Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FARAMITA TAMRIN

NIM : G70118155
MK : FARMASI KLINIK DASAR
KELAS :B

1. Obat yang sering digunakan sebagai off label pada pediatrik


Jawaban :
Diazepam, fluticasone, amiloride, salbutamol, paracetamol, morfin

2. Kasus 1
Seorang ibu tampak cemas, ibu R, datang dgn putrinya yg berusia 3 thn yg sedang sakit.
Putrinya menderita infeksi diare setelah makan di restoran siap saji 2 hari yg lalu. Napasnya
menjadi tersengal-sengal & ibunya khawatir dgn keadaan itu. Saat ibu R membawa putrinya
kedokter 2 hr yg lalu, dia menerima resep sirup kodein 5mg setiap 4 jam untuk mengatasi
diare. Putri ibu R jg menggunakan sirup salbutamol 1mg, 4x sehari untuk mengatasi asma
ringannya.
Apa permasalahan yg berkaitan dgn pemberian obat pd putri ibu R?
Kenapa napas anak menjadi tersengal2 dan sarankan tindakan untuk mengatasinya?
Jawaban :
a. Permasalahan :
Dokter memberikan obat kodein yang dimana obat anti diare kodein akan memperburuk
keadaan karena akan menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan (overgrowth) bakteri, gangguan digesti dan absorbsi.
Obat ini berkhasiat untuk menghentikan peristaltik, tetapi akibatnya sangat berbahaya karena
penderita akan terkelabui. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah
kembung dan dehidrasi bertambah berat yang akhirnya dapat berakibat fatal untuk penderita
(Noerasid, dkk., 1988). Kesalahan dokter yaitu tidak memperhatikan adanya riwayat asma
ringan pada pasien, sehingga pasien napasnya menjadi tersengal-sengal.

b. Penyebabnya :
Efek samping lain dari Codein yaitu depresi pernapasan (gangguan pernapasan) yang dapat
mengancam jiwa pada anak-anak. Anak-anak yang umur <12 tahun tampaknya lebih rentan
terhadap efek depresan pernapasan kodein. Selain itu, codein dikontraindikasikaan untuk
anak-anak <12 tahun yang mengalami gangguan saluran pernapasan yang signifikan, asma
bronkial akut atau berat berada dalam lingkungan yang tidak terpantau atau tanpa peralatan
resusitasi (Medscape, 2021).

c. Saran Tindakan :
Menggati obat kodein dengan memberi zinc sulfate 10 mg/ 5 ml oral per hari Selama 10 hari
meskipun diare sudah berhenti (MIMS, 2021). Untuk pengobatan napas agar tidak tersengal-
sengal, bisa dilanjutkan terapi sirup salbutamol 1 mg, diminum 4 kali sehari untuk mengatasi
asma ringan.
Suplement zinc digunakan untuk mengurangii durasi diare, menurunkan risiko
keparahan penyakit, dan mengurangii episode diare. Pengunaan mikronutrien untuk
penatalaksanaan diare akut didasarkan pada efek yang diharapkan terjadi pada fungsi imun,
struktur, dan fungsi saluran cerna utamanya dalam proses perbaikan epitel sel seluran cerna.
Secara ilmiah zinc terbukti dapat menurunkan jumlah buang air besar (BAB) dan volume
tinja dan mengurangi risiko dehidrasi. Zinc berperan penting dalam pertumbuhan jumlah sel
dan imunitas. Pemberian zinc selama 10-14 hari dapat mengurangi durasi dan keparahan
diare. Selain itu, zinc dapat mencegah terjadinya diare kembali.

3. kasus 2
Seorang bayi laki2 berusia 11 bulan dirawat di RS dgn ISK dan suhu tubuhnya mencapai
37,8˚C. Beratnya 9,6 kg & sebelumnya pernah menderita ISK 2 kali. Bayi tsb mendapatkan
resep sirup parasetamol 120 mg tiap 3 jam bila diperlukan dan trimetoprim unt pemakaian
selama 7 hari untuk mengatasi ISK. Dosis sirup trimetoprim 50 mg/5 ml yg diresepkan
adalah 2 kali sehari masing2 2 ml.
Apa permasalahan yg berkaitan dgn pengobatan pd bayi tersebut
Jawaban :
Pemberian trimethoprim untuk terapi ISK sudah betul. Hanya saja, dosis trimethoprim yang
diberikan oleh dokter itu keliru. Yang dimana seharusnya dosis untuk trimethoprim untuk
ISK pada usia 4 bulan-2 tahun adalah 25mg/hari di malam hari (MIMS, 2021).

Anda mungkin juga menyukai