Anda di halaman 1dari 13

VEGETASI TUMBUHAN PADA

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG


DAPAT MENJADI PAKAN TERNAK
ERINA CHYNTIA YOSEFA BANUREA 170301123
DILLA SEPTIA RINI 170301126
JESSICA M.R SIMAMORA 170301133
JOSUA JANRI SINUHAJI 170301131
YENSRIWILA SARAGIH 170301139
RIBKA HOTMA ANDRIANI NAPITUPULU 170301144
MICHAEL FREDERICK PAKPAHAN 170301169
RIDO ALEXANDER SIHOMBING 170301166
RICCY ARISTY 170301178
LIDYA KRISTINA SARI BUTARBUTAR 170301252

INTEGRASI TERNAK DAN PERKEBUNAN


Pendahu
luanTersedianya lahan untuk perkebunan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk
pengembangan ternak sapi secara sistem integrasi antara sektor perkebunan dan peternakan.
Nilai manfaat yang diperoleh untuk sektor perkebunan diantaranya menyediakan pupuk
organik yang berasal dari kotoran sapi, mengurangi biaya tenaga kerja untuk pembersihan
gulma, mengurangi penggunaan herbisida berarti akan mendukung keselamatan lingkungan.
Sumber pakan berupa hijauan diperoleh dari area perkebunan dan juga dari produk
sampingan olahan sawit seperti pelepah, solid, dan bungkil sawit. Produk sampingan tersebut
sangat bermanfaat karena tersedia sepanjang tahun tidak seperti hijauan yang menjadi
sangat terbatas pada saat musim kemarau. Hasil studi menunjukkan bahwa per ha kebun
sawit dapat menyediakan pakan untuk 1-3 ekor sapi dewasa. Produk hijauan antar tanaman
(HAT) adalah vegetasi yang tumbuh liar di lahan perkebunan kelapa sawit, baik yang tumbuh
sebagai tanaman liar atau semak (tanaman pengganggu), rerumputan yang tumbuh. Sistem
integrasi sapi-kelapa sawit ini adalah suatu sistem pemanfaatan hasil sampingan dari industri
kelapa sawit terutama industri hulu berupa hasil sampingan perkebunan sawit sebagai bahan
pakan ternak yang diharapkan dapat menghasilkan efesiensi usaha yang baik dengan pola
pemanfaatan limbah perkebunan sawit dan peningkatan produksi peternakan sapi.
Alang-alang (Imperata cylindrica L.)
Daun alang-alang yang masih muda dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak ruminansia, sebagai tambahan pakan hijauan,
walaupun pemberiannya tidak banyak namun pemanfaatannya
cukup baik dan bisa diterima oleh masyarakat.
Penggunaan akar alang-alang (Imperata cylindrica)  dalam
pakan atau ransum unggas dapat mengurangi gulma tanaman
para petani, karena yang kita tahu bahwa alang-alang
(Imperata cylindrica)  hanyalah rumput atau tanaman
pengganggu, Sehingga penggunaan akar alang-alang (Imperata
cylindrica)  untuk pakan ternak dapat mengurangi keresahan
para petani atau masyarakat disekitaran tumbuhnya alang-
alang ini. Akar alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki
kandungan nutrisi seperti protein 1,54 %, energi 3728 Kkal/kg,
SK 0,24 %, lemak 0,29 %, Ca 0,16 % dan P 0,28%.
Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn)
Jenis rumput belulang ini Tumbuh liar, biasanya di lapangan atau pinggir pinggir jalan,
memmiliki sedikit bulu halus, akar sangat kuat, dapat tinggi sampi 50cm.
rumput ini sebagai pakan kambing. rumput ini sangat terbatas untuk jumlah besar.
Di anjurkan mengambil yg masih muda, karena protein relatif lebih tinggi dan lembut.
Kirinyuh (Chromolaena odorata L )
Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) adalah salah satu gulma dominan di perkebunan
kelapa sawit. Pemanfaatan Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) dalam
Ransum sebagai pakan ternak mempunyai potensi yang tinggi untuk meningkatkan
pertambahan bobot badan pada ternak dan memberikan keuntungan secara
ekonomis serta juga bermanfaat dalam konsentrat pakan ternak sebagai konsumsi
dan pertambahan bobot badan serta menghasilkan konversi pakan.
Sesuai pernyataan Marthen, (2007), C. odorata mengandung protein (21-36%),
alanine (4,03%), arginine (4,96%), glysine (4,61%), lysine (2,01%), methionine
(1,58%), cystine (1,30%), leucine (7,01%), valine (6,20), dan asam glutamic (9,38%)
setara dengan turi, lamtoro dan gamal; produksi protein kasar sebesar 15 ton/thn.
Gulma ini memiliki keseimbangan asam amino yang baik untuk ternak monogastrik.
Palatabilitas lebih baik dari gamal, dan suplementasi dalam ransum mencapai 30%
mampu meningkatkan konsumsi serta pertumbuhan ternak kambing.
Chromolaena odorata merupakan gulma yang sangat berpotensi sebagai hijauan
makanan ternak karena ketersediaannya berlimpah sepanjang tahun. Chromolaena
odorata memiliki beberapa keunggulan seperti kandungan protein tinggi, memiliki
asam amino seimbang serta palatabilitas lebih baik dari pada gamal. Namun
memiliki beberapa kelemahan (mengandung zat antinutrisi seperti
haemagglutinnin, oxalate, phytic acid dan saponin).
Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
Cyperus rotundus L ialah gulma famili Cyperaceae. Rumput teki hidup secara koloni, berupa
herba, merupakan tanaman perennial/tahunan, dengan akar berserat yang biasanya tumbuh 7-
40 cm dan mereproduksi secara luas oleh rimpang dan umbi-umbian. Gulma jenis ini tumbuh di
lahan pertanian yang tidak terlalu kering (tanahnya tidak berbencah-bencah), di ladang,
kebun. Selain sebagai gulma, rumput teki dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagai obat
yang dimanfaatkan umbinya. Umbi dan bagian-bagian yang ada di atas tanah juga
dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Tumbuhan tersebut juga digunakan sebagai perangsang
dan sebagai pengurang rasa sakit di Asia dan Afrika.
Rumput Bahia (Paspalum notatum)
Tanaman rumput bernama Bahiagrass (Paspalum notatum)
merupakan tanaman asli Meksiko dan Amerika Selatan. Pada
tahun 1914 dibawa ke Amerika Serikat, ditanam di Amerika
bagian selatan dan tenggara digunakan sebagai padang
penggembalaan ternak. Rumput Bahia adalah tanaman iklim
kering yang tahan terhadap tanah berpasir, berkadar garam
(salinitas) tinggi, tidak subur dan kering, sehingga ia hidup
sepanjang tahun, bahkan dalam kemarau berkepanjangan.
Oleh karenanya di Amerika banyak ditemui di pesisir selatan
yang tandus.
Dalam bentuk bahan kering, tanaman ini memiliki kandungan:
5-10 % protein; 41-50 % energi; 0,3 % kalsium (Ca). Sehingga,
rumput Bahia merupakan pakan hewan ruminansia (hewan
pemamah biak) kategori hijauan berkualitas. Dengan itu,
potensi ketersediaan pakan ternak pada musim kemarau dan
daerah gersang dapat dicukupi dengan mengembangkan
tanaman rumput Bahia tersebut.
Arachis glabrata
Di kalangan peternakan kini dikenal Arachis berumur panjang (perenial) yang merupakan pakan
bagi ternak ruminansia seperti kambing, domba, dan sapi. Arachis merupakan sumber protein
kasar yang cukup baik bagi ternak. Ada beberapa spesies Arachis perenial yang dikenal saat ini
di Indonesia, di antaranya Arachis glabrata (syn. A. prostrata), A. pintoi, A. repens, dan A.
hybrid. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tepatnya Brasil, Argentina dan Paraguay,
namun kini telah menyebar ke berbagai tempat di dunia, seperti Amerika Serikat, Australia,
India, dan Asia Tenggara. Pada umumnya Arachis (baik A. glabrata maupun A. pintoi) dikenal
sebagai tanaman pakan yang bermutu tinggi. Selain sebagai sumber protein kasar untuk sapi,
kambing, dan domba, Arachis juga baik untuk kelinci dan ayam. Sebagai hijauan pakan, A.
glabrata dapat ditanam sebagai pastura dengan penggembalaan berat, terutama pada tanah
yang kurang subur dan tanah masam
Rumput Grinting (Paspalum notatum)

Cynodon dactylon Pers ialah gulma famili Poaceae (suku rumput-rumputan). Gulma ini
mampu hidup lebih dari dua tahun atau hidupnya tidak ada batasanya. Dalam
pertumbuhannya sangat toleran terhadap kesuburan tanah yang rendah tetapi tidak
toleran terhadap naungan. Tumbuh paling baik pada tanah berdrainase baik tetapi toleran
terhadap banjir yang berkepanjangan. Rumput ini paling disukai hewan ternak, dan
dipakai juga untuk mengendalikan erosi dan sebagai rumput tanah.
Styloshanthes guianensis
Tanaman Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan
salahsatu tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di
berbagai agroklimat di Indonesia yang sangat disukai ternak, kaya akan
protein dan mineral. Kegunaannya cukup beragam, banyak ditanam
dalam sistem tumpang sari baik untuk tanaman pangan atau hijauan
makanan ternak, dapat juga sebagai pelindung tanaman lain dan
penutup tanah, menyuburkan tanah dan mencegah terjadinya erosi.
Kandungan dan komposisi kimia Stylosanthes guianensis sudah banyak
dianalisa secara proksimat, komposisinya terutama protein sangat
bervariasi namun secara umum relatif lebih tinggi dibanding
rumputrumputan. Kandungan serat cukup tinggi sehingga di samping
sebagai sumber protein juga dapat digunakan sebagai sumber serat.
Sehubungan dengan hal itu dapat direkomendasi pemberian 100% Stylo
dalam pakan ternak kambing. Dalam hal palatabilitas kambing lebih
memilih pakan hijauan berupa leguminosa (daun-daunan) dibanding
rumput.
Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Rumput Setaria merupakan salah satu tanaman
yang mempunyai kualitas yang baik untuk hijauan
pakan ternak, hal ini apabila dilihat dari tingkat
pertumbuhan, produktifitas hasil panen maupun
nutrisi yang terkandung didalamnya. Rumput ini
berasal dari kawasan-kawasan tropika dan
subtropika Afrika, kemudian dibawa ke Asia dan
Australia dan diperkenalkan ke daerah-daerah
tropika didunia. Penanaman dan pembiakan
rumput ini dapat dilakukan dengan pols (sobekan
rumpun) dan menggunakan biji.
Produksi berat segar Rumput Setaria mencapai
100-110 ton/ha/tahun. Nilai gizi yang terkandung
dalam Rumput Setaria adalah protein kasar 6-7 %,
serat kasar 42,0 %, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
(BETN) 36,1% dan lemak 2,8%. Di samping sebagai
rumput potong untuk pakan, juga digunakan
sebagai rumput untuk padang penggembalaan,
karena tahan injakan 
Rumput Mulato
Rumput mulato merupakan jenis
rumput yang dapat berfungsi sebagai rumput
potongan dan rumput pengembalaan.
Beberapa kelebihan rumput ini antara lain:
• Tahan terhadap kekeringan
• Produksinya cukup tinggi
• Karena tumbuh membentuk hamparan dapat
dijadikan tanaman penutup tanah (cover crop)
• Kadar nutrisinya cukup baik dan sangat
responsif terhadap pemupukan Nitrogen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai