Anda di halaman 1dari 20

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANALISIS KUALITATIF PROTEIN (PEREAKSI


XANTOPROTEIN) DAN ANALISIS KADAR PROTEIN
TOTAL (METODE BIURET)

Disusun oleh:
Kelompok 1

1. Diah Siti Fatimah 260110160041


2. Shella Widiyastuti 260110160042
3. Dede Jihan Oktaviani 260110160044
4. Quinzheilla P.A. 260110160045
5. Shinta Lestari 260110160046
Tujuan dan Prinsip
Tujuan
1. Menganalisis protein secara kualitatif dengan menggunakan reagen xanthoprotein.
2. Menganalisis kadar protein total menggunakan metode biuret.
Prinsip
1. Xanthoprotein
Uji xantoprotein digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene pada
protein. Metode analisis protein ini menggunakan larutan asam nitrat pekat. Hasil positif
pada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini,
digunakan larutan asam nitrat yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus
benzena (Sumardjo, 2006).
2. Metode biuret
Prinsip metode biuret ialah mengukur absorbansi cahaya kompleks berwarna ungu
dari protein yang bereaksi dengan reagen biuret. Protein dengan ion Cu2+ yang terdapat
dalam reagen biuret membentuk kompleks dalam suasana basa. semakin tinggi intensitas
cahaya yang diserap oleh larutan maka semakin tinggi pula kandungan protein yang
terdapat di dalam sampel tersebut (Herdyastuti, 2006).
Mekanisme Reaksi
Analisis Kualitatif Protein (Pereaksi Xantoprotein)

(Sumardjo, 2006).
Mekanisme Reaksi (cont.)
Analisis Kadar Protein Total (Metode Biuret)

(Hart, 2003).
Teori Dasar
Protein adalah senyawa organik Uji pendahuluan untuk protein
komplek berbobot molekul besar terdiri atas beberapa macam,
yang terdiri dari asam amino yang seperti uji millon, xantoprotein,
dihubungkan satu sama lain dengan Hopkins-cole, nitroprusida, dan
ikatan peptida (Iqfadhilah, 2014). sakaguchi. Untuk uji xantoprotein
yang memberikan hasil positif akan
Protein adalah makromolekul yang membentuk endapan putih yang
tersusun dari bahan dasar asam dapat berubah jadi kuning dengan
amino. Asam amino yang menyusun adanya pemanasan (Nurlely dkk,
protein ada 20 macam. Protein 2014).
terdapat dalam sistem hidup semua
organisme baik yang berada pada
tingkat rendah maupun organisme
tingkat tinggi. Protein mempunyai
fungsi utama yang kompleks di
dalam semua proses biologi (Katili,
2009).
Teori Dasar (cont.)
Uji xantoprotein dapat digunakan Metode Biuret merupakan salah
untuk menguji atau satu cara yang terbaik untuk
mengidentifikasi adanya senyawa menentukan kadar protein suatu
protein karena uji xantoprotein larutan. Dalam larutan basa, Cu2+
dapat menunjukan adanya akan membentuk kompleks
senyawa asam amino yang dengan ikatan peptida suatu protein,
memiliki cincin benzene seperti sehingga menghasilkan warna ungu
fenilalanin, tirosin, dan tripofan. yang dapat didentifikasi dengan
Langkah pengujianya adalah spektrofotometer pada panjang
larutan yang diduga mengandung gelombang 520nm (Harrow, 1954).
senyawa protein ditambahkan
larutan asam nitrat pekat sehingga
terbentuk endapan berwarna
putih. Apabila larutan tersebut
mengandung protein maka
endapan putih tersebut apabila
dipanaskan akan berubah menjadi
warna kuning (Routh, 1969).
Teori Dasar (cont.)
Metoda Biuret Metoda xanthoprotein
Disiapkan masing-masing larutan Disiapkan masing-masing larutan
sampel 2 % dalam air. Diambil 1 ml sampel 2 % dalam air. Ambil 1 ml
sampel ditambahkan 1 ml NaOH asam nitrat pekat kemudian
10%, kemudian ditambahkan dipanaskan.
beberapa tetes larutan CuSO4 0,1%
dikocok. Reaksi positif ditunjukan dengan
terbentuknya endapan putih yang
Reaksi positif ditunjukkan dengan segera menjadi kuning
terbentuknya warna ungu

(Andayani, 2011).
Teori Dasar (cont.)
Alpukat (Perseaamericana mill) Buah alpukat mengandung
merupakan tanaman yang dapat beberapa zat gizi antara lain kalori,
tumbuh subur di daerah tropis protein, lemak, karbohidrat,
seperti Indonesia dan merupakan kalsium, fosfor, besi, vitamin A,
salah satu jenis buah yang vitamin B1, vitamin C, dan air.
digemari masyarakat karena selain Dalam 100 gram buah alpukat
rasanya yang enak juga kandungan mengandung kalori sebanyak 85,0
antioksidannya yang tinggi kalori, protein 0,9 gram, lemak 6,5
(Halimah, 2014). gram, karbohidrat 7,7 miligram.
Namun jenis lemak yang terdapat
pada buah alpukat termasuk jenis
lemak nabati yang dibutuhkan oleh
tubuh (Almatsier, 2010).
Alat
Blender Microplate Reader
Gelas Kimia Neraca Analitik
Gelas Ukur Penangas Air
Inkubator Pipet Tetes
Kertas Saring Rak Tabung Reaksi
Labu Erlenmeyer Spatel
Micropipet Tabung Reaksi
Bahan
Uji Kualitatif dengan Pereaksi Uji Kuantitatif dengan Biuret
Xantoprotein
Aquadest
Aquadest
HNO3 pekat (0,5 mL)
CuSO4.5H20
NaOH 50% (5mL)
Natrium tartarat (3 gram)
Sampel alpukat
NaOH 10% (150 mL)
Sampel alpukat
Prosedur
Pembuatan Biuret Pembuatan Sampel
Melarutkan CuSO4.5H20 & 3 gr
natrium tartarat dalam 250 mL Mencuci sampel kemudian
air di labu ukur. mengeringkan.

Menambahkan 150 mL NaOH Menimbang 25 gram sampel,


10%. memblender dan menambah 50
mL air.
Menambahkan aquadest sampai Menyaring dengan kertas saring
tanda batas. dan mensentrifugasi.
Prosedur (cont.)
Analisis kualitatif Protein (Pereaksi Xantoprotein)
Memasukkan 2 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi.

Menambahkan 0,5 mL HNO3 pekat.

Memanaskan air dalam gelas kimia selama 10 menit

Setelah dingin, menambahkan 5 mL NaOH 50% tetes demi tetes.

(Husein, 2014).
Prosedur (cont.)
Analisis kadar total Protein (Metode Biuret)
Absorbansi blanko, absorbansi larutan standar kasein dan absorbansi larutan
sampel dengan microplate reader pada panjang gelombang 530 nm.

Memasukkan blanko 50 µL ke microplate reader dengan micropippet.

Menambahkan 150 µL biuret.

Menginkubasi sampel dan biuret selama 30 menit.

Membaca absorbansi sampel dengan alat Elisa λ 530 nm.


Prosedur (cont.)
Analisis kadar total Protein (Metode Biuret). Absorbansi kasein dan biuret.
Membuat larutan standar kasein dengan variasi konsentrasi 1000 ; 500 ; 250 ;
125 ; 62,5 ; 31,25 ; 15,625 ppm.
Memasukkan 50 µL kasein dengan konsentrasi berbeda ke microplate kolom 3
dan 4 baris A-H.

Menambahkan 150 µL biuret.

Menginkubasi sampel dan biuret selama 30 menit.

Membaca absorbansi dengan software elisa/microplate reader λ 530 nm.

Membuat kurva baku kasein.


Prosedur (cont.)
Analisis kadar total Protein (Metode Biuret). Absorbansi sampel.

Memasukkan 50 µL sampel alpukat pada kolom microplate.

Menambahkan 150 µL biuret.

Menginkubasi sampel dan biuret selama 30 menit.

Membaca absorbansi dengan software elisa/microplate reader λ 530 nm.

Menghitung konsentrasi protein pada sampel.


Hasil
No/Uji Perlakuan Hasil
1. Uji Xantoproteat Ekstrak alpukat+HNO3 Terbentuk endapan
putih (Yazied dan
Nursanti, 2006).
Dipanaskan Terbentuk warna kuning
(Yazied dan Nursanti,
2006).
Didinginkan dan Berwarna orange yang
ditambah NaOH berarti positif
mengandung asam
amino (Yazied dan
Nursanti, 2006).

2. Uji Biuret Sampel ditambah Absorbansinya terlihat


biuret, diinkubas, dan pada alat Elisa (Chang,
dilihat absorbansinya 2006).
Perhitungan konsentrasi Protein dalam 100 gr
dari nilai absorbsi. alpukat = 2 gram (USDA)
Perhitungan
Sesuai dengan Hukum Lambert – Beer, absorbsi sinar tampak oleh larutan
berwarna akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut yang
menimbulkan warna. Hukum Lambert – Beer, sebagai berikut :
-Log T = A = abc
Keterangan :
T = transmisi cahaya
A = absorbsi
a = absorbsivitas molar
b = panjang jalan sinar (tebal kuvet)
c = konsentrasi

(Thenawijaya, 1982).
Daftar Pustaka
Almatsier, S.(2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Andayani, Regina, dkk. 2011. PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU
KAMAR DAN LEMARI PENDINGIN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN
PADA DADIH KERBAU DENGAN METODA KJELDAHL. Scienta. 1(1): 54.
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Halimah, A.D.N., dkk. 2014. Pengolahan Limbah Biji Alpukat Untuk Pembuatan Dodol
Pati Sebagai Alternatif Pengobatan Ginjal. Jurnal Ilmiah Mahasiswa.Vol
4(1):33.
Harrow. 1954.Textbook of Biochemistry 6 th Edition,48,108. Saunders Company :
U.S.A.
Hart. 1987. KIMIA ORGANIK. Jakarta: Gramedia.
Iqfadhilah. 2014. Pengertian Protein, Fungsi, Sumber Protein, dan Penyakit
yang Berhubungan. Tersedia online di
http://www.idmedis.com/2014/11/protein-definisi-fungsi-sumber-
dan.html [Diakses 5 Maret 2017].
Katili, Abubakar S. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu
Volume. Vol (2) No. 5.
Daftar Pustaka (cont.)
Nurlely, Muslimah, Liling Triyasmono. 2014. Pengujian Dana Cerna
Protein Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin.
Jurnal Pharmascience. Vol (1) No.2:76-80.
Routh. 1969. ESSENTIAL of GENERAL ORGANIC and BIOCHEMISTRY.
Philadelpia: W.B.Sounders Compan.
Sumardjo. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta :
Penerbit Buku Kedorteran EGC.
Thenawijaya, Maggy. 1982. Lehninger: Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:
Erlangga.
Yazied, Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia
untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: CV Andi.

Anda mungkin juga menyukai