Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL

KELOMPOK 6 ARTIKEL 4

Etnofararmasi Pada Suku Anak Dalam di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang

Judul : Etnofarmasi pada suku Anak Dalam di Desa Pauh Menang


Kecamatan Pamenang
Jurnal : Journal of Healtcare Technology and Medicine
Volume & Halaman : Vol.6 No.1
Tahun : 2020
Penulis : Mohamad Rauf Amin, Santi Perawati, dan Deny Sutrisno
Reviewer :
Tanggal : Selasa, 16 - februari-2021

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tanaman yang


digunakan untuk pengobatan penyakit di Desa Pauh Menang
Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin.
Subjek Penelitian : Tanaman obat yang digunakan di Desa Pauh Menang
Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin.
Metode penelitian : Metode deskriptif yang menggunakan metode wawancara dan
observasi dengan pendekatan metode kualtitatif.
Penjelasan metode :
Pengertian deskriptif menurut sugiono (2017:147) sebagai
berikut : “Analisis deskriptif adalah statistic yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebgaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang beralaku untuk
umum atau generalisasi”.
Metode wawancara ini dilakukan bersamaan dengan observasi
sehingga tidak terputusnya informasi data. Wawancara
dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan informan,
informan suku anak dalam (SAD) berjumlah 7 orang.teknik
pengambilan sampel dengan snow ball sampling atau dan
purposive sampling bercakap-cakap berdasrakan pertanyaan
yang telah disusun. Kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan membuat transkip dan matriks.
Menurut rully dan poppy (2014), observasi merupakan upaya
memfokuskan peneliti mengumpulkan data dan informasi dari
sumber data primer dengan mengoptimalkan pengamatan
penelitian. Metode observasi dilakukan dengan pengamatan
langsung pada tumbuhan pada suku anak Dalam di Desa Puah
Menang.
Menurut Rully (2014) bahwa penelitian kulitatif adalah
“pendekatan penelitian yang diarahkan untuk mencapai tujuan
memperoleh atas penerapan sebuah teori. Dengan demikian,
lebih banyak menggunakan berpikir induktif (empiris).
Menurut Notoatmodjo (2010) pengertian Purposive sampling
adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-
ciri yang sudah diketahui sebelumnya.
Tahapan pelaksanaan purposive sampling :
 Tentukan tujuan dari penelitian
 Buat daftar kriteria untuk mendapatkan sampel
penelitian yang sesuai.
 Pilih daftar populasi yang sesuai dari tujuan penelitian
 Buat aturan daftra minimal dan maksimal sampel
 Lakukan penelitian terhadap sampel yang dipilih
Menurut Nina Nurdiani (2014) snowball sampling adalah suatu
metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel
dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus.
Peneliti menyajikan suatu jaringan melalui gambar sociogram
berupa gambar lingkaran-lingkaran yang dikaitkan atau
dihubungkan dengan garis-garis. Setiap lingkaran mewakili
setiap responden atau kasus, dan garis-garis menunjukan
hubungan antar responden atau antar kasus (Neuman,2003).

Manfaatnya : efektif untuk penelitian yang terkait dengan


komunitas yang terselubung, isu-isu yang sulit diungkapkan
dengan jelas atau tidak terlihat nyata, isu-isu komuniaksi dan
lain-lain sebagainya.

Jumlah ornag atau resonden awal yang diperlukan :


 medium (2-12 orang)

Ukuran sampel :
 besar (> 30)
 medium (10-30)

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan :


 Medium (6 minggu – 6 bulan)
 Pendek (< 6 minggu)

Kelemahan :
 Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti
sulit membangun jaringan
 Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat
bertambah dari perkiraan semula, apabila belum
menemukan responden yang dimaksud.
 Hasil kurang mewakili populasi apabila peneliti kurang
teliti.
Kekuatan :
 Penelitian dapat dimulai dengan Informasi yang
terbatas dari responden awal namun pada akhirnya
informasi berkembang luas dan mendalam
 Membantu menemukan pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian namun sulit ditemukan atau tidak diketahui
keberadaanya.
 Membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber yang
terbentuk
Pendahuluan : Istilah etnofarmasi meruapakan istilah baru yang muncul dalam
dua decade terakhir, kajian etnofarmasi didukung dengan
bidang keilmuan seperti farmakognosi, farmakologi,
farmasetika (Khususnya sediaan galenika), penghantaran obat,
toksikologi, bioavaibilitas dan metablomik, farmasi klinik,
etnobotani, etnozoologi, etnofarmakologi dan antropogi medis.
Indonesia memiliki biodiversitas tinggi setelah brazil,. Selain itu
Indonesia juga ditinggali oleh ratusan suku bangsa dan memiliki
system pengobatan yang khas (Kodir, dkk 2017).
Salah satu jurnal tentang studi etnofarmasi pada suku anak
dalam di daerah muara Killis, tengah Ilir kabupaten tebo
mendapatkan 9 bahan obat yang terdiri dari 4 hewan dan 5
tumbuhan (Perawati, dkk 2019).

Anda mungkin juga menyukai