Anda di halaman 1dari 6

BIOOPTIK: FISIS

(a) (b)
Gambar 1. (a) Burung merak dan penampakan bulunya
(b) Bulu burung merak di bawah mikroskop

Berbagai fenomena alam memperlihatkan mengenai sifat cahaya sebagai gelombang.


Salah satunya adalah keindahan yang diperlihatkan pada bulu-bulu burung merak (peacock
feathers) yang merupakan hasil dari proses interferensi cahaya, polarisasi cahaya, dan difraksi
cahaya oleh duri-duri halus yang tumbuh pada bulu burung merak tersebut. Pewarnaan di dunia
biologis kadang-kadang menggunakan tidak hanya penyerapan cahaya dari pigmen tetapi juga
berbagai fenomena optik seperti interferensi, difraksi dan hamburan cahaya. Pewarnaan kedua
merupakan warna struktural (structural color), karena adanya interaksi antara struktur ringan
dan submikron yang sangat penting dalam terjadinya fenomena.
Bulu merak adalah salah satu contoh yang terkenal yang termasuk dalam warna
struktural. Bulu pada burung merak menghasilkan warna warna-warni, di mana warna-warni
tersebut berubah ketika sudut pandang berubah. Hal tersebut berbeda dari warna karena pigmen
atau hamburan preferensial di mana warna tidak berubah dengan perubahan arah melihat.
Permukaan dari bulu mikroskopiknya terdiri dari keratin yang menopang sel-sel batang melanin
berwarna coklat tua.Maka dari itu bulu merak mendapatkan warna bukan dari pigmen namun
pewarnaan struktural.
Pengamatan ilmiah pertama bulu merak dilakukan oleh Newton di abad ke-18 dan
menunjukkan bahwa terdapat interferensi optik terkait dengan permainan warna pada bulu merak
tersebut. Seekor merak memiliki beberapa jenis bulu yang berbeda warna, salah satunya yang
terkenal adalah bulu ekor bagian atas (uppertail) yang memiliki pola mata yang indah. Telah
dilakukan penelitian terhadap bulu merak yang berwana biru yang sebagian menutupi badan
merak dan kuning yang berada di uppertail. Pengamatan eksperimen bulu merak dilakukan oleh
Yoshioka, Sinya dan Kinoshita, Shuichi pada permukaan bulu dengan menggunakan SEM dan
mikroskop optik. Sebuah serat bulu yang tumbuh pada tulang bulu (barb) dari bulu merak
tersebut memiliki banyak cabang yang disebut Barbula, rambut-rambut mikro yang jauh lebih
kecil, Gambar 2a. Masing-masing barbula yang terhubung satu sama lain dengan blok-blok dan
memiliki ukuran 20-30 µm (Gambar 2b).A

Gambar 2. Scanning dan transmisi mikroskop elektron gambar dari bulu merak
(a) Barb dengan banyak barbula dari bulu biru
(b) Beberapa blok yang tampak dalam barbule dari bulu biru
TEM memberikan gambar yang lebih jelas dalam menunjukkan struktur kisi partikel
untuk bulu biru (Gambar 3). Diameter partikel diperkirakan 130 nm bulu biru dan 140 nm bulu
kuning, dengan asumsi bahwa partikel close-packed parallel to the surface. Pada bulu biru dan
kuning memiliki 8-12 dan 3-6 lapisan reguler dengan interval lapisan 150 dan 190 nm.

Gambar 3. Gambar TEM dari bulu merak


(e) Gambar TEM dari penampang melintang dari bulu biru
(f) Penampang membujur sepanjang sumbu barbula untuk bulu biru dan
memiliki
scala bar adalah 400 nm
Gambar 4. Angular dependence of the reflected light intensity
from (A) a barb with barbules and (B) a single barbule of a
yellow feather. The intensity was measured in the plane
vertical to the barb in (A) and to the barbule axis in (B) under
the roughly normal incidence

Gambar 4A menunjukkan hasil untuk Barbula dalam barb dari bulu kuning. It is found that the
intensity has a peak roughly at 0°, the direction of incidence, untuk panjang gelombang 570-670
nm. Selanjutnya peneliti menunjukkan reflektansi sudut dari barbula tunggal di Gambar. 4B
bahwa kurva menunjukkan puncak yang tidak teratur di berbagai sudut untuk semua panjang
gelombang diteliti. Karakter tidak teratur ini diamati untuk semua Barbula yang diperiksa,
meskipun pada struktur rinci berubah (the detailed structures are changeable).
Menurut pengkajian yang dilakukan oleh fisikawan dari Universitas Fudan, Jian Zi, dan
rekan-rekannya, warna-warna cerah bulu tersebut bukanlah dihasilkan oleh molekul pemberi
warna atau pigmen, akan tetapi oleh struktur dua dimensi berukuran teramat kecil yang
menyerupai kristal, atau pewarnaan struktural. Penelitian
yang dilakukan oleh Zi dan rekan-rekannya menggunakan
mikroskop elektron yang sangat kuat untuk menyingkap
penyebab utama yang memunculkan warna pada bulu merak.
Mereka meneliti barbula pada merak hijau jantan (Pavo Gambar 5. Penampang melintang korteks
bawah pembesaran tinggi
rnuticus). Di bawah mikroskop, mereka menemukan desain
ditampilkan untuk barbula
tatanan lempeng-lempeng kecil berwarna hitam putih, hijau

sebagaimana gambar di sebelah kanan.


Desain ini tersusun atas batang-batang tipis yang terbuat dari protein melanin yang terikat
dengan protein lain, yakni keratin. Para peneliti mengamati bahwa bentuk dua dimensi ini, yang
ratusan kali lebih tipis daripada sehelai rambut manusia, tersusun saling bertumpukan pada
rambut-rambut mikro. Melalui pengkajian optis dan penghitungan, para ilmuwan meneliti ruang
yang terdapat di antara batang-batang tipis atau kristal-kristal ini, berikut dampaknya. Terungkap
bahwa ukuran dan bentuk ruang di dalam tatanan kristal tersebut menyebabkan cahaya
dipantulkan dengan beragam sudut yang memiliki perbedaan sangat kecil, dan dengannya
memunculkan aneka warna.
Warna dapat timbul dari difraksi dan interferensi cahaya, bahkan dari struktur yang
terbuat dari bahan yang tidak berwarna/ transparan. Proses fisika yang dapat terjadi pada bulu
merak adalah
Refleksi
Pada proses refleksi obyek disinari (illuminated) oleh cahaya. Cahaya mengandung
panjang gelombang yang berbeda-beda yang diwakili oleh gelombang merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya menumbuk objek beberapa panjang gelombang cahaya diserap oleh objek. Hal
ini ditunjukkan pada gambar oleh gelombang merah dan hijau.
Gelombang ini menembus objek untuk jarak tertentu dan diserap
oleh objek. Panjang gelombang yang tidak diserap dipantulkan.
Panjang gelombang yang dipantulkan adalah apa yang kita lihat.
Dengan demikian, objek berwana biru karena merefleksikan
panjang gelombang biru. Kesimpulannya bahwa sebuah objek
berwana biru karena objek menyerap panjang gelombang cahaya
yang hanya menyisakan cahaya biru untuk dipantulkan.
Besarnya pantulan yang akan terjadi dari perubahan indeks bias pada interface at
normal incidence

Difraksi
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Zi dan rekan-rekannya didapatkan konstanta
kisi untuk Barbula berwarna biru, hijau, dan kuning yang masing-masing 140 nm, 150 nm,
dan 165 nm. Barbula cokelat struktur kisi kurang teratur, dengan konstanta kisi masing-
masing150 nm sepanjang arah sejajar dan 185 nm dan tegak lurus terhadap permukaan
korteks. Dalam Barbula biru, hijau, dan kuning, struktur kisi hampir persegi (square),
sedangkan di barbula cokelat adalah kisi persegi panjang (rectangular).
Menggunakan pendekatan kisi kristal cubic dalam menghitung dHKL
a
d HKL =
2
H +K 2 +L2
Menggunakan data barbula warna bulu kuning
a = 165 nm
HKL = seperti yang telah ditunjukkan pada Gambar 4

Panjang gelombang tersebut menghasilkan difraksi sinar-X yang memiliki rentang 0,1nm –
0,03µm.

Transmisi
Cara lain dalam memanifestasi warna adalah
melalui proses transmisi. Dengan transmisi,
cahaya sebenarnya diteruskan/ ditransmisikan
melalui obyek. Cahaya mengandung panjang
gelombang yang berbeda diwakili oleh gelombang
merah, hijau, dan biru. Ketika cahaya menumbuk
objekmaka selain terjadi proses pemantulan terjadi proses transmisi. Beberapa panjang
gelombang yang diserap oleh objek. Hal ini ditunjukkan pada gambar dengan gelombang
hijau dan biru. Gelombang ini menembus objek untuk jarak tertentu dan diserap oleh objek.
Panjang gelombang yang tidak diserap akan ditransmisikan. Hal ini ditunjukkan pada gambar
oleh gelombang merah. Panjang gelombang yang ditransmisikan adalah apa yang kita lihat.
Seperti dalam kasus cahaya yang dipantulkan, panjang gelombang yang kita lihat benar-
benar ditentukan oleh penyerapan cahaya yang terjadi pada suatu objek. Dengan demikian,
sebuah benda yang memancarkan lampu merah merah karena objek menyerap panjang
gelombang cahaya yang hanya menyisakan panjang gelombang merah untuk
mentransmisikan.

TUGAS
Burung kolibri dan kupu-kupu morpho juga hewan yang tampak berwarna warni. Namun
sebenarnya mereka tidak memiliki pigmen warna yang sama seperti yang kita lihat. Analisis
mengapa hal ini bisa terjadi?

http://borneosay90.mywapblog.com

http://www.iowtouristcard.com

Anda mungkin juga menyukai