Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER

A. Total protein dan Profil protein menggunakan metode Sodium Dodecyl Sulfat
Polyacrylamid Gel Electrophoresis (SDS-PAGE)
1. Hari / tanggal
:
Sabtu, 12 Desember 2015
2. Tempat
:
Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Tujuan
:
a. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip dasar elektroforesis SDS-PAGE
b. Agar mahasiswa dapat menggunakan alat elektroforesis dengan benar untuk membaca
nilai berat molekul protein dari sampel
c. Agar mahasiswa dapat memahami teknik centrifugasi untuk pemisahan bagian-bagian
sel.
d. Agar mahasiswa dapat menentukan protein total dengan metode SDS-PAGE
4. Prinsip kerja
:
Elektroforesis adalah suatu cara untuk memisahkan fraksi-fraksi suatu campuran
berdasarkan atas pergerakan partikel koloid yang bermuatan di bawah pengaruh medan
listrik.
Sodium Dodecyl Sulfat Polyacrylamid Gel Elektroforesis (SDS-PAGE) adalah tehnik
untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuannya untuk
bergerak dalam arus listrik.
5. Teori Dasar

Protein (protos yang berarti paling utama) adalah senyawa organik kompleks yang
mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan protein
merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino
dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya
digolongkan sebagai polipeptida.
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadangkadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino
yang yang biasa dijumpai pada protein. Asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion
dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat
spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan
memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Asam amino juga bersifat
amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau
dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat.

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus
karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu
dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik,
dan kelarutan dalam air. Protein tersusun atas asam-asam amino melalui ikatan peptide, yaitu
ikatan antara gugus karboksil (-COOH) dan gugus amina (-NH 2). Oleh karena itu protein
juga disebut polipeptida.Ikatan yang terjadi pada protein selain ikatan peptide antar asamasam amino penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hydrogen
yang terjadi pada gugus N-H dan pada gugus O-H, ikatan disulfide yaitu S S
menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion pada protein juga
terjadi bila di dalamnya terdapat gugus ion logam, dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan
koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin pada darah.
Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di
luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsinya,
setiap jenis protein membutuhkan kondisi tertentu ketika diekstraksi dari normal biological
milie. Protein yang diekstraksi hendaknya dihindarkan dari proteolisis atau dipertahankan
aktivitas enzimatiknya.
Analisa Protein
Untuk menganalisa protein yang ada di dalam sel tersebut, diperlukan prosedur fraksinasi sel
yaitu :

Memisahkan sel dari jaringannya.

Menghancurkan membrane sel untuk mengambil kandungan sitoplasma dan


organelnya.

Memisahkan organel-organel dan molekul penyusunnya.

Isolasi protein yaitu memisahkan protein dari makromolekul yang lain atau memisahkan
protein dengan sifat tertentu dan protein dari protein lain lain yang tidak diinginkan dalam
analisa.
Suatu teknik isolasi dan identifikasi protein harus mempertimbangkan sifat-sifat fisik,
kimiawi dan kelistrikan suatu protein sedemikian rupa sehingga konformasi dan aktifitasnya
tidak berubah. Pada tahap awal isolasi, biasanya digunakan metode yang memiliki daya
pemisah terendah seperti pengendapan dengan ammonium sulfat. Pengendapan ini
dipengaruhi olah berbagai factor antara lain jumlah dan posisi gugus polar, berat molekul,
pH dan temperature larutan.

6. Alat
a. Mikropipet
b. Mikrotube
c. Bluetip
d. Yellowtipe

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Whitetip
Centrifus
Alat penggerus
Spektrofotometer
Beaker glass
Erlenmeyer
Alat elektroforesis

7. Bahan
:
a. 1,5 Tris/HCL (pH 8,8), tidak butuh pengaturan pH
Tris base
: 36,8 gr
1N HCL
: 45 ml
H2O (akuades) : Sampai volume 200 ml
b. 1M Tris/HCL (pH 6,8)
Tris base
: 24,2 gr
H2O (akuades) : 150 ml
*atur pH sampai 6,8 menggunakan HCL sampai volume 200 ml
c. 5x Tris /Glysin Electrode Buffer (final 25 mM Tris, 250 mM glysin, 0,1% SDS)
Tris base
: 15,1 gr
Glysin
: 94 gr
10% SDS
: 50 ml
H2O
: Sampai volume 100 ml
d. 2x Loading Buffer (NAIST)
1M Tris/HCL (pH 6,8)
: 1 ml
10% SDS
: 4 ml
Bromophenol Blue : 20 mg
Glycerol
: 2ml
H2O (akuades)
: sampai 9 ml
e. 30% Larutan Acrylamid
Acrylamid
: 14,5 gr
Bisacrylamid
: 0,5 gr
H2O
: Sampai volume 50 ml
f. Larutan staining CBB
Comassie blue 0,1% : 0,1 gr
Metanol
: 40 ml
Asam acetat glacial : 10 ml
H2O (akuades)
: 50 ml
*total volume 100 ml
g. Larutan Destaining
Metanol 50%
: 500 ml
Asam acetat glacial 10%
: 100 ml
H2O (akuades)
: 400 ml
*total volume 1000 ml
h. PBS (>>>............) 5X pH 7,4
NaCl
: 42,4 gr
Na2HPO4
: 6,6 gr
NaH2PO4
: 1,72 gr
dH2O
: Sampai volume 1000 ml
Preparasi Gel
a. Separating gel 12%
Polyacrylamid 30% 6,0 ml (6000 l)
1,5 M Tris (pH 8,8) 3,8 ml (3800 l)
10% SDS 0,15 ml (150 l)
dH2O 4,9 ml (4900 l)
Temed 0,006 ml (6 l)
10 APS 0,15 ml (150 l)

b. 5% stacking gel
dH2O 2,7 ml (2700 l)
Acrylamid 30% 0,67 ml (670 l)
1,0 Tris (pH 6,8) 0,5 ml (500 l)
10% SDS 0,04 ml (40 l)
10% APS 0,04 ml (40 l)
Temed 0,004 (4 l)
Sampel
a. Daging ayam
b. Daging sapi
c. Daging kambing
d. Daging ikan belanak
e. Telur ikan belanak
8. Cara kerja
:
a. Cara kerja pembuatan Total Protein
Dipotong sampel daging ayam, kambing dan sapi, kemudian haluskan. Tambahkan NaCl
fisiologis kemudian homogenkan. Dimasukkan daging kedalam mikrotube sebanyak
1500 l, Kemudian centrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit pada suhu
4C. Daging yang telah di centrifus kemudian diambil supernatannya. Dibaca
menggunakan alat spektrofotometer.
b. Cara kerja pembuat Separating Gel
Dipipet akuades steril 4900 l, polyacrylamid 30% 6000 l, 1.5 M tris (pH 8,8) 3800 l,
10% SDS 150 l, 10% APS 150 l dan TEMED 6 l masukkan kedalam erlenmeyer,
homogenkan. Masukkan gradien gel ke dalam glassplate dengan cepat agar gel tidak
membeku. Hindari gelembung , untuk meratakan permukaan gel tambahkan isopropanol (butanol). Setelah berubah menjadi gel, butanolnya dibuang. Cuci permukaan
gel menggunakan akuades
c. Cara kerja pembuatan stacking gel 5%
Dipipet akuades steril (dH2O) 2700 l, polyacrylamid 30% 670 l, 1,0 M Tris (pH 6,8)
500 l, 10% SDS 40 l, 10% APS 40 l dan Temed 4 l masukkan kedalam ke dalam
erlenmeyer. Masukkan larutan stacking gel kedalam glassplates. Masukkan sisir secara
perlahan, hindari gelembung. Setelah beku, ambil sisir dari stacking gel hingga
terbentuk cetakan. Siapkan elektrode buffer 1x sebanyak 1000 ml. Ketika polimerasi
sudah sempurna, siapkan tangki elektroforesis.
d. Cara kerja isolasi protein
Dipipet 5 l sampel, masukkan ke lubang sumuran cetakan. Setelah semua sampel
dimasukkan ke dalam sumuran, alat elektroforesis dihidupkan dengan 100 volt sampai
blue dye mencapai dasar stacking gel, rubah 200 volt saat blue dye sampai pada gradient
gel, setelah blue dye mencapai dasar gradient gel matikan alat elektroforesis

1
0

1
1

1
2

Glassplate 1 (sampel acak)


1. Loading buffer
2. Marker
3. Kambing 1 (K1)
4. Ayam 4 (A4)
5. Sapi 3 (S3)
6. Ayam 2 (A2)
7. Kambing 2 (K2)
8. Kambing 3 (K3)
9. Ayam 3 (A3)
10. Sapi 1 (S1)
11. Kosong
12. Loading buffer
Setelah selesai proses elektroforesis, sampel kemudian distaining dan didestaining.
Lepaskan gel dari glassplate. Rendam gel dalam larutan Comassie Briliant Blue (CBB).
Diinkubasikan selama 30 menit pada suhu ruang. Pindahkan gel pada larutan
destaining,inkubasikan pada suhu ruang sambil digoyang menggunakan rotator sampai
pita protein tampak jelas Setelah pita protein tampak jelas kemudian rendam
menggunakan asam asetat 10% (*proses destaining 16.30 20.00 3 jam).
Pengeringan gel, Gel kemudian dibungkuskan dengan plastik rokok yang sebelumnya
dibasahi menggunakan akuadest, usahakan tidak ada gelembung di dalamnya, tunggu
hingga mengerasdan mengering (*proses pengeringan dimulai jam 10.10 08.00 22
jam)
9. Hasil

Gambar. Hasil isolasi Protein menggunakan metode SDS-PAGE


B. Penentuan Berat Molekul Protein
1. Hari / tanggal
:
Sabtu, 12 Desember 2015
2. Tempat
:
Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Tujuan
:
a. Menentukan berat molekul sub unit protein
b. Membuat kurva standart berat molekul protein dan menginterpretasi grafik
4. Bahan
:
Hasil SDS-PAGE total protein bakteri anggota Enterobacteriaceae dan strain acuan
Salmonella typhi NCTC 786 M
5. Cara kerja
:
Setelah gel sudah ditutup dengan plastik, kering dan mengeras, gel discan menguunakan
scanner kemudian divisualkan menggunakan aplikasi Coral Draw. Dihitung jarak
pergerakan warna dari tempat awal dan jarak pergerakan protein dari tempat awal.
6. Hasil
:
a. Gambar

b. Perhitungan
1. Perhitungan Rf Marker
Rf dihitung dengan rumus :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Marker 1 =
Marker 2 =
Marker 3 =
Marker 4 =
Marker 5 =
Marker 6 =
Marker 7 =
Marker 8 =
Marker 9 =
Marker 10=
Marker 11=

0.6
1
8.6
8.6
1.4

8.6
1.9
8.6
2.2
8.6
3.2
8.6
3.5
8.6
4.5
8.6
5.7
6.9
8.6
8.6
8.5 no 1
2. Perhitungan Rf sampel
8.6 :
Rf dihitung dengan rumus

Band 1 =
Band 2 =
Band 3 =
Band 4 =
Band 5 =
Band 6 =
Band 7 =
Band 8 =
Band 9 =
Band 10 =
Band 11 =

1
1.5
8.6
8.6
2.2
8.6
2.5
8.6
2.7
8.6
2.9
3.1
8.6
8.6
3.5
3.8
8.6
4.1
8.6
8.6
4.5
8.6

= 0.12
= 0.22
= 0.26
= 0.29
= 0.31
= 0.34
= 0.36
= 0.41
= 0.44
= 0.48
= 0.52

= 0.07
= 0.12
= 0.16
= 0.22
= 0.26
= 0.36
= 0.86
= 0.52
= 0.66
= 0.80
= 0.99

Band 12 =
Band 13 =
Band 14 =
Band 15 =
Band 16 =
Band 17 =
Band 18 =
Band 19 =
Band 20 =
Band 21 =
Band 21 =

5.5
5.7
8.6
8.6
6.1
6.4
8.6
8.6
6.9
8.6
7.5
8.6
7.7
8.0
8.6
8.2
8.6
8.4
8.6
8.6
8.6

= 0.64
= 0.66
= 0.71
= 0.74
= 0.80
= 0.87
= 0.92
= 0.93
= 0.95
= 0.98
= 1.00

c. Dari Rf Sampel yang diketahui, hasil diplotkan ke grafik yang dibuat dari Rf dan
BM Marker. Didapatkan data sebagai berikut :

Rf
0.07
0.12
0.16
0.22
0.26
0.36
0.41
0.52
0.66
0.80
0.99

MARKER
BM
200
150
120
100
85
70
60
50
40
30
25

Rf
0.12
0.22
0.26
0.29
0.31
0.34
0.36
0.41
0.44
0.48
0.52
0.64
0.66
0.71
0.74
0.80
0.87
0.90
0.93
0.95
0.98
1.00

SAMPEL
BM
150
100
85
77
73
72
70
60
56
53
50
41
40
36
34
30
28
27
26.5
26
25.5
25

d. BM protein sampel setelah diplotkan pada kurva marker


Rf

BM Protein ( kDa )
0.12
0.22
0.26
0.29
0.31
0.34
0.36
0.41
0.44
0.48
0.52
0.64

Keterangan
150
100
85
77
73
72
70
60
56
53
50
41

Minor
Minor
Mayor
Mayor
Mayor
Minor
Mayor
Minor
Mayor
Minor
Mayor
Mayor

0.66
0.71
0.74
0.80
0.87
0.90
0.93
0.95
0.98
1.00

40
36
34
30
28
27
26.5
26
25.5
25

Mayor
Minor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Minor
Minor
Minor
Minor

Metode sodium Dodecyl Polyacrilamide Gell Electrophoresis ( SDS-PAGE ), dapat


memisahkan protein menjadi sub unit yang didasarkan pada berat molekul melalui matrix
polyacrilamide yang dialiri medan listrik.
Penentuan berat molekul protein sampel dilakukan dengan menggunakan kueva standart
pada marker proteinnya.
Hasil sparasi dengan SDS-PAGE 12 % yang diperoleh menunjukkan sampel No.1
memilki 22 pita protein yang terdiri dari 12 pita tebal dan 10 pita protein tipis ( minor )
Protein terpisah menjadi sub unit sub unit protein karena ada proses parasi. Protein
terpisah menjadi molekul protein berbentuk pita dengan panjang yang sama diberi gaya listrik
untuk melewati medium berisi gel Polyacrilamide.
Molekul molekul protein akan bermigrasi dari kutub negatif ke kutub positif
berdasarkan berat molekul dalam sebuah medan listrik.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMOLEKULER


ISOLASI DNA DARAH

1.

Tanggal

19 Desember 2015

2.

Praktikum
Mata Kuliah

Biomolekuler

3.

Materi

Isolasi DNA Darah .

4.

Praktikum
Tujuan

Untuk mengetahui dan mendapatkan DNA pada


Darah.

5.

Metode

Elektroforesa Agarrose

6.

Prinsip

Sel dilisiskan dengan Buffer Lysis kemudian

Analisa

dimurnikan dan dibuat muatan menjadi negative


dengan penambahan SDS diekstraksi dengan
Phenol

diendapkan dengan Ethanol Absolut

dingin
7.

Dasar Teori

Teknik Pemisahan Molekul di bawah pengaruh


medan listrik, DNA dialirkan dialirkan dari
kutub negative menuju kutub positif.
Elektroforesis adalah teknik pemisahan
komponenataumolekulbermuatanberdasarkan
perbedaan tingkat migrasinya dalam suatu
matriks yang dipengaruhi oleh medan listrik.
Komponen atau molekul tersebut dapat berupa
DNA,RNA,maupunProteindaripengotorlain.
Elektroforesis

menyediakan

informasi

mengenaiukuran,muatan,danjeniskomponen
yang dielektroforesis (Fairbanks & Andersen
1999:280).Aplikasielektroforesis yaituuntuk
uji paternitas dan identifikasi pelaku kejahatan
(DNA fingerprinting). Elektrofo resis juga
berperandalamhumangenomeproject.
Terdapat lima jenis gel yang dapat digunakan
dalam elektroforesis DNA yaitu gel
poliakrilamida,gelalkalinagarosa,gelagarosa,
pati, dan cellulose acetat. Gel poliakrilamida
berfungsi untuk menganalisis hasil
ekstensiprimer. Gel alkalin agarosa berfungsi
untukmemisahkanrantaiDNAyangberukuran
besar.Gelagarosaberfungsiuntukmenyediakan
sistem elektroforesis yang digunakan untuk
fraksi RNA pada ukuran standar, pati dan
cellulose acetat digunakan untuk memisahkan
protein(Amershambiosciences1999:6).
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat
molekul yang bermuatan listrik ditempatkan
padamediumberisitenagalistrik.Molekulyang
digunakan dalam praktikum elektroforesis
adalah molekul DNA yang bermuatan negatif.
Molekul akan bermigrasi menuju kutub positif

atau kutub negatif berdasarkan muatan yang


terkandungdidalamnya.Molekulmolekulyang
bermuatannegatif(anion)akanbergerakmenuju
kutub positif (anoda), sedangkan molekul
molekul yang bermuatan positif (kation) akan
bergerak menuju kutub negatif (katoda) DNA
memiliki muatan negatif karena mengandung
gugus O. Oleh karena itu, arah migrasi DNA
adalah dari kutub negatif ke kutub positif
(Kusuma2010:11).
Migrasi DNA tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu ukuran molekul DNA,
konsentrasi gel, bentuk molekul, densitas
muatan, poripori gel,

voltase, dan

larutanbufferelektroforesis. Pertama, ukuran


molekul DNA. Molekul yang berukuran lebih
kecil akan cepat bergerak melewati gel karena
hambatanyangakandihadapitidaklebihbanyak
dibandingkan molekul berukuranbesar.Kedua,
konsentrasi gel. Semakin tinggi konsentrasi
agarosa,semakinkakugelyangdibuatsehingga
sukar untuk dilewati molekulmolekul DNA.
Konsentrasi agarosa yang lebih tinggi
memudahkan pemisahan DNA yang berukuran
kecil, konsentasi agarosa yang lebih rendah
memudahkan pemisahan DNA dengan ukuran
yang lebih besar. Ketiga bentuk molekul.
Molekulyangmemilikibentukelipsataufibril
akanlebihcepatbergerakdibandingkandengan
yangberbentukbulat.Keempatdensitasmuatan.
Densitasmuatan yaitumuatanperunitvolume
molekul.Molekuldengandensitasmuatantinggi
akanbergeraklebihcepatdibandingkanmolekul
dengan densitas muatan yang rendah. Kelima,
poriporigel.Semakinkecilporiporigelyang
digunakan,semakinlambatpergerakanmolekul

DNA. Keenam, voltase. Semakin tinggi


tegangan listrik yang diberikan, semakin cepat
pergerakan molekul DNA. Ketujuh,
larutanbufferelektroforesis. Buffer dengan
kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi
listrik sehingga mempercepat migrasi DNA
(Pltenk2009:3).
Aparatus elektroforesis memiliki beberapa
komponen yang terdiri dari Comb, Tray,
Chamber, dansumberlistrik. Comb digunakan
untuk membentukwellpada gel agarosa.Tray
digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.
Chamberdigunakansebagaiwadahgelagarosa.
Sumber listrik digunakan untuk memberi arus
saat proses elektroforesis (The biotechnology
education2003:911).
Hasil DNA elektroforesis harus dibandingkan
denga DNA marker. Markeradalah segmen
DNA yang spesifik dan telah diketahui
ukurannya.Marker berfungsi sebagai acuan
untuk mengetahui ukuran DNA hasil
ampifikasi. DNA Marker yang terdapat di
dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai
penandaposisipasanganbasadarimolekulDNA
yangbermigrasi (Thompson&Fritchman2012:
124144).
LokasifragmenDNAyangterbentuksepertipita
pita pada elektroforesis dapat diamati secara
spesifikdenganmenggunakanpewarna.Pewarna
tersebutdapatberupaetidiumbromida ataugel
red.Etidiumbromidamemilikikelebihan yaitu
mudahdigunakandanakanmenghasilkanwarna
terangapabilaterpaparsinarUV.Kelebihangel
red yaitu tidak memiliki sifat mutagen seperti
etidiumbromida(Babec201213).

Alat dan
Bahan

9.

a. Alat.
- Sentrifuge
- Conical
- Vortex
- Pipet
- Pisau dan Gunting
- Blue tip & Yellow tip
- Refrigerator
- Elektroforesis
- Rotator
- Neraca Analitik.
b. Bahan / reagen
- Daging Kambing
- Buffer lisis
- Proteinase K
- Phenol CIAA
- Ethanol absolute
- Ethanol 70 %
- Reagen TE

Prosedur Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Ambil darah 5 cc dengan Spuit 5 cc


Pindahkan jaringan ke dalam Conical 15 ml
Tambahkan Buffer Lysis 2 ml
Centrifuge 2000 rpm. 20 menit 4 C
Tambahkan Proteinase K 20 ul (10mg/ml)
Vortex, inkubasi 55 C selama 1 jam

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Tambahkan phenol CIAA 2 ml ( 1:1)


Gojog 15-30 menit
Sentrifuge 2000 rpm selama 20 menit pada suhu ruang
Pindahkan lapisan atas ke dalam conical 15 ml
Tambahkan Ethanol Absolut dingin 1 : 1 atau 1 : 2
Pindahkan benang-benang DNA dalam 500 ul Ethanol 70 %
Sentrifuge 12000 rpm selama 10 menit
Kering anginkan
Tambahkan TE 250 ul ,simpan pada suhu ruang selama 1 jam
DNA siap digunakan

10.

Hasil Analisa :
Tampak bercak hasil isolasi DNA Darah.

11.

Pembahasan :
DNA yang bermuatan negative akan bergerak menuju kotub positif melalui pori
agarose.
Deteksi DNA daging kambing dengan penambahan Ethidium bromide bila terkena
sinaar UV maka akan terjadi pendaran fluoresensi orange.
Menggunakan marker DNA

12.

Kesimpulan :
DNA darah tredeteksi.

13.

Pustaka
-

Modul Praktikum Biomolekuler D4 Analis Kesehatan Unimus 2015


Fatchiyah. Polimerase Chain Reaction,Brawijaya University : Malang.2012.
Fatchiyah,Auningtyas E L,Widyarti S dannsi orange.
Rahayu S, Biologi Molekuler: Prinsip dasar Analisis.Airlangga : Jakarta. 2011
Fatchiyah,Auningtyas E L,Widyarti S dan Rahayu S,Buku Praktikum : Teknik
Analisis Biologi Molekuler.Univ Brawijaya.Malang. 2012

Anda mungkin juga menyukai