Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi dan memerlukan
ilmu pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut
ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar
tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam,
struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di
bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang
menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikrobiologi,
mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri dan
sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau
menurut kemanfaatannya (Fifendy, 2017).

Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, dan


mereka terdapat diberbagai tempat dialam, baik di udara, tanah dan perairan.
Didalam setiap gram tanah subur terdapat berjuta-juta mikroorganisme.
Sesungguhnya telah dihitung massa mikroorganisme di bumi melebihi
massa semua organisme lain. Mikroorganisme terdapat paling banyak
adalah tempat-tempat yang mengandung nutrient, kelembapan, dan suhu
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
Mikroorganisme sangat erat dengan kehidupan manusia baik
menguntungkan maupun merugikan manusia (Lestari & Triasih., 2017).

Aplikasi dalam bidang farmasi, yaitu seorang farmasis dapat mengetahui


cara membuat pengenceran bertingkat, mengetahui jumlah mikro dalam air,
dan juga dapat melakukan uji mikrobiologi dari berbagai jenis obat sehingga
dapat menjadikan pedoman kedepannya. Hal ini lah yang melatarbelakangi
percobaan ini dilakukan.
I. 2. Maksud dan Tujuan
I. 2. 1 Maksud Percobaan
1. Memahami cara membuat pengenceran bertingkat.
2. Memahami cara melihat jumlah bakteri pada berbagai jenis
sampel air.
3. Memahami cara uji mikrobiologi dari berbagai jenis bentuk
sediaan obat (tablet paracetamol, balsem geliga, dan tolak
angin), serta menghitung jumlah koloni.

I. 2. 2 Tujuan Percobaan
1 Mengetahui cara membuat pengenceran bertingkat.
2 Mengetahui cara melihat jumlah bakteri pada berbagai jenis
sampel air.
3 Mengetahui cara uji mikrobiologi dari berbagai jenis bentuk
sediaan obat (tablet paracetamol, balsem geliga, dan tolak
angin), serta menghitung jumlah koloni.

I. 3. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah memahami dan mengetahui cara
membuat pengenceran bertingkat, cara melihat jumlah bakteri pada berbagai
jenis sampel air, dan cara uji mikrobiologi dari berbagai jenis bentuk
sediaan obat (tablet paracetamol, balsem geliga, dan tolak angin), serta
menghitung jumlah koloni.

I. 4 Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu dengan membuat medium uji dan larutan uji
yang telah dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 lalu larutan disebar pada
medium uji sebanyak 1 ml kemudian diinkubasi selama 24 jam lalu dihitung
jumlah koloni.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Dasar Teori
Uji mikrobiologis merupakan salah satu uji yang sangat penting karena
selain dapat menduga daya tahan simpan suatu produk juga dapat digunakan
sebagai indikator sanitasi dan keamanan makanan/minuman. Berbagai
macam uji mikrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, uji
kuantitatif mikroba digunakan untuk menentukan mutu dan daya tahan
simpan suatu produk. Mutu mikrobiologi suatu produk pangan
menggambarkan sejauh mana aman dari kontaminasi mikroba dan aman
untuk dikonsumsi. Perhitungan total mikroba berperan dalam menentukan
status sanitasi makanan atau minuman. Bila setelah makanan/minuman
melalui proses pemanasan dan tetap ditemukan mikroba saat pengujian
maka hal ini terjadi rekontaminasi atau pertumbuhan mikroba kembali
(Ariyani dan Anwar, 2016).

Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh
manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus
dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1
liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya.
Agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia
maupun bakteriologis. Batas maksimal cemaran mikroba yang diizinkan
dalam Kualitas air minum menurut PerMenKes No.492/
Menkes/Per/IV/2010 berdasarkan kualitas mikrobiologisnya yaitu: Total
bakteri Escherichia coli maksimal 0 koloni/g (per 100 ml sampel) dan Total
bakteri Coiliform maksimal 0 koloni/g (per 100 ml sampel) (Rahayu dan
Gumilar, 2017).

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Obat tradisional
adalah bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Keamanan produk
makanan, minuman, kosmetik, sediaan obat atau obat tradisional (jamu)
merupakan suatu tuntutan yang telah dikemukakan sejak munculnya
gangguan kesehatan manusia akibat cemaran mikroorganisme. Produk yang
tercemar mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan timbulnya penyakit
(Yuliana dan wulandari, 2016)

Salep merupakan sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian


topikal pada kulit atau selaput lendir. Formulasi salep dibutuhkan adanya
suatu basis salep, basis salep sendiri merupakan zat pembawa yang bersifat
inaktif dari sediaan topikal dapat berupa bentuk cair atau padat yang
membawa bahan aktif untuk berkontak dengan kulit. Pemilihan basis salep
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan salep.
Basis salep yang digunakan dalam sebuah formulasi obat harus bersifat inert
dengan kata lain tidak merusak ataupun mengurangi efek terapi dari obat
yang dikandungnya (Novita dan Hayati, 2017)

Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam


membuat sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu sediaan biasanya
diproduksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu yang lama untuk
sampai ketangan pasien yang membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam
jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan
hasil urai dari zat tersebut bersiat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa
pasien. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi
dimana kestabilan obat tersebut optimum. Kualitas mikrobiologis dari obat-
obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk diperhatikan. Pada
umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran dan sediaan
tersebut memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, sehingga
selama dalam penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi
pertumbuhan mikroba di dalamnya (Nakhil, dkk, 2018).

II. 2. Uraian Bahan


1. Etanol (FI Edisi III, 1979, Hal 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
RM/BM : C2H5OH/ 46,068 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak bewarna, jernih, mudah


menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan warna biru.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroformP dan dalam eter P.
Kasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari
nyala api.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 94,7 v/v
atau 92,0% dan tidak lebih dari 95,2 %
v/v atau 92,7 % C2H6O.

2. NaCl (FI Edisi III, 1979, Hal 403-404)


Nama Resmi : NATRII HLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida
RM/BM : NaCl/ 58,44 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur heksahedral tidak bewarna atau


serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
bagian air mendidih dan dalam lebih
kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut
dalam etanol (95 %) P.
Kasiat : Sumber ion klorida dan ion natrium.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 %
NaCl dihitung terhadap zat yang telah di
keringkan.

3. Paracetamol (FI Edisi IV, 1995;649)


Nama resmi : ASETAMINOPHEN
Nama lain : Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2/151,16
Rumus struktur :

(Pubchem)
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa
sedikit pahit
Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium
hidroksida 1 N,; mudah larut dalam etanol
Khasiat : Zat aktif
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya
Persyaratan kadar : Paracetamol mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung tehadap zat anhidrat

II. 3. Uraian Obat


1. Paracetamol (ISO, 2017)
Nama sediaan : Paracetamol
Komposisi : Parasetamol 500 mg, phenylephrine HCL 15
mg, chlorpheniramin maleate 2 mg
Kontra indikasi : Hipersensitivitas, hipertensi berat, penderita
diabetes mellitus, penyakit jantung,
penyakit arteri coroner, hipertiroid dan
glaucoma.
Indikasi : Menyembuhkan gejala flu seperti bersin-
bersin, hidung berair, demam, sakit kepala
dan nyeri otot
Efek samping : Reaksi alergi, gangguan saluran cerna,
tekanan darah rendah, sedasi dan gangguan
darah.
Interaksi obat : -
Dosis : Dewasa 1-2 kaplet 3-4 kali sehari , anak-
anak 1/2 – 1 kaplet 3-4 kali sehari
Golongan obat : Obat bebas terbatas
Diproduksi : PT Kalbe Farma
oleh
No batch : -
Exp date : -

II. 4. Uraian Sampel


1. Paracetamol
Nama sediaan : Paracetamol
Komposisi : Parasetamol
No. Reg : GBL 0806505704 A1
No. Batch : -
Diproduksi : PT. ERRITA PHARMA
oleh
Interaksi obat : -
2. Balsem geliga
Nama sediaan : Balsem geliga
Komposisi : Methyl salicylate, peppertmint oil, white
camphor oil, base ad
No. Reg : POM. QD. 142 712 611
No. Batch : -
Diproduksi : PT. EAGLE INDO PHARMA
oleh
Interaksi obat : -

3. Tolak angin
Nama sediaan : Tolak angin
Komposisi : Foeniculli fructua (adaa), isorae fructus
(kayu ules), caryophylli folium (daun
cengkeh), zingiberia rhizome (jahe),
menthae arvensitis herba (daun mint), mel
depuratum (madu).
No. Reg : POM. HT. 122 600 301
No. Batch : -
Diproduksi : PT. Industri Jamu dan Farmasi (sidomuncul)
oleh
Interaksi obat : -

II. 5. Uraian Medium


1. Natrium Agar (Rossita., dkk, 2015)
NA (Nutrient Agar) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, NA
(Nutrient Agar) dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan
menggunakan agar sebagai pemadat.
Komposis: Pepton 5.0, sodium chlorida 5.0, agar 15.0, lab-lemco’
powder 1.0, yeast extract 2.0.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Alat dan Bahan


III. 1. 1 Alat
1. Dispo 1 ml (4 buah)
2. Dispo 5 ml (1 buah)
3. Tali godam
4. Aluminium foil
III. 1. 2 Bahan
1. NaCL 0,9
2. Alkohol
3. Sabun cuci
4. Masker
5. Handscoon
6. Kertas bekas
7. Tisu
8. Kapas
9. Label

III. 1. 3 Sampel
1. Tablet paracetamol
2. Balsem geliga
3. Tolak angin
4. Air keran

III. 2 Cara Kerja


1. Pembuatan media
- Disiapkan alat dan bahan.
- Ditimbang Nutrient agar kemudian ditambahkan 250 ml aquadest
kedalam Erlenmeyer.
- Disterilkan Erlenmeyer di autoklaf.
2. Sterilisasi alat
- Disiapkan alat dan bahan.
- Disterilkan cawan perti dan tabung reaksi dengan dibungkus dengan
kertas. Untuk tabung reaksi bagian mulut tabung ditutup dengan kapas
yang dibungkus dengan aluminium foil.
- Dimasukkan dan distertilkan selama 1 jam di dalam oven.
3. Pengujian sediaan obat dan air
- Disiapkan alat dan bahan.
- Dimasukkan 9 ml NaCl kedalam masing - masing tabung.
- Dimasukkan 1 ml sampel kedalam tabung pertama (10-1), kemudian
dimasukkan 1 ml larutan dari tabung pertama (10 -1) ke tabung dua
(10-2) dan dimasukkan 1 ml larutan dari tabung kedua (10 -2) ke
tabung ke tiga(10-3).
- Dimasukkan 5 ml medium NA ke cawan petri kemudian diamkan
hingga memadat.
- Diambil 1 ml sampel dari tabung 10-1, 10-2 dan 10-3.
- Dimasukkan ke dalam cawan petri, 10-1 ke cawan petri pertama, 10-2
dimasukkan ke cawan petri 2 dan begitu pula seterusnya.

III. 3 Skema Kerja


1. PembuatanMedia

Alat dan bahan


-Ditimbang Na 5 gr

Erlenmeyer

-Ditambahkan 250 ml aquadest


-Disterilkan

Autoklaf
2. SterilasiAlat

Alat dan bahan

- Disterilkan
Cawan petri dan tabung

- Dibungkus dengan kertas


- Tabung reaksi bagian mulut
tabung dtutup dengan kapas
yang dibungkus aluminium
foil.
- Dimasukkan dan disterilkan
selama 1 jam

Oven

3. Pengujian Sediaan Obat dan Air

Alat dan Bahan

-Dimasukkan 9 ml NaCl
+ 1 ml air +1 ml larutan tabung +1 ml larutan tabung
wc/sediaan obat 1 (10-1) sediaan obat 2 (10-2) sediaan obat

-2 -1
Tabung
Tabung2 1(10
(10 )) Tabung 3 (10-3)

Cawan petri
+51ml
+5ml mediumNa
medium Na Cawan petri
+5 ml2 medium Na Cawan petri 3
- -Didiamkan
Didiamkanhingga
hingga - Didiamkan hingga
memadat
memadat memadat
+ 1 ml sampel + 1 ml sampel + 1 ml sampel
tabung 1 tabung 2 tabung 3

-Diinkubasi

Inkubator selama 24
jam 37oC

Hitung koloni

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


1. Sampel air
Pengenceran Gambar Jumlah koloni

10-1
93 koloni
10-2
34 koloni

10-3
17 koloni

2. Sediaan obat
Pengenceran Gambar Jumlah koloni

10-1
112 koloni

10-2
80 koloni
10-3
31 koloni

3. Sampel jamu
Pengenceran Gambar Jumlah koloni

10-1
12 koloni

10-2
23 koloni

10-3
6 koloni

4. Sampel salep
Pengenceran Gambar Jumlah koloni

10-1
0

10-2
0
10-3
0

IV. 1 Pembahasan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi dan memerlukan
ilmu pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut
ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar
tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam,
struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di
bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang
menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikrobiologi,
mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri dan
sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau
menurut kemanfaatannya (Fifendy, 2017).

Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui cara membuat pengenceran


bertingkat dan suspensi bakteri dan cara mengidentifikasi cemaran
mikroorganisme pada air. Serta dapat mengetahui cara mengidentifikasi
cemaran mikroorganisme dari berbagai jenis bentuk sediaan obat (tablet
paracetamol, balsem geliga, dan tolak angin), serta menghitung jumlah
koloni.

Prinsip dari percobaan ini yaitu dengan membuat medium uji dan larutan uji
yang telah dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 lalu larutan disebar pada
medium uji sebanyak 1 ml kemudian diinkubasi selama 24 jam lalu dihitung
jumlah koloni.

Cara kerja dari percobaan ini yaitu pertama membuat media dengan
menyiapkan alat dan bahan yang diperluan. Kemudian timbang Na 5 gram
dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan aquadest 250 ml. lalu
disterilkan dengan menggunakan autoklaf. Alasan dilakukan sterilasi yaitu
agar medium yang dibuat tidak tercemar oleh mikroba yang berada diudara,

Selanjutnya melakukan sterilisasi terhadap alat yang akan digunakan untuk


melakukan pengujian. Pertama siapkan alat-alat yang akan digunakan. Lalu
dibungkus dengan kertas dan diikat dengan tali godam. Untuk tabung reaksi,
bagian mulut tabung ditutup dengan kapas yang dibungkus dengan
aluminium foil. Kemudian dimasukkan dalam oven untuk disterilkan selama
1 jam.

Cara kerja dari uji mikrobiologi air dan sediaan farmasi yaiu pertama
disiapkan alat bahan yang digunakan. Kemudian dimasukkan 9 ml NaCl
dalam tabung reaksi 1, 2, dan 3. Lalu tambahkan 1 ml air kedalam tabung 1
(10-1). Selanjutnya diambil 1 ml larutan tabung 1 (10-1) dan dimasukkan
dalam tabung2 (10-2). Setelah itu diambil 1 ml larutan tabung 2 (10-2) dan
dimasukkan dalam tabung 3 (10-3). Ulangi prosedur untuk masing-masing
sampel uji. Kemudian tambahkan 5 ml medium Na dalam cawan petri 1, 2,
dan 3, didiamkan hingga memadat. Lakukan prosedur ini untuk masing-
masing sampel uji. Setelah memadat ditambahkan 1 ml sampel tabung 1
pada cawan petri 1, 1 ml sampel tabung 2 pada cawan petri 2, dan 1 ml
sampel tabung 3 pada cawan petri 3. Lakukan prosedur ini untuk masing-
masing sampel uji. Kemudian diinkubasi di incubator selama 24 jam pada
suhu 37°C. lalu hitung jumlah koloninya dan dokumentasikan.

Alasan dilakukan pengenceran bertingkat pada tiap sampel uji yaitu untuk
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersspensi dalam
cairan. Alasan dilakukan inkubasi pada suhu 37°C yaitu karena kebanyakan
organisme sel mamalia akan tubuh dengan sangat baik pada suhu tersebut.
Alasan dilakukan hitung koloni yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri yang
terdapat pada tiap konsentrasi pengenceran. Alasan dilakukan sterilisasi
pada bidang mikrobiologi diantaranya adalah untuk mencegah pencemaran
organisme luar, untuk mempertahankan keadaan aseptis, sedangkan pada
pembuatan makanan dan obat-obatan, sterilisasi berfungsi untuk menjamin
keamananterhadap pencemaran oleh mikroorganisme. Alasan menggunakan
tabung reaksi untuk uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Alasan
menggunkan cawan petri yaitu sebagai tempat untuk membiakan
mikroorganisme. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu
dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan
kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding
dan didalam alat-alat yang dipanaskan.

Hasil dari percobaan ini yaitu pada sampel uji air wc jumlah koloni pada
pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 93, 34 dan 17. Pada
sampel ujiparacetamol jumlah koloni pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-
3 yaitu 112, 80,31. Pada sampel uji tolak angin (jamu), jumlah koloni pada
pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 12, 23, 6. Pada sampel uji balsem
geliga (salep) 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 0 untuk semua cawan petri. Hasil
percobaan ini sesuai dengan literatur.

Menurut BPOM RI (2014 dan 2019) jumlah batas cemaran mikroba pada
sediaan salep dan tablet yaitu ≤ 103 koloni/g dan ≤ 105 koloni/g. Sedangkan
menurut Hadijah (2015) jumlah batas cemaran mikroba untuk jamu adalah
106 cfu/ml. Dari ini dapat dilihat bahwa jumlah cemaran mikroba dalam
sediaan farmasi masih dalam batas yang normal atau dapat ditoleransi oleh
tubuhmanusia.

Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan


kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba
tersebut, yaitu : susunan makanannya (mediaharus mengandung air untuk
menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat/metabolisme, juga
mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan osmose
yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga
yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media harus mengandung
semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi
(contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan
yang khusus, seperti vitamin (Tim Dosen, 2016).

BAB V
PENUTUP

V. 1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan tersebut, dapat diisimpilkan sebagai berikut:
1. Mikrobiologi adalah kajian organisme yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat dengan jelas menggunakan mata telanjang, kajian ini mencakup
virus, bakteri, archaca, protozoa, algae, dan jamur.
2. Hasil dari percobaan ini yaitu pada sampel uji air wc jumlah koloni pada
pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 93, 34 dan 17. Pada
sampel ujiparacetamol jumlah koloni pada pengenceran 10-1, 10-2 dan
10-3 yaitu 112, 80,31. Pada sampel uji tolak angin (jamu), jumlah koloni
pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 12, 23, 6. Pada sampel uji
balsem geliga (salep) 10-1, 10-2 dan 10-3 yaitu 0 untuk semua cawan
petri.

V. 2 Saran
Sebaiknya saat pertemuan praktikum materi yang dibahas sebaiknya harus
lebih mendalam agar praktikan mendapat pengetahuan yang lebih
disamping pengetahuan dasar dari materi tersebut atau mempunyai modul
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani D., dan Anwar F., (2016). Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan Di
Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan, 1(1): 44-50.

Fifendy M., (2017). Mikrobiologi Edisi Pertama. Depok : Penerbit Kencana.


Lestari, P.B., & Triasih, W.H. ( 2017). Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang:
Penerbit Gunung Samdera.

Nakhil U., dkk, (2018). Uji Stabilitas dan Penentuan Formula Optimum pada Gel
Madam ”Gel Ekstrak Daun Adam Hawa (Rheo Discolor) sebagai Gel
Antiinflamasi” untuk Penelitian Lanjutan. Universitas Muhammadiyah
Magelang.

Novita R., dan Hayati R., (2017). Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Pliek
U Sebagai Antibakteri. Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal; 2(2): 103-
108.

Rahayu S.A., dan Gumilar M.H., (2017). Uji Cemaran Air Minum Masyarakat
Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi Bakteri Escherichia
coli. IJPST Volume 4, Nomor 2.

Rossita., dkk, (2015). Komparasi Media Na Pabrikan Dengan Na Modifikasi


Untuk Media Pertumbuhan Bakteri Comparison Of Medium Na
Manufacturer With Na Modifications To The Growth MediumOf The
Bacteria. Jamber: Universitas Muhammadiyah Jamber.

Tim Dosen. (2016). Panduan Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Farmasi:


Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai