Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TEKNIK LINGKUNGAN

PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI PAKAN


ALTERNATIF UNTUK AYAM KAMPUNG

KELOMPOK 6 :
1. Amrina (05021381420071)
2. Hersayadi Abdullah (05021181520022)
3. Kenni Rizka (05021181520034)
4. Jenny Sastriani (05021181420007)
5. Muharom (05021281520081)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017

Universitas Sriwijaya
ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
2.1 kandungan nutrisi biji karet .... ...................................................... 2
2.2 pengolahan biji karet ............................................................................. 3
2.3 biji karet sebagai pakan ternak ............................................................. 6
BAB 3 METODELOGI ............................................................................. 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja ............................................................................................ 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 9
4.1 Hasil ..................................................................................................... 9
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 9
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 11
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
5.2 Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara penghasil karet nomor 1 dunia. Biji karet
merupakan produksi sampingan perkebunan karet, hampir tiga juta lahan di
Indonesia ditanami karet . yang secara alamiah biji tersebut jatuh terlontar ke
tanah setelah mencapai kematangan tertentu. Tanaman karet menghasilkan rata-
rata 800 biji karet per pohon per tahun. Dengan demikian, Indonesia mampu
menghasilkan 2,4 juta biji karet karena setiap buah karet mempunyai 2-4 biji
karet. Sehingga, biji karet mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi
bahan baku ternak karena persediaan yang cukup melimpah. Tanaman karet
tumbuh baik di Indonesia pada ketinggian 1-200 m diatas permukaan air laut.
Tanaman karet adalah tanaman berumah satu ( monoecus). Satu tangkai
bunga majemuk terdapat bunga betina dan juga bunga jantan.
Tanaman karet umumnya mulai berbunga sekitar umur tujuh tahun tetapi dapat
dipercepat mnjadi kurang dari umur lima tahun. Proses pemasakan buah
berlangsung selama 5 – 6 bulan, sedangkan musim bijinya berlangsung sekitar
1,5 bulan. Berdasarkan proses pembuahannya, biji karet dibedakan menjadi 3
golongan yaitu biji legitim, biji prope legitim dan biji illegitim. Biji karet terdiri
dari 2, 3, dan 4 kotak yang masing-masing kotak berisi satu biji, jika ada 4 kotak
dalam buah berarti terdapat 4 biji karet. Biji karet terdiri atas kulit luar yang keras
dan intinya banyak mengandung minyak. Selama ini biji karet belum banyak
dimanfaatkan . Pada dasarnya, biji karet mempunyai potensi untuk pakan ternak
yang nantinya dilakukan pengolahan dan membuatnya menjadi tepung biji karet.
1.2 Tujuan
Laporan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan limbah biji
karet menjadi pakan ternak ayam kampung.

Universitas Sriwijaya
ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kandungan Nutrisi Biji Karet


Biji karet terdiri dari kulit yang keras dan juga daging biji. Hal ini sesuai
dengan pendapat Aritonang (1988) yang menyatakan bahwa biji karet terdiri atas
daging biji karet dengan presentase 57% dari bobot biji keseluruhan. Biji karet
merupakan hasil perkebunan karet yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan
pakan ternak karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi sehingga sangat
bermanfaat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasmirah (2012) yang menyatakan
bahwa biji karet mengandung protein dan energi metabolis yang tinggi.
Berdasarkan kandungan nutrisinya, biji karet mengandung protein kasar 17,08 %,
lemak kasar 25,23 %, serat kasar 17,58 % dan energi metabolis 2707,53 kkal/kg
(Sutrisna,1997).
Analisis proksimat tepung biji karet dan beberapa kandungan kimia (100 g berat
kering)
Komposisi proksimat Kandungan (%)
Air (%) 3,6
Abu (%) 3,4
Protein (%) 27,0
Lemak (%) 32,3
BETN (%) 33.7
Tiamin (µg) 450,0
Asam nikotinat (µg) 2,5
Akroten dan Tokoferol (µg) 250,0
Sianida (mg) 330,0
Sumber: Murni et al. (2008)

Tabel 2. Analisis proksimat tepung biji karet dari alam dan budidaya (berat
kering)
Komposisi (%) Biji karet alam Biji karet budidaya
Kadar Air 14,1 ± 7,0 2,6 ± 0,4
Kadar abu kasar 9,7 ± 2,5 2,3 ± 0,2
Kadar protein kasar 10,3 ± 1,7 21,9 ± 1,2
Kadar lemak kasar 6,4 ± 1,1 15,8 ± 1,9
BETN 73,7,4 ± 5,1 65,1 ± 5,2
Sumber: Oyewusi et al. (2007)

Universitas Sriwijaya
ii
Tabel 3. Susunan asam amino tepung biji karet dari alam dan budidaya (g/kg
protein)
Asam Amino Biji karet alam Biji karet budidaya
Glutamic acid (Glu) 93.10 112.50
Aspartic acid (Asp) 76.00 80.40
Leucine (Leu) 51.60 71.90
Arginine (Arg) 46.00 51.10
Lysine (Lys) 39.50 49.90
Phenylalanine (Phe) 38.90 49.00
Glycine (Gly) 32.60 40.10
Valine (Val) 31.70 38.30
Isoleucine (Iso) 30.10 35.10
Tyrosine (Try) 29.00 33.80
Serine (Ser) 21.00 30.20
Alanine (Ala) 17.80 23.90
Histidine (His) 20.10 23.50
Threonine (Thr) 20.50 23.30
Proline (Pro) 20.20 18.10
Methionine (Met) 10.70 14.90
Cystine (Cys) 9.90 14.60
Sumber: Oyewusi et al. (2007).
Selain kandugan nutrisi-nutrisi tersebut terdapat juga kandungan asam
sianida (HCN) yang merupakan toksik yang harus dihilangkan.
2.2. Pengolahan Biji Karet
Asam sianida merupakan racun bagi ternak yang dapat menimbulkan
kematian pada ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni et al. (2008) yang
menyatakan bahwa asam sianida merupakan salah satu racun yang tergolong kuat
dan sangat cepat cara kerjanya. Gejala keracunan HCN pada ternak ditandai
dengan pernapasan cepat, menggigil, kejang, lemah, sampai kematian. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rahmawan dan Mansyur (2008) yang menyatakan bahwa
kematian ternak terjadi karena ion sianida yang lepas dari ikatan glukosida
sianogenik akibat hidrolisis dalam saluran pencernaan, kemudian ion sianida
tersebut berikatan dengan cytochrom oksidase sehingga proses oksidasi tidak bisa
berlangsung karena darah tidak bisa mengikat oksigen. Dengan adanya
kandungan asam sianida dalam biji karet yang dapat menyebabkan kematian bagi
ternak maka perlu adanya pengolahan untuk menghilangkan kandungan asam
sianida tersebut yaitu dengan cara fisik seperti melalui pengukusan, perebusan
ataupun dengan perendaman dalam air mengalir. Hal ini sesuai dengan pendapat
Zuhro (2006) yang menyatakan bahwa asam sianida yang terkandung dalam biji

Universitas Sriwijaya
ii
karet dapat dihilangkan dengan proses perendaman selama 24 jam dengan
pergantian air yang sering dan atau melalui perebusan terbuka. Hal ini diperkuat
oleh Kasmirah (2012) yang menyatakan bahwa asam sianida dalam biji karet
dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya melalui beberapa cara yaitu
perendaman selama 24 jam, pengukusan selama 6 jam pada suhu 100°C,
penjemuran selama 12 jam dibawah sinar matahari atau kombinasi antara
pengukusan dan penjemuran selama 12 jam.
Adapun selain cara fisik tersebut pengolahan biji karet dapat juga melalui
perlakuan kimiawi dengan cara fermentasi, cara yang dapat dilakukan adalah biji
dikupas dari kulit buahnya, dicuci dalam air yang mengalir, setelah itu biji
direndam dalam air selama 12 jam, biji lalu dikukus selama 30-40 menit terhitung
dari air mendidih, kemudian didinginkan lalu dicampur jamur yang ada dalam
oncom dan tempe diperam selama 36 ja dalam suhu ruangan sebanyak 2 g/ kg
bahan, biji diiris lalu dijemur, setelah itu biji kering lalu digiling halus, dan siap
untuk dicampur dengan ransum lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmawan
dan Mansyur (2008) yang menyatakan pengolahan biji karet diubah. dalam bentuk
tepung yang siap digunakan sebagai pakan ternak . Cara solvent (kimia) yaitu :
biji karet dikupas terlebih dahulu kulit/tempurungnya, kemudian daging biji karet
dipotong-potong lebih kecil agar permukaannya lebih luas, lalu dilakukan
ekstraksi menggunakan hexan pada suhu 80 °C, lalu diuapkan secara vakum
dalam rotari evaporator selama satu jam, dan diperoleh MBK, sedangkan hasil
sampingannya berupa BBK terlebih dahulu dilakukan pengukusan pada suhu 90-
100 °C selama setengah jam, lalu dikeringkan, dan siap digunakan sebagai pakan
ternak Kelemahan dari pengolahan biji karet adalah karena pemansan dengan
waktu yang cukup lama dan menyebabkan warna coklat pada biji karet dan
menyebabkan palatabilitas ternak menurun.
2.3. Biji Karet sebagai Pakan Ternak
Biji karet dapat digunakan untuk bahan campuran pakan ternak yaitu
meningkatkan pertumbuhan bobot badan ternak dengan penggunaan sampai kadar
tertentu. Menurut pendapat Rachmawan dan Mansyur, bahwa penggunaan
bungkil biji karet sebagai ransum konsentrat sampai level 30% diberikan pada
sapi persilangan Jersey dan Sindhi, menghasilkan pertambahan bobot badan, daya

Universitas Sriwijaya
ii
cerna efesiensi penggunaan ransum yang lebih baik dibandingkan dengan ransum
kontrol. Sedangkan penggunaan bungkil biji karet dalam ransum ayam petelur
maksimum 20%, sebab kalau lebih dari 20% akan menurunkan bobot telur dan
kerabang telur menjadi tipis. Hal ini dikarenakan ada faktor yang mengganggu
metabolisme kalsium, posfor dan Vitamin D, sehingga telur infertil meningkat,
daya tetas turun dan anak ayam menetas lebih ringan serta anak ayam lemah dan
mudah diserang penyakit. Penggunaan biji karet sebagai komposisi pakan ternak
unggas harus disangrai terlebih dahulu, karena biji karet mengandung asam prusid
tinggi (Murtidjo, 1987)

Universitas Sriwijaya
ii
BAB 3
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Proses pembuatan biji karet sebagai pakan alternatif untuk ayam kampung
dilaksanakan pada hari senin, 24 April 2017 pada pukul 12.00 WIB sampai
dengan selesai di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang diperlukan pada praktikum kali ini adalah: 1).
Baskom, 2). Oven, dan bahan yang dibutuhkan yaitu: 1) biji karet , 2) ragi tempe.

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan.
2. Biji karet dipisahkan dari cangkang
3. Biji karet direndam untuk menghilangkan sianida
4. Biji karet dijemur selama 6 jam
5. Biji karet dioven selama 3 jam pada suhu 100 oC
6. Biji karet di blender menjadi bubuk
7. Bubuk karet dicampur ragi tempe kemudian diendapkan selama 36 jam

Universitas Sriwijaya
ii
BAB 4
PEMBAHASAN

Proses pemanfaatan biji karet sebagai pakan alternatif untuk ayam


kampung dilakukan pada hari senin sampai hari rabu. Kegiatan yang pertama
kami lakukan yaitu kami mencari biji karet setelah itu biji karet dipisahkan dari
cangkang Agar biji karet dapat dimanfaatkan maka harus diolah terlebih dahulu
menjadi konsentrat (Zuhra, 2006). Menurut George (1985), konsentrat adalah
hasil pemekatan fraksi protein biji karet yang kadar proteinnya sudah tinggi
menjadi lebih tinggi lagi. Dalam pembuatannya, fraksi protein akan lebih tinggi
kadarnya dengan cara mengurangi atau menghilangkan lemak atau komponen-
komponen non protein lain yang larut. Walaupun mempunyai kandungan nutrien
relatif baik, biji karet memiliki zat anti nutrien yaitu asam sianida (HCN) atau
prussic acid. Asam sianida merupakan salah satu racun yang tergolong kuat dan
sangat cepat cara bekerjanya (Murni et al., 2008). Asam sianida dalam biji karet
dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya melalui beberapa cara, yaitu
perendaman (dipping) selama 24 jam, pengukusan (steaming) pada suhu 100oC
selama 6 jam, penjemuran (drying) selama 12 jam di bawah sinar matahari atau
kombinasi antara pengukusan dengan penjemuran selama 12 jam.
Pemberian tepung biji karet tidak berpengaruh nyata terhadap berat karkas.
Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian tepung biji karet sampai level 15%
tidak memberikan pengaruh negatif terhadap berat karkas yang dihasilkan.
Meskipun rataan berat karkas tidak berbeda nyata namun terjadi peningkatan berat
karkas. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tepung biji karet dapat
diberikan pada ayam kampung umur 16 minggu sebesar 15% dari total ransum.
Saputro (2002) mengolah biji karet dengan cara penjemuran selama 2 hari, lalu
diovenkan pada suhu 100oC selama 3 hari, kemudian digiling menjadi tepung.
Meskipun begitu, informasi tentang pengaruh penggunaan tepung biji karet
terhadap kualitas karkas belum banyak dikemukakan. Penelitian Tangtaweewipat
dan Eliot(1989) pengujian terhadap beberapa bahan pakan sumber protein nabati
alternatif seperti bungkil biji kapuk, bungkil biji kemiri dan bungkil biji karet
masing-masing.

Universitas Sriwijaya
ii
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Penggunaan tepung biji karet dapat menggantikan pakan sumber protein
dan energi
2. Pemanfaatan tepung biji karet sebagai pakan dapat menambah nilai
ekonomis dari tanaman karet

5.2 Saran
Sebaiknya dalam penjemuran biji karet dilakukan pada lapangan terbuka
agar pemanasan atau pun keringnya biji karet merata.

Universitas Sriwijaya
ii
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, D. 1998. Kemungkinan pemanfaatan biji karet dalam ransum makanan


ternak. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian , Departemen Pertanian. 5 (3)
: 73-78.

Kasmirah, D. 2012. Pemanfaatan biji buah karet sebagai pakan alternatif ayam
kampung.

Murni, R., Suparjo, Akmal, B. L. Ginting. 2008. Buku ajar teknologi pemanfaatan
limbah untuk pakan. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Murtidjo, Bambang A., 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius.


Yogyakarta.

Rachmawan O. dan Mansyur. Pemanfaatan Bungkil Karet sebagai Bahan Pakan


Potensial Untuk Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Rahmawan, O dan Mansyur. 2008. Detoksifikasi HCN dari bungkil biji karet
(BBK) melalui berbagai perlakuan fisik. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner 2008 : 789-796

Zuhra, C.F. 2006. Karet. Karya Ilmiah Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatra Utara. Medan

Universitas Sriwijaya
ii
Universitas Sriwijaya
ii

Anda mungkin juga menyukai