Disusun oleh:
ENDAH ERMALIAH RAMLAN
17111024170045
i
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Sengkuang (Dracontomelon dao)
sebagai Larvasida Alami
Disusun oleh:
ENDAH ERMALIAH RAMLAN
17111024170045
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwr.wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
dan rahmat serta hidayah-nya, Saya dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang merupakan rangkaian program belajar tahap akhir di Program Studi
pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah.Oleh karena itu, tidak ada rangkaian dan
untaian kata indah yang dapat saya sampaikan selain terima kasih sedalam-
Kalimantan Timur.
2. Bapak Ghozali MH, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan
v
4. Bapak Deny Kurniawan, S. Hut., MP selaku Dosen pembimbing yang telah
5. Ibu Ratna Yuliawati SKM, M.KesEpid, selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk saya dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Kedua Orang tua Saya yang tidak henti-hentinya mendo’akan saya, kasih
sayang yang tak pernah usai, memberikan cinta yang indah untuk saya.
Mungkin hanya ini yang dapat saya ungkapkan, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang baik bagi semua pihak yang sudah mendukung saya
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah, kurang dan lebihnya dalam penulisan ini
Wassalamu’alaikumwr.wb
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………….…………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...x
DAFTAR TABEL………………………………………………………..…….xiv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...……….4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………….4
E. Manfaat Penelitian……………...…………………………………………4
F. Sistematika Penulisan……………………..……………………………….5
B. Ekstraksi……………………………………………………………...…..11
1. Cara Dingin……………………………………………………..……11
vii
2. Cara Panas………………………………………………………...….11
C. Fitokimia…………………………………………………………………12
1. Senyawa alkaloida……………………………………………………13
3. Saponin……………………………………………………………….15
4. Flavonoid……………………………………………………………..15
5. Tannin…………………………………………………..…………....17
D. Larva…………………..…………...…………………………………….17
E. Larvasida…………………………………………………………………19
1. Syarat larvasida………………………………...……………………20
2. Klasifikasi Larvasida……………………………...…………………21
a. Uji Pendahuluan………………………………………………..……24
b. Uji Lanjutan………………………………………………………….24
H. Kerangka Teori…………...…………………………………………..…..25
I. Kerangka Konsep……...……………...………………...…….......……..26
A. Jenis Penelitian……………………...……………………………………27
E. Kriteria Objektif………………………...………………………………..29
viii
F. Alat dan Bahan…………………………………………………………...29
G. Prosedur Penelitian……………………………………………………….29
1. Ekstraksi……………………………………………………...……….30
2. Pengujian fitokimia……………………………………………………30
1. Data Primer……………………………………………………………….33
2. Data Sekunder……………………………………………………………33
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu jenis dari suku Anacardiaceae. Tanaman ini umumnya dikenal dengan
Irian Jaya. Di Malaysia tanaman ini dikenal dengan unkawang atau saransab
ketinggian 1000 m dpl di area yang curah hujannya cukup tinggi. Dracontomelon
dao dapat tumbuh pada tanah dengan drainase baik maupun buruk, terutama pada
tanah alluvial atau rawa-rawa. Di Kalimantan tumbuhan ini dapat dijumpai pada
yang termasuk dalam metabolit sekunder atau aleokimia yang dihasilkan pada
1
jaringan tumbuhan serta dapat bersifat toksik serta dapat juga berfungsi sebagai
aleokimia toksik, maka larva tersebut tidak mencapai berat kritis menjadi pupa.
Hal ini disebabkan senyawa tersebut dapat menurunkan laju metabolisme dan
daun, kulit kayu ini memiliki kadar alkaloid dalam tubumbuhan mencapai, 10-
kerusakan saluran pencerna larva sehingga mukosa ini dapat merusakorgan lain
sistem pernapasan larva yang selanjutnya terjadi kelayuan pada sistem syaraf dan
sistem pernapasan yang menimbulkan efek pada larva tidak mampu bernapas dan
pencernaan makanan dan dimana sterol memiliki peran sebagai prekusor hormon
2
ekdison, sehingga terjadi penurunan jumlah sterol yang akan menggangu pada
makanan.
rasa pahit pada setiap bagian tanaman yang dapat masuk kedalam dinding tubuh
serta dapat menyebabkan gangguan pada otot larva. Pada larva akan mengalami
kerusakan pada otot gerak serta larva lambat dalam melakukan gerak. Tannin juga
dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan larva sehingga dapat
dao) memiliki kemampuan sebagai larvasida alami. Penelitian ini dinilai strategis
3
B. Rumusan Masalah
larva nyamuk ?
Adapun yang dikaji dalam penelitian ini yaitu uji aktivitas biologis
terhadap larva. Sampel yang digunakan adalah daun dari pohon Sengkuang.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
4
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan
B. Ekstraksi
1. Cara Dingin
2. Cara Panas
C. Fitokimia
1. Senyawa alkaloida
3. Saponin
4. Flavonoid
5. Tannin
5
D. Larva
E. Larvasida
3. Syarat larvasida
4. Klasifikasi Larvasida
c. Uji Pendahuluan
d. Uji Lanjutan
H. Kerangka Teori
I. Kerangka Konsep
J. Jenis Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria Objektif
Prosedur Penelitian
4. Ekstraksi
6
5. Pengujian fitokimia
a. Identifikasi Alkaloid
c. Identifikasi Saponin
d. Identifikasi Flavonoid
e. Identifikasi karbohidrat
f. Identifikasi Tanin
3. Data Primer
4. Data Sekunder
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan pohon yang dikenal dengan nama umum (Inggris) dengan pohon
Argus, Kenari pasifik atau kenari papua Nugini. Pohon ini di kembangkan dari
biji serta dapat tumbuh tinggi hingga 36 m dengan diameter pohon mencapai 70-
100 cm berwarna coklat keabu-abuan dan kulit pohon yang yang bersisik. Daun
tersusun spiral hingga ke ujung batang dan berbentuk lanset. Daun muda berwarna
coklat hingga kuning. Bunga bersifat biseksual, berbau wangi, dengan panjang 7-
10 mm. Buah berbentuk bulat, berbiji dan memiliki 5 sel didalamnya. Buah muda
memiliki rasa yang masam. Biasanya digunakan untuk menambah rasa pada kari
Kingdom : Plantae
Divisi : Aingiospermae
(Dracontomelon dao)
8
Famili : Anacardiaceae
Genus : Dracontomelon
primer dan sekunder maupun hutan semi di daerah tropis dengan curah hujan
tersebar di daerah yang memiliki drainase yang baik, tanah liat dan berbatu,
Solomon (Lim,2012).
bakar, vinir, panel, furniture, kayu lapis, interior lantai, frame, kotak dan
korek api (Lim, 2012). Bagi masyrakat Dayak Benuaq di sekitar Hutan
Lindung Gunung Beratus, Kutai Barat, kulit pohon ini di gunakn sebagai
tanaman obat yang berkhasiat mengobati diare (Falah dkk, 2013). Penelitian
mengenai ekstrak methanol dari daun, batang, dan kulit akar pohon ini
memiliki aktifitas anti bakteri dan anti jamur (Hasanah dkk, 2011; Khan et
al., 2002).
9
B. Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut tertentu. Proses
ekstraksi akan menghasilkan ekstrak, berupa ekstrak kental, ekstrak padat maupun
ekstrak cair yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
1. Cara dingin
2. Cara panas
10
b. Digesti adalah proses penyaringan simplisia dengan pengadukan kontinyu
C. Fitokimia
adalah aneka ragam senyawa organik yang dibentuk oleh tumbuhan meliputi
aspek yang berhubungan. Hasil setiap tahap berkaitan satu sama lain, oleh
karenanya harus dilakukan dengan cara yang tepat dan teknik yang benar.
tumbuhan yang disebut juga fitokomia. Umumnya adalah uji yang dilakukan
11
1. Senyawa alkaloida
tumbuhan terbesar, sehingga saat ini telah dikenal kira-kira 5.500 jenis.
Alkaloida merupakan senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom
yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Alkaloid aromatis jenis
Alkaloid dapat ditemukan pada biji, daun, ranting dan kulit kayu dari
Alkaloid kebanyakan bersifat racun, tetapi ada pula yang sangat berguna
bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang
2. Senyawa triterpenoid
proses pengantian kulit pada serangga, selain itu triterpenoid juga dapat
penyerapan makanan.
12
Triterpenoid yaitu senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
asiklik, yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik
leleh tinggi dan bersifat optis aktif. Senyawa triterpenoid dapat dibagi
atau ungu untuk terpenoid dan warna biru untuk steroid.Uji ini didasarkan
H2SO4 pekat pada pelarut asetat glasial yang membentuk warna jingga.
empedu. Tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa steroid
Tiga senyawa yang biasa disebut fitosterol terdapat pada hampir setiap
dan stigmasterol
13
4. Marinesterol, yaitu steroid yang berasal dari organisme laut spongeseol.
3. Saponin
rusaknya saluran cerna dapat secara langsung mempengaruhi organ lain larva
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta
dalam air dan menghomolisis sel darah merah. Dari segi pemanfaatan,
(Robinson, 1995).
seperti etanol dan kloroform, oleh karena senyawa ini merupakan glikosida
gula.
4. Flavanoid
14
dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas dan akhirnya mati. Posisi tubuh
larva yang berubah dari normal bisa sebabkan oleh senyawa flavonoid akibat
Beberapa larva larva dalam penelitian juga menunjukkan hal yang sama larva
uji yang telah dipaparkan dengan bahan uji ditemukan mati dalam
merupakan produk metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan terakumulasi
dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun (Robinson, 1995). Senyawa flavonoid
mempunyai kerangka dasar karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam
konfigurasi C6 - C3 – C6.
karena mempunyai gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula,
sehingga flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol,
butanol dan air. Flavonoid umumnya terikat pada gula sebagai glukosida dan
aglikon flavonoid. Uji warna yang penting dalam larutan alkohol ialah
15
5. Tannin
pada bagian tanaman dapat masuk melalui dinding tubuh dan menyebabkan
gangguan pada otot larva. Larva akan mengalami kelemahan pada otot gerak
dan gerakan larva menjadi melambat. Hal ini dapat terlihat pada saat
pengamatan pada larva uji yang dipaparkan dengan bahan uji konsentrasi
tertentu mengalami kelemahan. Selain itu tannin juga masuk melalui saluran
dengan kematian.
Senyawa tannin adalah senyawa astrigent yang memiliki rasa pahit dari
protein. Modifikasi tannin selama ini berperan penting dalam pengawet kayu,
phenolik –OH yang terkandung dalam tannin dan sifat kimia tersebut secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut tannin memiliki sifat umum, yaitu
memiliki gugus phenol dan bersifat koloid, sehingga jika terlarut dalam air
Umumnya tannin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar dan akan
meningkat apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tannin akan larut
dalam pelarut organik seperti etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Sifat
16
fisik tannin seperti, umumnya tannin mempunyai berat molekul tinggi dan
bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh. Warna tannin akan menjadi
gelap apabila terkena cahaya langsung atau dibiarkan pada udara terbuka.
racun (Browning, 1966). Tannin yang juga merupakan senyawa polifenol yang
menyebabkan rasa sepat pada bagian tanaman dapat masuk melalui dinding
tubuh dan menyebabkan gangguan pada otot larva. Larva akan mengalami
kelemahan pada otot gerak dan gerakan larva menjadi melambat. Hal ini dapat
terlihat.
D. Larva
melalui metamorphosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat
sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang
sangat bebeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang terdapat
pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada
bentuk dewasa. Suatu tahapan hidup disebut larva apabila dalam bentuk itu
memiliki organ tertentu yang dimiliki aktivitas yang tinggi (khususnya dalam
ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada segmen terakhir, pada segmen
hairs), pada corong udara terdapat pectan, sepasang rambut serta jumbai akan di
17
jumpai pada corong (siphon), setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb
scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale
seperti duri, sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan
mempunyai ciri-ciri dan ketahanan yang berbeda. Tingkatan larva tersebut adalah:
1. Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 atau 1-2 hari setelah
telur menets, duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan coong
3. Larva instar III berukuran 4-5 mm atau -4 hari setelah telur menetas,
kehitaman.
4. Larva instar IV berukuran paling besar yaitu 5-6 mm atau 4-6 hari
E. Larvasida
18
Penggunaan larvasida dapat mengurangi penggunaan keseluruhan peptisida dalam
1. Syarat Larvasida
agar suatu bahan kimia dapat digunakan sebagai larvasida. Suatu larvasida
pengguna dan organisme non-target. Karakteristik dari suatu zat kimia yang
sebagai berikut :
h) Efektif pada jenis air apa pun dimana larva dapat tumbuh (polusi, asam,
basa, keruh)
pemakan larva)
19
2. Klasifikasi Larvasida
(WHO, 2002). Racun organik alami yang terkenal adalah Piretrum. Piretrum
Suhu air juga dapat mempengararuhi kematian larva. Larva yang hidup di
dalam air yang bersuhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan
20
respirasi serta menurunkan jumlah oksigen terlarut dalam air, sehingga
mengakibatkan larva akan mati karena kurangnya oksigen. Oksigen terlarut dalam
air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi kedalam air. Makin tinngi
kenaikan suhu air, maka sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya. (Wardana,
1995 ; Kristanto 2002). Dan larva nyamuk akan berhenti sama sekali atau mati
(1957), adanya ion-ion tertentu yang berlebihan (misalnya ion K+) akan
(pH) air merupakan faktor yang sangat menentukan kematian larva pada Ph < 3
umur larva. Karena adanya gangguan terhadap proses respirasi larva sehingga
larva akan mati (Suroso, 2001). Fathi, et al (2005) menjelaskan bahwa daya tahan
hidup larva yang rendah lebih disebabkan oleh proses metabolisme yang lambat
kematian larva.
21
G Lethal Concentration-50 (LC50)
tingkat toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk
pemantauan rutin suatu limbah. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun
akut jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu
singkat. Suatu senyawa kimia disebut bersifat racun kronis jika senyawa tersebut
dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang
Ada tiga cara utama bagi senyawa kimia untuk dapat memasuki tubuh,
rutetersebut, senyawa yang bersifat racun dapat masuk ke aliran darah, dan
kemudian terbawa kejaringan tubuh lainnya. Yang menjadi perhatian utama dalam
toksisitas adalah kuantitas atau dosis senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa
yang berada dalam bentuk murninya memiliki sifat racun (Toksik). Sebagai
contohnya adalah senyawa oksigen yang berada pada tekanan parsial 2 atm adalah
bersifat toksik. Konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi dapat merusak sel
(Pradipta 2007).
menyebabkan kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat dietsitimasi
dengan grafik dan perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya
LC50 48 jam, LC50 96 jam sampai waktu hewan uji dan maksud serta tujuannya
22
Klasifikasi menurut waktu, yaitu uji hayati jangka pendek (short term
mengelir (flow trough bioassay). Klasifikasi dan maksud tujuan penelitian adalah
pemantuan uji kualitas air limbah, uji bahan atau satu jenis senyawa kimia,
penetuan toksisitas serta daya tahan dan pertumbuhan organisme uji. Untuk
a. Uji pendahuluan
mendekati 50%.
b. Uji lanjutan
23
H. Krangka Teori
Sebagi berikut :
Ekstraksi Etanol
Senyawa :
1.Alkaloid
Fitokimia
2.Triterpenoid
3.Saponin
4.Flavanoid
Larvasida
5.Tanin
Larutan LC50
24
I. Kerangka Konsep
kaitan antara konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya dari masalah yang ada yang akan diukur atau diteliti ( Notoatmojo, 2010).
Larvasida alami
Larva 25 ekor
Ph
Suhu
Didalam 100 ml air
Kelembaban
Lingkungan
LC50
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jalan Gatot Subroto Samarinda Adapun waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel
Bulan
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei
1 Observasi Lapangan
2 Proposal
3 Konsultasi
4 Ujian Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Penelitian
7 Konsultasi
8 Penyusunan KTI
9 Ujian KTI
26
C. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Ekslusi
3) Besar sampel
Variabel Skala
No Definisi Operasional
penelitian data
ekstrak etanol
27
Ekstarak etanol Dracontomelon dao
selama 24 jam.
E. Kriteria objektif
larva nyamuk 50% dengan konsentrasi 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan 1,25%.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan digital, oven,
shaker, rotary evaporator, botol vial, beaker glass, kertas wrapping, pipet tetes,
beaker glass, gelas plastik, gelas ukur, stopwatch dan mikropipet. Sedangkan
larutan NaOH 1%, larutan Molisch larutan asam asetat pekat, larva nyamuk dan
air.
G. Prosedur penelitian
ekstraksi, tahap kedua pengujian fitokimia, dan disini peneliti akan melanjutkan
dao dengan menggunakan konsetrasi persen yaitu dari 0,25% sampai 1,25% .
28
1. Ekstraksi
etil asetat, di shaker selama 1 x 24 jam dan dilakukan perulangan hingga jernih
kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Hal yang sama juga
dilakukan pada pelarut etanol. Hasil ekstraksi kemudian dipekatkan dengan rotary
2. Pengujian fitokimia
a) Identifikasi Alkaloid
dengan tahapan kerja analisis berikut ini (Kokate et al, 2001). Sebanyak 5
mengandung alkaloid.
29
b) Identifikasi triterpenoid dan steroid
pengujian ini 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat
Selanjutnya sampel uji dikocok dan dibiarkan beberapa menit. Reaksi yang
terjadi diikuti dengan perubahan warna, apabila terlihat warna merah dan
ungu maka uji dinyatakan positif untuk triterpenoid dan apabila terlihat
warna hijau dan biru maka uji dinyatakan positif adanya steroid (Harborne,
1987).
c) Identifikasi Saponin
d) Identifikasi Flavonoid
jelas pada larutan ekstrak dan menjadi tidak berwarna setelah penambahan
2001).
30
e) Identifikasi Karbohidrat
f) Identifikasi Tanin
1%. Tanin dinyatakan positif apabila pada reaksi terbentuk endapan kuning
(Kokate, 2001).
Larva nyamuk yang dijadikan sebagai bahan uji, dikumpulkan dan mencari
seperti air jernih atau air yang sedikit terkontaminasi, got atau selokan, air tawar
atau air payau dan sawah kemudian dikumpulkan dan diidentifikasi yang
digunakan hanya instar III saja. Pada tahap instar III dan siap digunakan dalam
pengujian. Tujuh kontainer plastik akan disiapkan untuk pengujian, dimana Lima
kontainer digunakan untuk sampel dan satu kontainer sebagai kontrol positif
dengan menggunakan abate, satu kontainer sebagai kontrol negatif. Sampel akan
dibuat dengan berbagai variasi konsentrasi, yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, dan
31
dalam kontainer plastik yang berbeda. Setelah itu akan dimasukkan 25 ekor larva
uji. Hal ini akan dilakukan 3 kali pengulangan untuk larva uji
ditambahkan air sampai volume 100 ml. Kemudian 25 ekor larva uji akan
pengulangan. Pengamatan yang akan dilakukan 6 jam pertama selang 1 jam dan
24 jam. Setelah diperoleh data, maka akan dilakukan analisis untuk konsentrasi
kematian (LC50).
1. Data primer
Data diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan jumlah kematian larva
selama percobaan.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari literatur atau kepustakaan yang ada hubungannya
perbedaan antara perlakuan yang diberikan maka digunakan analisis one way
ANOVA, tetapi bila sebaran data tidak normal atau varians data tidak sama dapat
dilakukan uji alternatif yaitu Kruskal-Wallis. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok perlakuan. Apabila pada uji
32
tersebut didapatkan hasil yang signifikan (bermakna) yaitu p<0,05 maka
33
DAFTAR PUSTAKA
A.Bana, Sri Wahyuni. Dkk. 2016. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada
Masyarakat Kaili Rai di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten
Donggala Sulawasi Tengah. JurnalBiocelebes, Vol. 10 No.2. 2016
Kuspradini, Harlinda, dkk. 2016. Aktivitas Antioksidan dan Anti bakteri Daun
Pometia Pinnata. Jurnal Jamu Indonesia (2016) 1(1):26-34
Kusumo, Andidkk. 2016. Struktur Vegetasi Kawasan Hutan Alam dan Hutan
Rerdegradasi di Taman Nasional Tesso Nilo. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol
14 Issue 1: 19-26 (2016).
Lubis, Lestari. 2017. Krateristik dan Isolasi Senyawa Saponin dari Ekstrak Etanol
Daun Situduh Langit ( Erigeronsumatrensis Retz). Skripsi. Universitas
Sumatra Utara, Medan
Niken A.S, Maria Andreina. 2017. Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Ageratum
conyzoides L. Sebagai Insektisida Terhadap Mortalitas Hama Ulat Kubis
(Plutellaxylostella L.). Skipsi.Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
34
35