KELOMPOK 6 ARTIKEL 4
Etnofararmasi Pada Suku Anak Dalam di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang
Ukuran sampel :
besar (> 30)
medium (10-30)
Kelemahan :
Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti
sulit membangun jaringan
Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat
bertambah dari perkiraan semula, apabila belum
menemukan responden yang dimaksud.
Hasil kurang mewakili populasi apabila peneliti kurang
teliti.
Kekuatan :
Penelitian dapat dimulai dengan Informasi yang
terbatas dari responden awal namun pada akhirnya
informasi berkembang luas dan mendalam
Membantu menemukan pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian namun sulit ditemukan atau tidak diketahui
keberadaanya.
Membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber yang
terbentuk
Pendahuluan : Istilah etnofarmasi meruapakan istilah baru yang muncul dalam
dua decade terakhir, kajian etnofarmasi didukung dengan
bidang keilmuan seperti farmakognosi, farmakologi,
farmasetika (Khususnya sediaan galenika), penghantaran obat,
toksikologi, bioavaibilitas dan metablomik, farmasi klinik,
etnobotani, etnozoologi, etnofarmakologi dan antropogi medis.
Indonesia memiliki biodiversitas tinggi setelah brazil,. Selain itu
Indonesia juga ditinggali oleh ratusan suku bangsa dan memiliki
system pengobatan yang khas (Kodir, dkk 2017).
Salah satu jurnal tentang studi etnofarmasi pada suku anak
dalam di daerah muara Killis, tengah Ilir kabupaten tebo
mendapatkan 9 bahan obat yang terdiri dari 4 hewan dan 5
tumbuhan (Perawati, dkk 2019).