Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK DASAR

PRAKTIKUM II
DARAH II (HEMOLISA, KRENASI DARAH DAN TEKANAN
DARAH)

OLEH :

NAMA : DWI WINARTI

NIM : I011 19 1281

KELOMPOK : I (SATU)

GELOMBANG : II (DUA)

ASISTEN : A. RISYA SARI AZZAHRA

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
DARAH II
HEMOLISA, KRENASI DARAH DAN TEKANAN DARAH

Dwi Winarti1 A. Risya Sari Azzahra 2


Praktikan Laboratorium Fisiologi Ternak1
Asisten Laboratorium Fisiologi Ternak2

Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin


Jl. Perintis Kemerdekaan 10, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Tlp. 081291495366, Kode Pos 90245
Email : dwiwinarti1614@gmail.com

ABSTRAK

Hemolisa adalah kerusakan membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan
hemoglobin ke dalam cairan di sekitarnya. Krenasi darah adalah kontraksi nokta tidak
normal di sekitar pinggir sel. Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa
oleh jantung terhadap dinding arteri. Praktikum hemolisa dan krenasi darah ini bertujuan
untuk mempelajari beberapa larutan yang menyebabkan terjadinya hemolisa dan krenasi serta
tekanan osmotik eritrosit darah. Metode yang diakukan pada praktikum ini adalah makroskopis
dan mikroskopis, pertama darah diteteskan di tiga gelas arloji sebanyak lima tetes setiap wadah,
kemudian darah pertama dicampur dengan larutan NaCl 3%, darah kedua 0,5% dan darah ketiga
0,9% selanjutnya amati perubahannya, sedangkan pada metode mikroskopis yaitu darah yang
sudah di campur dengan larutan NaCl 3%, ), 0,5%, 0,9% kemudian diamati di bawa mikroskop.
Hasil praktikum pada pengujian hemolisa dan krenasi darah secara makroskopis ataupun
mikroskopis pada penambahan larutan NaCl 0,5% sampel darah mengalami hemolisa, Pada
penambahan larutan NaCl 0,9% tidak terjadi perubahan, sedangkan pada penambahan larutan
NaCl 3% sampel darah mengalami krenasi. Kesimpulan dari praktikum yaitu pada hemolisa
darah, larutan NaCl 0,5% bersifat hipotonis yaitu pecahnya sel darah merah karena konsentrasi
larutan NaCl 0,5% dan larutan NaCl 3% bersifat hipertonis menyebabkan sel darah merah
menjadi berkerut. Sedangkan pada campuran NaCl 0,9 % tidak mengalami perubahan karena
konsentrasi larutan NaCl 0.9 % sama dengan konsentrasi darah.

Kata Kunci : darah, nacl, hemolisa, krenasi.

PENDAHULUAN menyebabkan pelepasan hemoglobin dan

komponen intraseluler lainnya ke dalam


Hemolisa adalah kerusakan
cairan di sekitarnya. Hemolisa terlihat
membran sel darah merah yang
sebagai warna kemerahan pada serum yang dapat menyebabkan hemolisa dan

atau plasma. Hemolisis dapat dideteksi krenasi serta mengetahui faktor-faktor

secara visual dan penting untuk yang mempengaruhi tekanan darah. Hal

memperkirakannya dengan analisis inilah yang melatarbelakangi

langsung. Tingkatan hemolisa juga dilakukannya praktikum fisiologi ternak

ditentukan berdasarkan visual yaitu dasar mengenai percobaan hemolisa,

berdasarkan kepekatan warna yang krenasi darah dan tekanan darah.

timbul. METODOLOGI PRAKTIKUM

Krenasi darah adalah kontraksi


Waktu dan Tempat
atau pembentukan nokta tidak normal di
Praktikum Fisiologi ternak
sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke
mengenai Hemolisa, Krenasi Darah, dan
dalam larutan hipertonik karena
Tekanan Darah dilaksanankan pada hari
kehilangan air melalui osmosis. Krenasi
Sabtu, 17 Oktober 2020, pukul 08.00
darah menyebabkan eritrosit mengkerut.
WITA – selesai, via daring melalui
Keriput ini dapat dikembalikkan dengan
aplikasi zoom meeting dan di
cara menambahkan cairan isotonis.
Laboratorium Fisiologi Ternak, Fakuktas
Tekanan darah adalah tekanan
Peternakan, Universitas Hasanuddin,
dari darah yang dipompa oleh jantung
Makassar.
terhadap dinding arteri. Tekanan darah
Alat dan Bahan
seseorang meliputi tekanan darah sistolik
Alat yang digunakan pada
dan tekanan darah diastolik. Tekanan
Praktikum Fisiologi ternak mengenai
darah sistolik merupakan tekanan darah
Hemolisa, Krenasi Darah yaitu
waktu jantung menguncup. Tekanan
vaccinostyle, mikroskop, objek glass,
darah diastolik adalah tekanan darah saat
cover glass, stetoskop,gelas arloji,
jantung istirahat.
sphygmomanometer, dan pipet tetes.
Tujuan dilakukannya praktikum
Bahan yang digunakan pada
adalah untuk mengetahui larutan-larutan
Praktikum Uji Darah yaitu sampel darah,
kapas, label, alkohol 70%, NaCl 0,5%, lalu meneteskan darah 1-2 tetes ke atas

NaCl 0,9%, dan NaCl 3%. gelas arloji yang telah diberi label,

Prosedur Kerja kemudian menambahkan 1-2 tetes larutan

Hemolisa dan krenasi darah secara NaCl masing-masing 0,5%, 0,9%, dan 3%

makroskopis sesuai dengan label yang dipasang, lalu

Pada cara makroskopis menunggu sampai terjadinya hemolisa dan

menggunakan gelas arloji. Pertama-tama krenasi sekitar 5 menit, kemudian

mensterilkan salah satu jari dengan mengamati dibawa mikroskop, lalu

kapas dan alkohol 70%, kemudian mengambil gambar pada setiap sampel

melukai jari menggunakan vaccinostyle, darah.

lalu meneteskan darah 1-2 tetes ke atas HASIL DAN PEMBAHASAN

gelas arloji yang telah diberi label,


Hemolisa dan krenasi darah secara
kemudian menambahkan 1-2 tetes larutan
makroskopis
NaCl masing-masing 0,5%, 0,9%, dan 3%
Cara makroskopis merupakan
sesuai dengan label yang dipasang, lalu
pengamatan yang dilakukan secara
menunggu sampai terjadinya hemolisa dan
langsung terhadap sampel darah untuk
krenasi sekitar 15 menit kemudian
melihat bagaimana bentuk dari sampel
mengamati perubahan pada darah dengan
darah tersebut setelah penambahan
cara meletakan cahaya dibawa gelas arloji
larutan hipotonis dan hipertonis.
dan mencatat hasil dari pengamatan.
Berdasarkan Hasil Praktikum Fisiologi
Hemolisa dan krenasi darah secara
Ternak Dasar mengenai Hemolisa dan
mikroskopis
Krenasi Darah Cara Makroskopis
Pada cara mikroskopis
diperoleh data pada gambar berikut.
menggunakan objek glass. Pertama-tama Tabel 1. Hemolisa dan Krenasi Darah
Cara Makroskopis
mensterilkan salah satu jari dengan N Gambar Keterangan
o
kapas dan alkohol 70%, kemudian

melukai jari menggunakan vaccinostyle,


(2018) yang menyatakan bahwa darah
1. NaCl 0,5%
(Hipotonik) yang diberikan larutan hipotonis

menyebabkan kehilangan keseimbangan

2. NaCl 0,9% sehingga air masuk ke dalam sel darah.


(Isotonik)
Apabila hal tersebut terus berlangsung

akan menyebabkan terjadi

NaCl 3% pembengkakan yang dilanjutkan dengan


3. (Hipertonik)
kebocoran dan sel tersebut pecah.

Sumber :Fisiologi Ternak Dasar, 2020.


Sel eritrosit mengalami
Berdasarkan Tabel 1. Dapat
hemolisis, yaitu terjadinya lisis pada
diketahui bahwa darah yang
membran eritrosit yang menyebabkan
ditambahkan larutan hipotonis NaCl
hemoglobin terbebas dan pada akhirnya
0,5% akan mengalami hemolisa dengan
menyebabkan kadar hemoglobin
bentuk darah mengembang dan pecah.
mengalami penurunan (Saputro dan
Darah yang ditambahkan larutan NaCl
Junaidi, 2015).
0,9% yang konsentrasinya sama maka

darah tidak mengalami perubahan.

Sedangkan darah yang ditambahkan

larutan hipertonis (NaCl 3%) maka


Hemolisa dan krenasi darah secara
darah tersebut akan mengalami
mikroskopis
pengkerutan.
Hemolisis adalah peristiwa

Hemolisa terjadi karena mengembangnya sel darah merah akibat

penambahan larutan hipotonis kedalam larutan hipotonik. Krenasi adalah prses

darah menyebabkan pecahnya membran pengkerutan sel darah akibat adanya

eritrosit sehingga hemoglobin bebas larutan hipertonis. Berdasarkan Hasil

kedalam medium sekelilingnya (plasma). Praktikum Fisiologi Ternak Dasar

Hal ini sesuai dengan pendapat Faruq mengenai Hemolisa dan Krenasi Darah
Cara Mikroskopis diperoleh data pada ditambahkan larutan hipotonik dan

Tabel 2. sampel darah akan mengkerut nila

ditambahkan larutan hipertonik,


Gambar 2. Hemolisa Darah dan Krenasi
Cara Mikroskopis
sementara sampel darah yang
N Gambar Keterangan
o
ditambahkan NaCl 0,5% tetap normal
1.
NaCl 0,5% karena larutan yang ditambahkan
(Hipotonik)
bersifat isotonik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Larasati (2015) yang


2.
NaCl 0,9% menyatakan bahwa hemolisis adalah
(Isotonik)
peristiwa keluarnya hemoglobin dari

dalam sel darah menuju cairan


3. NaCl 3%
(Hipertonik) disekelilingnya, keluarnya hemoglobin

ini disebabkan karena No Gambar

Sumber : Fisiologi Ternak Dasar, 2020. Keterangan 1. NaCl 0,9% (Hemolisa) 2.

Berdasarkan Hasil Praktikum NaCl 0,5% (Isotonik) 3. NaCl 0,3%

Hemolisa dan Krenasi Darah Cara (Krenasi) pecahnya membran sel darah

Mikroskopis yang diamati dibawaj merah akibat penambahan larutan NaCl

mikroskop yaitu sampel darah yang 0,5%.

ditambahkan Nacl 0,9% mengalami Krenasi terjadi karena sel darah

hemolisa terlihat sel darah merahnya mengkerut atau mengempes, pada saat

yang mengembang, sampel darah yang mengalami hemolisa sel darah akan

ditambahkan NaCl 0,5% tetap normal berntakan dan pecah serta larutan yang

(netral), sedangkan sampel darah yang ada diluar bersifat hipotonis, sehingga

ditambahkan NaCl 3% sel darah menyebabkan cairan yang berada di luar

merahnya akan mengkerut. masuk ke dalam sel, sedangkan pada

Pada Tabel 2. terlihat bahwa saat normal sel darah akan beberntuk

sampel darah mengembang karena pipih dan melingkar serta konsentrasi


yang ada di dalam sel seimbang dengan mmHg, pada saat keadaan duduk 120/60

konsentrasi yang ada diluar sel. mmHg, pada saat kerja otot 130/90

Hipertonis merupakan keadaan mmHg., dan pada saat kerja otak 130/90

konsentrasi larutan dalam sel lebih mmHg.

rendah daripada diluar sel. Dalam Pada Tabel 3. Terlihat bahwa

keadaan tersebut, air sel akan terdorong tekanan darah berbeda-beda tergantung

untuk berdifusi keluar dan menembus aktivitas yang dilakukan. Tekanan darah

membran disebut osmosis ( Rosita, dkk., bisa bervariasi bahkan pada orang yang

2017). sama misalnya pada saat melakukan

Tekanan Darah aktivitas yang berbeda. Olahraga akan

Tekanan darah merujuk kepada menyebabkan tekanan darah meningkat

tekanan yang dialami darah pada untuk waktu yang singkat dan kembali

pembuluh arteri darah pada pembuluh normal jika berhenti berolahraga. Hal ini

arteri darah ketika darah dipompa oleh sesuai dengan pendapat Amiruddin

jantung keseluruh tubuh manusia. (2015) yang menyatakan bahwa tekanan

Berdasarkan Hasil Praktikum Fisiologi darah pada manusia berbeda-beda

Ternak Dasar mengenai Tekanan Darah tergantung aktivitas yang dilakukan.

diperoleh data pada Tabel 3. Tekanan darah bisa bervariasi bahkan

Tabel 3. Tekanan Darah pada orang yang sama misalnya saat


No Aktivitas Tekanan Darah
1. Berbaring 100/70 mmHg berolahraga.
2. Berdiri 130/100 mmHg
3. Duduk 120/60 mmHg Tekanan darah merupakan faktor
4. Kerja Otot 130/90 mmHg
5. Kerja Otak 130/90 mmHg yang sangat penting pada system
Sumber: Fisiologi Ternak Dasar,
sirkulasi. Tidak semua tekanan darah
2020.
berada dalam batas normal sehingga
Berdasarkan Hasil Praktikum
menyebabkan munculnya gangguan
mengenai Tekanan Darah diperoleh hasil
pada tekanan darah yakni dikenal
bahwa tekanan darah pada saat berbaring
sebagai hipertensi atau tekanan darah
100/70 mmHg, pada saat berdiri 130/100
tinggi dan hipotensi atau tekanan darah pengukuran tekanan darah antara
posisi duduk dan posisi berdiri
rendah (Fadillah, dkk., 2020). pada mahasiswa semester VII.
Jurnal e-Biomedik 2(1) : 125-6.
PENUTUP
Faruq, Z, H., 2018. Analisis darah lisis
terhadap nilai trombosit
Kesimpulan
menggunakan metode electrical
Berdasarkan hasil praktikum impedance. Jurnal Labora
Medika. 2(1) : 11-3
maka dapat disimpulkan bahwa hemolisa
Fadillah, S., N. H. Rahil, F. Lanni.
adalah peristiwa pecahnya sel darah 2020. Analisi faktor yang
mempengaruhi tekanan darah dsn
merah yang menyebabkan hemoglobin saturasi oksigen darah (SPO2).
Jurnal
dilepaskan dari sel tersebut. Darah yang
Kesehatan Kusuma Husada 4(2) :
dicampur dengan larutan NaCl 3% 21-30.

(larutan hipertonik) terjadi pengerutan Larasati, D. M. 2015. Pengaruh Induksi


Racun Ubur-ubur (Physalia
disebut krenasi. Darah yang dicampur Utriculus) Terhadap Perubahan
Gambaran Morfologi Eritrosit
dengan larutan NaCl 0,9% (larutan Tikus Wistar (In Vivo) dan
Eritrosit Manusia(InVitro).
hipotonik) terjadi pengembangan disebut Skripsi. Universitas Jember.
Jember.
hemolisa. Darah yang dicampur dengan
Rosita, J. M, I. Taufiqurrahman, dan
larutan NaCl 0,5% (larutan isotonik) Edyson. 2017. Perbedaan total
flavonoid antara metode maserasi
tidak terjadi apa-apa karena larutan dengan sokletasi pada ekstrak
daun binjai (mangiferacaesia).
isotonik bersifat netral.
Jurnal Kedokteran Gigi. 1(1):
Saran 100-105.

Saran saya untuk praktikum


Saputro, D. A. dan Junaidi, S. 2015.
selanjutnya, sebaiknya dalam Pemberian vitamin c pada latihan
fisik maksimal dan perubahan
penyampaian materi praktikum tidak kadar hemoglobin dan jumlah
eritrosit. Journal of Sport Science
terburu-buru agar para praktikan dapat and Fitness, 4(3): 32-40.

menangkap materi dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, M. A., V. R. Danes dan F.


Lintang. 2015. Analisa

Anda mungkin juga menyukai