Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan
Ilmu Budidaya Tanaman Makanan Ternak
yang di bina oleh Dosen Armayani. M, S.Si., M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK : III
Nama : Nim ;
Muh Yusran Sukri 0910580620016
Muh Shapri 0910580620027
Azhar 0910580620021

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Kata pertama yang patut kita ucapkan atas segala kemudahan, kelancaran
ialah “Syukur kepada Allah SWT.” Maka apalah daya bagi kami untuk melakukan
segala sesuatu tanpa bantuan-NYA. Serta tak lupa pula kita kirimkan salam dan
shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawakan
ajaran terang untuk manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Makalah ini sebagai pelengkap dari segala rangkaian proses mengajar
yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Segala yang ditecantum dan
tertulis dalam makalah ini, diambil dari segala sumber yang ada. Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan bermanfaat baik dari segi pengetahuan maupun
wawasan kita mengenai “Rumput maupun Leguminosa” sebagai tanaman
makanan ternak.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................1
C. Maksud dan tujuan................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Bududaya Rumput Brachiaria Decumbens ( Bede ).............2
B. Syarat Tumbuh......................................................................3
C. Teknik Budidaya...................................................................3
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak


ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber
tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan
reproduksi ternak. Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan
(leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah
yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh
ternak.
Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu memiliki sifat-
sifat yaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam
waktu yang pendek maupun tumbuh kembali.
Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan
dan leguminosa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari isi yang akan dibahas dalam makalah ini maka dapat ditu
Iis poin - poin masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu rumput Brachiaria decumbens (bede)?

2. Bagaimana cara membudidayakan rumput Brachiaria decumbens (bede)?


C. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembutan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui syarat tumbuhnya rumput bede.
2. Untuk mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar rumput bede.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Budidaya Rumput Brachiaria Decumbens (Bede)
Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki
produksi lebih baik jika dibandingkan dengan rumput lapangn, memiliki nilai
nutrisi yang tinggi, lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah
tropis. Rumput ini berasal dari daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania)
menyebar ke berbagai daerah termasuk ke daerah Asia dan Pasifik. Rumput ini
juga berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena bisa tumbuh baik di
wilayah manapun di Indonesia, termasuk pada daerah asam (pH 3,5-5,5) seperti di
Kalimantan Timur (Ibrahim dan Jacobson, 2012).

Di Indonesia rumput bede banyak dijumpai di pinggir jalan, penggir


selokan, lapangan, pematang sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu.
Rumput bede perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik karena sebagai salah
satu sumber penyediaan pakan ternak yang dapat menanggulangi kekurangan
pakan ternak pada musim kemarau yang merupakan masalah bagi para petani
peternak. Keistimewaan rumput ini adalah tahan hidup di musim kemarau (tahan
kering), selain itu karena mempunyai perakaran yang sangat kuat dan cepat
menutup tanah sehingga dapat mengurangi erosi (Siregar, 2017).

Brachiaria decumbens (Bede) atau disebut juga Rumput Signal biasanya


ditanam untuk padang penggembalaan permanen, tetapi juga ditanam atau
dikonservasi pada sistem potong angkut oleh peternak kecil. Rumput Bede
berdaun kaku, pendek, berbulu halus, warna hijau gelap dan bertekstur agak kasar.
Rumput ini merupakan bahan hay yang baik, karena batangnya kecil mudah
menjadi kering. Rumput bede dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m
(dataran rendah sampai dataran tinggi) dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun,
kemasaman tanah pH 6-7 (Kismono dan Susetyo, 2019). Dengan pengelolahan
tanah yang baik, pemupukan yang tepat serta interval potong yang cocok rumput
bede dapat menghasilkan produksi segar 171 ton/ha/th dengan produksi kering
36,1 ton/ha/th dengan interval potong 6 minggu (Siregar, 2017).

2
B. Syarat Tumbuh
Rumput ini dapat tumbuh pada musim kering kurang dari 6 bulan.
Tumbuh baik pada jenis tanah apapun termasuk tanah berpasir atau tanah asam,
seperti dilaporkan oleh Mannetje dan Jones (2012) yang melaporkan bahwa
Brachiaria brizantha, Brachiaria decumbens dan Brachiaria humidicola sangat
toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon terhadap pemupukan yang
mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan terhadap tanah berdrainase
rendah. Tahan terhadap injakan, dan renggutan (AAK, 2015). Tinggi tempat yang
cocok untuk tanaman ini sampai 3000 m dpl dengan suhu optimal untuk tumbuh
adalah 30–35oC (Anonim, 2010).

Perbanyakan rumput ini biasanya menggunakan biji, biji yang dibutuhkan


per hektar adalah 1,5 –12 kg/Ha tergantung pada kualitas biji. Biji biasanya di
sebarkan kemudian ditanam pada kedalaman kurang lebih 2-4 cm pada tanah. Biji
yang baru panen sulit untuk berkecambah, oleh karena itu sebaiknya biji ditoreh
terlebih dahulu, direndam menggunakan asam sulfat atau disimpan dahulu selama
6-8 bulan sebelum digunakan. Selain menggunakan biji, rumput Brachiaria
brizantha dapat diperbanyak dengan menggunakan sobekan atau stek batang
(Schultze-Kraft dan Teitzel, 2016).

C. Teknik Budidaya
1) Pengendalian gulma.

Budidaya berbagai jenis tanaman tidak terlepas dari keberadaan


gulma. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya
yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena
dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan
kualitas produksi. Pengendalian gulma cara kimiawi dengan menggunakan
herbisida, dilakukan sebelum pengolahan lahan. Cara ini efektif dilakukan
karena dapat mengemat waktu dan tenaga.

2) Pengolahan lahan

Pengolahan lahan merupakan suatu proses mengubah sifat tanah

3
dengan mempergunakan alat pertanian sehingga diperoleh lahan pertanian
yang sesuai dengan kebutuhan. Pembajakan tanah dapat dilakukan sebanyak
2 kali dan dengan kedalaman bajak 12-20 cm dari permukaan tanah.
Penggaruan tanah dilakukan sehingga struktur dan tekstur tanah
memungkinkan untuk ditanami.

3) Penanaman

Penanaman rumput Brachiaria decumbens diawali dengan pemilihan


bibit. Bibit yang dipilih harus sesuai dengan lengkungan dan mudah
dikembangkan serta dikelola agar memperoleh mutu dan produksi yang baik.
Bibit rumput Brachiaria decumbens dapat diperoleh dari anakan (pols) atau
biji, namun menggunakan anakan (pols) lebih baik karena lebih cepat tumbuh
dan resiko kematian lebih kecil. Penanaman dengan pols harus memotong
bagian ujung vegetatifnya terlebih dahulu hingga tersisa 15 – 20 cm agar
tanaman tidak terlalu banyak mengalami penguap dan layu. Waktu tanam
yang baik ialah saat awal atau pertengahan musim hujan. Hal ini dikarena
rumput Brachiaria decumbens pada awal pertumbuhannya membutuhkan air
yang lebih banyak. Dalam setiap lubang dapat ditanaman bibit rumput
Brachiaria decumbens sebanyak 2-3 batang dengan posisi tegak lurus. Cara
atau sistem penanaman rumput Brachiaria decumbens dapat dilakukan
dengan cara tunggal, campuran dan lorong/alley cropping.

4) Pemupukan

Tujuan pemupukan adalah memberikan zat hara makanan dalam tanah


yang digunakan tanaman serta memperbaiki struktur tanah sehingga dapat
meningkatkan produksi rumput baik kualitas maupun kuantitasnya.
Pemberian pupuk sangat dianjurkan untuk disesuaikan dengan kandungan
tanah pada lahan tanam. Pada penanaman rumput Brachiaria decumbens di
lahan kering masam dengan kandungan pH tanah kurang dari 7 diajurkan atau
harus dilakukan penambahan bahan organik/pupuk kandang dengan dosis
±0,22 kg/ha.

5) Pemeliharaan

4
Hasil produksi tanaman sangan ditentukan oleh faktor
pemeliharaanya. Pada awal pemeliharaan diperlukan pemeliharaan intensif
terutama pada penyiangannya. Saat rumput Brachiaria decumbens sudah
tumbuh subur akan membentuk hamparan sehingga gulma tidak mudah
tumbuh.

6) Pemanenan/pemotongan

Pamanenan atau pemotongan harus dilakukan pada periode yang


tepat, hal ini untuk menjamin pertumbuhan rumput secara optimal dengan
kandungan gizi tinggi. Pemotongan pertama dilakukan saat rumput Brachiaria
decumbens telah berumur 2 bulan. Pemotongan berikutnya dilakukan setiap
40 hari di musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau. Tinggi potongan
rumput Brachiaria decumbens dari permukaan tanah pada musim hujan
sekitar 5 – 15 cm, sedangkan pada musim kemarau dapat lebih dari 15 cm.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, kita dapat mengetahui pengelolahan dan tata cara
budidaya rumput Brachiaria decumbens (bede) untuk menjadikan pakan ternak.
Proses penanaman dan pemotongan dengan benar dapat memperbaiki kerudakan
dan memperbanyak hasil pemanenan rumput Brachiaria decumbens (bede). Maka
harus lah kita menjadikan peluang pengelolahan rumput Brachiaria decumbens
(bede) lebih luas lagi dan memanfaatkan segala lahan yang ada sehingga hasil
pemanenannya tambah banyak dan menguntungkan bagi pengelolahnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
AKK. 2015. Hijauan Pakan TernakPotong, Kerja dan Perah. Kanisius.
Yogyakarta.

Anggrodi, 2014. Ilmu makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Anonim-Dirjen Peternakan. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Hiajaun


Dirjen Peternakan Direktorat Bina Produksi dan JICA. Jakarta.

Ibrahim, T. M. Dan C. N. Jacobson. 2012. Evaluation of Grass and Legume in


Swards for Extensive Management in South Sulawesi. Research Report
1984/1985. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Kismono, I. Dan S. Susetyo. 2019. Pengenalan Jenis Hijauan Tropika Penting.


Produksi Hijauan Pakan Ternak untuk Sapi Perah. BPLPP. Lembang.
Bandung.2019.

Mulyadi, R., 2012. Botani. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Siregar,M. E. 2017. Produktivitas dan Kemampuan Menahan Erosi Species


Rumputdan Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak yang Ditanam Pada
Tampingan Teras Bangku di DAS Citanduy. Ciamis.

7
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Nama : Iin aprianty

1. Mengapa di Indonesia perkembangan rumbut Brachiaria Decumbens


(bede) secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas?

Di Jawab oleh Yusran :

 Secara budidaya ; edukasi kepada masyarakat tentang budidaya


rumput Brachiaria Decumbens masih minim atau masih sangat
kurang.

 Sedangkan secara ekonomis ; rumput Brachiaria Decumbens sering


di jumpai di sepanjang jalan tapi masih belum tahu cara
pembudidayaannya.

Nama : Irfan Lauttung

2. Bagaimana penanaman rumput Brachiaria decumbens (bede) dan hewan


atau ternak apa saja yang bias diberikan rumput Brachiaria decumbens?

Di Jawab oleh Muh Shapri :

 Bibit rumput Brachiaria Decumbens dapat diperoleh dari anakan


(pols) atau biji, namun menggunakan anakan (pols) lebih baik
karena lebih cepat tumbuh dan resiko kematian lebih kecil.
Penanaman dengan pols harus memotong bagian ujung
vegetatifnya terlebih dahulu hingga tersisa 15 – 20 cm agar
tanaman tidak terlalu banyak mengalami penguap dan layu. Waktu
tanam yang baik ialah saat awal atau pertengahan musim hujan.
Dalam setiap lubang dapat ditanaman bibit rumput Brachiaria
Decumbens sebanyak 2-3 batang dengan posisi tegak lurus. Cara
atau sistem penanaman rumput Brachiaria Decumbens dapat
dilakukan dengan cara tunggal, campuran dan lorong/alley

8
cropping. Contoh ternak yang di berikan rumput Brachiaria
Decumbens yaitu ternak ruminansia : sapi, kerbau, kambing, dan
domba.

Nama : Dewi Baharuddin

3. Mengapa kandungan protein kasar menurun, sedangkan serat kasarnya


meningkat pada rumput Brachiaria Decumbens (bede). Jelaskan mengapa?

Di Jawab oleh Muh Shapri :

 Karena pertambahan umur rumput Brachiaria Decumbens (bede)


mengakibatkan kandungan protein kasarnya menurun dan serat
kasarnya meningkat.

Anda mungkin juga menyukai