Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KIMIA

ION KOMPLEKS

Kelompok 3 (XII IPA3): Faris Umar Hasbullah Firmansyah Kurnia Aurin Intan Puji Prismahany Islamia Febriansyah (11) (12) (14) (15)

Intan Kurnia Asmarani (13)

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JANUARI 2011
PERCOBAAN I

Penentuan Bilangan Koordinasi Ion Tembaga (II)


A. Tujuan :

Untuk mengetahui banyak ligan NH3 yang mengelilingi ion Cu2+ dalam ion kompleks amintembaga(II). B. Dasar Teori : Ion Kompleks merupakan ion yang tersusun dari suatu ion atau atom pusat yang dikelilingi oleh sejumlah ion atau molekul yang terikat pada atom pusat dengan ikatan koordinasi. Ion kompleks dapat berupa kation atau anion kompleks, tergantung jumlah muatan atom pusat dan muatan ligan. Ion unsur transisi sebagai atom pusat mempunyai sejumlah orbital yang masih kosong yang dapat menerima pasangan-pasangan elektron dari ligan untuk menstabilkan diri dengan membentuk ion kompleks. Ligan adalah ion atau molekul yang mempunyai pasangan elektron bebas. Ion-ion unsur transisi jika dilarutkan dalam air akan memilki warna yang khas. Jika larutan CuSO4 yang berwarna biru ditambahkan larutan amonia berlebihan, mula-mula akan terbentuk endapan biru muda, makin lama makin tua dan akhirnya terbentuk larutan biru tua dari ion kompleks tembaga dengan amonia, dan seterusnya sampai semua ligan H2O terganti oleh NH3. Reaksi ini dinamakan reaksi pendesakan. [Cu(H2O)n]2+ + NH3 [Cu(H2O)n-1 NH3]2+ + NH3 [Cu(H2O)n]2+ + nNH3 [Cu(H2O)n-1(NH3)]2+ + H2O [Cu(H2O)n-2(NH3)2]2+ + H2O [Cu(NH3)n]2+ + nH2O

Dan seterusnya akan terjadi penggantian ligan H2O oleh NH3 sbb: Dari reaksi ini dapat ditentukan jumlah ligan NH3 berdasarkan ekivalensi NH3 dengan Cu(H2O)n2+. Ekivalensi ini dapat dilihat dari intensitas warna larutan. C. Alat dan Bahan : Alat dan bahan Tabung reaksi dan rak Pipet tetes Larutan tembaga(II)sulfat Ukuran/satua n Kecil 0,5 M 0,5 M Jumlah 14/2 3 4 ml 8 ml
2

Larutan amonia Pekat Larutan amonia 1M Larutab amonium sulfat

0,5 ml 4 ml

D. Cara Kerja

1. Memasukkan 2 tetes larutan CuSO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi.

Menambahkan 10 tetes larutan (NH4)2SO4 1 M. Memasukkan 1 ml larutan CuSO4 0,5 M kedalam tabung reaksi lain. Menambahkan NH3 pekat tetes demi tetes sampai 10 tetes.
2. Memasukkan ke dalam 12 tabung reaksi kecil masing-masing 2 tetes

larutan CuSO4 0,5 M dan 2 tetes larutan (NH4)2SO4 1 M. Menambahkan pada masing-masing tabung itu berturut-turut 1,2,3,....,12 tetes larutan NH3 0,5 M. Memperhatikan intensitas larutan. E. Hasil Pengamatan No. urut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. F. Analisa Data : Pengamatan + ++ ++ +++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++ +++++ +++++ +++++ JUMLAH TETES CuSO4 0,5 M NH3 0,5 M 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 10 2 11 2 12 :

Penentuan jumlah ligan dapat ketahui melalui perubahan warna larutan yang menjadi semakin tua. Untuk mentukan jumlah ligan NH3 dalam ion kompleks Cu(NH3)n2+ dapat dilihat dari perubahan warna biru yang menjadi pekat dan perbandingan jumlah molnya. Cu(H2O)42+ + NH3 [Cu(H2O)3NH3]2+ [Cu(H2O)2(NH3)2]2+ [Cu(H2O)3NH3]2+ + NH3 [Cu(H2O)(NH3)3]2+ Cu(NH3)42+

[Cu(H2O)2(NH3)2]2+ + NH3 [Cu(H2O)(NH3)3]2+

Dalam percobaan, perubahan warna terjadi sampai tabung ke delapan, dimana perbandingan molnya 1 : 4. Maka dari itu jumlah ligan yang terdapat dalam ion kompleks Cu(NH3)n2+ adalah 4. G. Pertanyaan dan jawaban: 1. Apa kegunaan amonium sulfat dalam eksperimen ini? Jawab: sebagai pelarut dan pemberi suasana asam.
2. Mulai tabung nomor berapakah intensitas warna larutan tidak berubah

lagi? Bagaimanakah perbandingan jumlah mol CuSO4 dan NH3 yang bercampur dalam tabung itu? Jawab: mulai dari tabung nomor 8. Perbandingan jumlah mol CuSO4 dan NH3 yang bercampur dalam tabung nomor 8 adalah 1 : 4. CuSO4 : 0,5 M X 2 tetes = 1 mol NH3 : 0,5 M X 8 tetes = 4 mol
3. Berapakah bilangan koordinasi Cu2+ menurut eksperimen ini?

Jawab: 4 H. Kesimpulan : Penentuan jumlah ligan dapat ditentukan melalui percobaan perubahan warna larutan. Saat warna larutan sudah tidak berubah maka jumlah ligan yang terbentuk sesuai perbandingan jumlah mol pada tabung yang perubahan warnanya mulai tetap.

PERCOBAAN II

Kesetimbangan Antara Endapan Senyawa Perak dengan Kompleks Perak


A. Tujuan

: untuk menyelidiki pergeseran kesetimbangan antara endapan

perak dengan kompleks perak dalam larutan. Kompleks perak yang akan dibuat ialah Ag(NH3)2+ dan Ag(S2O3)23-.
B. Dasar Teori

Senyawa perak jika dalam bentuk ion kompleks akan membentuk suatu larutan. Sedangkan jika dalam bentuk senyawa akan membentuk

suatu endapan garam perak. Pengendapan perak dapat bergantung pada Ksp-nya. Pencampuran senyawa-senyawa akan menghasilkan ion kompleks jika jumlah mol senyawa yang mengadung ion kompleks lebih besar daripada senyawa yang mengandung perak. Jika dalam bentuk ion maka tidak akan terjadi endapan. C. Alat dan Bahan : Alat dan bahan Silinder ukur Labu erlenmeyer Labu erlenmeyer Pipet tetes Larutan perak nitrat Larutan amonia Larutan natrium klorida Larutan natrium bromida Larutan natrium iodida Larutan natrium tiosufat D. Cara Kerja : Ukuran/satuan 50 ml 100 ml 250 ml 0,05 M 6M 0,2 M 0,2 M 0,2 M 0,5 M Jumlah 3 2 1 5 65 ml 5 ml 20 ml 1 ml 2 ml 35 ml

1. a) Memasukkan 30 ml larutan AgNO3 0,05 ml ke dalam labu

erlenmeyer 250 ml. b) Menambahkan 20 ml larutan NaCl 0,2 M ke erlenmeyer. c) Menambahkan larutan NH3 6 M sedikit demi sedikit sampai seluruh endapan larut. d)Menambahakan larutan NaBr 0,2 M sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan. e)Menambahkan larutan Na2S2O3 0,5 M sedikit demi sedikit sampai seluruh endapan larut. f) Menambahkan larutan NaI 0,2 M sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan.
2. a) Memasukkan 30 ml larutan Na2S2O3 0,5 M le dalam labu erlenmeyer

100 ml dan menambahkan larutan AgNO3 0,05 M sedikit demi sedikit sampai 22 ml. b) Memasukkan 30 ml larutan AgNO3 0,05 M ke dalam labu erlenmeyer 100 ml yang lain. Menambahkan 2 ml larutan Na2S2O3 0,5 M. Mengamati perubahan yang terjadi.
5

E. Hasil Pengamatan Perubahan

Spesi perak yang Persamaan reaksi terbentuk ion 1. a) tak ada pengamatan AgCl Ag+ + ClAgCl + b) endapan putih [Ag(NH3)2] Ag+ + NH3 c) jernih AgBr [Ag(NH3)2]+ d) endapan putih [Ag(S2O3)2]3Ag+ + BrAgBr + e) jernih AgI Ag + S2O3233f) endapan putih [Ag(S2O3)2] [Ag(S2O3)2] 2. a) Gumpalan perak Ag+ + Ib) jernih merah Ag+ + S2O32coklat hitam [Ag(S2O3)2]3menggumpal Ag+ + S2O32Ag2SO3 F. Analisa Data sedangkan : yang menghasilkan ion kompleks tidak menghasilkan

Reaksi ion yang menghasilkan senyawa akan membentuk endapan endapan. Senyawa akan membentuk ion kompleks tergantung dari jumlah mol tersebut beraksi.

G. Pertanyaan dan Jawaban: 1. Terangkan mengapa terjadi perubahan-perubahan pada prosedur 1 dengan menggunakan data di bawah ini:
a. Ksp (AgCl) = 2 x 10-10 b. Ksp (AgBr) = 5 x 10-13 c. Ksp (AgI)

= 8 x 10-17

Terjadi perubahan atau menghasilkan endapan karena pada prosedur 1 menghasilkan senyawa AgCl, AgBr, AgI yang memiliki harga Ksp yang rendah sehingga menghasilkan suatu endapan. Sedangkan yang menghasikan ion kompleks tidak terjadi endapan karena fasenya yang berupa ion. 2. Zat apakah yang mungkin dihasilkan pada akhir prosedur 2.b? Ag2SO3 H. Kesimpulan : Pergeseran kesetimbangan antara endapan senyawa perak dengan kompleks perak ditentukan oleh senyawa yang dihasilkan, yaitu berupa senyawa atau ion kompleks. Yang menghasilkan ion kompleks tidak akan
6

menghasilkan endapan sedangkan yang menghasilkan senyawa AgBr, AgCl, dan AgI akan menghasilkan endpan. Dan juga tergantung pada jumlah mol masing-masing senyawa itu.

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul. 2006. KIMIA untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta. Phibeta Purba, Michael. 2006. Kimia UNTUK SMA KELAS XII SEMESTER 2. Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai