PENDAHULUAN
2
BAB II
PENGERTIAN TENTANG KERUPUK RAMBAK KULIT
2.1. Kerupuk
Kerupuk merupakan salah satu makanan khas Indonesia. Kerupuk biasa
dikonsumsi sebagai makanan kecil, makanan selingan ataupun sebagai lauk pauk
walaupun dalam jumlah yang sedikit. Kerupuk dikenal oleh semua usia maupun
tingkat sosial masyarakat, mudah diperoleh di berbagai tempat baik di warung,
supermarket maupun restoran.
Berdasarkan bahan bakunya kerupuk dapat dibagi menjadi dua yaitu
kerupuk dengan bahan baku nabati dan kerupuk dengan tambahan bahan
pangan hewani. Kerupuk bahan baku nabati seperti kerupuk singkong,
kerupuk bawang, kerupuk garut, kerupuk rambak, dan lain-lain. Sedangkan
untuk kerupuk dengan bahan tambahan pangan hewani seperti kerupuk
udang, kerupuk ikan, kerupuk tengiri. Untuk kerupuk kulit ikan maupun
kerupuk rambak kulit masih belum banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Asdapun sebagai bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang
putih, ketumbar dan garam serta penambahan bahan penyedap rasa. Menurut
cara pengolahannya kerupuk dikelompokkan atas kerupuk yang digoreng dan
kerupuk yang dipanggang atau dibakar (Firmansyah 2007).
Perbedaan macam dan kadar protein menciptakan berbagai macam kerupuk yang
dapat mempengaruhi mutu dan nilai ekonomisnya.
Kualitas atau mutu kerupuk dapat dilihat dari keutuhan, keseragaman, pencetakan
dan daya mengembang, serta sifat-sifat yang tidak dapat dilihat seperti nilai gizi
dan rasa. Standar mutu kerupuk di Indonesia didasarkan atas standar mutu yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 1990.
Penilaian kerupuk secara non visual dapat dilihat dari kandungan dan nutrisi
bahan-bahan dasar yang dipakai dalam produksi.
Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka
luar, tempat tumbuhnya bulu binatang. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan
bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh
3
binatang dari pengaruh-pengaruh luar misalnya panas, pengaruh yang bersifat
mekanis, kimiawi serta merupakan alat penghantar suhu ( Sunarto, 2001).
Menurut Mulyono Judoamidjojo R, (1984), ditinjau secara Histologi (Ilmu
jaringan tubuh), bahwa kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu : lapisan Epidermis,
lapisan Corium (Derma) dan lapisan Hypodermis (Subcutis).
5
digunakan dalam industri penyamakan kulit dan biasanya diolah untuk dibuat
lem atau gelatin ataupun untuk dibuat rambak.
2.4.2. Kulit yang sudah melalui proses penyamakan dan sudah tidak bisa
digunakan sebagai kerupuk rambak
♦ Kulit pikel adalah kulit mentah yang sudah diproses sampai dengan
pengasaman
♦ Kulit wet blue adalah kulit mentah yang sudah diproses sampai dengan
penyamakan krom dan dalam keadaan basah
♦ Kulit kras adalah kulit yang sudah tersamak tetapi belum diproses
lanjutan (finish) dan mempunyai sifat mudah dibasahkan kembali
untuk proses berikutnya
♦ Kulit jadi (leather) adalah kulit yang sudah tersamak sampai dengan
proses finishing dan sudah siap digunakan sebagai bahan pembuatan
barang kulit
6
2.5. Kulit sebagai Bahan Makanan
Kulit ternak selain sebagai bahan baku yang penting dalam industri
penyamakan kulit, juga telah dimanfaatkan oleh penduduk Jawa Tengah,
Yopgyakarta maupun Jawa Timur yang umumnya untuk dibuat makanan yang
cukup populer yaitu kerupuk rambak kulit. Selain di Indonesia ternyata makanan
yang berasal dari kulit ternak ini dibuat pula oleh penduduk negara tetangga yaitu
Thailand dan Filipina. Di negara-negara tersebut bahan makanan yang dibuat dari
kulit ini dikenal dengan nama Nung Pong atau Fried Skin (Suwarastuti 1992,
diacu dalam Daniar 2008).
Hampir semua jenis kulit binatang bisa digunakan sebagai kerupuk rambak kulit.
Menurut Samiadi et al., 1995, kulit segar mempunyai komposisi kimia berbeda
dibanding kulit awetan. Kulit segar masih terdapat zat-zat gizi lain selain protein
fibrus dan protein globular seperti air, karbohidrat, lemak dan substansi lain
(Sharphouse, 1971; Highberger, 1971).
Umumnya pengolahan hasil ternak ini merupakan industri rumah tangga. Rambak
yang dipasarkan ada dua macam yaitu yang digunakan untuk sayur (krecek) yang
biasa dicampur dalam masakan dan yang langsung dimakan berupa kerupuk.
9
PROSES PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK KULIT
BAHAN KULIT MENTAH KERING/BASAH
Bawang
putih, Panci/wajan 10 mnt Perebusan/perendaman
* Pemberian bumbu ketumbar, dengan air panas +
garam, bumbu
daun
jeruk dll
7. Pengeringan Sinar Tempat 2-3 hari Kering/jernih/transparan
matahari penjemuran
8. Pengungkepan Minyak Wajan 6-8 Suhu pengungkepan
goreng antara 110 -120o C, api
kecil sambil diaduk-
aduk. Setelah terlihat
mekar dan rata api
dimatikan.
Diulang minimal 4x
Sebelum penggorengan
Minyak bahan di hangatkan
goreng Wajan (dihalub-halubi),
9. Penggorengan menggunakan api kecil,
kemudian dipindah pada
penggorengan dengan
api besar
Penirisan/pendinginan Ayakan ± 15 Dingin dan kering
bambu mnt.
10. Penyortiran & Plastik Penyortiran berdasarkan
Pengepakan keseragaman, tingkat
mengembang dan warna
11. Penggudangan Sebelum dilakukan
pengiriman
10
Catatan: Untuk kulit perkamen/kapuran mula-mula kulit direndam dengan kapur ± 2
% selama 24 jam sambil diaduk-aduk, kemudian dicuci dan di potong-potong
sesuai ukuran tempat perebusan.
11
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK KULIT
PEMOTONGAN
PEREBUSAN
SETENGAN MATANG
PENGHILANGAN BULU/LEMAK.
REBUS HINGGA MATANG
PENGIRISAN/PENGECILAN
UKURAN/PENCUCIAN
PENJEMURAN
PENGUNGKEPAN
MINYAK GORENG
PENGGORENGAN
PENYORTIRAN/PENGEPAKAN