Anda di halaman 1dari 17

PPAB HMRH ITB 2021

Idea Challenge

INOVASI PAKAN HEWAN TERNAK SAPI (Bos indicus)


BERBAHAN DASAR LIMBAH TONGKOL JAGUNG DENGAN
TEKNOLOGI AMOFER

Feed

Penanggung jawab

Jane Rahel Limawan (11220008)

Anggota:

1. Audrey Angelique Pranata (11220005)


2. Muhammad Zaki Arrazi (11220016)
3. Nikodemus Billy Lai (11220021)
4. Anjalia Gofriani Ginting (11220028)
5. Aluna Gita Arumsari (11220043)

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv

ABSTRAK.................................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3

2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................3

2.2 Tanaman Jagung........................................................................................3

2.2.1 Tongkol jagung......................................................................................3

2.3 Sapi Ternak................................................................................................4

2.4 Fermentasi dan Amoniasi..........................................................................5

2.4.1 Fermentasi..............................................................................................5

2.4.2 Amoniasi................................................................................................5

2.5 Aplikasi pada Teknologi Fermentasi dan Amoniasi.................................5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................7

4.1 Proses pengolahan.....................................................................................7

4.2 Kandungan nutrisi.....................................................................................7

4.3 Pengaruh pakan terhadap performa ternak................................................8

i
BAB V PENUTUP...................................................................................................................10

5.1 Kesimpulan..............................................................................................10

5.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Gambar Tongkol Jagung.....................................................................4
Gambar 2. 2 Gambar Sapi Bos indicus....................................................................4

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Perbandingan nilai nutrisi tongkol jagung dan.......................................8
Tabel 4. 2 Pengeruh Parameter Teknik Amofer terhadap PBBH............................9

iv
ABSTRAK
Tanaman jagung merupakan tanaman pangan utama kedua setelah padi. Pertanian
tanaman jagung ini memiliki hasil sampingan berupa limbah tongkol jagung dan
batang jagung. Tongkol jagung tersebut dapat digunakan untuk bahan pakan
ternak sapi. Namun, kandungan nutrisi tongkol jagung terlalu rendah sehingga
ternak mendapat nutrisi yang kurang. Oleh karena itu, tongkol jagung diolah
terlebih dahulu menggunakan metode amofer agar menjadi pakan ternak yang
bernutrisi dan berkualitas baik. Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui cara
pengolahan limbah tongkol jagung dengan metode amofer secara tepat,
menentukan kandungan nutrisi yang dikandung dari limbah tongkol jagung yang
diberi perlakuan amofer, dan menentukan pengaruh pakan limbah tongkol
terhadap kuantitas ternak. Metode dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu dengan mengkaji literatur, jurnal-jurnal yang relevan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian dan digunakan metode deskriptif
analitis untuk mengkaji data yang sudah terkumpul. Peubah yang diamati adalah
pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan jenis pakan yang diberikan.
Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertambahan bobot badan harian sapi yang pakannya ditambah amofer
janggel jagung masa adaptasi dan perlakuan adalah 0,79 kg dan 0,26 kg,
sedangkan yang tidak ditambah amofer janggel jagung sebesar 0,54 kg dan 0,23
kg.

Kata kunci: Tongkol jagung, ternak sapi, metode amofer

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki
urutan ke-3 setelah gandum dan padi (AAK, 1993). Tren pertumbuhan produksi
jagung di Indonesia selama 4 tahun terakhir terus-menerus menunjukkan
kenaikan. Menurut Pusat Data dan Sistem Infmasi Pertanian (Pusdatin), produksi
jagung nasional periode 2018-2021 terus mengalami pertumbuhan dengan rata-
rata 3,97%/tahun. Selain itu, luas tanam jagung nasional Oktober 2019 -
September 2020 mencapai 5,5 juta hektar (ha). Luas panen jagung nasional
Januari - Desember 2020 mencapai 5,16 juta ha.
Pertanian tanaman jagung ini memiliki hasil sampingan berupa limbah
tongkol jagung, daun jagung, kulit jagung, dan batang jagung yang sangat
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi. Diantara jenis limbah
tanaman jagung, tongkol jagung merupakan bagian yang memiliki kualitas
rendah. Kelemahan pemanfaatan tongkol jagung sebagai pakan adalah kandungan
serat kasarnya yang tinggi (35 - 45 %) dan kadar proteinnya yang rendah (1,8 –
3,5 %).
Selama ini limbah tongkol jagung belum dimanfaatkan, hanya di bakar
atau hanya dibuang begitu saja di pinggir jalan dan menumpuk menjadi sampah
yang mengganggu pemandangan dan sampah yang membusuk (Hastuti et al.,
2011). Perlu waktu yang relatif lama agar tongkol jagung bisa terurai secara
alami. Menurut penelitian (Ardiana et al., 2015), pemanfaatan limbah jagung
dengan kisaran penggunaan 30% dan 40% tidak mampu memenuhi
kebutuhan populasi ternak sapi, sehingga perlu peningkatan penggunaan limbah
jagung sebagai pakan sapi (Suretno et al., 2021).
Potensi bahan pakan yang ada tersebut secara optimal belum mampu untuk
untuk mendukung produktivitas ternak yang diusahakan, karena nilai nutrisi dan
kecernaannya yang rendah. Oleh karena itu dalam pemanfaatannya perlu
dilakukan pengolahan. Salah satu cara pengolahan kimia yang sangat efisien dan
mudah dilakukan adalah amoniasi, yaitu dengan menambahkan urea dan air pada
bahan yang diamoniasi. Sedangkan cara biologi yang paling mudah dilakukan

1
yaitu proses fermentasi. Gabungan perlakuan tersebut (amoniasi dan fermentasi),
yang biasa disebut “Amofer”, merupakan salah satu cara peningkatan kualitas
bahan pakan berserat tinggi yang cukup ampuh (Hastuti et al., 2011).
Amoniasi berfungsi mengikat selulosa dan lignin dan menciptakan ikatan
serat sebagai longgar, sedangkan pada proses fermentasi, enzim – enzim selulase
berdasarkan aneka macam mikroba selulolitik bisa melakukan penetrasi lebih
mudah pada bahan pakan berserat tersebut, sehingga kadar serat kasar yang
dikandung tongkol jagung dapat berkurang dan meningkatkan kecernaan (Hastuti
et al., 2011). Oleh karena itu, penelitian tongkol jagung menggunakan perlakuan
teknologi Amofer (amoniasi fermentasi) ini dilakukan untuk menaikkan
kandungan nutrisi tongkol jagung agar dapat menjadi pakan ternak sapi yang
berkualitas (Hastuti et al., 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah:
1. Bagaimana cara pengolahan limbah tongkol jagung dengan metode
amofer?
2. Bagaimana kandungan nutrisi tongkol jagung yang sudah diberi
perlakuan metode amofer?
3. Bagaimana pengaruh pakan ternak dari limbah tongkol jagung yang
diberi perlakuan amofer kepada performa ternak?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian:
1. Mengetahui cara pengolahan limbah tongkol jagung dengan metode
amofer secara tepat.
2. Menentukan kandungan nutrisi yang dikandung dari limbah tongkol
jagung yang diberi perlakuan amofer.
3. Menentukan pengaruh pakan limbah tongkol terhadap performa ternak
sapi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang pernah melakukan penelitian mengenai
teknologi amofer pada tongkol jagung adalah penelitian yang dilaksanakan oleh
(Hastuti et al., 2011) dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Perlakuan
Teknologi Amofer (Amoniasi Fermentasi) Pada Limbah Tongkol Jagung Sebagai
Alternatif Pakan Berkualitas Ternak Ruminansia. Namun, penelitian terdahulu
tersebut tidak membahas mengenai efek terhadap performa ternak. Maka dari itu ,
kami pada penelitian ini mencoba membahas hal tersebut sehingga harapannya
dapat dijadikan sebagai rujukan pada penelitian mendatang.
2.2 Tanaman Jagung
Dari penelitian (Bunyamin et al., 2013) dapat diketahui bahwa tumbuhan
jagung merupakan sebuah tumbuhan monokotil yang berasal dari genus Zea.
Lalu,tumbuhan jagung juga memiliki limbah yang cukup besar dan terdiri dari
beberapa bagian. Bagian bagian tersebut meliputi batang (stover) dengan proporsi
terbesar, lalu terdapat juga daun, tongkol, dan kulit jagung.
2.2.1 Tongkol jagung
Tongkol jagung merupakan sisa dari buah jagung setelah bijinya dipipil.
Tongkol jagung tentunya memiliki nutrisi didalamnya , seperti 29,54% kadar air ,
70,45 % bahan kering , 2,67% protein kasar , 46,52% serat kasar , dan 100%
Bahan kering (BK) (Bunyamin et al., 2013). Palatabilitas dari tongkol jagung ini
masih rendah sehingga perlu pengolahan lebih lanjut agar bisa dijadikan sebagai
pakan dari hewan ruminansia. Dalam hal peningkatan nutrisi, pengolahan yang
biasa dilakukan adalah pengurangan ukuran partikel dan fermentasi.

3
Gambar 2. 1 Gambar Tongkol Jagung

2.3 Sapi Ternak


Ternak sapi merupakan ternak yang makanan utamanya rumput, dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Clas: Mamalia
Ordo: Artiodactyla
Sub Ordo: Ruminansia
Family: Bovidae Genus : Bos
Species: Bos taurus, Bos sondaicus, dan Bos indicus
Gambar 2. 2 Gambar Sapi Bos indicus

Jenis sapi yang terkenal di Indonesia adalah sapi Brahman dan sapi
Ongole. Biasanya ketersediaan pakan sapi berupa rumput ini cukup berlimpah
pada musim hujan. Akan tetapi ketersediaannya cukup sulit diperoleh terutama

4
pada musim kemarau (Sofia et al., 2014). Sapi ini memiliki warna keputih-
putihan, dengan kepala, leher, dan lutut, berwarna gelap terutama pada yang
jantan. Tanduk pendek, mula-mula mengarah keluar, kemudian kebelakan. Bentuk
tubuh besar, gelambir longgar menggelantung, punuk berukuran sedang hingga
besar tepat diatas pundaknya.
2.4 Fermentasi dan Amoniasi
2.4.1 Fermentasi
Fermentasi merupakan kondisi di mana mikroba menghasilkan energi.
Berdasarkan jenisnya, fermentasi dibagi menjadi 2 yakni fermentasi aerob dan
anaerob. Fermentasi aerob merupakan fermentasi sempurna yang menghasilkan
karbon dioksida, air dan asam organik, sedangkan fermentasi anaerob merupakan
fermentasi tidak sempurna yang menghasilkan asam – asam organik. Fermentasi
merupakan suatu peristiwa yang diakibatkan oleh aktivitas mikroba dan
merupakan proses mikrobiologis (Hastuti et al., 2011).
2.4.2 Amoniasi
Berdasarkan penelitian (Klopfenstein, 1987), amoniasi merupakan salah
satu perlakuan kimia yang bersifat alkalis yang dapat melarutkan hemiselulosa
dan akan memutuskan ikatan lignin dengan selulosa dan hemiselulosa. Dengan
amoniasi, dapat meningkatkan kecernaan, menjadikan karbohidrat lebih mudah
dicerna, dan meningkatkan kecernaan melalui pembengkakkan jaringan tanaman
dan peningkatan palatabilitas dari pakan.
2.5 Aplikasi pada Teknologi Fermentasi dan Amoniasi
Teknologi Amofer (Amoniasi dan Fermentasi) pada penelitian ini
dilakukan untuk menambah nutrisinya agar pakan ternak menjadi lebih
berkualitas. Selain itu teknologi amofer juga dapat meningkatkan kadar protein
dan daya cerna pada pakan ternak. Lalu , Hal ini menyebabkan Pertambahan
Bobot Badan (PBB) sapi bisa meningkat dari sebelumnya, sehingga keuntungan
peternak meningkat (Wahid, 2010).

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu dengan mengkaji literatur, jurnal-jurnal yang relevan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian dan digunakan metode deskriptif
analitis untuk mengkaji data yang sudah terkumpul. Adapun pengertian dari
metode deskriptif analitis yaitu suatu metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Suharti et al., 2019).
Dengan kata lain, penelitian dan pengkajian deskriptif analitis mengambil
masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana
adanya saat penelitian dilaksanakan. Hasil penelitian kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya.
Pada jurnal-jurnal yang dikumpulkan sebagai acuan literatur metode yang
digunakan yaitu Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu
penelitian dengan mengadakan percobaan atau eksperimen untuk menguji
hipotesis. Suatu eksperimen selalu dilakukan dalam kondisi di mana satu atau
beberapa variabelnya dapat dikontrol, dengan maksud satu variabel atau lebih
bersifat tetap sedangkan variabel lainnya bebas (Suharti et al., 2019).
Bahan yang digunakan dalam penelitian amofer ini, yaitu tongkol jagung
kering, biostarter komersial sebagai starter fermentasi (Biofad), urea dan air.
Peralatan yang digunakan adalah plastik, ember, parang, stoples, termometer,
indikator universal, inkubator, timbangan, serta satu unit peralatan untuk analisis
proksimat. Metode Amofer dilakukan dengan membersihkan tongkol jagung lalu
menghaluskanya dan mencampurkan dengan campuran inokulan yang telah
disiapkan dan difermentasi selalu 21 hari, sebelum diberikan pada ternak (Suharti
et al., 2019).

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses pengolahan


Peningkatan kualitas pakan ternak berbahan dasar limbah tongkol jagung
dilakukan melalui dua proses, yaitu amoniasi dan fermentasi. Menurut Komar
(1984), tahap amoniasi secara basah dapat dilakukan dengan menyimpan tongkol
jagung dalam penyimpanan bersuhu 60°C selama 2 hari dengan penambahan urea
sebesar 5%, Tahap fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan starter
mikroba komersial pada aras 2% dengan lama peram 4 minggu [ CITATION
RMP12 \l 1033 ].
4.2 Kandungan nutrisi
Berdasarkan proses pengolahan pada subbab 4.1, diperoleh hasil berupa
amofer tongkol jagung dengan kadar nutrisi sebagai berikut.
Tabel 4. 1 Hasil analisis proksimat amofer tongkol jagung
No. Parameter Tongkol Jagung (%) Amofer Tongkol Jagung (%)

1 Kadar Abu 1,45 2,68

2 Kadar Protein 3,79 8,33

3 Kadar Lemak 0,558 0,508

4 Serat Kasar 42,90 47,00

5 Karbohidrat 94,19 88,47


(Sumber: Nandari et al., 2021)
Perubahan signifikan yang dapat terlihat pada kandungan nutrisi tongkol
jagung setelah dilakukan proses amofer adalah pada kadar protein, serat kasar, dan
karbohidratnya. Kadar protein meningkat karena pemeraman. Pemeraman dengan
waktu yang tepat, mengakibatkan mikroba dapat bertumbuh dan melakukan
fermentasi.
Peningkatan serat kasar pada amofer tongkol jagung tersebut disebabkan
oleh kurang tepatnya penambahan urea dalam proses amoniasi. Hal tersebut
terjadi karena kadar air dalam bahan pakan tidak cukup untuk mendegradasi kadar
urea yang tinggi, sehingga mikroba penghasil enzim urease, yang berperan
sebagai katalis hidrolisis urea menjadi amoniak dan CO2, tidak lagi bekerja

7
dengan optimal. Sebaliknya, pemberian urea dengan persentase rendah
mengakibatkan kurangnya amonia yang dihasilkan untuk melarutkan serat kasar.
Penurunan kandungan serat kasar amofer tongkol jagung terjadi pada penambahan
urea sebesar 4% (Suretno et al., 2021)
Penurunan karbohidrat pada amofer tongkol jagung terjadi karena adanya
proses fermentasi. Dalam proses fermentasi, mikroba menggunakan sumber
energi berupa karbohidrat mudah dicerna sebagai langkah awal pertumbuhan dan
berkembang biak. Penurunan bahan organik ini menyebabkan peningkatan kadar
abu pada amofer tongkol jagung.
4.3 Pengaruh pakan terhadap performa ternak
Proses pengolahan amonia fermentasi dapat meningkatkan kualitas nutrisi,
memperbaiki palatabilitas tongkol jagung sehingga akan berdampak positif
terhadap produktivitas ternak sapi (Suretno et al., 2021). Hal ini terbukti dari
pertambahan bobot badan harian (PBBH) ternak.
Tabel 4. 2 Pengaruh Parameter Teknik Amofer terhadap PBBH
No. Parameter PBBH (kg) PBBH (kg) Waktu
Waktu Adaptasi Perlakuan

1 Amofer 0,79 0,26

2 Tanpa 0,54 0,23


Amofer
(Sumber: Suretno et al., 2021)
Sebelum perlakuan pemberian pakan amofer tongkol jagung, terlebih
dahulu sapi-sapi tersebut dikenalkan dengan amofer jagung selama masa
adaptasi. Masa adaptasi dilakukan selama 10 hari, dengan harapan sapi-sapi
tersebut terbiasa. Konsumsi amofer jagung masa adaptasi sebanyak 3,75kg/hari.
Konsumsi pakan masa perlakuan meningkat menjadi 7,07 kg/hari. Hal ini
menunjukkan bahwa sapi-sapi yang mendapat pakan tambahan amofer jagung
sudah bisa menerima amofer jagung sebagai pakannya.
Pertambahan bobot badan harian masa adaptasi dari ternak yang mendapat
pakan tambahan amofer janggel jagung (0,79 kg) lebih tinggi dibandingkan yang
tidak mendapatkan pakan tambahan amofer janggel jagung (0,54 kg). Meskipun
konsumsi pakannya lebih sedikit namun jenis pakan yang diberikan kualitasnya
lebih bagus karena kandungan proteinnya lebih tinggi. Adapun pertambahan

8
bobot saat masa perlakuan yang hampir serupa dikarenakan sapi-sapi yang tidak
mendapat tambahan amofer janggel jagung memiliki bobot badan yang yang lebih
tinggi.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a) Pengolahan pakan ternak berbahan dasar limbah tongkol jagung
dengan teknologi amofer dapat dilakukan dengan proses amoniasi dan
fermentasi. Proses amoniasi dilakukan dengan penyimpanan tongkol
jagung dalam penyimpanan bersuhu 60°C selama 2 hari dengan
penambahan urea sebesar 4%, sedangkan proses fermentasi dilakukan
dengan menggunakan starter mikroba komersial pada aras 2% dengan
lama peram 4 minggu.
b) Persen kadar nutrisi pada pakan ternak berbahan dasar limbah tongkol
jagung dengan teknologi amofer meliputi kadar abu 2,68; kadar
protein 8,33; kadar lemak 0,508; serat kasar 47; dan karbohidrat
88,47.
c) Pengaruh pakan ternak berbahan dasar limbah tongkol jagung dengan
tekonologi amofer pada performa ternak memberikan hasil bahwa
tongkol jagung dengan amofer memiliki palatibilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa amofer sehingga jumlah pakan yang
dikonsumsi lebih banyak.

5.2 Saran
Penelitian ini masih memliki banyak kekurangan. Saran yang dapat
diberikan adalah dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mempertahankan kadar
karbohidrat pada pakan tongkol jagung.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin, Z., Efendi, R., Andayani, N. N., Penelitian, B., & Serealia, T. (2013).
Pemanfaatan Limbah Jagung untuk Industri Pakan Ternak. Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Pertanian, 2014, 153–166.
Hastuti, D., A, S. N., & M, B. I. (2011). Pengaruh Perlakuan Teknologi Amofer
(Amoniasi Fermentasi) Pada Limbah Tongkol Jagung Sebagai Alternatif
Pakan Berkualitas Ternak Ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 7(1),
55–65.
Sofia, S., Riswandi, Sari, M., Muhakka, & Indra, A. (2014). PENINGKATAN
PRODUKSI TERNAK SAPI DENGAN TEKNOLOGI AMONIA
FERMENTASI (AMOFER) JERAMI PADI DI DESA TANJUNG PERING
KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR
SUMATERA SELATAN.pdf - Google Drive.
https://drive.google.com/file/d/1RiQBW7h1CHlJuG9FV0sgOxJr695PN3j8/v
iew
Suharti, S., Nugroho, T., Kennedy, I. F. M., & Khotijah, L. (2019). Kecernaan
Nutrien dan Performa Domba Lokal yang Diberi Ransum Kombinasi
Berbagai Sumber Protein Berbasis Tongkol Jagung. Jurnal Ilmu Nutrisi Dan
Teknologi Pakan, 17(1), 11–15. https://doi.org/10.29244/jintp.17.1.11-15
Suretno, N. D., Adriyani, F. Y., Hevrizen, R., & Maryanto, A. (2021).
Peningkatan Kualitas Janggel Jagung Sebagai Pakan Sapi Induk Bunting
Melalui Proses Amoniasi- Fermentasi ( Amofer ) Improving Feed Quality
From Corn Cob for Breeding Cow Through The Ammonia-Fermentation
( Amofer ) Process. 6(1), 21–30.
Nandari Dyah Suretno, F. Y. (2021). Peningkatan Kualitas Janggel Jagung
Sebagai Pakan. JRAP (Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan), 21-30.
R. M. PPrastyawan, B. I. (2012). PENINGKATAN KUALITAS TONGKOL
JAGUNG MELALUI TEKNOLOGI. Animal Agriculture Journal, 615.

11

Anda mungkin juga menyukai