KELOMPOK 6 :
1. Amrina (05021381420071)
2. Hersayadi Abdullah (05021181520022)
3. Kenni Rizka (05021181520034)
4. Jenny Sastriani (05021181420007)
5. Muharom (05021281520081)
Universitas Sriwijaya
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
2.1 kandungan nutrisi biji karet .... ...................................................... 2
2.2 pengolahan biji karet ............................................................................. 3
2.3 biji karet sebagai pakan ternak ............................................................. 6
BAB 3 METODELOGI ............................................................................. 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja ............................................................................................ 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 9
4.1 Hasil ..................................................................................................... 9
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 9
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 11
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
5.2 Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2. Analisis proksimat tepung biji karet dari alam dan budidaya (berat
kering)
Komposisi (%) Biji karet alam Biji karet budidaya
Kadar Air 14,1 ± 7,0 2,6 ± 0,4
Kadar abu kasar 9,7 ± 2,5 2,3 ± 0,2
Kadar protein kasar 10,3 ± 1,7 21,9 ± 1,2
Kadar lemak kasar 6,4 ± 1,1 15,8 ± 1,9
BETN 73,7,4 ± 5,1 65,1 ± 5,2
Sumber: Oyewusi et al. (2007)
Universitas Sriwijaya
ii
Tabel 3. Susunan asam amino tepung biji karet dari alam dan budidaya (g/kg
protein)
Asam Amino Biji karet alam Biji karet budidaya
Glutamic acid (Glu) 93.10 112.50
Aspartic acid (Asp) 76.00 80.40
Leucine (Leu) 51.60 71.90
Arginine (Arg) 46.00 51.10
Lysine (Lys) 39.50 49.90
Phenylalanine (Phe) 38.90 49.00
Glycine (Gly) 32.60 40.10
Valine (Val) 31.70 38.30
Isoleucine (Iso) 30.10 35.10
Tyrosine (Try) 29.00 33.80
Serine (Ser) 21.00 30.20
Alanine (Ala) 17.80 23.90
Histidine (His) 20.10 23.50
Threonine (Thr) 20.50 23.30
Proline (Pro) 20.20 18.10
Methionine (Met) 10.70 14.90
Cystine (Cys) 9.90 14.60
Sumber: Oyewusi et al. (2007).
Selain kandugan nutrisi-nutrisi tersebut terdapat juga kandungan asam
sianida (HCN) yang merupakan toksik yang harus dihilangkan.
2.2. Pengolahan Biji Karet
Asam sianida merupakan racun bagi ternak yang dapat menimbulkan
kematian pada ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni et al. (2008) yang
menyatakan bahwa asam sianida merupakan salah satu racun yang tergolong kuat
dan sangat cepat cara kerjanya. Gejala keracunan HCN pada ternak ditandai
dengan pernapasan cepat, menggigil, kejang, lemah, sampai kematian. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rahmawan dan Mansyur (2008) yang menyatakan bahwa
kematian ternak terjadi karena ion sianida yang lepas dari ikatan glukosida
sianogenik akibat hidrolisis dalam saluran pencernaan, kemudian ion sianida
tersebut berikatan dengan cytochrom oksidase sehingga proses oksidasi tidak bisa
berlangsung karena darah tidak bisa mengikat oksigen. Dengan adanya
kandungan asam sianida dalam biji karet yang dapat menyebabkan kematian bagi
ternak maka perlu adanya pengolahan untuk menghilangkan kandungan asam
sianida tersebut yaitu dengan cara fisik seperti melalui pengukusan, perebusan
ataupun dengan perendaman dalam air mengalir. Hal ini sesuai dengan pendapat
Zuhro (2006) yang menyatakan bahwa asam sianida yang terkandung dalam biji
Universitas Sriwijaya
ii
karet dapat dihilangkan dengan proses perendaman selama 24 jam dengan
pergantian air yang sering dan atau melalui perebusan terbuka. Hal ini diperkuat
oleh Kasmirah (2012) yang menyatakan bahwa asam sianida dalam biji karet
dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya melalui beberapa cara yaitu
perendaman selama 24 jam, pengukusan selama 6 jam pada suhu 100°C,
penjemuran selama 12 jam dibawah sinar matahari atau kombinasi antara
pengukusan dan penjemuran selama 12 jam.
Adapun selain cara fisik tersebut pengolahan biji karet dapat juga melalui
perlakuan kimiawi dengan cara fermentasi, cara yang dapat dilakukan adalah biji
dikupas dari kulit buahnya, dicuci dalam air yang mengalir, setelah itu biji
direndam dalam air selama 12 jam, biji lalu dikukus selama 30-40 menit terhitung
dari air mendidih, kemudian didinginkan lalu dicampur jamur yang ada dalam
oncom dan tempe diperam selama 36 ja dalam suhu ruangan sebanyak 2 g/ kg
bahan, biji diiris lalu dijemur, setelah itu biji kering lalu digiling halus, dan siap
untuk dicampur dengan ransum lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmawan
dan Mansyur (2008) yang menyatakan pengolahan biji karet diubah. dalam bentuk
tepung yang siap digunakan sebagai pakan ternak . Cara solvent (kimia) yaitu :
biji karet dikupas terlebih dahulu kulit/tempurungnya, kemudian daging biji karet
dipotong-potong lebih kecil agar permukaannya lebih luas, lalu dilakukan
ekstraksi menggunakan hexan pada suhu 80 °C, lalu diuapkan secara vakum
dalam rotari evaporator selama satu jam, dan diperoleh MBK, sedangkan hasil
sampingannya berupa BBK terlebih dahulu dilakukan pengukusan pada suhu 90-
100 °C selama setengah jam, lalu dikeringkan, dan siap digunakan sebagai pakan
ternak Kelemahan dari pengolahan biji karet adalah karena pemansan dengan
waktu yang cukup lama dan menyebabkan warna coklat pada biji karet dan
menyebabkan palatabilitas ternak menurun.
2.3. Biji Karet sebagai Pakan Ternak
Biji karet dapat digunakan untuk bahan campuran pakan ternak yaitu
meningkatkan pertumbuhan bobot badan ternak dengan penggunaan sampai kadar
tertentu. Menurut pendapat Rachmawan dan Mansyur, bahwa penggunaan
bungkil biji karet sebagai ransum konsentrat sampai level 30% diberikan pada
sapi persilangan Jersey dan Sindhi, menghasilkan pertambahan bobot badan, daya
Universitas Sriwijaya
ii
cerna efesiensi penggunaan ransum yang lebih baik dibandingkan dengan ransum
kontrol. Sedangkan penggunaan bungkil biji karet dalam ransum ayam petelur
maksimum 20%, sebab kalau lebih dari 20% akan menurunkan bobot telur dan
kerabang telur menjadi tipis. Hal ini dikarenakan ada faktor yang mengganggu
metabolisme kalsium, posfor dan Vitamin D, sehingga telur infertil meningkat,
daya tetas turun dan anak ayam menetas lebih ringan serta anak ayam lemah dan
mudah diserang penyakit. Penggunaan biji karet sebagai komposisi pakan ternak
unggas harus disangrai terlebih dahulu, karena biji karet mengandung asam prusid
tinggi (Murtidjo, 1987)
Universitas Sriwijaya
ii
BAB 3
METODELOGI
Universitas Sriwijaya
ii
BAB 4
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
ii
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penggunaan tepung biji karet dapat menggantikan pakan sumber protein
dan energi
2. Pemanfaatan tepung biji karet sebagai pakan dapat menambah nilai
ekonomis dari tanaman karet
5.2 Saran
Sebaiknya dalam penjemuran biji karet dilakukan pada lapangan terbuka
agar pemanasan atau pun keringnya biji karet merata.
Universitas Sriwijaya
ii
DAFTAR PUSTAKA
Kasmirah, D. 2012. Pemanfaatan biji buah karet sebagai pakan alternatif ayam
kampung.
Murni, R., Suparjo, Akmal, B. L. Ginting. 2008. Buku ajar teknologi pemanfaatan
limbah untuk pakan. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.
Rahmawan, O dan Mansyur. 2008. Detoksifikasi HCN dari bungkil biji karet
(BBK) melalui berbagai perlakuan fisik. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner 2008 : 789-796
Zuhra, C.F. 2006. Karet. Karya Ilmiah Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatra Utara. Medan
Universitas Sriwijaya
ii
Universitas Sriwijaya
ii