Anda di halaman 1dari 14

Tanggal Percobaan : 21 Desember 2018

Judul Percobaan : Penentuan Kadar Fe Menggunakan


Spektrofotometer Labo dan spektronik 20
Pembimbing : Tri Reksa, M.T

Tujuan
 Menentukan konsentrasi Fe Total
 Dapat menentukan [Fe2+] dalam sampel dengan metode
spektrofotometri.
 Dapat mengoperasikan alat spektronic-20 dan Labo dengan baik

TEORI DASAR
Spektrofotometri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis
adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state)
ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet
atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron
bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis
ikatan yang ada di dalam molekul (Sumar Hendayana, 1994 : 155).
Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks
berwarna antara besi (II) dengan orto-fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak
secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Banyak sinar yang diserap akan
berkorelasi dengan kuantitas analit yang terkandung di dalamnya sesuai dengan
Hukum Lambert-Beer (Wiji, dkk. 2010)
Penentuan kadar besi dapat dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis
dengan reaksi pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan
warna spesifik sesuai dengan reagen yang digunakan. Senyawa pengompleks yang
dapat digunakan diantaranya molibdenum, selenit, difenilkarbazon, dan fenantrolin.
Pada percobaan ini pengompleks yang digunakan adalah 1,10-fenantrolin. Besi(II)
bereaksi membentuk kompleks merah jingga. Warna ini tahan lama dan stabil pada
range pH 2-9. Metode tersebut sangat sensitif untuk penentuan besi (Vogel, 1985).
Pengukuran menggunakan metode fenantrolin dengan pereduksi hidroksilamin
hidroklorida dapat diganggu oleh beberapa ion logam, misalnya bismut, tembaga,
nikel, dan kobalt.
Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II)
dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 1


besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat
bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam.
Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:
Fe2+ + 3 phen H+ ⇌ Fe(phen)32+ + 3H+
Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.5×10-6 pada 25oC. Besi(II)
terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan
untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat.
Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi
berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+.

Hukum Lambert-Beer
Untuk tiap panjang gelombang sinar yang melewati spektrometer, intensitas
sinar yang melewati sel pembanding dihitung. Biasanya disebut sebagai Io – dengan
I adalah intensitas. Intensitas sinar yang melewati sel sampel juga dihitung untuk
panjang gelombang yang sama – disimbolkan I.

Jika I lebih kecil dari Io, berarti sampel menyerap sejumlah sinar. Selanjutnya
perhitungan sederhana dilakukan oleh komputer untuk mengubahnya menjadi apa
yang disebut dengan absorbansi – dengan I adalah intensitas. Intensitas sinar yang
melewati selsampel juga dihitung untuk panjang gelombang yang sama –
disimbolkan dengan A.

Umumnya absorbansi berkisar dari 0 hingga 1, tetapi dapat pula lebih tinggi
dari itu. Absorbansi 0 pada suatu panjang gelombang artinya tidak ada sinar dengan
panjang gelombang tertentu yang diserap. Intensitas berkas sampel dan pembanding
sama, jadi perbandingan Io/I adalah 1. Log dari satu adalah nol. Absorbansi 1 terjadi
ketika 90% sinar pada suatu panjang gelombang diserap - 10% lainnya tidak diserap.

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 2


PROSEDUR KERJA
Alat dan Bahan
Alat Bahan

Spektofotometri (labo atau Spektronic- 1,10 fenantrolin 0,1%


20)
Labu takar 50 mL (9 buah) Na asetat 10%
Pipet tetes, spatula Larutan Fe2+ 100ppm
Pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL Hidroksilamin 10%
Botol semprot
Gelas kimia 500 mL dan 100 mL
Bola hisap (2 buah)
Batang pengaduk
Neraca analatik

Langkah Kerja
A. Mempersiapkan larutan standar dan penentuan panjang gelombang
maksimum
1. Membuat larutan dengan komposisi seperti dalam tabel berikut :

Larutan Hidroksilamin Na asetat O- Aquades


Fe(II) 100 hidro klorida 10% mL fenantrolin
ppm, mL 10% mL 0,1% mL
0 0,5 5 5 Tanda batas
1 0,5 5 5 Tanda batas
1,5 0,5 5 5 Tanda batas
2 0,5 5 5 Tanda batas
2,5 0,5 5 5 Tanda batas
3 0,5 5 5 Tanda batas
3,5 0,5 5 5 Tanda batas
4 0,5 5 5 Tanda batas

2. Mendiamkan larutan selama 5 menit.

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 3


B. Menentukan panjang gelombang maksimum
1. Menghubungkan alat dengan sumber listrik dan menyalakan alat dengan
memutar (ke kanan) tombol yang terletak dibagian depan bawah sebelah
kiri (dan dipanaskan selama 30 menit)
2. Mengatur skala pada posisi 0 dengan memutar tombol bagian depan
bawah sebelah kiri
3. Mengatur panjang gelombang yang diinginkan
4. Memasukkan kuvet atau sel yang berisi larutan blanko ke dalam alat
5. Mengatur skala A pada posisi 100% dengan memutar tombol bagian
depan bawah, sebelah kanan
6. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar yang berkonsentrasi
sedang dan mengubah panjang gelombang sesuai dengan senyawa yang
akan diukur
7. Mencatat nilai A yang tertera pada alat
8. Mengulangi langkah 2,3,4,5 dan 6 sampai diperoleh panjang gelombang
maksimum
9. Membuat kurva antara panjang gelombang, λ lawan absorbansi, dan
menentukan panjang gelombang maksimumnya.

C. Menentukan Kurva Kalibrasi dan Konsentrasi Cuplikan


1. Mengulangi pengerjaan/langkah (a) ke 2,3,4 dan 5 (panjang gelombang
diatur pada panjang gelombang maksimum dari percobaan (a) diatas
2. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar yang berkonsentrasi
paling rendah dan mencatat nilai A nya
3. Mengulangi pengerjaan no.2 dengan mengganti larutan standar yang
berbeda-beda konsentrasinya
4. Membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi, c lawan absorbansi, A

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 4


PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN DATA
Persamaan reaksi yang terjadi
1. 4 Fe3+(aq) + 2 NH2OH.HCl (aq) → 4 Fe2+(aq) + N2O(g) + Cl-(aq) + H2O(l) + 4 H+(aq)

2. Fe2+(aq) + 3 Ph(aq) → [Fe(Ph)3]2+(aq)


Hijau Jingga
Tb

Pembuatan larutan Fe2+ 100 ppm dari 1000 ppm ( kami membuat sebanyak 100
mL)
V1.ppm1 = V2.ppm2
V1.1000 = 100 . 100
V1 = 10 mL

Pembuatan deret standar


 Konsentrasi labu 1  Konsentrasi labu 5
V1 . ppm1 = V2 . ppm2 Ppm2 = 5 ppm
0 . 100 = 50 . ppm2
Ppm2 = 0 ppm  Konsentrasi labu 6
Ppm2 = 6 ppm
 Konsentrasi labu 2
1 . 100 = 50 . ppm2  Konsentrasi labu 7
Ppm2 = 2 Ppm2 = 7 ppm

 Konsentrasi labu 3  Konsentrasi labu 8


1,5 . 100 = 50 . ppm2 Ppm2 = 8 ppm
Ppm2 = 3 ppm
 Konsentrasi sampel
 Konsentrasi labu 4 V1 . ppm1 = V2 . ppm2
Ppm2 = 4 ppm 25 . 100 = 50 . ppm2
Ppm2 = 50 ppm (hanya acuan)

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 5


Pembuatan deret standar larutan Fe dan penentuan panjang gelombang
maksimum
NO. Larutan Fe Hidroksilamin Na Asetat o-fenantrolin Aquades
(II) hidro klorida 10% (mL) 0,1% (mL) sampai... ,
100 ppm 10% (mL) mL
(mL)
1 0 0,5 5 5 50
2 1 0,5 5 5 50
3 1,5 0,5 5 5 50
4 2 0,5 5 5 50
5 2,5 0,5 5 5 50
6 3 0,5 5 5 50
7 3,5 0,5 5 5 50
8 4 0,5 5 5 50
9 Sampel: 25 0,5 5 5 50

PENGUKURAN MENGGUNAKAN SPEKTOFOTOMETRI LABO


Tabel penentuan λmaks dan Tabel Kurva Kalibrasi Absorbans Vs. Panjang
Gelombang dengan larutan deret standar nomor 5
Panjang Gelombang (nm) Transmitan (%T) Absorbansi (A)
380 74,1 0,131
400 52,0 0,284
420 31,5 0,502
440 22,6 0,646
460 19,0 0,720
480 14,5 0,839
500 13,0 0,887
520 13,7 0,864
540 31,2 0,506
560 64,3 0,191
580 86,7 0,062
600 95,2 0,021

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 6


PENGUKURAN MENGGUNAKAN SPEKTRONIK-20

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λmaks)

Percobaan Panjang Transmitan (T) Absorbansi


ke - gelombang ( λ ) (%) (A)
A= - Log T
(nm)
1 380 55 -1,74
2 400 36,5 -1,56
3 420 22 -1,34
4 440 17 -1,23
5 460 13 -1,11
6 480 10 -1
7 500 9 -0,95
8 520 11 -1,04
9 540 25 -1,40
10 560 54 -1,73
11 580 67 -1,82
12 600 87 -1,93

Pengukuran Nilai Absorben Larutan Standar Sampel Dengan Menggunakan


Panjang Gelombang Maksimum ( λmaks ) Sebesar 500nm (Spekto 20)
Larutan Larutan standar Transmitan (T) Absorbansi
ke - dengankandungan (%) (A)
Fe(II) (ml) A= - Log T
1 0 100 -2
2 1 39 -1,591
3 1,5 23 -1,361
4 2,0 12 -1,079
5 2,5 8 -0,903
6 3,0 7 -0,845
7 3,5 4 -0,602
8 4,0 3 -0,477
9 Sampel ( 25 ml) 3,5 -0,544

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 7


Pengukuran Absorbansi Larutan Standar / Deret Standar dengan λmaks = 500
nm ( Spektrofoto metri Labo)
Fe (mL) Transmitan (%T) Absorbansi (A) C atau
konsentrasi
(ppm)
0 98,3 0,080 0
1 45,4 0,343 2
1,5 29,4 0,531 3
2 19,4 0,712 4
2,5 13,8 0,860 5
3 11,6 0,936 6
3,5 8,0 1,097 7
4 6,5 1,189 8
25 (sampel) 7,2 1,142 ? (dicari)

The Graph
Grafik Absorbans Vs. Panjang Gelombang
1
0.887 0.864
0.9 0.839

0.8 0.72
Series1
0.7 0.646
Absorbans

2 per. Mov. Avg.


0.6 0.502 0.506 (Series1)
0.5
0.4
0.284
0.3
0.191
0.20.131
0.062
0.1 0.021
0
380 430 480 530 580 630

Panjang Gelombang/ λ (nm)

Grafik Absorbans VS Konsentrasi


1.4
1.189
1.2 1.097
0.936 y = 6,976x - 0,6372
1 0.86
R² = 0,9912
Absorbans (A)

0.8 0.712
0.531
0.6 Series1
0.343
0.4 Linear (Series1)

0.2 0.08

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2+
Penentuan Kadar [Fe ] Menggunakan
Konsentrasi Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 8
(ppm)
 Menghitung Fe dalam sampel (menggunakan regresi linear)

Y = ax - b
Y = absorban sampel
a = bagian perhitungan regresi (sudah diperoleh dalam grafik)
b = bagian perhitungan regresi (sudah diperoleh dalam grafik)
jadi,
1,142 = 6,976X – 0,6372
X = 1,142/6,976 + 0,6372
X = 0,8009041284 ppm
[Fe2+] = 0,8009 ppm . 50/1 ml = 40,045 ppm (konsentrasi sampel sebenarnya)

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, alat yang digunakan yaitu spektrofotometer labo. Alat ini
digunakan untuk mengukur absorbansi dan transmitan suatu larutan. Pada
spektrofotometer ini terdapat 4 ruang penyimpanan kuvet yang dapat digeser
kedepan dan kebelakang. Larutan yang ingin diukur, harus digeser hingga ke posisi
tengah-tengah sehingga akan tepat terlewati oleh sinar monokromatis. Pada
praktikum ini, ruang penyimpanan kuvet yang digunakan hanya dua, karena
keterbatasan alat yang dimiliki. Sebelum digunakan, alat ini harus dipanaskan selama
kurang lebih 30 menit hingga alat siap digunakan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari tidak terukurnya absorbansi atau transmitan dari suatu larutan. Selain
itu juga untuk menghindari kekeliruan ketika melakukan pengukuran.
Sebelum pengukuran absorbansi dan transmitan dimulai, alat harus
dikalibrasi oleh larutan blanko. Larutan blanko yg digunakan yaitu aquades. Fungsi
dari blanko adalah mengukur serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis kadar
Fe sehingga jumlah serapan Fe adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel
(mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi serapan pereaksinya. Sehingga absorbansi
yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan untuk Fe dalam sampel, fungsi
kalibrasi juga untuk menghilangkan efek refleksi akibat pancaran sinar radiasi
menuju larutan.

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 9


Sebelum kuvet dimasukan/ditempatkan pada sample compartement, kuvet
harus dilap terlebih dahulu oleh tissue, tujuannya agar kuvet kering sehingga hasil
absorbans tepat karena bila kuvet basah bisa mempengaruhi hasil pengamatan.
Bagian bawah kuvet tidak boleh dipegang, karena jika itu terjadi dikhawatirkan
kuvet terkena lemak/kotoran, yang akan mempengaruhi hasil absorbans karena alat
tidak dapat menyerap cahaya tampak akibat adanya kotoran tersebut sehingga %
transmitan berkurang karena cahaya dibelokan.
Kemudian, mengkalibrasi spektofotometer dengan deret standar yang sudah
dibuat sebelumnya. Kami menggunakan larutan nomor 5 karena berada diantara
kadar tinggi dan rendah. Panjang gelombang yang ditentukan untuk mengukur λmaks
adalah 380-600. Setelah beberapa kali pengukuran diperoleh λmaks 500 nm

KESIMPULAN

 Panjang gelombang (λmaks) yang diperoleh 500 nm dengan absorbansi sebesar


0,887 ( Pada Spektofotometri Labo)
 Kadar Fe2+ dalam sampel adalah 40,045 ppm (berdasarkakan cara regresi
linier)
 Fungsi dari NH2OH.HCl 10% untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ .

DAFTAR PUSTAKA
 Muthohhary, Muhammad. Penentuan Kadar Besi. Tersedia:
https://www.scribd.com/document /86551288/PENENTUAN-KADAR-BESI
[26 Maret 2018].
 Setiawan, Dana. Penentuan Kadar Besi Dalam Air. Tersedia:
http://www.academia.edu/535021
/PENENTUAN_KADAR_BESI_DALAM_AIR.
 Polban, Himka. Laporan Penentuan Kadar Besi Spektronic 20. Tersedia:
https://himka1polban. wordpress.com/laporan/spektrofotometri/laporan-
penentuan-kadar-besi-spektronic-20/.

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 10


LAMPIRAN
Larutan standar / deret standar dengan kadar Fe
0, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 ppm

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)


a. Fe (II)

Sifat Kimia dan Sifat Fisika

1. Nama Kimia : Fe atau Ferrum


2. Nomor Atom : 26
3. Warna : Logam berwarna perak abu-abu, yang bersifat reaktif dengan
oksigen dan air, sehingga mudah membentuk karat.
4. Jumlah : Besi adalah elemen nomor 4 terbesar di kerak bumi.
5. Sifat : Besi murni bersifat lunak( lebih lunak dari
alumunium), tetapi dapat diperkeras dan diperkuat dengan campuran lain seperti
carbon dengan proses smelting.

Bahaya Besi bagi Kesehatan

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 11


1. Besi adalah mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk pembentukan
hemoglobin.
2. Besi dapat ditemukan di sumber makanan daging dan sayur-sayuran.
3. Besi dapat menimbulkan masalah kesehatan conjunctivitis, choroiditis, retinitis
jika kontak dan besi tetap permanen didalamnya.
4. Inhalasi kronik debu atau fume dari besi oksida bisa menimbulkan masalah
kesehatan pneumoconiosis jinak yang dinamakan siderosis dan meningkatkan
resiko kanker paru-paru.
5. LD 50 ( oral, rat ) : 30 gm/kg

Bahaya Lingkungan Besi

Iron ( III )-O-arsenite, pentahydrate dapat berbahaya untuk lingkungan,


terutama terhadap tumbuh-tumbuhan, air dan udara. Sangat direkomendasikan
supaya lingkungan tidak tercemar oleh kimia ini.

Aplikasi Kesehatan Kerja Besi

1. Pig iron untuk industri : kompor, pipa, radiator, rel kereta api.
2. Stainless steel untuk : alat rumah tangga, alat kesehatan.

b. Hikdrosilamin – HCl
Sifat Kimia
1. Nama Kimia : Hydroxylamine Hydrochloride
2. Rumus Kimia : NH2OH.HCl

Identifikasi Bahaya
1. Mata
Menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan pada mata, dan kebutaan
2. Kulit
Menyebabkan peradangan pada kulit dan menimbulkan kegatalan
3. Inhalasi
Menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada saluran gastro-intestinal atau
saluran pernapasan, yang ditandai dengan pembakaran, bersin dan batuk.

Pertolongan Pertama
1. Kontak Mata
Cek dan lepas jika menggukan kontak lensa. Bilas dengan air mengalir selama 15
menit.
2. Kulit

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 12


Bilas bagian kulit yang terkena zat dengan airmengalir selama 15 menit. Lepas
dan cuci pakaian yang terkena zat. Gunakan krim anti – bakterial bila diperlukan.
Hubungi dokter apabila terjadi iritasi serius.
3. Inhalasi
Bawa korban ke udara segar, beri korban beberapa gelas susu atau air. Bila
diperlukan beri korban oksigen. Hubungi dokter.

Penanganan Kebakaran
1. Titik nyala : 152°C (305.6°F).
2. Media pemadam : Bila terjadi kebakaran kecil gunakan bubuk kimia
kering. Apabila terjadi kebakaran besar gunakan semprotan air, kabut atau busa.
c. Na Asetat
Sifat Kimia
1. Nama Kimia : Sodium acetate
2. Rumus Kimia : CH3COONa

Identifikasi Bahaya
1. Mata
Menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan pada mata dan kebutaan
2. Kulit
Menyebabkan peradangan pada kulit dan menimbulkan kegatalan
3. Inhalasi
Menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada saluran gastro-intestinal atau
saluran pernapasan, yang ditandai dengan pembakaran, bersin dan batuk.

Pertolongan Pertama
1. Kontak mata
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus
kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
2. Kontak Kulit
Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. Air dingin dapat
digunakan.
3. Inhalasi
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Dapatkan medis
perhatian jika gejala muncul.
4. Proses menelan
Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 13


melakukannya oleh tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui
mulu. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

d. O – Fenantrolin
Sifat Kimia
1. Nama Produk : Phenanthroline monohydrate
2. Rumus Kimia : C12H8N2.H2O

Identifikasi Bahaya
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak
kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak
kulit (permeator). Parah over-exposure dapat mengakibatkan kematian.
Pertolongan Pertama
1. Kontak mata
Periksa dan lepaskan lensa kontak. segera siram mata
dengan air yang mengalir sedikitnya 15 menit, dengan kelopak mata tetap dibuka.
Air dingin dapat digunakan. Jangan gunakan salep mata. Mencari bantuan medis.
2. Kontak Kulit
Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan
banyak air. Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan berjalan
air dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk membersihkan lipatan, celah-
celah, lipatan dan pangkal paha. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yang
melunakkan. Jika terjadi iritasi, mencari perhatian medis. Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum menggunakan kembali. Bila terjadi iritasi serius cuci
dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Hubungi dokter.
3. Inhalasi
Biarkan korban untuk beristirahat di area yang
berventilasi. Mencaribantuan medis segera. Bila terjadi inhalasi serius evakuasi
korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah,
dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jika
korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut. Hubungi dokter
4. Proses menelan
Jangan memaksakan muntah. Periksa bibir dan mulut
untuk memastikan apakah jaringan yang rusak, indikasi kemungkinan bahwa
bahan beracun tertelan; tidak adanya tanda-tanda seperti itu, bagaimanapun, tidak
konklusif. Kendurkan pakaian ketat seperti leher, dasi, ikat pinggang atau
pinggang. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut. Mencari
perhatian medis segera.

Penentuan Kadar [Fe2+] Menggunakan Spektofotometri Labo dan Spektronik 20 | 14

Anda mungkin juga menyukai