Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN VIII
ANALISA ZAT ADITIF

KELOMPOK VII:
FADLIAH SHIDDIQ R. PASUNE
NI NYOMAN PUSPA DEWI
USMIN SALEH
ATOK SAPUTRA
MAHRAN TULOLI

KELAS IB DIII GIZI


LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
T.A. 2013-2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 JUDUL PERCOBAAN
Analisa Zat Aditif
1.2 TUJUAN PERCOABAAN
1.2.1
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian zat aditif
1.2.2
Mahasiswa dapat mengetahui zat aditif yang
terkandung dalam bahan pangan
1.3 RINSIP PERCOBAAN
Penentuan adanya zat aditif yang terdapat pada sampel
bakso, mie, tahu, fanta, pulpy dengan menggunakan uji kualtitatif
metode nyala api, metode larutan kunyit, uji kalium permanganat
(KMnO4), uji cupri dan uji sakarin.
1.4 DASAR TEORI
Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit, yaitu
untuk memperbaiki warna,

bentuk, cita rasa, tekstur atau

memperpanjang daya simpan. Tujuan menggunakan Bahan


Tambahan Makanan (BTM) adalah dapat meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat
bahan lebih mudah dihidangkan serta memperbaiki preparasi
bahan pangan. Diantara beberapa bahan tambahan makanan
yang sering digunakan adalah pemanis dan pewarna sintetis. Zat
Pewarna

adalah

bahan

tambahan

makanan

yang

dapat

memperbaiaki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat


selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada
makanan agar kelihatan lebih menarik. (Winarno. 1995).
http://www.academia.edu/5681777/Laporan_identifikasi_pewarna_s
intetis
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan
kecanduan dan ketergantungan bagi pemakainya. sedangkan
Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan

yang bukan tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada


susunan saraf pusat. Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah
memiliki

sifat

mempengaruhi

otak

dan

perilaku

sehingga

menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku


pemakainnya (sandrokedodoran. 2013).
http://www.sandrokedodoran.wordpress.com/2013/02/11/pengertian
-zat-adiktif-dan-psikotropika/
Boraks merupakan salah satu zat aditif pada makanan.
Yakni zat yang ditambahkan dan dicampurkan pada makanan
sewaktu pengolahan makanan dengan maksud untuk menarik
(pewarna),

menambah

selera

(pemanis),

menyedapkan

(penyedap), mengharumkan dan sebagai pengawet makanan serta


pengenyal. Boraks yang dipergunakan sebagai pengenyal berupa
sodium boraks, yang dalam istilah awamnya disebut bleng. Banyak
makanan yang berasal dari Jawa mempergunakan bleng sebagai
salah satu bahan dasar pengolahan makanan, seperti gendar atau
puli, lopis, dan kerupuk gendar atau karak. Memang dari segi rasa,
makanan tersebut digemari oleh masyarakat, karena selain enak,
gurih, dan kenyal, juga tahan lama. Bleng juga dipergunakan dalam
pembuatan bakso dan mi agar kenyal, menggurihkan makanan,
serta tahan lama. (Aryani. 2006).
http://mickeybal.wordpress.com.2013/05/14/714
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar
37% yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sampel biologi
atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan kimia yang
disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso.
(Djoko. 2006).
http://www.scribd.com/doc/211449323/ANALISA-KADARFORMALIN-PADA-BAHAN-PANGAN
Penggunaan asam phospat, senyawa phospat dipakai dalam
berbagai industri, seperti industri bahan makanan, tekstil, plastic,
gelas, cat, dan industri farmasi. Pada industri bahan makanan,
asam phospat dipakai sebagai bahan pengawet dan pemberi rasa

minuman, sedangkan garamnya (Natrium Hidrophospat dan


Natrium Karbonat) dipakai sebagai penjernih pada pabrik gula atau
soda kue agar adonan kue mengembang (Waggman. 1952).
http://yaminanggri.com/2013/04/zat-aditif-makanan-pemucat-danpenjernih.html

BAB II
METODOLOGI KERJA
2.1 ALAT DAN BAHAN
2.1.1
Alat
1. Cawan petri

10 buah

2.1.2

2. Cawan porselen
3. Korek api
4. Pipet
5. Erlenmeyer
6. Tabung reaksi
7. Sendok tanduk
8. Hotpate
9. Gelas kimia
Bahan
1. Bakso
2. Mie
3. tahu
4. Fanta
5. Pulpy
6. CuSO4
7. CaCO3
8. H2So4
9. Metanol
10. Pereaksi curcuma
11. KMnO4
12. NaOH
13. HCL
14. FeCl3
15. Kertas lakmus

7 buah
1 buah
10 buah
5 buah
12 buah
1 buah
2 buah
1 buah
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
2 buah

2.2 CARA KERJA


2.2.1 Metode Nyala Api
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukan 2 ml sampel tahu pada cawan porselin
3. Ditambahkan 1 ml CaCO3
4. Dimasukan kertas lakmus ke dalam sampel dan cek
warnanya
5. Ditambahkan 1 ml H2So4
6. Dimasukan kertas lakmus ke dalam sampel dan cek
warnanya
7. Ditambahkan 5 ml Metanol
8. Dinyalakan api
9. Diamati perubahan yang terjadi
2.2.2 Metode Larutan Kunyit
a. Tabung reaksi I
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan tabung reaksi
3. Dimasukan sampel 1 ml bakso pada tabung reaksi

b.

c.

2.2.3
a.

b.

c.

2.2.4
a.

4. Ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma


5. Diamati perubahan yang terjadi
Tabung reaksi II
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan tabung reaksi
3. Dimasukan sampel 1 ml mie pada tabung reaksi
4. Ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma
5. Diamati perubahan yang terjadi
Tabung reaksi III
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan tabung reaksi
3. Dimasukan sampel 1 ml tahu pada tabung reaksi
4. Ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma
5. Diamati perubahan yang terjadi
Uji Kalium Permanganat (KMnO4)
Tabung reaksi I
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 ml larutan KMnO4 kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 ml sampel bakso
4. Diamati perubahan yang terjadi
Tabung reaksi II
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 ml larutan KMnO4 kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 ml sampel mie
4. Diamati perubahan yang terjadi
Tabung reaksi III
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 ml larutan KMnO4 kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 ml sampel tahu
4. Diamati perubahan yang terjadi
Uji Cupri
Tabung reaksi I
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet sampel bakso kedalam tabung reaksi sebanyak 2
ml
3. Dipanaskan sampel tersebut selama 5 menit diatas
4.
5.
6.
7.

hotplate
Ditambahkan 3 ml CuSO4
Dipanaskan kembali selama 3 menit diatas hotplate
Dihomogenkan sampel tersebut
Diamati perubahan yang terjadi

b. Tabung reaksi II
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet sampel mie kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml

3. Dipanaskan sampel tersebut selama 5 menit diatas


hotplate
4. Ditambahkan 3 ml CuSO4
5. Dipanaskan kembali selama 3 menit diatas hotplate
6. Dihomogenkan sampel tersebut
7. Diamati perubahan yang terjadi
c. Tabung reaksi III
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet sampel tahu kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml
3. Dipanaskan sampel tersebut selama 5 menit diatas
hotplate
4. Ditambahkan 3 ml CuSO4
5. Dipanaskan kembali selama 3 menit diatas hotplate
6. Dihomogenkan sampel tersebut
Diamati perubahan yang terjadi
2.2.5 Uji Sakarin
a. Tabung reaksi I
1. Disiapakan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 ml fanta kedalam tabung reaksi
3. Dimasukkan 5 ml NaOH
4. Dipanaskan
5. Ditambahkan 2 ml HCL
6. Ditambahkan lagi 5 tetes FeCl3
7. Diamati perubahan yang terjadi
b. Tabung reaski II
1. Disiapakan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 ml pulpy kedalam tabung reaksi
3. Dimasukkan 5 ml NaOH
4. Dipanaskan
5. Ditambahkan 2 ml HCL
6. Ditambahkan lagi 5 tetes FeCl3
7. Diamati perubahan yang terjadi

BABIII
PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
Uji
Metode
Nyala Api

Sampel
Tahu

Perlakuan
Hasil
1. Tahu 2 ml
Warna putih
2. Ditambahkan 1 Tetap warna putih
Menjadi
warna
ml CaCO3
3. Dimasukkan
ungu
Warna putih
kertas lakmus
4. Ditambahkan 1
Menjadi
warna
ml H2So4
orange
5. Dimasukkan
Warna orange
kertas lakmus
6. Ditambahkan 5 Warna api merah
ml metanol
7. Dinyalakan api

kebiruan

Ket
Negatif
mengan
dung
boraks

Metode

a. Tabung reaksi I
1. Bakso 1 ml
2. Ditambahkan

Warna putih
Negatif
1 Menjadi
warna
mengan
ml
pereaksi kuning pucat
dung
curcuma
boraks
b. Tabung reaksi II
1. Mie 1 ml
Negatif
2. Ditambahkan 1 Warna kuning
warna mengan
ml
pereaksi Menjadi
dung
kuning pucat
curcuma
c. Tabung reaksi III
boraks
1. Tahu 1 ml
2. Ditambahkan 1
Negatif
ml
pereaksi Warna putih
mengan
Menjadi
warna
dung
curcuma
kuning pucat
boraks

Larutan
Kunyit

Kalium

Bakso,

Permanga

mie,

nat

dan

(KMnO4)

tahu

a. Tabung reaksi I
1. Larutan KMnO4 Warna ungu
2ml
2. Ditambahkan
bakso 2 ml
b. Tabung reaksi II
1. Larutan
KMnO4 2ml
2. Ditambahkan

Terbentuk warna
kecoklatan

Positif
mengan
dung
formalin

Warna ungu

Positif
Terbentuk warna mengan
kecoklatan
dung

mie 2 ml
formalin
c. Tabung reaksi III
Warna ungu
1. Larutan KMnO4
Terbentuk warna Positif
2ml
mengan
2. Ditambahkan
kecoklatan
tahu 2 ml
Cupri

Bakso,
mie dan
tahu

dung

formalin
a. Tabung reaksi I
1. Bakso 2 ml
Warna putih
Positif
2. Dipanaskan 5 Menjadi
warna
mengan
menit
coklat
dung
3. Ditambahkan
Tetap
warna
formalin

3 ml CuSO4
4. Dipanaskan

coklat
Menjadi

warna

10 menit
biru
b. Tabung reaksi II
Positif
1. Mie 2ml
Warna kuning
2. Dipanaskan 5 Menjadi
warna mengan
menit
coklat
3. Ditambahkan 3 Tetap

warna

dung

ml CuSO4
coklat
4. Dipanaskan 10 Menjadi

warna

formalin

menit
biru
c. Tabung reaksi III
Positif
1. Tahu 2ml
Warna putih
2. Dipanaskan 5 Menjadi
warna mengan

Sakarin

Fanta
dan
pulpy

menit
coklat
3. Ditambahkan 3 Tetap

warna

dung

ml CuSO4
coklat
4. Dipanaskan 10 Menjadi

warna

menit
biru
a. Tabung reaksi I
1. Fanta 2 ml
Warna merah
2. Ditambahkan 5 Tetap merah
ml NaOH
3. Dipanasakan
dengan

suhu

Menjadi

formalin

Negatif
mengan

coklat dung

tua

sakarin

3000C
Kuning bening
4. Ditambahkan 2
Menjadi
coklat
ml HCL
5. Ditambahkan
tua
lagi

tetes

FeCl3
b. Tabung reaksi II
1. Pulpy 2 ml
2. Ditambahkan
5 ml NaOH
3. Dipanasakan
dengan
3000C

Warna kuning
Tetap kuning

Negatif
mengan

Menjadi coklat

Menjadi orange
suhu Coklat tua

dung
sakarin

4. Ditambahkan
2 ml HCL
5. Ditambahkan
lagi

tetes

FeCl3

3.2 PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan tentang uji kualitatif zat aditif
yakni dengan metode nyala api, metode larutan kunyit, uji kalium
permanganat

(KMnO4),

uji

cupri

dan

uji

sakarin.

Dengan

menggunakan pereaksi spesifik (KMnO4,NaOH, HCL, FeCl3, CuSO4,


CaCO3, H2So4, metanol, pereaksi curcuma), dengan sampel bakso,
mie, tahu, fanta, dan pulpy. Berdasarkan uji kualitatif yang diamati.
Metode nyala api adalah salah satu metode pengujian untuk
mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak.
Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian
warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk
boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika
sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel
dinyatakan positif mengandung boraks.
Pada uji nyala api, dimasukan 2 ml sampel tahu pada
cawan porselin lalu ditambahkan 1 ml CaCO 3. Kemudian
dimasukan kertas lakmus kedalam sampel tahu yang telah
tercampur CaCO3 lalu dicek warnanya dan warnanya berubah
menjadi ungu, kemudian ditambahkan 1 ml H 2So4 dan dimasukan
kertas lakmus yang kedua lalu dicek perubahan warna dan
warnanya berubah menjadi orange setelah itu ditambahkan 5 ml
metanol pada sampel tahu yang telah tercampur CaCO 3 dan H2So4
tadi. Kemudian dinyalakan api dan amati perubahan nyala api
tersebut, pada saat diamati terjadi perubahan warna api menjadi
merah kebiruan. Hal ini menandakan bahwa sampel tahu negatif
mengandung boraks.

Metode larutan kunyit merupakan uji untuk menentukan


adanya boraks pada sampel. Hasil positif mengandung boraks
yakni

ditandai

dengan

perubahan

warna

menjadi

kuning

kecoklatan.
Pada tabung reaksi I. Dimasukkan 1 ml sampel bakso pada
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma lalu
di amati perubahan yang terjadi, pada saat diamati terjadi
perubahan warna menjadi kuning pucat. Hal ini menandakan
bahwa sampel bakso tidak mengandung boraks.
Pada tabung reaksi II. Dimasukkan sampel mie sebanyak 1
ml pada tabung reaksi. Lalu ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma.
Hasilnya terjadi perubahan warna menjadi kuning pucat. Hal ini
menunjukkan bahwa pada sampel mie tidak mengandung boraks
Pada tabung reaksi III. Dimasukkan 1 ml sampel tahu pada
tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 1 ml pereaksi curcuma.
Kemudian diamati, perubahan yang terjadi yakni warna

sampel

menjadi kuning pucat. Hal ini menandakan bahwa sampel tahu


tidak mengandung boraks.
Uji kalium permanganat (KMnO4) merupakan uji yang
digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya formalin pada
bahan makanan. Hasil positif bahan makanan yang mengandung
formalin

yakni

dengan

perubahan

warna

sampel

menjadi

kecoklatan.
Pada tabung reaksi I. Dimasukkan larutan KMnO 4 sebanyak
2 ml kedalam tabung reaksi. Setelah itu, ditambahakan sampel
bakso sebanyak 2 ml. Sampel bakso berubah yakni terbentuknya
warna kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada bakso positif
mengandung formalin.
Pada tabung reaksi II. Dimasukkan larutan KMnO4 sebanyak
2 ml kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan sampel mie
sebanyak 2 ml. Hasilnya sampel mie berubah yakni terbentuknya
warna kecoklatan. Hal ini menunjukkan adanya kandungan formalin
pada mie.

Pada

tabung

reaksi

III.

Dimasukkan

larutan

KMnO 4

sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan sampel


tahu 2 ml. Setelah itu sampel berubah menjadi warna kecoklatan.
Hal ini disebabkan pada sampel tahu positif mengandung formalin.
Uji Cupri merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
adanya formalin pada sampel bahan pangan. Dengan hasil
positifnya mengandung formalin dengan ditandai warna biru.
Pada tabung reaksi I. Dimasukkan 2 ml sampel bakso
didalam tabung reaksi, lalu dipanaskan sampel tersebut. Hasilnya
menjadi warna coklat. Setelah itu ditambahkan dengan pereaksi
CuSO4 sebanyak 3 ml. Kemudian dipanaskan kembali selama 10
menit dengan suhu 1000C. Setelah 10 menit, sampel mengalami
perubahan warna menjadi biru. Hal ini menandakan bahwa pada
sampel bakso positif mengandung formalin.
Pada tabung reaksi II. Dimasukkan

2 ml sampel mie

didalam tabung reaksi. Kemudian dipanaskan, sampel berubah


menjadi warna coklat. Lalu ditambahkan dengan pereaksi CuSO 4
sebanyak 3 ml. Setelah itu dipanaskan kembali selama 10 menit
dengan suhu 1000C. Setelah 10 menit, sampel mengalami
perubahan warna menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa pada
sampel bakso positif mengandung formalin.
Pada tabung reaksi III. Dimasukkan sampel tahu didalam
tabung reaksi sebanyak 2 ml, lalu dipanaskan sampel tersebut.
Hasilnya menjadi warna coklat. Kemudian

itu ditambahkan

sebanyak 3 ml pereaksi CuSO 4. Kemudian dipanaskan kembali


selama 10

menit dengan suhu 1000C. Setelah 10 menit,

mengalami perubahan warna menjadi biru. Hal ini menandakan


bahwa pada sampel bakso positif mengandung formalin.
Uji sakarin merupakan uji kualitatif ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pemanis sintetis (sakarin) dalam
suatu sampel bahan makanan. Sakarin merupakan pemanis buatan
yang sangat manis, sakarin 60 mg setara dengan kurang lebih 30 g
sukrosa, sehingga kadarnya dalam makanan atau minuman

biasanya sangat kecil. Hasil positif bahan makanan mengandung


sakarin yakni memberikan warna ungu.
Pada tabung reaksi I. Dimasukkan 2 ml fanta kedalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan NaOH sebanyak 5 ml.
Hasilnya tetap warna merah. Setelah itu dipanaskan pada
penangas air dengan suhu 300 0C. Hasilnya sampel berubah
menjadi coklat tua. Kemudian ditambahkan HCL sebanyak 2 ml,
hasilnya sampel berubah menjadi kuning bening. Setelah itu
ditambahkan lagi sebanyak 5 tetes FeCl3. Hasilnya sampel fanta
menjadi coklat tua. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel fanta
negatif mengandung sakarin.
Pada tabung reaksi II. Dimasukkan 2 ml pulpy kedalam
tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan NaOH sebanyak 5 ml.
Hasilnya tetap warna merah. Lalu dipanaskan pada penangas air
dengan suhu 3000C. Hasilnya sampel pulpy berubah menjadi
coklat. Kemudian ditambahkan 2 ml HCL, sampel berubah menjadi
orange, lalu ditambahkan lagi F eCl3 sebanyak 5 tetes. Hasilnya
sampel pulpy menjadi coklat. Hal ini menandakan bahwa pada
sampel pulpy negatif mengandung sakarin.

BAB IV
PENUTUP
4.2 KESIMPULAN
4.1.1
Pada

metode

nyala

api

sampel

tahu

negatif

mengandung boraks, yang ditandai dengan perubahan


warna yakni menjadi warna merah kebiruan
4.1.2 Pada metode larutan kunyit sampel bakso,mie dan tahu negatif
mengandung boraks yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi kuning pucat.

4.1.3 Pada uji kalium permanganat (KMnO 4) sampel bakso,mie dan tahu
positif mengandung formalin yang ditandai dengan perubahan
yakni terbentuk warna kecoklatan.
4.1.4 Pada uji cupri sampel bakso, mie dan tahu positif mengandung
formalin yang ditandai dengan perubahan warna menjadi biru
4.1.5 Pada uji sakarin sampel bakso, mie dan tahu negatif mengandung
sakarin yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat tua.
4.2 SARAN
Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium dilengkapi
seperti beaker gelas, sebab pada saat mahasiswa melakukan
pemanasan tidak saling berebutan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama :Jakarta.
http://www.academia.edu/5681777/Laporan_identifikasi_pewarna_s
intetis
(Diakses, 28 Juni 2014)
2. Sandrokedodoran. 2013.
http://www.sandrokedodoran.wordpress.com/2013/02/11/pengertian
-zat-adiktif-dan-psikotropika/
(Diakses, 28 Juni 2014)
3. Aryani. 2006. Zat Adiktif. Jakarta
http://mickeybal.wordpress.com.2013/05/14/714
(Diakses, 28 Juni 2014)
4. Arisworo. Djoko. 2006. Ipa Terpadu. Grafindo media pratama.
http://www.scribd.com/doc/211449323/ANALISA-KADARFORMALIN-PADA-BAHAN-PANGAN
(Diakses, 28 2014)

5. Waggman. 1952
http://yaminanggri.com/2013/04/zat-aditif-makanan-pemucat-danpenjernih.html
(Diakses, 28 Juni 2014)

LAMPIRAN
1. Uji Nyala Api

Sampel tahu 2 ml

Ditambahkan 1 ml CaCO3

Cek kertas lakmus


(ungu)

Ditambahkan 5 ml
Metanol

Cek kertas lakmus


(orange)

Ditambahkan 1 ml
H2SO4

Dinyalakan. Hasilnya merah kebiruan (negatif)

2. Metode Larutan Kunyit


a. Tabung reaksi I

Sampel bakso 1 ml

Ditambahkan1 ml
curcuma

Hasil kuning pucat


(negatif)

b. Tabung reaksi II
c.
d.
e.

Sampel mie 1 ml
c. Tabung reaksi III

Ditambahkan1 ml
curcuma

Hasil kuning pucat


(negatif)

Sampel tahu 1 ml

Ditambahkan1 ml
curcuma

Hasil kuning pucat


(negatif)

3. Uji Kalium Permanganat (KMnO4)


a. Tabung reaksi I

Larutan KmnO4 2 ml

Ditambahkan sampel
bakso 2 ml

Hasilnya terbentuk
warna kecoklatan
(positif)

b. Tabung reaksi II

Larutan KmnO4 2 ml

Ditambahkan sampel
mie 2 ml

Hasilnya terbentuk
warna kecoklatan
(positif)

c. Tabung reaksi III

Larutan KmnO4 2 ml

Ditambahkan sampel
tahu 2 ml

Hasilnya terbentuk
warna kecoklatan
(positif)

4. Uji Cupri
a. Tabung reaksi I

Sampel bakso 2 ml

Dipanaskan selama
5 menit

Hasilnya berwarna biru (positif)

Ditambahkan
CuSo4 3 ml

Dipanaskan kembali
selama 10 menit

b. Tabung reaksi II

Sampel mie 2 ml

Dipanaskan selama
5 menit

Hasilnya berwarna biru (positif)


c. Tabung reaksi III

Ditambahkan
CuSo4 3ml

Dipanaskan kembali
selama 10 menit

Sampel tahu 2ml

Dipanaskan selama
5 menit

Hasilnya berwarna biru (positif)

Ditambahkan
CuSo4 3 ml

Dipanaskan kembali
selama 10 menit

5. Uji Sakarin
a. Tabung reaksi I

Sampel fanta 2 ml

Ditambahkan 2 ml HCL

Ditambahkan 5 Ml NaOH Hasilnya warna


merah

Hasilnya coklat tua

Dipanaskan dengan
suhu 3000C

Ditambahkan FeCl3 5 tetes

Hasil menjadi coklat (negatif)

b. Tabung reaksi II

Sampel pulpy 2 ml

Ditambahkan 2 ml HCL

Ditambahkan 5 Ml NaOH Hasilnya warna


kuning

Hasilnya coklat

Dipanaskan dengan
suhu 3000C

Ditambahkan FeCl3 5 tetes

Hasil menjadi coklat tua (negatif)

LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai