Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LATIHAN HIGH INTERVAL INTENSITY TRAINING

DALAM MENINGKATKAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM


ATLET SEPAKBOLA JUNIOR (U-18)

Pahala Tua Hutajulu

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,


Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua
email: hutajulupahala@gmail.com

ABSTRAK

Sepakbola merupakan olahraga yang memiliki aktivitas periodikal dengan


intensitas tinggi. Oleh karena itu seorang atlet sepakbola harus memiliki performa
kebugaran fisik yang optimum. Metode latihan high interval intensity training
(HIIT) merupakan metode yang direkomendasikan untuk dapat meningkatkan
kapasitas kebugaran fisik atlet. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh latihan HIIT dalam meningkatkan nilai volume oksigen maksimum
(VO2max) atlet sepakbola junior. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen
dimana sampel dibagi dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam
kurun waktu 10 minggu, kelompok perlakuan diberi latihan fisik HIIT, sedangkan
kelompok kontrol diberikan latihan daya tahan high volume training (HVT). Yo-
yo Intermitent Recovery Test (YIRT) dilakukan sebelum dan sesudah program
latihan untuk mengukur nilai VO2max atlet. Diketahui bahwa baik latihan HIIT
maupun HVT keduanya dapat memberikan peningkatan VO2max, sebesar +3,55
mL/kg.menit dan +0,96 mL/kg.menit berturut-turut. Pengaruh latihan HIIT
memberikan peningkatan VO2max yang lebih signifikan dibandingkan latihan HVT.

Kata-kata kunci: high interval intensity training (HIIT), VO2max, kebugaran fisik.

PENDAHULUAN sprint dan melompat, maupun aksi


intensitas rendah, seperti berjalan
Sepakbola merupakan
dan berlari. Detak jantung seorang
olahraga paling populer baik di dunia
atlet selama permainan berlangsung
maupun di Indonesia, dengan
rata-rata di atas 65% dari nilai
melibatkan sekitar 250 juta praktisi
maksimum, pada aksi intensitas
di lebih dari 200 negara (Periard dan
tinggi bahkan dapat mencapai 90%
Racinais, 2013). Walaupun olahraga
dari nilai maksimum (Bangsbo, dkk,
ini dapat dengan mudah dimainkan
2006). Dengan kata lain, seorang
oleh semua orang, namun pada level
atlet sepakbola diharuskan memiliki
keahlian yang tinggi diperlukan
daya tahan yang optimum. Kapasitas
latihan yang lebih sistematis dan
daya tahan yang baik dapat
performa fisik pemain yang lebih
memberikan keuntungan pada
baik. Sepakbola memiliki aktivitas
performa atlet pada saat
periodikal dengan karakteristik
pertandingan.
khusus dalam hal kebugaran fisik
Berbagai upaya terus
atlet. Olahraga ini melibatkan aksi
dilakukan untuk meningkatkan
dengan intensitas tinggi, seperti

1
performa atlet sepak bola, terutama menunjukan hasil yang maksimal
pada performa kebugaran fisik atlet. dibanding latihan daya tahan
Terdapat setidaknya tiga faktor konvensional.
utama dalam menilai kebugaran fisik Dalam penelitian ini, latihan
atlet secara individu, yaitu: faktor HIIT diberikan kepada atlet
penyerapan oksigen maksimum; sepakbola junior (U-18) dalam kurun
efektivitas gerak, dan ambang batas waktu 10 minggu. Sebelum dan
laktat (Pate dan Kriska, 1984). sesudah dilakukannya program
Namun di antara ketiga faktor latihan HIIT diukur volume oksigen
tersebut, penyerapan oksigen maximum (VO2max) atlet. Tujuan dari
maksimum merupakan salah satu penelitian ini adalah untuk melihat
faktor yang paling banyak digunakan, pengaruh latihan HIIT terhadap nilai
karena nilai ini merepresentasikan VO2max atlet.
kondisi seorang atlet dalam
pertandingan sepakbola KAJIAN TEORI
sesungguhnya, selain mudah dalam
Karakteristik dan Kebutuhan
hal pengukurannya. Arnason, dkk.
Fisik Pada Sepakbola
(2004) mengungkapkan bahwa nilai Karakteristik dari permainan
rata-rata volume oksigen maksimum sepakbola adalah kombinasi dari
(VO2max) seorang atlet sepakbola latihan-latihan aerobik dan
professional biasanya berkisar antara anaerobik. Rata-rata intensitas aksi-
56,8 sampai 67,6 mL/(kg.menit).
aksi yang dilakukan dalam
Salah satu metode permainan sepakbola lebih dekat
membangun daya tahan atlet yang kepada batas ambang anaerobik.
telah banyak direkomendasikan Energi anaerobik sangatlah penting
adalah metode latihan high interval untuk dapat melakukakan sprint, lari
intensity training (HIIT) (Laursen dengan intensitas tinggi, duel dengan
dan Jenkins, 2002). Metode ini pemain lawan, yang mana
memiliki keunggulan dalam kesemuanya itu memberikan
meningkatkan kapasitas kebugaran kontribusi pada hasil akhir yang akan
atlet, baik anaerobik maupun aerobik.
dicapai, sedangkan energi aerobik
Kapasitas anaerobik merupakan digunakan untuk dapat menjaga
kemampuan seorang atlet dalam mempertahankan kemampuan untuk
melakukan aksi-aksi yang cepat dan melakukan aksi-aksi intensitas tinggi
kuat yang memiliki daya ledak tinggi selama 90 menit. Permainan
kurang dari 70 detik tanpa sepakbola terdiri dari aksi-aksi
menggunakan oksigen, sedangkan seperti sprint, akselerasi dan
kapasitas aerobik adalah kemampuan dekelerasi yang cepat, berputar
atlet dalam melakukan aksi-aksi (turn), lompat (jump), menendang
yang dilakukan lebih dari satu menit (kick), dan tackle. Secara umum telah
dengan menggunakan oksigen. Hasil diasumsikan, selama bertahun-tahun
penelitian dari Kemi, dkk. (2005) permainan sepakbola semakin cepat,
mengindikasikan bahwa adaptasi dengan lebih banyak intensitas dan
cardiovascular (otot jantung) pada permainan yang agresif dibanding
latihan adalah bergantung pada tahun-tahun sebelumnya.
intensitas yang diberikan. Pada level sepakbola yang
Peningkatan fungsi cardiovascular tinggi, jarak tempuh para pemain
melalui metode latihan HIIT sepakbola dapat mencapai 10-12 km,

2
dan seorang kiper 4 km, dimana permainan sepakbola yang perlu
pemain tengah (midfield players) diperhatikan, dan faktor ini
merupakan pemain yang paling merupakan salah satu cara untuk
banyak berlari. Dalam suatu mencapai tujuan sesungguhnya dari
pertandingan sepakbola, sprint sepakbola itu sendiri. Menjadi suatu
(akselerasi pendek) yang dilakukan fakta bahwa peningkatan kebugaran
rata-rata terjadi setiap 90 detik. fisik akan memberikan efek pada
Dalam konteks daya tahan semua elemen yang akan
permainan sepakbola, masing- mempengaruhi performa dalam
masing pemain melakukan 1000- sepakbola. Pemain yang hanya
1400 aksi-aksi singkat yang berubah mengalami sedikit kelelahan (fatique)
setiap 4-6 detik. Aksi-aksi yang dalam suatu pertandingan akan
dilakukan adalah: 10-20 sprint; lari terbantu untuk dapat melakukan
dengan intensitas tinggi setiap 70 koordinasi fisik yang baik dan
detik, sekitar 15 tackle, 10 heading memiliki kesadaran akan situasi di
(sundul), 50 kali bersentuhan dengan sekitarnya (Verheijen, 1998).
bola; sekitar 30 passing; merubah Salah satu cara untuk
kecepatan dan menopang kontraksi mengukur kebugaran seseorang
otot yang kuat untuk menjaga dalam melakukan aktifitas fisik
keseimbangan; dan tetap mengontrol adalah dengan mengukur volume
penguasaan bola saat berhadapan oksigen maximum (VO2max)
dengan pressing dari pertahanan menggunakan Yo-yo Intermitent
lawan (Bangsbo, dkk, 2006). Recovery Test (YIRT), dikarenakan
tes ini merepresentasikan kondisi
Kebugaran Fisik pada pertandingan sepakbola
Kebugaran fisik dalam sesungguhnya (Bangsbo, dkk. 2008).
sepakbola adalah kemampuan VO2max adalah jumlah maksimum
seorang pemain sepakbola untuk oksigen dalam mili-liter, yang dapat
melakukan performa secara digunakan dalam satu menit per
maksimal, kemampuan ini termasuk kilogram berat badan. Kinerja pada
didalamnya semua elemen-elemen VO2max hanya dapat dipertahankan
seperti teknik, pemahaman taktikal, untuk jangka waktu yang pendek,
dan juga kemampuan untuk paling lama beberapa menit. Selama
berkomunikasi (Verheijen, 1998). eksersi, yaitu usaha yang
Bangsbo, dkk, (2006) menyatakan mengerahkan tenaga, VO2max
bahwa setidaknya ada empat melibatkan pasokan energi aerobik
kebutuhan dasar dalam sepakbola dan anaerobik.
yaitu teknikal, taktikal, sosial/
psikologi, dan fisik. Atlet sepakbola Latihan Fisik
yang ideal harus memiliki Latihan didefinisikan sebagai
kemampuan teknik yang handal, aktifitas olahraga yang dilakukan
mempunyai pemahaman taktik yang secara sistematis dalam jangka waktu
baik, kuat secara mental, mampu yang lama, yaitu dengan
bersosialisasi dengan rekan-rekan meningkatkan beban secara progresif
dalam tim, dan tentunya memiliki sesuai dengan kemampuan masing-
kebugaran fisik yang tinggi. masing individu, tujuannya adalah
Faktor fisik hanyalah satu untuk membentuk dan
aspek diantara banyak aspek dalam mengembangkan fungsi fisiologis

3
dan psikologis (Bompa, 1999). latihan anaerobik adalah latihan yang
Tujuan dari sebuah program latihan menggunakan energi dari
yang dibuat adalah untuk pembakaran tanpa oksigen, dalam
meningkatkan skill daripada atlet hal ini latihan tersebut menimbulkan
tersebut dan kemampuan kerja tubuh hutang atau debet oksigen. Contoh
pada performa yang maksimal. latihan anaerobik adalah lari cepat
Sebuah proses latihan mengambil jarak pendek, angkat beban dan
waktu yang lama dan melibatkan bersepeda cepat. Hal ini berarti
banyak aspek fisiologi, psikologi, bahwa hampir seluruh energi yang
dan sosial. Selama waktu ini latihan dibutuhkan untuk aktifitas otot
harus progesif dan individual dan dihasilkan oleh proses aerobik dan
juga sesuai dengan kebutuhan yang anaerobik.
dijumpai pada cabang olahraga Daya tahan memainkan peran
tersebut. yang penting dalam sepakbola.
Setiap cabang olahraga Tanpa daya tahan yang baik pemain
memiliki karakteristik dan profil akan cepat mengalami kelelahan.
fisiologis tersendiri. Dengan Pemain dengan daya tahan yang baik
mengetahui sistem energi dan akan cepat pulih kembali setelah
bagaimana cara mengaplikasikannya melakukan suatu aksi dengan
dalam latihan adalah sangat penting intensitas tinggi. Secara umum daya
untuk dapat mendesain sebuah tahan merupakan fondasi dasar pada
program latihan yang sesuai dengan semua cabang olahraga. Oleh karena
kekhususan pada cabang olahraga itu perlu sekali untuk mengetahui
tersebut. Aspek-aspek fisiologis jenis daya tahan apa yang diperlukan
sangatlah penting pada kesuksesan dalam sepakbola dan juga penting
suatu cabang olahraga, dan ini hanya untuk memilih metode latihan fisik
dapat dikembangkan melalui latihan- yang tepat (Verheijen, 1998).
latihan fisik. Adaptasi fisiologi
adalah dasar utama untuk Latihan HIIT
memaksimalkan kemampuan teknik Terdapat satu metode latihan
dan taktik, tanpa latihan-latihan fisik yang lebih sering digunakan
untuk mengembangkan kemampuan oleh para pelatih sepakbola untuk
fisik atlet akan mengalami kegagalan. meningkatkan kebugaran para
Latihan fisik dapat terbagi pemainnya. Metode ini diberi nama
dalam berbagai macam bentuk. Salah High-Intensity Interval Training
satu pembagian tersebut adalah (HIIT) (Laursen dan Jenkins, 2002).
berdasarkan pemakaian oksigen atau Metode ini menggabungkan berbagai
sistem energi dominan yang macam kondisi, mulai dari sprint,
digunakan dalam suatu latihan, yaitu jogging, berjalan, hingga istirahat.
latihan aerobik dan anaerobik. Keuntungan yang diperoleh dari
Latihan aerobik adalah latihan yang latihan ini adalah dapat
menggunakan energi yang berasal meningkatkan kapasitas VO2max,
dari pembakaran dengan oksigen, waktu pemulihan, kemampuan
dan membutuhkan oksigen tanpa passing, dan kapasitas melakukan
menimbulkan hutang oksigen yang pengulangan sprint. Contoh dari
tidak terbayar. Contoh latihan penerapan metode ini adalah dengan
aerobik adalah lari, jalan, treadmill, berlari 150-200 meter dalam
bersepeda, renang. Sedangkan kecepatan penuh, kemudian

4
dilanjutkan jogging dan berjalan pemain saat bermain sepakbola.
selama dua menit. Setelah itu Pemain yang melakukan latihan
kembali sprint 150-200. Pola ini HIIT akan mampu melakukan sprint
diulang dalam 4-6 kali repetisi. Hal lebih banyak ketimbang pemain yang
yang penting diingat adalah pola hanya melakukan latihan daya tahan
tersebut bukan pola yang baku, tubuh.
jumlah repetisi serta lamanya Yang membedakan latihan
istirahat akan bergantung pada HIIT dengan latihan daya tahan biasa
masing-masing individu. seperti metode high volume training
Beberapa penelitian telah (HVT) adalah HIIT melatih otot
membuktikan bahwa metode HIIT untuk menerima tekanan yang
dapat meningkatkan kapasitas berubah-ubah. Perubahan tekanan
aerobik atlet (Dupont, dkk, 2004; yang diberikan ke otot ini terjadi
Gibala dan Jones, 2013). Dalam ketika berlari lalu berhenti atau
penelitian lain yang dilakukan di ketika sprint lalu jogging. Kondisi
Willamette University of Oregon, ini serupa dengan kondisi yang
secara spesifik dikatakan metode ini dialami otot ketika bermain
baik untuk meningkatkan kebugaran sepakbola. Hal ini membedakan
pemain sepakbola (Rowan, dkk, dengan latihan daya tahan tubuh
2012). Metode pelatihan yang biasa yang membuat otot menerima
dilakukan adalah dengan tekanan yang sama dalam waktu
memberikan latihan HIIT dengan lama. Salah satu kelebihan lain dari
porsi 30 detik sprint dan 3,5 menit HIIT adalah masalah waktu latihan.
istirahat. Latihan dilakukan dua kali Satu sesi latihan HIIT mungkin
seminggu selama lima minggu. cukup menghabiskan 25-30 menit.
Hasilnya, para pemain mengalami Berbeda dengan latihan daya tahan
peningkatan VO2max hingga 4%. tubuh yang bisa menghabiskan
HIIT juga sering dipadukan dengan waktu dua kali lipat lebih lama.
metode latihan lain dalam sepakbola. Secara natural permainan
Misalnya HIIT dipadukan dengan sepakbola merupakan penggabungan
latihan small-sided games. Hasilnya, antara aktivitas periodikal dengan
penggabungan latihan ini bisa pembebanan tinggi dan rendah.
meningkatkan VO2max hingga 7-8%. Variasi secara natural ini
Selain meningkatkan VO2max, HIIT memberikan rangsang pada tubuh
juga dapat mengembangkan untuk secara cepat menghirup
economic exercise (berlari secara oksigen, rata-rata 70-80% dari
efesien) seseorang. Dengan respirasi maksimal dengan perkiraan
economic exercise yang lebih baik, jarak yang di tempuh para pemain
seseorang akan mengeluarkan energi sepakbola mencapai 10-12 km, yang
lebih sedikit ketika melakukan artinya intensitas pada permainan
aktivitas yang sama. Hal ini sepakbola sangat dekat pada ambang
disebabkan oleh secara tidak batas anaerobik (Sperlich, dkk, 2011).
langsung, HIIT melatih cara berlari
seseorang sehingga dapat lebih METODE PENELITIAN
efisien. Dengan begitu energi yang
Metode dan Sampel Penelitian
terbuang karena gerakan yang tidak Metode penelitian yang
perlu lebih diminimalisir. Hal inilah dilakukan adalah metode eksperimen
yang sangat mempengaruhi seorang yang menggunakan rancangan Pre

5
and Post Test Control Group Design sampel yang digunakan adalah 11
(Sugiyono, 2011). Sampel dalam pemain untuk masing-masing
penelitian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan kelompok
kelompok yaitu kelompok perlakuan kontrol, yang diperoleh dengan
dan kelompok kontrol. Populasi teknik simple random sampling
dalam penelitian ini adalah pemain (Sugiyono, 2011). Deskripsi sampel
Sekolah Sepak Bola (SSB) Batik penelitian diberikan pada Tabel 1.
yang berjumlah 50 pemain. Besar

Tabel 1. Deskripsi Sampel Penelitian


Kelompok Perlakuan (n = 11) Kelompok Kontrol (n = 11)
Mean SD Range Mean SD Range
Usia (tahun) 16,44 0,86 2,72 16,75 0,74 1,86
Tinggi (cm) 161,13 4,17 13 167,24 5,05 14
Berat (kg) 58,6 3,81 15 56,5 3,35 15
Legenda: Mean– nilai rerata, SD– nilai standar deviasi, R– rentang nilai

Yo-yo Intermitent Recovery Test berulang kali dengan perubahan


(YIRT) waktu dari lambat hingga terus
Yo-yo Intermitent Recovery semakin cepat. Setiap kali
Test (YIRT) merupakan tes untuk melakukan sprint pelari mendapat
mengukur volume oksigen maximum kesempatan melakukan pemulihan
(VO2max) pemain. Tes pengukuran ini selama 10 detik untuk dengan cara
diadaptasi dari prosedur yang sudah berjalan atau jogging ringan.
dilakukan sebelumnya oleh Castagna, Diagram YIRT dapat dilihat pada
dkk (2006). Pemain berlari sprint gambar di bawah ini.
bolak-balik sepanjang 2 × 20 mm

Gambar 1. Diagram Yo-yo Intermitent Recovery Test (YIRT)

Kelompok perlakuan diberi diberikan latihan fisik dengan


latihan fisik dengan metode HIIT, metode daya tahan atau disebut
sedangkan kelompok kontrol dengan high volume training (HVT)

6
(Sperlich, dkk, 2011). Periode latihan prosedur latihan regular yang diawali
berlangsung selama 10 minggu dengan pemanasan, dilanjutkan
dengan tiga sesi latihan yang berbeda dengan latihan teknik dan latihan
setiap sesinya. Adapun program fisik HIIT/HVT, kemudian diakhiri
latihan fisik setiap sesi diberikan dengan pendinginan. Prosedur
pada Tabel 2. Dalam setiap sesi latihan dapat dilihat pada Gambar 2
latihan, atlet tetap melaksanakan

Tabel 2. Program latihan fisik HIIT dan HVT


1 Minggu Latihan HIIT Latihan HVT
Latihan
(diulangi Waktu Waktu
Latihan Fisik Latihan Fisik
selama 10 Total Total
minggu)
Sesi 1 (Senin) Sprint 2 set + 4 menit 28 menit Lari 8 km 55 menit
istirahat antar set. (kecepatan rata-
1 set: 6 × (1 menit lari + rata 9 km/jam)
1 menit istirahat)
Sesi 2 (Rabu) Sprint 3 set + 4 menit 30,5 menit Lari 10 km 60 menit
istirahat antar set. (kecepatan rata-
1 set: 5 × (0,5 menit lari rata 10 km/jam)
+ 1 menit istirahat)
Sesi 3 (Jumat) Sprint 28 menit Lari 9 km 45 menit
1 set: 4 × (4 menit lari + (kecepatan rata-
3 menit istirahat) rata 12 km/jam)
* (diadaptasi dari Sperlich, dkk, 2011 dengan perubahan sesuai kebutuhan)

Gambar 2. Diagram Prosedur Latihan

7
Teknik Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dihitung Hasil pengukuran volume
menggunakan statistika deskriptif oksigen maksimum (VO2max)
dengan memberikan nilai rerata dan sebelum dan setelah program latihan
nilai standar deviasi. Selanjutnya, untuk kedua kelompok diberikan
perhitungan uji-t (independent
pada Tabel 3. Uji-t pre-test dan post-
sample t-test) dilakukan untuk test pada taraf signifikansi 5% yang
mengetahui ada atau tidaknya dilakukan pada kelompok perlakuan
perbedaan rata-rata antara nilai memberikan hasil thitung > ttabel (2,661
sebelum dan sesudah program > 2,086; p < 0,05) yang artinya
latihan fisik, baik untuk kelompok terjadi peningkatan nilai VO2max
perlakukan maupun untuk kelompok secara signifikan. Sebaliknya,
kontrol. Perhitungan statistika kelompok kontrol memberikan hasil
dilakukan menggunakan program
thitung < ttabel (1,130 < 2,086; p < 0,05)
SPSS 17,0 for Windows. yang artinya tidak terjadi
peningkatan nilai VO2max secara
signifikan.
Tabel 3. Hasil Pengukuran VO2max Sebelum dan Setelah Program Latihan
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Mean SD Mean SD
Pre-test
45,45 3,49 44,99 2,09
VO2max (mL/kg.menit)
Post-test
49,00 2,71 45,95 1,89
VO2max (mL/kg.menit)
Legenda: Mean– nilai rerata, SD– nilai standar deviasi, R– rentang nilai

Selanjutnya dilakukan berarti tidak ada perbedaan secara


analisis independent sample t-test signifikan antara kedua kelompok,
terhadap nilai peningkatan nilai yang artinya kedua kelompok sama-
oksigen maksimum untuk kelompok sama menunjukkan peningkatan nilai
eksperimen dan kelompok kontrol. VO2max setelah diberi program
Hasil perhitungan uji-t menunjukkan latihan. Seluruh hasil uji-t diberikan
thitung < ttabel (2,008 < 2,086; p < 0,05) pada tabel ringkasan hasil uji-t
pada taraf signifikansi 5% yang berikut ini.
Tabel 4. Ringkasan Hasil uji-t
Nilai
Variabel Pengujian t hitung t hitung
rerata
Pre Test 45,4
Kelompok Perlakuan 2,661
Post Test 49,00
Pre Test 44,98 2,086
Kelompok Kontrol 1,330
Post Test 45,95 (df=20)
Peningkatan Kelompok Perlakuan 3,55
2,008
(Post Test – Pre Test) Kelompok Kontrol 0,96

8
Metode latihan fisik HIIT metode HIIT dapat menjadi pilihan
memiliki keuntungan dibandingkan untuk efisiensi waktu yang lebih baik.
latihan daya tahan HVT dalam hal
memberikan peningkatan nilai SIMPULAN DAN SARAN
oksigen maksimum. Hal ini Penelitian ini memberikan
disebabkan karena latihan fisik HIIT
informasi bahwa baik metode latihan
mampu meningkatkan kapasitas fisik HIIT maupun latihan daya tahan
curah jantung maksimum (maximum HVT keduanya dapat memberikan
cardiac output) dan kapasitas peningkatan nilai oksigen maksimum,
oksidasi mitokondria pada otot dengan nilai sebesar +3,55
(skeletal muscle mitochondrial mL/kg.menit dan +0,96 mL/kg.menit
oxidative capacity), dimana hal ini berturut-turut. Namun pengaruh dari
tidak terjadi pada latihan daya tahan latihan fisik HIIT memberikan
HVT (Wong, dkk, 2010).
peningkatan yang lebih signifikan
Sebagaimana ditunjukkan dibandingkan latihan daya tahan
dalam Tabel 3 dan Tabel 4, HVT. Metode latihan HIIT dapat
peningkatan VO2max setelah menjadi rekomendasi bagi para
diberikan 10 minggu latihan HIIT pelatih yang ingin memberikan
adalah sebesar 3,55 mL/kg.menit peningkatan kapasitas oksigen
atau hanya sebesar 1% saja. maksimum, tidak hanya pada cabang
Peningkatan ini masih jauh lebih olahraga sepakbola, namun juga pada
kecil dibandingkan penelitian yang
cabang olahraga lain yang sistem
dilakukan di Willamette University energinya dominan anaerobik.
of Oregon (Rowan, dkk, 2012) yaitu
sebesar 4%, atau bahkan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
yang dilakukan di German Sport
University Cologne, Jerman yaitu 7% Arnason, A., Sigurdsson, S.B.
untuk anak-anak berumur di bawah Gudmundsson, A., Holme, I.,
14 tahun (Sperlich, 2011). Hal ini Engebretsen, L., dan Bahr, R.
dimungkinkan karena aktivitas 2004. Physical Fitness,
pemain di luar waktu latihan tidak Injuries, and Team
dapat diamati, misalnya jam tidur, Performance in Soccer.
kecukupan gizi, dan lain-lain. Physical Fitness and
Pemusatan pelatihan (training Performance.
center), dimana aktivitas pemain Bangsbo, J., Mohr, M., dan Krustup,
diamati sepanjang hari, dapat P. 2006. Physical and
memberikan hasil yang lebih baik. Metabolic Demands of
Sebagai tambahan, pemain Training and Match-play in
yang berpartisipasi dalam penelitian the Elite Football Player.
ini menunjukkan minat yang lebih Journal of Sports Science.
tinggi pada latihan fisik HIIT Vol. 24, hal. 665-674.
dibandingkan pada latihan daya
tahan HVT. Latihan fisik HIIT juga Bompa, T.O. 1999. Theory and
menggunakan waktu yang lebih Methodology of Training:
singkat yaitu sekitar 30 menit, The Key of Athletic
dibandingkan dengan latihan daya Performance. Iowa: Kendal
tahan HVT yang memakan waktu Hunt Publishing Company.
sekitar 1 jam. Dengan demikian

9
Castagna, C., Impellizzeri, F.M., Pate, R.R. dan Kriska, A. 1984.
Chamari, K., Carlomagno, D., Physiological Basis of the Sex
dan Rampinini, E. 2006. Difference in
Aerobic Fitness and yo-yo cardiorespiratory Endurance.
Continuous and Intermittent Sports Medicine. Vol. 1 (2),
Test Performance in Soccer hal. 87-98.
Players: A Correlation Study. Periard, J. dan Racinais, S. 2013.
Journal of Strength and Adjustment in Footbal
Conditioning Research. Vol. Performance Under Heat
20, hal. 320-325. Stress. Aspetar Sports
Dupont, G., Akakpo, K., dan Medicine Journal. Hal. 120-
Berthoin, S. 2004. The Effect 125.
of in-Season, High-Intensity Rowan, A.E., Kueffner, T.E,, dan
Interval Training in Soccer Stavrianeas. 2012. Short
Players. Journal of Strength Duration High-Intensity
and Conditioning Research. Interval Training Improves
Vol. 18, hal. 584–589. Aerobic Conditioning of
Gibala, M.J., dan Jones, A.M. 2013. Female College Soccer
Physiological and Players. International Journal
Performance Adaptations to of Exercise Science, Vol. 5,
High-Intensity Interval hal. 232-238.
Training. Nestle Nutrition Sperlich, B., De Mares, M., Koehler,
Institute Workshop Series. K., Linville, J. Holmberg, H-
Vol. 76, hal. 51-60. C., dan Mester, J. 2011.
Kemi, O.J., Haram, P.M., Effects of 5 Weeks of High-
Loennechen, J.P., Osnes, J.B., Intensity Interval Training vs.
Skomedal, T., Wisløff, U., Volume Training in 14-years-
dan Ellingsen, Ø. 2005. Old Soccer Players. Journal
Moderate vs. High Exercise of Strength & Conditioning
Intensity: Differential Effects Research. Vol. 25, hal. 1271.
on Aerobic Fitness, Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Cardiomyocyte Contractility, Kuantitatif Kualitatif dan
and Endothelial Function. R&D. Bandung: Alfabeta.
Cardiovascular Research. Vol.
67 (1), hal. 161-72. Verheijen, R. 1998. Conditioning for
Soccer. Spring City :
Laursen, P.B., dan Jenkins, D.G. Reedswain.
2002. The Scientific for High-
Intensity Interval Training: Wong, P-L., Chaoachi, A., Chamari,
Optimizing Training K., Dellal, A., dan Wisloff, U.
Programmes and Maximizing 2010. Effect of Preseason
Performance in Highly Concurrent Muscular
Trained Endurance Athletes. Strength and High-Intensity
Sports Medicine. Vol. 32, hal. Interval Training in
53-73. Professional Soccer Players.
Journal of Strength and
Conditioning Research. Vol.
24 (3), hal. 653-660.

10

Anda mungkin juga menyukai