Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FERMENTOR/BIOREAKTOR

NAMA KELOMPOK 3:

1. ANDRE SETIAWAN
2. HAIRU ADKHON
3. RECKY IRWANDI
4. VIKTOR NAEK JOSUA .R
5. YOGA SYAHPUTRA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Pertama-tama penyusun mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat ridho-Nya, penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan tugas untuk Mata Kuliah
Mikrobiologi Industri ini dengan maksimal dan tepat waktu. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Mikrobioloi Indutri yang telah
membimbing kami mahasiswa-mahasiswanya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami berterimakasih kepada orang tua dan keluarga penyusun yang selalu setia
mendukung penyusun dalam menyelesaikan laporan ini. Penyusun makalah ini menyadari
bahwa literatur ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
saran-saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sehingga makalah ini dapat tersaji
menjadi lebih baik dan sesuai dengan diharapkan. Atas perhatian dan waktu yang diluangkan
untuk sekedar membaca literatur ini, penyusun mengucapkan terima kasih.

Wa’alaikumussalam wr.wb

Jambi, 08 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II ISI

2.1 Fermentor.................................................................................................. 2

2.2 Fungsi Fermentor...................................................................................... 2

2.3 Syarat Fermentor...................................................................................... 3

2.4 Komponen Fermentor............................................................................... 3

2.5 Perancangan Fermentor........................................................................... 3

2.6 Jenis-jenis Fermentor ............................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem pengukuran yang salah
satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang
menentukan hasil produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi,
menganalisa, baik secara manual maupun secara otomatis.

Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem yang mampu
menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan
mentah menjadi bahan yang dikehendaki

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Fermentor?

2. Apa fungsi dari Fermentor?

3. Tipe-tipe fermentor

4. Bagaimana sistem kerja Fermentor?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu Fermentor

2. Mengetahui fungsi dari Fermentor

3. Mengetahui jenis-jenis dari Fermentor

4. Mengetahui bagian-bagian dari Fermentor

BAB II

ISI

2.1 Fermentor

Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem yang mampu
menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan
mentah menjadi bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor melibatkan
organisme atau komponen biokimia aktif (enzim) yang berasal dari organisme tertentu, baik secara
aerobik maupun anaerobik. Sementara itu, agensia biologis yang digunakan dapat berada dalam
keadaan tersuspensi atau terimobilisasi.Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi adalah
bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.

2.2 Fungsi Fermentor

Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni atau campuran,
yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalam mengatur faktor lingkungan dan pertumbuhan
serta kebutuhan nutriennya.

Fungsi dasar fermentor/ bioreactor yaitu menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi mikrobia
didalamnya untuk :

1. Menghasilkan biomassa

2. Menghasilkan enzim

3. Menghasilkan metabolit dsb.

Fungsi utama bioreaktor adalah memberikan lingkungan terkontrol bagi pertumbuhan mikroorganisme
atau campuran tertentu mikroorganisme untuk memperoleh produk yang diinginkan. Bioreaktor
hendaknya mencegah kontaminasi produksi dr lingkungan pd kultur sambil mencegah pelepasan kultur
ke lingkungan.

Bioreaktor sebaiknya memiliki instrumentasi untuk pemeriksaan agar terjadi pengawasan proses
optimum.

2.3 Syarat Fermentor

1. Dapat dioperasikan secara aseptik

2. Aerasi dan pengadukan memenuhi kebutuhan m.o dan tidak membunuh atau merusak produk

3. Suhu, pH dan kecepatan pengadukan dapat diatur

4. Memiliki sistem pengambilan contoh yang aseptik

5. Permukaan bagian dalam harus rata atau tanpa lubang – lubang ukuran mikro.

2.4 Komponen Fermentor

Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki, sparger, impeller, saringan halus atau baffle dan sensor
untuk mengontrol parameter. Tangki berfungsi untuk menampung campuran substrat, sel
mikroorganisme, serta produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 – 30 L, sedangkan
untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1 000 L. Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor dan
berperan untuk memompa udara, dan mencegah pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan
dalam agitasi dengan mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga
berperan untuk mencegah terjadinya efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu agitasi
yang seharusnya. Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika
meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran. Sedangkan, kontrol kimia meliputi
sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi medium.

2.5 Perancangan Fermentor

Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel karena bahan tersebut tidak bereaksi dengan
bahan-bahan yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu proses biokimia yang terjadi.[1]
Selain itu, bahan tersebut juga anti karat dan tahan panas.[1] Bioreaktor harus dapat menciptakan
lingkungan yang optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi yang diinginkan maka diperlukan
pengontrolan.[4] Parameter yang biasa dikontrol pada bioreaktor adalah suhu, pH, substrat (sumber
karbon dan nitrogen), aerasi, dan agitasi.[4]

Perancangan bioreaktor adalah suatu pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan optimum,
mikroorganisme atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan yang
memengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk bioreaktor dengan
menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen, nitrogen, fosfat, dan mineral
lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor yang agensia biologisnya berada dalam keadaan tersuspensi,
sistem pengadukan perlu diperhatikan agar cairan di dalam bioreaktor tercampur merata (homogen).
Seluruh parameter ini harus dimonitor dan dijaga agar kinerja agensia biologis tetap optimum.

Gambar 2.1 Struktur Bioreaktor/ Fermentor

Untuk bioreaktor skala laboratorium yang berukuran 1,5-2,5 L umumnya terbuat dari bahan kaca atau
borosilikat, namun untuk skala industri, umunya digunakan bahan baja tahan karat (stainless steel) yang
tahan karat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi senyawa metal pada saat fermentasi
terjadi di dalamnya. Bahan baja yang mengandung < 4% kromium disebut juga baja ringan, sedangkan
bila kadar kromium di dalamnya >4% maka disebut stainless steel. Bioreaktor yang umum digunakan
terbuat dari bahan baja 316 yang mengandung 18% kromium, 2-2,5% molibdenum, dan 10% nikel.
Bahan yang dipilih harus bersifat non-toksik dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang menggunakan
uap tekanan tinggi.[5] Untuk mencegah kontaminasi, bagian atas biorektor dapat ditambahkan dengan
segel aseptis (aseptic seal) yang terbuat dari campuran metal-kaca atau metal-metal, seperti O-ring dan
gasket. Untuk meratakan media di dalam bioreaktor digunakan alat pengaduk yang disebut agitator atau
impeler. Sementara itu, untuk asupan udara dari luar ke dalam sistem biorektor digunakan sistem aerasi
yang berupa sparger. Untuk bioreaktor aerob, biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator sehingga
pertumbuhan mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik.

Gambar 2.2 Fermentor skala laboratium Gambar 2.3 Fermentor skala Pilo
Gambar 2.4 Fermentor skala industri

Pada bagian dalam bioreaktor, dipasang suatu sekat yang disebut baffle untuk mecegah vorteks dan
meningkatkan efisiensi aerasi. Baffle ini merupakan metal dengan ukuran 1/10 diameter bioreaktor dan
menempel secara radial di dindingnya. Bagian lain yang harus dimiliki oleh suatu bioreaktor adalah
kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat terjadi sterilisasi dan filter (0,2 μm) untuk
menyaring udara yang masuk dan keluar tangki. Untuk proses inokulasi kultur, pengambilan sampel, dan
pemanenan, diperlukan adanya saluran khusus dan pengambilannya harus dilakukan dengan hati-hati
dan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk menjaga kondisi dalam bioreaktor agar tetap
terkontrol, digunakan sensor pH, suhu, anti-buih, dan oksigen terlarut (DO). Apabila kondisi di dalam sel
mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus dilakukan perlakuan tertentu untuk
mempertahankan kondisi di dalam bioreaktor. Misalkan terjadi perubahan pH maka harus ditambahkan
larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH. Penambahan zat ini dapat dilakukan secara
manual namun juga dapat dilakukan secara otomatis menggunakan bantuan pompa peristaltik. Selain
asam dan basa, pompa peristaltik juga membantu penambahan anti-buih dan substrat ke dalam
bioreaktor.

2.6 Jenis-jenis Fermentor

Berdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor , ada tiga jenis bioreaktor, yaitu bioreaktor
kontinu , semikontinu, dan diskontinu.

1. Bioreaktor Kontinu
Pada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume kultur total
terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan organisme tumbuh pada kondisi
setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan dan lingkungan stabil. Faktor
seperti pH dan konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak terelakkan berubah selama siklus
pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam kultur kontinu.

Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan laju aliran yang
konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama, sehingga volume kultur di
dalam reaktor konstan. Dengan pencampuran yang efisien, medium yang masuk tersebut menyebar
secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator. Contoh dari biorektor kontinu yaitu Reaktor
Tangki diaduk Kontinu (RTDK).

Udara steril dimasukkan pada dasar reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprot udara. Suattu batang
vertical dilengkapi dengan pengarah dengan satu atau lebih impeler. Impeler biasanya dipasang di
sepanjang batang pada interval jarak sama dengan diameter reaktor untuk menghindari tipe pergerakan
melingkar. Peranan impeler adalah untuk menimbulkan agitasi dalam bioreaktor untuk mempermudah
aerasi. Fungsi utama agitasi adalah untuk mensuspensikan dan meratakan nutrisi dalam medium, untuk
memberikan hara termasuk oksigen- bagi sel, dan untuk memindahkan panas.

2. Bioreaktor Diskontinu

Pada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan diperlukan bagi pertumbuhan dicampur
dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran optimum. System ini adalah
tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu dialirkan kedalam bioreaktor.
Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik jarang konstan. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.

Salah satu contoh dari bioreaktor diskontinu adalah Bioreaktor Lumpur Buangan Teraktivasi. Bioreaktor
ini digunakan secara luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan dan sampah industri lain.
Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara, sehingga bahan organic massa dapat
didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar, sehingga untuk mempermudah pencampuran
dan penyebaran oksigen diperlukan sejumlah besar agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air
buangan skala kota.

3. Bioreaktor semikontinu

Bioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya ditambahkan
secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa mengeluarkan sesuatu dari
system. Produk yang dihasilkan dari system seperti ini dapat melebihi produk yang dihasilkan dari kultur
diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam industry misalanya dalam produksi ragi yang
dibutuhkan untuk pembuatan roti.
Contoh bioreaktor semikontinu yaitu Digestor atau bioreaktor Anaerobik, tetapi bioreactor ini dapat
pula dioperasikan secara kontinu.Pengunaan system ini pada pengolahan air buangan padat, misalnya
lumpur buangan (sludge) yang diperoleh dari pengolahan buangan perkotaan, akan memberikan
stabilisasi air buangan yang efisien dan produksi metan yang tinggi. Dalam system ini Lumpur buangan
dicampur dengan mikroorganisme anaerobic pada suhu 30° C dan waktu retensi hidrolik. Untuk air
buangan berkekuatan sedang dari industri makanan dan fermentasi, teknik operasi yang dapat menahan
biomassa mikroba lebih lama dalam system operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat
padat tidak dapat digabung dengan waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi dapat
terjadi pada digester (atau pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju bdegradasi yang tinggi. Bagi
air buangan yang sangat encer, misalnya buangan kota, waktu retensi zat padat yang sangat panjang
diperlukan.

Berdasarkan pemasukan udara ada 3 jenis fermentor:

1. Fermentor silinder berpengaduk (Jenis fermentor yang paling sering digunakan).

2. Fermentor angkat udara

3. Fermentor vogel busch

Fungsi pengaduk :

1. Menggerakkan media

2. Menyebarkan gas di dalam media

3. Mencampur seluruh komponen media

Faktor yg mempengaruhi fungsi pengadukan

1. Jumlah dan pengaturan letak daun pengaduk

2. Bentuk dan ukuran daun pengaduk

3. Kecepatan putar pengadukan

Menurut Pujaningsih (2005), macam-macam reactor adalah sebagai berikut :

1. Bioreaktor tanki adukan (stirres tank bioreactor) udara disirkulasikan melalui medium yang diaduk
dengan impeller.
2. Biorekator kolum gelembung (Bubble column bioreactor) udara dialirkan melalui sparger di dasar
bejana.

3. Bioreaktor dengan pancaran udara (Airlift bioreactor) terdiri dari dua kolum yang dimasukkan ke
dalam kolum yang lain. Udara dipaksa masuk melewati pipa sehingga udara dapat terpancar keatas dan
medium ikut terbawa.

4. Bioreaktor terkemas padat diisi dengan bahan padatan yang dapat menjaring mikrobia masuk
kedalamnya.

Menurut Andhiko (2008), Berdasarkan proses penyebaran organisme dan media dalam bejana
mengelompokkan jenis fermentor ke dalam 3 grup :

1. Reaktor dengan agitasi internal.

Merupakan biorekator yang paling lazim digunakan di berbagai industri fermentasi. Grup ini termasuk
stirred tank reactor.

2. Bubble column bioreactor.

Merupakan bioreaktor paling sederhana. Terdiri dari tabung panjang dengan beberapa sparger di bagian
dasarnya.

3. Loop reactor.

Merupakan column reactor dimana percampuran dan sirkulasi diinduksi dengan alat-alat tertentu.

Berdasarkan penggunaan alat tersebut, fermentor Loop reactor dikelompokkan atas tiga jenis:

1. Air lift loop reactor .

2. Pro peller’loop reactor.

3. Jet loop reactor .


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Jenis – Jenis Bioreaktor. http://elangbiru3004.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-


bioreaktor.html

Anonim. 2011. Bioreaktor. http://dokumen.tips/documents/bioreaktor-55a7561df26c6.html

Anonim. Bioreaktor. https://id.wikipedia.org/wiki/Bioreaktor

Bonbon. 2012. Bioreaktor. http://bonbonznotes.blogspot.co.id/2012/05/bioreaktor.html

Danar. 2013. Bioteknologi. http://danaranizar.blogspot.co.id/2013/03/bioteknologi-biotekno


logi_15.html

Elisa. 2010. Fermentor. http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32521/3887b54ef


4b44fb56cd7a63ca7bdf8d4

Hana. 2012. Fermentor. http://hana-snowdrop.blogspot.co.id/2012/06/fermentor.html

Ilmy. 2010. Fermentor. http://ilmy.blog.com/2010/01/23/fermentor/

Lulu. 2014. Bioreaktor dan Fermentor. http://lulu-igaalamsyah.blogspot.co.id/2014/04/ bioreaktor-


fermentor-bioreaktor-adalah.html

Misna. 2010. Fermentor. http://misnanidulhadi.blogspot.co.id/2010/10/v-behaviorurl


defaultvmlo_14.html

Putu. 2013. Fermentor. http://sputumutia.blogspot.co.id/2013/05/fermentor_31.html

Roilbilad. 2011. Konfigurasi Bioreaktor Membran. http://roilbilad.wordpress.com/2011/01/


12/konfigurasi-bioreaktor-membran/

Anda mungkin juga menyukai