Anda di halaman 1dari 23

Pengenalan Bahan Pakan secara Makroskopis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mahluk hidup termasuk hewan memerlukan zat-zat gizi untuk melengkapi kebutuhan

akan protein, energi, mineral dan vitamin serta lainnya yang digunakan untuk proses

pertumbuhan produksi serta reproduksi dan pemeliharaan tubuhnya. Tanaman yang merupakan

sumber makanan pokok untuk hewan, juga merupakan suatu unit biologi yang terdiri atas unit

kimia yang sama dengan hewan. Oleh karena itu, membicarakan komposisi atau susunan tubuh

hewan dan tubuh tanaman sangat penting.

Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan.

Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun

untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi

ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan.

Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak

harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja

antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).

Pakan ternak yang baik berasal dari hewan maupun nabati, dapat dikelompokkan dalam

beberapa bentuk, berdasarkan atas nomenklatur Internasional, sumber, bentuk, tekstur, bau dan

asalnya. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi

Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis.

Tujuan Praktikum
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan

Secara Makroskopis bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman mengenai jenis-

jenis bahan pakan secara makroskopis sebelum membuat formulasi ransum.

Kegunaan Praktikum

Kegunaan dari Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan

Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah agar peserta praktikum dapat mengetahui jenis-jenis

bahan pakan secara makroskopis dan dapat mengelompokkannya berdasarkan tata cara evaluasi

bahan pakan.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pakan, Ransum, Konsentrat, dan Hijauan

1. Pakan

Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan). Istilah

ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan

dan kehidupan makhlukh hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan

berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya

seimbang (Anonim, 2011).

Pakan ruminansia terdiri atas pakan hijauan sumber serat dan pakan tambahan sumber

protein, energi, mineral dan vitamin. Sejumlah kecil suplemen tertentu seperti mineral, vitamin

atau asam amino diberikan kalau benar-benar menjadi pembatas produksi. Sebagian besar

hijauan pakan adalah rerumputan dan semak dengan kandungan protein antara 6-10% dan TDN

50% atau kurang sehingga hanya cocok untuk hidup pokok. Di musim penghujan hijauan ini

berlimpah, sebaliknya di musim kemarau sedikit. Dengan penyimpanan dalam bentuk kering,

hijauan ini dapat dimanfaatkan selama musim kemarau (Puslitbangnak, 2011).

2. Ransum

Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang diberikan pada ternak

yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya

berdasarkan kebutuhan nutrisi dan energi yang diperlukan. Berdasarkan bentuknya, ransum dapat

dibagi menjadi tiga jenis yaitu mash, pellet, dan crumble (Sinaga, 2009).

Ransum adalah makanan yang disediakan bagi ternak untuk 24 jam. Karena suatu ransum

seimbang menyediakan semua zat makanan yang dibutuhkan untuk memberi makan ternak

selama 24 jam (Sinaga, 2009).


Konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh berat badan dan umur ternak konsumsi

ransum akan semakin meningkat dengan meningkatnya berat badan ternak. Jumlah ransum yang

dikonsumsi juga akan bertambah dengan bertambahnya umur ternak (Sinaga, 2009).

3. Konsentrat

Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk

meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan

dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau pakan lengkap (Anonim, 2011).

Konsentrat adalah bahan pakan yang mengandung nutrisi yang sangat tinggi, dengan

kandungan serat rendah. Konsentrat adalah bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi

kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. konsentrat atau makanan penguat

adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan

rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%). Konsentrat mudah dicerna, karena terbuat dari

campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil,

kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Penggunaan konsentrat agar dapat mencapai sasaran

harus memperhatikan 3 hal berikut ini: (1) Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan,

namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; (2) Pemberian konsentrat jangan terlalu

berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; dan (3) Pemberian konsentrat

harus sesuai dengan imbangan jumlah produksi (susu atau daging) (Priyono, 2008).

4. Hijauan

Hijauan adalah semua bahan makanan ternak yang diberikan dalam bentuk segar. Hijauan

dapat berupa tanaman rumput-rumputan, kacang-kacangan, semak, perdu, atau pohon yang dapat

dimanfaatkan sebagai pakan terutama ternak herbivore (Anonim, 2011).


Hijauan pakan (Forages) ini dikenal pula dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT)

Contohnya:Rumput Rumput-rumputan misalnya rumput gajah, teki, ilalang dan lain-lain.

Leguminosa misalnya kalopo, centro, serta hijauan lain selain rumput dan legume contoh

nangka, ketela pohon dan lain-lain. Sumberdaya tanaman pakan pada umumnya mengandalkan

berbagai jenis tanaman hijauan pakan kelompok rumput-rumputan (Gramineae) dan leguminosa

(Leguminoseae). Namun mengandalkan sumberdaya tanaman hijauan pakan ini secara

kuantitatif, kualitatif dan kontinyuitas sulit diharapkan karena ketersediaan alokasi lahan yang

diperuntukkan. Sumberdaya pakan yang potensial adalah pemanfaatan limbah pertanian dan

industri pertanian. Di daerah pertanian lahan kering dapat diharapkan ketersediaan jerami padi,

jerami jagung, pucuk tebu, juga jerami kacang tanah dan kedelai, disamping hasil pengolahan

hasil pertanian katul dan berbagai bungkil (Egarusiani, 2009).

Menurut Egarusiani (2009) beberapa macam hijauan dan leguminosa misalnya seperti :
a. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan
salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat
hidup diberbagai tempat (0 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta
menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan
perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
b. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Tanah asli lamtoro adalah Meksiko dan Amerika Tengah, di mana tanaman ini tumbuh
menyebar luas. Penjajah Spanyol membawa biji-bijinya dari sana ke Filipina di akhir abad XVI.
dan dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke pelbagai bagian dunia; ditanam sebagai
peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak yang lekas tumbuh.
[5]
Lamtoro mudah beradaptasi, dan segera saja tanaman ini menjadi liar di berbagai daerah tropis
di Asia dan Afrika; termasuk pula di Indonesia .
c. Centro (Centrocema pubescens)
Centrosema pubescens atau biasa disebut Sentro berasal dari Amerika Tengah dan
Selatan. Tanaman ini merupakan salah satu dari jenis legum yang paling luas penyebarannya di
kawasan tropis lembab. Sentro diintroduksi ke kawasan Asia Tenggara dari kawasan tropis
Amerika di abad ke 19 atau lebih awal. Bentuk bunganya yang seperti kupu-kupu sangat cantik
dan khas dengan warnanya yang ungu terang (Egarusiani,2009).
d. Tapal kuda (Centella asiatica)
Kaki kuda (Centella asiatica) termasuk familia Umbelliferae. Tumbuhan ini tumbuh di
sekitar pantai sampai dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut, untuk
pengembangbiakannya tumbuhan ini kaki kuda ini dilakukan dengan cara stek karena lebih cepat
tumbuhnya. Di Jawa Barat kadang-kadang tumbuhan daun kaki kuda ditanam sebagai penutup
tanah di perkebunan-perkebunan teh.
e.
f. Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum CV Mott)
g. Gamal (Gliricidia maculata)
Gamal berbentuk pohon,semak, daun majemuk bersirip ganjil,bunga berbentuk malai,
lukar dari ketiak daun,bunga berwarna merah jambu, buah polongan,akar cukup dalam. Fungsi
tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi.Dapat diperbayak dengan
menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan
ternak dan pagar hidup.
h.
i. Tepung rese
Didapatkan dari kulit dan kepala udang yang digiling. Pada proses pembuatannya
sebaiknya dipisahkan antara kulit dan kepala udang yang masih basah dengan yang kering
setelah sebelumnya dibersihakan dari kotoran. Kulit dan kepala udang kering dapat langsung
digiling dan diayak untuk mendapatkan tepung yang halus. Sementara kulit dan kepala udang
basah dapat digiling setelah kering ataupun saat masih basah.
j. Jagung(Zea mays L.)
Merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi
alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya
di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung
atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
k.
l. Tepung Tulang
Peran tepung tulang sebagai campuran pakan unggas adalah sebagai sumber kalsium dan
fosfor. Tidak semua jenis tulang dapat digunakan sebagai bahan baku tepung tulang, tetapi hanya
tulang ternak dewasa saja yang dapat digunakan, seperti tulang sapi, kerbau, babi, dan
kuda.Tepung tulang yang baik biasanya memenuhi beberapa syarat, diantaranya berwarna
keputih-putihan, tidak berbau, tidak mengandung bibit penyakit, kadar air paling tinggi 5%.
m. Kacang kedelei(Glycine max)
Kedelai merupakan sumber protein nabati dan sumber energi. Namun, sebagai bahan
pakan unggas kedelai mempunyai kelemahan karena mengandung anti-tripsin yang dapat
menghambat pertumbuhan unggas. Oleh karena itu, sebelum digunakan kedelai harus disangrai
terlebih dahulu. Dengan perlakuan tersebut dapat melemahkan zat anti-tripsin yang merugikan
bagi unggas. Selain itu, penggunaan kedelai sebagai bahan pakan unggas dinilai kurang
ekonomis.
n.
o. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa diperoleh dari ampas kopra. Bungkil kelapa mengandung 11% air,
minyak 20%, protein 45%, karbohidrat 12 dan 5% abu. Bungkil kelapa banyak dimanfaatkan
sebagai pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Negara pengimpor
bungkil kelapa terbesar adalah Belgia yang mendatangkan bungkil kelapa dari Ceylon rata-rata
24.000 ton per tahun.
p. Tepung Ikan
Tepung ikan adalah sumber protein yang sangat baik untuk unggas, karena mengandung
asam-asam amino essensial yang cukup untuk kebutuhan ayam dan sumber dari lisin dan
metionin, tepung ikan yang tidak rusak karena pengolahan mengandung energi metabolis yang
cukup tinggi dibanding dengan bahan-bahan makanan lainnya yang digunakan dalam ransum
unggas.
q.

B. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Asal

Menurut asalnya. Bahan pakan asal nabati misalnya hijauan pakan (Forages) hijauan

pakan ini dikenal pula dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT) Contohnya: Rumput

Rumput-rumputan :rumput gajah,teki, ilalang dll), leguminosa contoh kalopo, centro, serta

hijauan lain selain rumput dan legume nangka, ketelapohon) Jerami atau sisa tanaman pertanian.

Bebijian (Co: Jagung, shorgum, gandum,padi) Umbi (ketela pohon, rambat, kentang)Hasil sisa

ato hasil sampingan industri pertanian(bungil, bekatul, onggok, tetes). Bahan pakan asal Hewan :

Tepung daging, tpg tulang, tpg darah, tpg susu, tpg telur Bahan Pakan asal ikan : Tepung ikan,

tepung kepala udang dll (Priyono, 2008).

Jamaluddin (2011) membagi bahan pakan berdasarkan asalnya menjadi dua golongan

yaitu bahan pakan asal hewan contoh tepung limbah katak, tepung bekicot, tepung jangkrik,

tepung bulu, tepung ikan dan lain-lain. Dan bahan pakan asal nabati misalnya bungkil kelapa,

rumput-rumputan, kacang-kacangan dan lain.

Selain bahan pakan yang berasal dari hewani dan bahan pakan dari asal nabati masih

terdapat bahan pakan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Bahan pakan ini berasal dari alam

atau secara alami. Yang termasuk bahan pakan alami adalah urea dan sulfur. Bahan pakan ini
dibutuhkan oleh ternak sebagai feed aditif dan ada juga sebagai sumber mineral.(Anggorodi,

1995)

C. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Sumber

Menurut Anggorodi (1995) ada beberapa bahan pakan berdasarkan sumbernya dan ini

berkaitan dengan kandungan gizinya apakah termasuk sumber energi seperti dedak dan ubi kayu,

sumber protein ada dua yaitu dari tanaman seperti bungkil kelapa dan kedelai dan dari hewani

seperti tepung darah dan tepung bulu. Selanjutnya sumber mineral seperti tepung tulang, kapur

dan garam, sumber vitamin seperti minyak ikan dan juga sebagai imbuhan pakan seperti

antibiotika, hormon dan enzim.

Sumber Energi.

Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai

kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan

sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya bagian merupakan

pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang

dapat mempengaruhi daya cerna (Novikah, 2010).

Sumber Protein

Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari

sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari jenis

kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein hewani diantaranya adalah BR 1,

BR 5 dan pellet (Novikah, 2010).

Sumber Mineral

Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan

persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat
sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi penyusunnya yaitu

kalsium dan fosfor (Novikah, 2010).

Sumber Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan

diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator

metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan

vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut dalam lemak.

Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin, ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin

dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat

diperlukan dalam ransum (Novikah, 2010).

D. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Nomenklatur Internasional

Menurut Tillman, Dkk (1984), Nomenklatur internasional telah membagi pakan ternak

dalam delapan kelas, yaitu :

1). Forage kering dan roughage, yakni semua hay dan jerami kering.

2). Pasture, ramban yakni semua tanaman yang diberikan segar sebagai hijauan

3). Silase, yakni semua makanan yang dipotong-potong atau dicacah-cacah dan difermentasikan

4). Makanan sumber energi, yakni semua biji-bijian, hasil ikutannya yang mempunyai

kandungan 20% dan 10% serat kasar

5). Makanan sumber protein 20% atau lebih dan dapat berasal dari tanaman, hewan, ikan dan

milk

6). Makanan sumber mineral

7). Makanan sumber protein


8). Makanan aditif, yaitu zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan kepada ransum seperti

antibiotika, zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya.

Pasture atau pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun

tumbuh-tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk batang, ranting dan bunga. Yang

termasuk hijauan segar ataupun silase. Sedangkan hijauan kering berupa hay ataupun jerami

kering (Sugeng, 2003).

E. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Tekstur

Menurut Anonim (2012), bahan pakan menurut teksturnya terbagi menjadi dua yaitu

1) Kasar

Kondisi bahan pakan yang tidak teratur dan gampang digenggam

2) Halus

Kondisi bahan pakan yang lembut dan sulit digenggam

F. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Bau

Menurut Anonim (2012), bahan pakan menurut teksturnya terbagi menjadi dua yaitu

tengik dan khas

G. Bahan Pakan Berdasarkan Bentuk

Egarusiani (2009), membagi bahan pakan menurut bentuk fisiknya dibedakan menjadi 3

juga yaitu:

1. Bentuk butiran(Co: jagung ,shorgum.

2. Bentuk Tepung(co: dedak, bekatu, tepung ikan,dll),

3. Bentuk cair(Co: minyak ikan dan minyak kedelai).


Menurut bentuk fisiknya dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk butiran contoh jagung dan

shorgum, bentuk tepung misalnya dedak, bekatul, tepung ikan dan lain-lain, serta bentuk cair

yakni minyak ikan, minyak kedelai dan lain-lain. (Jamaluddin, 2011).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan

Secara Makroskopis dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Maret 2012 Pukul 15.00 Wita sampai

selesai di Laboratorium Anggrostologi, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat-alat yang digunakan pada praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai

Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah kamera foto.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah rumput gajah (Pennisetum

purpureum), lamtoro (Leucaena leucocephala), centro (Centrocema pubescens), tapal kuda

(Centella asiatica), kalopo (calopogonium muconoides), gamal (Gliricidia maculata), rumput

gajah mini (Pennicetum purpureum CV Mott), daun murbei (Morus alba L), tepung rese, tepung

CaCo3, jagung, kacang gude, tepung tulang, kacang kedelei, sulfur, tepung premis, tepung ikan,

dan bungkil kelapa.

Metodologi Praktikum

Menyiapkan bahan-bahan serta alat yang akan digunakan dalam praktikum. Selanjutnya

mencatat nama bahan, nama ilmiah, ciri-ciri, asal, nomenklatur Internasional, bentuk, warna,

tekstur, bau, asal dan sumber.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai bahan pakan maka diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Bahan Pakan (Hijauan) Secara Makroskopis

No Nama Bahan Nama Ilmiah Ciri-ciri Asal


1 Rumput gajah Pennisetum Berbulu halus, daun Afrika
purpureum menyirip runcing, batang
beruas, bunga kuning
emas, berbentuk lilin.
2 Lamtoro Leucena Bunga putih, daun jamak, Amerika
leucocepala warna coklat pada kulit
batang, memiliki
kambiun
3 Sentro Centrocema Bunga berwarna ungu, Amerika
pubescens berdaun tiga, menjalar, tengah dan
permukaan daun halus Selatan
4 Tapal kuda Centella Berdaun lebar, Jawa barat
asiatica permukaan daun halus,
ujung daun terbelah,
memiliki urat daun
5 Kalopo Calopogonium Bulu kuning keemasan, Amerika
muconoides permukaan daun kasar,
berakar serabut.
6 Rumput gajah Pennisetum Berbulu halus, daun Afrika
Purpureum CV menyirip runcing, batang
Mott beruas, bunga kuning
emas, berbentuk lilin.
7 Gamal Gliricidia Bunga putih, daun oval, Amerika
maculata permukaan daun halus Selatan
dan batang agak tinggi
8 Daun murbei Morus alba L Daunnya warna hijau Cina
lebar dan memanjang,
Sumber : Data Hasil Pengamatan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2012.

Pembahasan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa bahan pakan asal hijauan terbagi atas dua macam

yakni bahan pakan hijauan yang termasuk bangsa rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Puslitbangnak (2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar hijauan

pakan adalah rerumputan dan semak dengan kandungan protein antara 6-10% dan TDN 50%

atau kurang sehingga hanya cocok untuk hidup pokok. Di musim penghujan hijauan ini

berlimpah, sebaliknya di musim kemarau sedikit. Pada musim kemarau limbah tanaman pangan,

khususnya jerami padi menjadi sumber penting hijauan di samping rumput. Jerami ini

mengandung protein 5% atau kurang dan kecernaan sekitar 30-40% sehingga tidak menunjang

kebutuhan hidup pokok. Meskipun demikian, karena produktivitasnya tinggi, 6-11 ton bahan

kering/ha, produk ini harus ditingkatkan gizinya dengan perlakuan seperti amoniasi agar dapat

dimanfaatkan secara optimal.20 Hasil penelitian menunjukkan bahwa seekor sapi seberat 300 kg

mampu mengkonsumsi bahan kering jerami olahan sebanyak 8 kg/hari.

Sumberdaya tanaman pakan pada umumnya mengandalkan berbagai jenis tanaman

hijauan pakan kelompok rumput-rumputan (Gramineae) dan leguminosa (Leguminoseae).

Namun mengandalkan sumberdaya tanaman hijauan pakan ini secara kuantitatif, kualitatif dan

kontinyuitas sulit diharapkan karena ketersediaan alokasi lahan yang diperuntukkan.

Sumberdaya pakan yang potensial adalah pemanfaatan limbah pertanian dan industri pertanian.

Di daerah pertanian lahan kering dapat diharapkan ketersediaan jerami padi, jerami jagung,
pucuk tebu, juga jerami kacang tanah dan kedelai, disamping hasil pengolahan hasil pertanian

katul dan berbagai bungkil (Egarusiani, 2009).

Hasil

Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan Pakan (Hijauan) Secara Makroskopis

No. Bahan Bentuk Nomenklatur Tekstur Bau Asal Sumber


Pakan Internasional
1 Tepung Serbuk V Kasar Tengik Hewan Protein
Rese kasar i
2 Tepung Tepung VI Halus Khas Alami Mineral
CaCoT
3 Jagung Butiran IV Kasar Khas Nabati Energi
4 Kacang Butiran V Kasar Khas Nabati Protein
gude
5 Tepung Tepung VI Kasar Tengik Hewan Mineral
tulang i
6 Kacang Butiran V Kasar Khas Nabati Protein
kedelei
7 Sulfur Tepung VI Halus Khas Alami Mineral
8 Bungkil Serbuk V Kasar Khas Nabati Protein
kelapa
9 Tepung Tepung V Kasar Tengik Hewan Protein
ikan i
10 Tepung Tepung VI Halus Khas Alami Mineral
premis
Sumber : Data Hasil Pengamatan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2012.

Pembahasan

Dari hasil pengamatan mengenai bahan pakan maka diperoleh hasil bahwa berdasarkan

asalnya maka bahan pakan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bahan pakan yang berasal dari

hewan, bahan pakan alami dan bahan pakan yang berasal dari nabati. Yang termasuk bahan
pakan yang berasal dari hewani adalah tepung rese, tepung tulang, dan tepung ikan. Sedangkan

yang termasuk bahan pakan yang berasal dari nabati jagung, kacang gude kacang kedelei dan

bungkil kelapa. Sedangkan yang termasuk bahan pakan alami adalah tepung CaCoT, tepung

premis dan sulfur. Hal ini sesuai dengan pendapat Egarusiani (2009) yang membagi tiga bahan

pakan berdasarkan asalnya yakni bahan pakan yang berasal dari tanaman, misalnya tanaman

hijauan, jerami atau sisa hasil pertanian, butiran, umbi-umbian, dan hasil sampingan industri.

Bahan pakan asal hewan yakni tepung tulang, tepung darah, dan lain-lain.

Menurut Priyono (2008), bahan pakan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan

konsentrat adalah biji-bijian beras, jagung, sorghum dan millet. SE dan TDN nya tinggi,

kandungan potein kasar menengah dan serat kasar yang rendah, kandungan mineral bervariasi,

tepung daging, tepung tulang dan daging, tepung darah, hasil samping pengolahan ikan seperti

tepung ikan dan ikan kecil, hasil sampingan pengolahan susu seperti bubuk susu skim, whey

dan lemak susu.

Menurut Anggorodi (1995), ada beberapa bahan pakan berdasarkan sumbernya dan ini

berkaitan dengan kandungan gizinya apakah termasuk sumber energi seperti dedak dan ubi kayu,

sumber protein ada dua yaitu dari tanaman seperti bungkil kelapa dan kedelai dan dari hewani

seperti tepung darah dan tepung bulu. Selanjutnya sumber mineral seperti tepung tulang, kapur

dan garam, sumber vitamin seperti minyak ikan dan juga sebagai imbuhan pakan seperti

antibiotika, hormon dan enzim.

Menurut Tillman, Dkk (1984), Nomenklatur internasional telah membagi pakan ternak

dalam delapan kelas, yaitu : (1) Forage kering dan roughage, yakni semua hay dan jerami kering,

(2) Pasture, ramban yakni semua tanaman yang diberikan segar sebagai hijauan, (3) Silase, yakni

semua makanan yang dipotong-potong atau dicacah-cacah dan difermentasikan, (4) Makanan
sumber energi, yakni semua biji-bijian, hasil ikutannya yang mempunyai kandungan 20% dan

10% serat kasar, (5) Makanan sumber protein 20% atau lebih dan dapat berasal dari tanaman,

hewan, ikan dan milk, (6) Makanan sumber mineral (7) Makanan sumber protein dan (8)

Makanan aditif, yaitu zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan kepada ransum seperti

antibiotika, zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Bahan Pakan

Secara Makroskopis maka dapat disimpulkan :

Berdasarkan bentuknya bahan pakan dapat dibedakan menjadi bentuk serbuk (tepung rese dan

bungkil kelapa), bentuk butiran (jagung, kacang gude dan kacang kedelei) dan bentuk tepung

(tepung tulang, sulfur, tepung CaCoT, tepung premis dan tepung ikan).

Berdasarkan teksturnya dapat dibedakan kasar (tepung rese, jagung, kacang gude, kacang

kedelei dan bungkil kelapa) dan tekstur halus (tepung tulang, tepung CaCoT, tepung premis dan

tepung ikan)

Berdasarkan baunya terbagi dua yaitu khas (jagung, kacang gude, kacang kedelei, bungkil

kelapa, sulfur, tepung CaCoT dan tepung premis) dan tengik (tepung rese, tepung tulang dan

tepung ikan)
Bahan pakan dari asalnya terbagi atas tiga yaitu nabati, hewani dan alami. Asal nabati (jagung,

kacang gude kacang kedelei dan bungkil kelapa), asal hewani (tepung rese, tepung tulang, dan

tepung ikan) dan alami (tepung CaCoT, tepung premis dan sulfur)

Berdasarkan sumber maka dapat dibedakan sebagai sumber protein (kacang gude, kacang

kedelei, bungkil kelapa, tepung rese dan tepung ikan), sumber energi (jagung) dan sumber

mineral (tepung tulang, tepung CaCoT, tepung premis dan sulfur)

Berdasarkan Nomenklatur Internasional yaitu V (kacang gude, kacang kedelei, bungkil kelapa,

tepung rese, tepung tulang dan tepung ikan), IV (jagung) dan VI (tepung CaCoT, tepung premis

dan sulfur)

Bahan pakan hijauan terbagi atas dua yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput

gajah mini (Pennisetum purpureum CV Mott) dan leguminosa yaitu lamtoro (Leucena

leucocepala), sentro (Centrocema pubescens), kalopo (Calopogonium muconoides), tapal kuda

(Centella asiatica), gamal (Gliricidia maculata) dan daun murbei (Morus alba L).

Saran

Untuk asisten, agar lebih tegas mengawasi praktikan saat praktikum berlangsung.

Untuk Laboratorium, sebaiknya kebersihan laboratorium diperhatikan


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pakan, Ransum, Konsentrat, Hijauan. http://myluckyta.wordpress. Com/2011/12/08


(Diakses 11 Maret 2012).

Anonim, 2012. Penuntun Praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum. Universitas Hasnuddin.
Makassar

Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas.PT. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta

Egarusiani. 2009. Bahan Kuliah Bahan Pakan. www. Wordpress.com (Diakses 11 Maret 2012).

Jamaluddin, H. Ternak pun Memerlukan Gizi yang Cukup. http://hardianti-


jamaluddin.blogspot.com/2011/03 (Diakses 11 Maret 2012).

Priyono. 2008. Konsentrat. Ilmu Peternakan. www. Undip. Ac.id (Diakses 11 Maret 2012).

Puslitbangnak. 2011. Sumber Bahan Pakan Lokal Ternak Ruminansia. Jawa Barat.

Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo., 1984. Ilmu


Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sinaga, Sauland. 2009. Nutrisi dan Ransum Babi. www. Wordpress.com (Diakses 11 Maret 2012).

http://abidahnovika.blogspot.com/2010/06/klasifikasi-bahan-pakan-secara.html?
zx=8a2451dc72670e49

LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

PENGENALAN BAHAN PAKAN


SECARA MAKROSKOPIS

Nama : Windawati. Alwi


Nim : I211 10 005
Jurusan : Nutrisi & Makanan Ternak
Kelompok : V (Lima)
Asisten : Nurul Fajri

LABORATORIUM BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM


JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
Diposkan oleh WINDAWATI. ALWI di 19.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

LANGIT, AWAN DAN HUJAN

WINDAWATI. ALWI
Mahasiswi angkatan 2010 Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Hasanuddin. Selalu Berusaha maju walau dengan keterbatasan... ^_^
Lihat profil lengkapku

One Piece

Arsip Blog
2014 (3)

2013 (8)

2012 (29)

o Desember (2)

o November (9)

o Oktober (11)

Sejarah Mikrobiologi

Kualitas Telur

Perkembangan dan Kegunaan Tataniaga

Tugas Kimia Gugus Fungsi

Domestikasi & Panca Dharma Pembangunan Peternakan


Laporan Biokimia Vitamin

Laporan Lengkap Fister

Faktor yang Mempengaruhi Reproduksi

Pengertian Gene Pool

Pengenalan Bahan Pakan secara Makroskopis

Tugas Ekologi

o September (7)

Me ^_^
Wiwin Onepiece

Buat Lencana Anda

Akun twitter
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan

Total Tayangan Laman


100375

Pengikut

Anda mungkin juga menyukai