Anda di halaman 1dari 27

1

ITS EXPO PAPER COMPETITION 2014

FERMENTASI SERAT BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L.)


MENGGUNAKAN KHAMIR Saccharomyces cerevisiae UNTUK
PRODUKSI BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR INDUSTRI KECIL-
MENENGAH DI DAERAH PURWOKERTO JAWA TENGAH

Disusun oleh :

UMI SALAMAH H1A011016 ANGGKATAN 2011


FEBIYANTO H1A011050 ANGGKATAN 2011
TRI FITRIANY H1A011011 ANGGKATAN 2011

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PURWOKERTO
2014
i
ii
iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ITS EXPO 2014 sesuai dengan waktunya. Karya Tulis Ilmiah
ini mengungkapkan suatu bentuk antisipasi bagi pelaku industri kecil-menengah
dalam mneyongsong perdagangan bebas 2015 nanti. Diperlukan persipan
khusunya dalam memepersiapkan industri kecil-menengah agar bisa bersaing
dalam perdangan bebas nanti. Bahan bakar menjadi salah satu sektor yang perlu
dipersiapkan khususnya dalam membantu meningkatkan efisiensi proses produksi
industri. Namun kelangkaan dan krisis yang dapat terjadi sewaktu-waktu
menuntut kita semua agar menemukan alternatif yang salah satunya adalah
bioetanol dari serat biji ketapang. Ketapang sebagai bahan yang kurang
dimanfaatkan semoga menjadi alternatif bahan bakar terutama membantu industri
kecil-menengah untuk bersiap mempertahankan diri di arus perdangan bebas
2015.
Pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari saran serta dukungan
dari beberapa pihak yakni :
1. Keluarga dan kerabat yang selalu mendoakan kesuksesan yang gemilang.
2. Ibu Zusfahair, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah.
serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu dalam karya
tulis ini.
3. Rama Ananda P. yang telah membantu dalam hal transportasi.
Kami berharap dengan gagsan ini bisa memberikan manfaat bagi
masyarakat sehingga mampu memanfaatkan serat biji ketapang yang telah ada.
Kami menyadari dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan tulisan ini.

Purwokerto, 03 April 2014


Penulis
iv

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………… i
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..... 2
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………..... 3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….. 4
1.4 Manfaat ………………………………………………………………… 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Ketapang (Terminallia cattapa L.) …………………….......... 5
2.2 Khamir Saccharomyces cerevisiae …………………………………….. 5
2.3 Energi Alternatif dari Serat Biji Ketapang …………………………….. 6
2.4 Industri Kecil-Menengah di Daerah Purwokerto Jawa Tengah ……...... 7
BAB 3 METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu …………………………………………………….. 8
3.2 Jenis Data ……………………………………………………………… 8
3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………………………. 8
3.4 Metode Penulisan ……………………………………………………… 8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Produksi Energi Alternatif dari Serat Biji Ketapang …………………... 9
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 11
5.2 Saran ……………………………………………………………………..... 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………... 14
v

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia bioetanol ………………………………………….. 7
vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Biji ketapang ………………………………………………………….. 5
Gambar 2. Saccharomyces cerevisiae dengan perbesaran 10x40 ……………….. 6
Gambar 3. Mekanisme pembuatan etanol ………………………………………... 10
1

ABSTRAK

Energi selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan peningkatan


jumlah dan aktifitas penduduk Indonesia, kebutuhan energi juga semakin
meningkat. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
menunjukkan bahwa konsumsi energi primer diproyeksikan naik setiap 5 tahun.
Persediaan bahan bakar berbasis fosilsemakin menipis, maka diperlukan
bahan bakar pengganti yang bersifat terbaharukan yakni bioetanol (Putro dkk,
2013).Penggunaan bioetanol dibandingkan dengan bahan bakar fosil memiliki
kelebihan diantaranya memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi (35%)
sehingga terbakar lebih sempurna, angka oktannya tinggi (118) dan
mengandung emisi gas CO lebih rendah 0,89%sehingga lebih ramah
lingkungan. Sedangkan kandungan oksigen, angka oktan, dan kandungan emisi
gas CO untuk BBM berturut-turut adalah (18,66%) (88),dan 2,5% (Bustaman,
2008 dalam Fitriani, 2013).Bioetanol dengan kadar 95-99% dapat dipakai
sebagai bahan substitusi premium (bensin), sedangkan kadar 40% dipakai
sebagai bahan substitusi minyak tanah (Nurianti, 2007 dalam Rahmawati,
2010).Bioetanol dapat diproduksi dari serat biji ketapang. Serat biji ketapang
merupakan serat alam berlignoselulosa. Bahan berlignoselulosa tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai sumber selulosa yang mempunyai nilai ekonomi relatif
tinggi (Sunardi dan Wiwin, 2012). Selulosa bisa dijadikan salah satu bahan bakar
bioetanol yang dapat membantu industri kecil-menengah yang ada di daerah
Purwokerto seperti industri pembuatan tempe dan tahu, pembuatan mie soun, dan
gula jawa dari nira kelapa (Rachmawati dan Amir, 2003). Dermoredjo (2012),
mengatakan bahwa perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) yang akan terjadi pada
tahun 2015 akan meningkatkan intensitas kerjasama regional dimana akan
memberikan pengaruh terhadap kemudahan arus perdagangan antar negara-negara
ASEAN. Terjadinya penurunan harga akibat produksi dunia yang melimpah akan
mengakibatkan banjir impor (impor surge). Dengan adanya inovasi dalam sumber
energi yang terbaruhan dari serat biji ketapang yang tumbuh melimpah di daerah
Purwokerto dapat membantu pelaku-pelaku industri kecil tersebut dalam menjaga
stabilitas aktivitas produksinya melalui penghematan di bidang bahan bakar
khusunya menuju perdagangan bebas. Pembuatan energi alternatif bioetanol dari
material selulosa dariserat biji ketapang melalui tiga tahap yaitu, delignifikasi,
hidrolisis, dan fermentasi. Proses fermentasi glukosa dapat diubah secara
anaerobik menjadi alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae dan dengan
penambahan ragi (yeast). Ragi mengandung enzim invertase, yang bertindak
sebagai katalis untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (C 6H12O6).
Fruktosa dan glukosa kemudian bereaksi dengan enzim zymase yang mengubah
fruktosa dan glukosa menjadi etanol dan karbondioksida (Rizani,
2000).Penggunaan Saccharomyces cerevisiae dalam produksi etanol secara
fermentasi telah banyak dikembangkan di beberapa negara, seperti Brasil, Afrika
Selatan, dan Amerika Serikat (Narita, 2005). Hal ini disebabkan karena
Saccharomyces cerevisiae dapat memproduksi etanol dalam jumlah besar dan
mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Elevri dan Surya, 2006).
Kata kunci: Bioetanolserat biji ketapang, industri kecil-menengah, AFTA.
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan
manusia. Bahan bakar minyak atau BBM merupakan salah satu energi yang telah
menjadi kebutuhan vital bagi pelaku industri (Fitriani dkk, 2013). Bahan bakar
minyak ini memiliki peran yang cukup penting bagi kelangsungan aktivitas
industri kecil-menengah yang ada di daerah Purwokerto seperti industri
pembuatan tempe dan tahu, pembuatan mie soun, dan gula jawa dari nira kelapa
(Rachmawati dan Amir, 2003). Namun, keberadaan bahan bakar minyak yang
berfungsi sebagai sumber utama energi, kini semakin langka karena termasuk
bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini tentunya akan berdampak pada
perkembangan sektor industri khusunya industri kecil menengah yang masih
bergantung pada BBM. Selain BBM yang semakin langka, keturutsertaan
Indonesia dalam perdagangan bebas AFTA yang berlangsung pada tahun 2015
menjadi tantangan tersendiri bagi industri kecil-menengah di Purwokerto.
Menurut Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dalam buku Menuju
Asian Economic Community, perdagangan bebas memiliki dampak negatif dimana
liberalisasi investasi membuat investor dari negara anggota ASEAN akan masuk
ke Indonesia yang menjadi tujuan pasar yang paling potensial. Perdagangan bebas
ini membuat pelaku indutri kecil-menengah harus mampu bertahan dengan terus
meningkatkan daya produktifitasnya ditengah ketergantungan akan bahan bakar
minyak bumi yang semakin langka.
BBM yang semakin menipis didukung dengan persaingan para pelaku
industri di kancah perdagangan bebas AFTA mendorong pelaku industri mencari
sumber energi alternatif seperti etanol, metana, dan hidrogen. Tak terkecuali para
pelaku industri kecil-menengah di Purwokerto Jawa Tk,m engah. Etanol menjadi
pilihan utama dunia karena senyawa ini dapat terus menerus diproduksi baik
secara fermentasi maupun sintesis kimiawi (Koesoemadinata, 2001 dalam Elevri
dan Surya, 2006). Selain itu, etanol atau yang sering disebut dengan bioetanol
juga memiliki sifat lebih ramah lingkungan dan dapat terbakar secara sempurna
3

jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Salah satu sumber alam Indonesia
yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol adalah serat biji
ketapang. Serat biji ketapang merupakan serat alam berlignoselulosa yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber selulosa (Sunardi dan Wiwin, 2012). Selulosa
tersebut dapat dikonversi menjadi glukosa yang merupakan bahan baku fermentasi
bioetanol (Widjaja dan Setyo, 2012).
Tumbuhan ketapang (Terminalia cattapa L) merupakan tanaman yang
difungsikan sebagai tanaman peneduh seperti di jalan atau di areal pekarangan
rumah. Tanaman ini, kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangungan (Setyowati,
2005). Sedangkan bijinya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak pangan
dan bahan baku industri sabun, lilin, dan minyak pelumas (Damayanti, 2011).
Daerah Purwokerto Jawa Tengah merupakan daerah yang cukup melimpah akan
pohon ketapang. Pohon ketapang di daerah purwokerto dimanfaatkan sebagai
pohon peneduh yang ditanam dipinggir jalan, halaman masjid, dan tempat umum
lainnya. Pohon tersebut sangat rindang dan memiliki buah yang lebat. Akan tetapi
biji pohon ketapang tersebut dibiarkan berserakan begitu saja menjadi sampah
organik tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menggagaskan ide
mengenai fermentasi serat biji ketapang (terminalia catappa L) menggunakan
khamir Saccharomyces cerevisiae untuk produksi bioetanol sebagai bahan bakar
industri kecil-menengah di daerah Purwokerto Jawa Tengah. Dengan adanya
inovasi dalam sumber energi yang terbarukan dari serat biji ketapang yang
tumbuh melimpah di daerah Purwokerto ini, diharapkan dapat membantu pelaku-
pelaku industri kecil-menengah dalam menjaga stabilitas aktivitas produksinya
melalui penghematan di bidang bahan bakar khusunya menuju perdagangan bebas
ASEAN (Asian Free Trade Area atau AFTA) pada tahun 2015 mendatang.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembuatan serat biji ketapang menjadi bioetanol?
2. Bagaimana potensi serat biji ketapang sebagai bahan bakar penunjang bagi
industri kecil-menengah di Purwokerto?
4

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan serat biji ketapang menjadi bioetanol.
2. Mengetahui potensi serat biji ketapang sebagai bahan bakar penunjang
bagi industri kecil-menengah di Purwokerto.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan tentang sumber energi terbarukan yaitu bioetanol
dari serat biji ketapang.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pembuatan bioetanol
dari serat biji ketapang serta manfaatnya sebagai bahan bakar penunjang
bagi industry kecil-menengah di Purwokerto.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.)


Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan biasa ditanam di
Australia bagian utara, India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur, Afrika Barat,
Amerika Tengah, dan Amerika selatan. Pohon ketapang cocok tumbuh didaerah
panas, dataran rendah, dan dekat pesisir hingga ketinggian sekitar 800 m diatas
permukaan laut (Heyne, 1987 dalam Sofawati, 2012). Ketapang atau katapang
(Terminalia catappa L.) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang.
Pohon ketapang sering dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan.
Bentuk dari buah pohon ketapang ini seperti buah almond, besar buahnya
kira-kira 4-5,5 cm. Kandungan biji ketapang menurut Istyhafid (2012), terdapat
25,3% protein; 11,7% serat; dan 5,8% karbohidrat. Biji Ketapang ketika muda
berwarna hijau dan warnanya menjadi merah kecoklatan saat matang. Buah
ketapang yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan
laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Kulit
terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji
tersebut (Damayanti, 2011). Berikut merupakan taksonomi dari tanaman
ketapang:
Kingdo : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Family : Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa Gambar 1. Biji ketapang (Thomson dan Evan
dalam Zuhrotun dkk., 2011;
Istyhafid, 2012)

2.2 Khamir Saccharomyces cereviseae


Menurut Sanger (2004) dalam Achmad, (2004) S. cereviseae memiliki
taksonomi sebagai berikut:
6

Super kingdom : Eukariota


Phylum : Fungi
Subphylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae Gambar 2. Saccharomyces cerevisiae
Genus : Saccharomyces dengan perbesaran 10x40

Species : Saccharomyces cerevisia (Jean-Michel, 2005 dalam


Achmad, 2010).

S. cereviseae adalah fungi uniseluler yang juga disebut ragi, berbentuk


bulat atau oval, berukuran 5-12 µ, bermultifikasi membentuk bud, dan
setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk. Strukturnya mempunyai dinding
polisakarida tebal yang menutup protoplasma (Haetami dkk, 2008).

2.3 Bioetanol dari Serat Biji Ketapang


Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) disamping biodiesel. Bioetanol adalah senyawa organik
yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus kimia
C2H5OH (Martin dkk, 1983 dalam fitriani dkk, 2013). Bioetanol dapat diperoleh
dari bahan baku nabati yang mengandung komponen pati, gula, atau serat
selulosa melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme (Fitriani dkk, 2013).
Salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasil bioetanol adalah
serat dari biji ketapang. Tabel 1 menunjukkan sifat fisik dan sifat kimia bioetanol.
Massa molekul relative 46,07 g/mol

Titik beku -114,1oC

Titik didih normal 78,32 oC

Densitas pada 20oC 0,7893 g/ml

Kelarutan dalam air 20 oC Sangat larut

Viskositas 20 oC 1, 17 cp

Kalor spesifik, 20 oC 0, 579 kal/goC

Kalor pembakaran, 25 oC 7092,1 kal/g


7

Kalor penguapan, 78,32oC 200,6 kal/g

Tabel 1. Sifat fisik dan kimia bioetanol (Rizani, 2000 dalam Rahmawati, 2010).

2.4 Industri Kecil-Menengah di Sekitar Daerah Purwokerto Jawa Tengah


Banyumas Jawa Tengah dengan Ibu Kota Purwokerto secara umum
memiliki keanekaragaman dalam sektor kewirausahaan untuk menunjang aktivitas
perekonomian. Diantaranya adalah Kecamatan Kembaran yang dekat daerah
Purwokerto sedikitnya memilki usaha industri kecil. Contohnya adalah industri
mie soun yang berada di Desa Karangsari, Karngsoka, Bojongsari, dan
Purwodadi; industri tahu sumedang yang berada di desa Kembaran dan
Karangsoka; industri kerajinan bambu yang berada di Desa Purbadana, Linggasari
dan Sambengkulon; industri pengepul ayam yang berada di Desa Purbadana;
industri ternak yang berada di Desa Purbadana dan Purwodadi; industri tas yang
berada di Desa Tambaksari; industri penggilingan padi yang berada di Desa
Bantarwuni; industri makanan yang berada di Desa Purbadana dan Pliken; industri
tempe yang berada di Desa Bantarwuni, Linggasari, Pliken, Karang Tengah dan
Sambengkulon; industri gula jawa yang berada di Desa Bantarwuni dan
Linggasari; industri gula kacang yang berada di Desa Linggasari; industri mebel
yang berada di Desa Kembaran dan Bantarwuni; industri kerupuk yang berada di
Desa Tambaksari, Karangtengah dan Kembaran; serta industri batu bara yang
berada di Desa Purwodadi, Karangsari dan Karangtengah (Rachmawati dan Amir,
2003).
8

BAB 3
METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertempat di kampus jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman.
Penyusunan ini dimulai sejak bulan 16 Maret hingga 03 April.

3.2 Jenis Data


Data yang digunakan adalah data sekunder, yang bersumber dari jurnal
ilmiah, hasil penelitian dosen pembimbing, buku teks dan referensi pendukung
lainnya.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data karya tulis mahasiswa dikumpulkan melalui penelusuran dari
jurnal ilmiah, buku teks dan informasi pendukung lain yang berkaitan. Diskusi
dilakukan dengan pembimbing untuk mengkaji permasalahan secara lebih
mendalam.

3.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis mahasiswa ini adalah
metode deskriptif analitis yaitu:
1. Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan fakta yang ada.
2. Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung.
3. Mencari solusi alternatif pemecahan masalah, yaitu membuat bahan bakar
alternatif bioetanol dari serat biji ketapang (Terminalia catappa L) sebagai
bahan bakar penunjang bagi industri kecil-menengah di Purwokerto.
9

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Produksi Energi Alternatif dari Serat Biji Ketapang


S. cerevisiae adalah mikroorganisme penghasil etanol yang paling
dikenal saat ini. Penggunaan S. cerevisiae dalam produksi etanol secara
fermentasi telah banyak dikembangkan di beberapa negara, seperti Brasil,
Afrika Selatan, dan Amerika Serikat (Narita, 2005). Hal ini disebabkan
karena S. cerevisiae dapat memproduksi etanol dalam jumlah besar dan
mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Elveri dan Putra, 2006).
Sehingga pemilihan khamir Saccharomyces cerevisiae sebagai
mikroorganisme pembuatan bioetanol memiliki peran yang sangat penting.
Selain Saccharomyces cerevisiae, Zymomonas mobilis juga sangat potensial,
namun bakteri ini perlu dikembangkan lebih lanjut, karena toleransinya yang
rendah terhadap garam dalam media dan membutuhkan media yang steril,
sehingga menyulitkan untuk aplikasi skala industri (Iida, dkk., 1993; Saroso,
1998; Hepworth, 2005 dalam Elevri dan Surya, 2006). Lainnya, Soedarmadji
(1997), bahwa S. cerevisiae merupakan khamir yang paling penting pada
fermentasi utama dan akhir, karena mampu memproduksi alkohol dengan
konsentrasi tinggi dan fermentasi spontan.
Bioetanol dapat diproduksi dari serat biji ketapang. Serat biji ketapang
merupakan serat alam berlignoselulosa. Bahan berlignoselulosa tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber selulosa yang mempunyai nilai ekonomi
relatif tinggi (Sunardi dan Wiwin, 2012). Berikut merupakan alur
pembentukan bietanol menggunakan khamir S.cerevisiae.
10

Gambar 3. Mekanisme pembuatan etanol (Sebayang, 2006).


Bioetanol yang dihasilkan dari proses fermentasi dimurnikan sehingga didapatkan
bioetanol yang tinggi atau tidak tercampur dengan pengotor. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan metode destilasi.
11

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serat biji ketapang merupakan salah satu sumber alam yang cukup
melimpah terutama di daerah Purwokerto. Dalam setiap biji ketapang
mengandung sekitar 11% serat yang menyelimuti biji Serat ketapang ini melalui
proses fermentasi menggunakan khamir S. cereviseae dapat dihasilkan bioetanol
yang dapat dimanfaatkan di sektor indstri terutama industri kecil menengah yang
berada di Purwokerto. Pemanfaatan bioetanol dari serat biji ketapang dapat
membantu indutri kecil-menengah tersebut dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan aktivitas produksinya di tengah perdagangan bebas pada tahun 2015
mendatang.

5.2 Saran
1. Pengembangan inovasi baik skala riset agar menghasilkan bioetanol
dengan kadar yang lebih tinggi dari serat biji ketapang.
2. Kerja sama dengan pihak-pihak industri dalam mencapai upaya kestabilan
perekonomian di tengah arus perdangan bebas dan ketergantungan akan
bahana bakar fosil.
12

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R.Z., 2005, Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae untuk


Ternak, Wartazoa, Vol., 15. No. 1, Balai Penelitian Veteriner, Bogor.
Damayanti, Astrilia., 2011, Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Biji Ketapang,
Jurnal Kompetensi Teknik, Vol. 3, No. 1, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Elevri, Putra Asga., dan Surya Rosa Putra., 2006, Produksi Etanol Menggunakan
Saccharomyces Cerevisiae yang Diamobilisasi dengan Agar Batang, Jurnal
Akta Kimindo, Vol., 1 No. 2: 105-114, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Fitriani., Syaiful Bahri., dan Nurhaeni., 2013, Produksi Bioetanol Tongkol Jagung
(Zea Mays) dari Hasil Proses Delignifikasi, Online Jurnal of Natural
Science, Vol 2 (3) : 66-74, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah.
Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan, A.H., Pattiwiri, A.W., dan Hendroko, R.,
2008, Menimba Ilmu dari Pakar Teknologi Bioenergi, Agro Media Pustaka,
Jakarta.
Istyhafid, 2012, Ketapang, Kacang Almond Tropis (online), diunduh dari
http://greatminds2.wordpress.com/2012/11/03/ketapang-kacang-almond-
tropis/, diakses tanggal 3 April 2014.
Mulyono dan T. Suseno, 2010, Laporan Tugas Akhir Pembuatan Ethanol Gel
Sebagai Bahan Bakar Padat Alternatif, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Rahmawati, Ani., 2010, Pemanfaatan Limbah Kulit Ubi Kayu (Manihot
Utilissima Pohl.) dan Kulit Nanas (Ananas Comosus L.) Pada Produksi
Bioetanol Menggunakan Aspergillus Niger, Skripsi, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Rachmawati, Erni., dan Amir, 2003, Studi Potensi Industri Kecil di Desa
Tertinggal dalam Rangka Pemberdayaan Pengusaha Kecil di Kabupaten
Banyumas, Artikel Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Purwokerto.
13

Sebayung, F., 2006, Pembuatan Etanol dari Molase Secara Fermentasi


Menggunakan Sel Saccharomyces cerevisiae yang Terinobilisasi pada
kalsium Alginat, Jurnal Teknologi Proses, 5[2]:75-80.
Setyowati F. M., Rahayu, M., 2005, Keanekaragaman dan Pemanfaatan tumbuhan
di Pulau Nusakambangan – Cilacap Jawa Tengah, Jurnal Teknik
Lingkungan 6 (1): 291-302

Sofawati, Devi., 2012, Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi-Fraksi Buah Ketapang


(Terminalia Catappa L.) dengan Metode Penghambatan Aktivitas Α-
Glukosidase dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Yang
Aktif, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok.
Sunardi dan Wiwin, Tyas Istikowati., 2012, Analisis Kandungan Kimia dan Sifat
Serat
Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis) Asal Kalimantan Selatan, jurnal
bioscientiae, vol. 9, no. 2, hal : 15-25, Unlam, Kalimantan Selatan.
Widjaja, Arief., dan Setyo Gunawan., 2012, Pengembangan Teknologi Produksi
Bioetanol Generasi 2 Melalui Pemanfaatan Selulosa dan Hemiselulosa
dalam Jerami Padi, Artikel Ilmiah, ITS, Surabaya.
Zuhrotun, A., A.G. Suganda dan A. Nawawi, 2011, Fitokimia Kulit Batang
Ketapang (Terminalia catappa L.) (online), diunduh dari
http://blogs.unpad.ac.id/adezuhrotun2000/2011/04/27/fitokimia-kulit-
batang-ketapang-terminalia-catappa-l/, diakses tanggal 3 April 2014.
14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


1. Identitas Ketua
Nama lengkap : Umi Salamah
Tempat dantanggal lahir : Ciamis, 16 April 1991
Pengalaman Organisasi :
a. Koordinator Bidang Keilmuan dan Penalaran Himpunan
Mahasiswa Kimia periode 2012
b. Kepala Departement Kaderisasi UKM ROHIS MIPA Periode 2013
c. Staff Bidang Keilmuan dan Penalaran HIMAKIM periode 2013
d. Staff Human Resources Departmen UKM BASIC periode 2012
e. Staff Pemuda Masjid Kampus UKKI UNSOED Periode 2012
f. Staff Bidang Kaderisasi UKM ROHIS MIPA Periode 2012

Karya ilmiah yang pernah dibuat :


a. PKM-P tahun 2012: Analisis Kandungan Minyak Biji Pala
(Myristica Fragrans Houtt) dari Banyumas dan Uji Aktivitasnya
Terhadap Bakteri Escherichia Coli dengan Metode Gc-Ms.
b. PKM-P tahun 2013: Plastik Ramah Lingkungan dari Biji Nangka
(Artocarpus heterophyllus L.)
c. PKM-GT tahun 2013: Manisan Kujeli (Kulit Jeruk Bali ) Sebagai
Camilan Untuk Menurunkan Kolesterol Dalam Darah
d. PKM-GT tahun 2013: Potensi Methylhydroxy Chalcone Polymer
Dalam Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Untuk
Meningkatkan Metabolisme Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Melitus
e. PKM-GT tahun 2014: Rancang Bangun Sistem Bioreaktor
Mikroalga untuk Produksi Zat Warna.
f. Abstrak Its Expo Paper Competition 2014: Fermentasi Serat Biji
Ketapang (Terminalia catappa L) MenggunakanKhamir
Saccharomyces cerevisiae Untuk Produksi Bioetanol Sebagai
Bahan Bakar Industri Kecil-Menengah di Daerah Purwokerto
Jawa Tengah
15

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-

2. Identitas Anggota
a. Anggota 1
Nama lengkap : Febiyanto
Tempat dan tanggal lahir : Cirebon, 1 Februari 1993
Pengalaman Organisasi :
a. Staf Talent and Development Department Unit Kegiatan Mahasiswa
Basic Periode 2011-2012
b. Kepala Talent and Development Department Unit Kegiatan
Mahasiswa Basic Periode 2012-2013
c. Menteri Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa KM
MIPA Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik Periode 2012-2013
d. Staf Departemen Ilmiah dan Pustaka Unit Kegiatan Mahasiswa
Kerohanian Periode 2011-2012
e. Kepala Departemen Ilmiah dan Pustaka Unit Kegiatan Mahasiswa
Kerohanian Periode 2012-2013
f. Staf Bidang Kompetensi KAMMI Periode 2012-2013
g. Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Periode 2014-
2015
Karya ilmiah yang pernah dibuat :
a. Mabishi : Pemanfaatan Mangrove Sebagai Tsunami Bio-Shield
b. Integrasi dan Implementasi Al-Qur’andalam NKRI
c. Minyak Ketapang (MiyKe) : Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia
cattapa L) di Daerah Cilacap Sebagai Minyak Goreng
d. Plastik Ramah Lingkungan dari Biji Nangka (Artocarpus
heterophyllus L.)
e. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Tanaman Paci-Paci
(Leucas lavandulaefolia) Sebagai Biopestisida
f. Ory-Ben (Oryzae Sativa-Adsorben): Upaya Penanganan Limbah
Merkuri yang Dihasilkan dari Aktivitas Pertambangan Emas Rakyat
di Daerah Sangon D.I Yogyakarta
16

g. Ory-Sugar: Fermentasi Limbah Sekam Padi Menggunakan Khamir


Candida Tropicalis Untuk Memproduksi Gula Rendah Kalori Bagi
Penderita Diabetes
h. Save Our Water: “Dari Limbah Untuk Penanganan Limbah”
i. “Melahirkan BaBE(Bahan Bakar Etanol) di Desa Gumelar
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah”
j. IPAL-TiO2 : Reaktor Berbasis TiO2 Sebagai Upaya Menurunkan
Kadar COD dan BOD Hasil Pengolahan Limbah Cair Tahu IPAL
Biolita I Desa Kalisari Banyumas Jawa Tengah
k. Fermentasi Serat Biji Ketapang (Terminalia catappa L)
Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiaeUntuk Produksi
BioetanolSebagai Bahan Bakar Industri Kecil-Menengah di Daerah
Purwokerto Jawa Tengah.
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
a. Juara 1 Berkelompok Essay Nasional Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
b. Juara 2 Mapres Tingkat Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Jenderal Soedirman.
c. Octo Finalist Inter Faculty Debate Community Unsoed.

a. Anggota 2
Nama Lengkap : Tri Fitriany
Tempat, Tanggal Lahir : Kuningan, 29 Maret 1992
Pengalaman Organisasi :
a. Staf Departemen Syiar Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian
Periode 2011-2012
b. Kepala Syiar Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Periode 2012-
2013
c. Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa KM MIPA Jurusan
MIPA Fakultas Sains dan Teknik Periode 2012-2013.
d. Staf Departemen Syiar Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI)
Unsoed Periode 2014-2015
17

Karya ilmiah yang pernah dibuat :


a. Plastik Ramah Lingkungan dari Biji Nangka (Artocarpus
heterophyllus L.)
b. Fermentasi Serat Biji Ketapang (Terminalia catappa L)
Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiaeUntuk Produksi
Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Industri Kecil-Menengah di Daerah
Purwokerto Jawa Tengah.
c. PKM-GT tahun 2013: Manisan Kujeli (Kulit Jeruk Bali ) Sebagai
Camilan Untuk Menurunkan Kolesterol Dalam Darah
d. PKM-GT tahun 2013: Potensi Methylhydroxy Chalcone Polymer
Dalam Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Untuk Meningkatkan
Metabolisme Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-
i
iv
1

Anda mungkin juga menyukai