal dapat diperoleh sebesar 3,15% N, 0,22% P, 2,65% K, 1,35% Ca,
dan 0,41% Mg.
Keuntungan penggunaan gamal sebagai pupuk hijau diketahui bermanfaat
untuk meningkatkan bahan organik tanah dan nitrogen, perbaikan karateristik fisik
tanah, aerrasi dan drainase, mengurangi erosi permukaan tanah, menurunkan
temperatur tanah, dan mengurangi penguapan air tanah. Penggunaan sebagai
pupuk hijau banyak ditemukan dalam bentuk penanaman dengan model tanaman
lorong atau Alley cropping ataupun untuk perladangan berpindah.
3. Sebagai sumber Mikroorganisme
Penggunaan Ekstrak Daun Gamal merupakan salah satu teknologi yang dapat
digunakan dalam usaha pengelolaan pertanian yang mampu mengurangi pengaruh
negatif zat zat kimia sintetik pada lingkungan. Ekstrak Daun Gamal adalah larutan
hasil fermentasi yang berbahan dasar berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan

4
ekstrak daun gamal mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga
baikdigunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. Ekstrak
Daun Gamal yang telah mengalami proses fermentasi dapat digunakan sebagai
dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur
hara bagi pertumbuhan tanaman.
4. Sebagai pagar hidup atau pembatas kebun/lahan
Biasanya tanaman pagar ini ditanam dalam jarak dari 0.5 s/d 2 m antar
tanaman dengan maksud tertentu. Jika dimaksudkan untuk perlindungan terhadap
tanaman yang ada di lokasi yang dipagar dari gangguan ternak, maka jarak tanam
akan digunakan yang rapat untuk mencegah masuknya ternak, bahkaan sampai
dengan jarak 0.1 m telah digunakan terutama untuk melindungi atau memagari
tanaman sayuran dari gangguan ternak ayam dan babi, Biasanya tanaman pagar
dipangkas antara 1-3 tahun sekali CATIE, 1986 yang dikutip Steward (1996)
melaporkan bahwa penggunaan tanaman gamal sebagai pagar hidup juga sangat
umum dilakukan di Amerika Tengah.
5. Manfaat Lain
Selain fungsinya sebagai tanaman pagar, tanaman pelindung, sebagai
sumber pupuk hijau, sebagai kayu bakar, bahan bangunan sederhana dan furniture,
menyediakan bahan arang, pencegah erosi, untuk kepentingan penghijauan lahan
kritis, sebagai pakan ternak, maka G. sepium juga dilaporkan digunakan dalam
kepentingan lainnya seperti daunnya digunakan sebagai pakan ikan, pengusir caplak
dan sejenis lalat pada ternak, pengobatan penyakit kudis pada kulit manusia, air dari
perasan daun, kulit batang dan akar digunakan untuk mengobati gatal- gatal pada
kulit, mengbati luka dan daun yang dihaluskan digunakan dalam pengobatan
rematik dan patah tulang, menemukan bahwa ethanol ekstrak dari G. sepium cukup
aktif dalam menghambat kerja antimikroba dari jenis Bacillus cereus,
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Gliricidia sepium juga ditemukan

5
mengandung ekstrak yang bersifat antifungal yang aktif menhambat kerjanya
Candida albicans dan Cladosporium cucumerinum (Hostettmann dan Marston,
1994).
C. Pengaruh Tanaman Gamal Terhadap Ternak
1. Pengaruh Tanaman Gamal pada Ternak Ruminansia
Tanaman gamal dalam campuran dengan pakan berkualitas rendah
merupakan suatu level terbaik. Namun tidak ekonomis untuk menggunakan level
yang lebih tinggi dari bahan pakan protein tinggi ketika ratio nitrogen energi menjadi
terlalu tinggi, karena protein yang berlebihan akan digunakan untuk membentuk
energi metabolik melalui proses glukoneogenesis menyumbang asam amino untuk
sintesa protein baru (dalam jaringan air susu dan lain sebagainya). Dari beberapa
hasil penelitian diperoleh bahwa jika level dari tanaman gamal ditingkatkan lebih
dari 30 % pada ternak kambing maka perlu ditambahkan sumber energi.
2. Pengaruh G.sepium pada Ternak Non Ruminansia
Sebaliknya dari pengaruh positif yang diperoleh dari pemberian gamal
pada ternak ruminansia, ternak non ruminansia tidak bertahan pada pemberian
pakan tanaman gamal, bahkan memperlihatkan tanda-tanda keracunan yang nyata.
Terdapat penelitian yang menemukan bahwa tikus yang diberikan 20 % daun kering
gamal menunjukkan konsumsi pakan yang menurun, kehilangan berat badan dan
kematian janin. Hal ini sejalan dengan pendapat Norton (1994), bahwa non
ruminansia umumnya lebih peka terhadap pakan yang mengandung racun
dibandingkan dengan ruminansia yang dapat dimetabolisir di dalam rumen.
D. Pengaruh Daun Gamal Terhadap Tanaman Lain
Tanaman gamal yang merupakan salah satu jenis legum dengan berbagai
macam manfaat diantaranya dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun
pekembangan tanaman. Pada beberapa penelitian, tanaman ini terbukti memberi
manfaat yang signifikan seperti pada tanaman sawi, pisang dan nilam. Namun dalam
hal ini bagian gamal yang digunakan adalah hanya pada bagian daun dan dalam
bentuk pupuk dan ekstrak.

6
Pemberian pupuk organik cair daun gamal secara umum memberikan
pangaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Pupuk organik cair
gamal dengan konsentrasi 120/ml/l air memberikan pengaruh yang paling optimum
terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan lebar daun tanaman sawi.
Pada perendaman yang menggunakan ekstrak daun gamal sebelum
pemeraman memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan sifat kimia buah pisang
yang dihasilkan, dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun gamal yang
digunakan maka pematangan buah pisang menjadi semakin cepat. Perlakuan yang
paling baik untuk digunakan dalam pemeraman buah pisang, tidak tergantung pada
satu perlakuan tertentu saja, namun menyesuaikan dengan kebutuhan.
Penggunaan ekstrak daun gamal dengan konsentrasi 25 ml/liter memberikan
hasil terbaik terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang tanaman nilam. Sedangkan
untuk pertambahan jumlah daun terbanyak terdapat pada pemberian ekstrak dengan
konsentrasi 30 ml/liter.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah ini dapat diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :
1. Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae atau Leguminosae). Gamal berasal dari daerah Amerika
Tengah dan Brazil. Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh dengan
cepat di daerah kering.
2. Adapun manfaat daari daun gamal, antara lain sebagai pakan ternak, sebagai
pupuk organik, sebagai sumber mikroorganisme, sebagai pagar hidup atau pembatas
kebun/lahan dan manfaat lain seperti sebagai pakan ikan, pengusir caplak dan sejenis
lalat pada ternak, pengobatan penyakit kudis pada kulit manusia, air dari perasan
daun, kulit batang dan akar digunakan untuk mengobati gatal-gatal pada kulit.
3. Tanaman gamal yang merupakan salah satu jenis legum dengan berbagai
macam manfaat diantaranya dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun
pekembangan tanaman. Pada beberapa penelitian, tanaman ini terbukti memberi
manfaat yang signifikan seperti pada tanaman sawi, pisang dan nilam. Namun dalam
hal ini bagian gamal yang digunakan adalah hanya pada bagian daun dan dalam
bentuk pupuk dan ekstrak.
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hairuddin Rahman, 2012. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Gamal


Sebagai Sumber Mikrobiologi Lokal Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam
(Pogostemon cablin Benth). Jurnal Dinamika, Vol. 03. No.1 : 19-31.

Mayasari D., dkk. 2012. Kualitas Hijauan Gamal (Gliricidia sepium) yang Diberi
Pupuk Organik Cair (POC) dengan Dosis Berbeda. Jurnal Animal
Agriculture, Vol 1. No. 2: 293-301.

Nulik Jacob dan D. Kana Hau. Tanaman Gamal (Gliricidia sepium) dan Potensi
Pemanfaatannya Sebagai Pakan Ternak dan Fungsi Lainnya dalam Usaha
Tani di Nusa Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
NTT.

Oviyanti Fitri, dkk, 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal
(Gliricidia sepium) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.). Jurnal Biota, Vol. 2 No. 1 : 61-67.

Prabawati Dina, dkk. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Gamal (Gliricidia sepium)
Terhadap Intensitas Serangan Hama Pada Tanaman Kubis Putih (Brassica
oleracea L. Var. Capitata L.) Sebagai Penunjang Mata Kuliah Entomologi.
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman.
Samarinda.

Rahman Faizal dan Asra R. 2014. Pengaruh Ekstrak Daun Gamal (Gliricidia sepium)
dalam Air Rendaman untuk Proses Pencelupan Buah Pisang Kapok (Musa
balbisiana) Terhadap Sifat Kimia dan Sensoris Buah Setelah Pemeraman.
Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman, Vol. 9 (2): 75-81.

Yuningsih, 2010. Keberadaan kandungan kumarin dalam daun gamal (Gliricidia


sepium) sebagai akarisida. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai