PERCOBAAN IV
“UJI KOEFISIEN FENOL SUATU DESINFEKTAN”
DISUSUN OLEH:
PEMINATAN BAHAN ALAM
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Desinfektan adalah zat atau larutan kimia yang berfungsi untuk menghilangkan
atau membunuh mikroorganisme pada intrumen. Desinfektan biasanya bersifat
korosif dan tidak aman untuk digunakan pada kulit manusia. Desinfektan yang
sering digunakan ialah natrium hipoklorit 5,25% contohnya bahan pemutih
pakaian dalam produk rumah tangga. pengenceran yang direkomendasikan ialah
1: 100 untuk dekontaminasi permukaan dari tumpahan darah atau cairan tubuh
yang tidak terlalu bany. Ketika terdapat kontaminan dalam jumlah yang banyak
maka digunakan pengenceran 1: 10 agar efektif untuk mendekontaminasi,
dibutuhkan waktu + 10 menit bagi desinfektan untuk mendekontaminasi suatu
permukaan alat (Permata et al., 2021).
Rumus
:
struktur (Pubchem, 2023)
Kristal tidak berbau warna atau serbuk
Pemberian : Kristal putih, tiap 1 g setara dengan
17,1 mmol Nacl.
1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10
Kelarutan :
bagian gliserol.
Khasiat : Zat tambahan
Menjaga kesembangan ion sel
Kegunaan :
mikroba.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan
: -
kadar
2. Alkohol (FI Edisi III, 1979; 65)
Nama resmi : ACTHANOLUM
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus struktur :
(Pubchem, 2023)
Kegunaan : Desinfektan
III.1.2 Bahan
1. Nacl fisiologis
2. Alcohol
3. Superpel
4. Ketas Hvs
5. Masker
6. Handscoon
7. Tisu
8. Label
III.I.5 Sampel
1. Super pell
III. 2 Cara Kerja
III.2.1 Sterilisasi Alat
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Erlenmeyer dan tabung reaksi dibungkus bagian mulut alat
dengan kapasndan alfol.
3. Dibungkus Erlenmeyer dengan kertas.
4. Disterilkan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 121 ºC.
- 5 ml NB
15 Tabung Reaksi
- Aquadest + Desinfektan
1 : 60 1 : 80 1 : 100
Vortex
Inkubasi
- 24 jam
Amati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui cara melakukan uji koefisien
fenol pada suatu desinfektan super pell.
Prinsip percobaan kali ini yaitu dilakukan uji koefisien fenol padasuatu
desifektan dengan menggunakan sampel superpell dengan perbandingan
1:60, 1:80, dan 1:100.
Cara kerja pada sterilisassi alat yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian
Erlenmeyer dan tabung reaksi ditutup bagian mulut alat dengan
menggunakan kapas dan aluminium foil. Setelah itu, dibungkus lagi dengan
kertas dan diterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 1 jam dengan
suhu 121ºC.
Cara kerja pada pembuatan media NB yaitu disiapkan alat dan bahan.
Ditimbang NB sebanyak 3,2 g dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
Kemudian dimasukkan aquadest sebanyak 400 ml kedalam Erlenmeyer.
Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf dengan suhu 121ºC.
Cara kerja pembuatan suspense bakteri yaitu disiapkan alat dan bahan.
Ditambahkan 5 ml NaCl kedalam tabung reaksi. Kemudian diambil 1 ose
bakteri dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu, dihomogenkan
dengan menggunakan vortex.
Cara kerja penyiapan sampel bakteri uji yaitu disiapkan alat dan bahan.
Dumasukkan 5 ml NB kedalam 15 tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
aquadest dan desinfektan pada konsentrasi 1:60, 1:80, dan 1:100 kedalam
masing masing tabung reaksi sebanyak 5 tabung reaksi. Dicelupkan ose
kedalam suspense bakteri lalu dicelupkan lagi kedalam tabung reaksi
konsentrasi 1 : 60 ditunggu selama 5 menit, 1 : 80 ditunggu selama 10 menit,
1 : 100 ditunggu selama 15 menit. Setelah itu, divortex dan diinkubasi
selama 1 x 24 jam.
Hasil yang didapatkan pada percobaan ini, yaitu pada sari pengenceran 1:60 ,
1:80 dan 1:100 tidak ditemukan adanya keruhan dan hasil dari koefisien
fenol yang didapat adalah 0,4. Hal ini tidak sesuai dengan literatur menurut
Christian, et al (2020) yang menyatakan bahwa kemampuan suatu
desinfektan dalam membutuh mikroorganisme ditunjukkan pada adanya
kekeruhan pada media broth yang diinkubasi 1x24 jam dan nilai koefisien
fenol dikatakan kurang baik apabila nilainya <1 sedangkan suatu desinfektan
dikatakan baik apabila nilainya ≥ 2.
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji koefisien fenol merupakan pengujian mikrobiologi untuk mengetahui
perbandingan keampuhan suatu bahan antimikroba dibandingkan dengan
fenol sebagai standar dalam membunuh bakteri.
2. Hasil nilai koefisien fenol yang didapatkan adalah 0,44.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan bisa lebih terampil lagi dalam penggunaan alat-alat di
laboratorium mikrobiologi dan lebih memahami prosedur kerja, agar hasil yang
didapatkan bisa bisa sesuai dengan SOP.
DAFTAR PUSTAKA
Christian, K., et al (2020). Uji Koefisien Fenol Benzalkonium Klorida Dan Pine Oil
Terhadap Staphylococcus Epidermidis. Journal of Pharmaceutical Science
and Medical Research. 3(1).
Handayani, R. (2019). Buku Ajar Ilmu Keshatan Masyarakat. Bandung: IRDH Book
Publisher.
Murtafi’ah, N., Revita, P. H., Andi, N. A. (2023). Bakteriologi 1. Padang: Get Press
Indonesia.
Nasri., Hariyadi, D. S., Istianatus, S. (2023). Teknologi Sediaan Steril. Padang: Get
Press Indonesia.
Pubchem. (2023). Diakses pada tanggal 6 desember 2023. Pada pukul 08.00 wita.
Rollando. (2019). Senyawa Antibakteri Dari Fungi Endofit. Malang: Cv. Seribu
Bintang.
Shufyani, F., Pratiwi, A., dan Siringoringo, W., P. (2018). Koefisien Fenol Produk
Desinfektan yang Beredar Di Salah Satu Supermarket Kota Lubuk Pakam.
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal. 1(1).
Setiaji, J., Johan, T. I., & Widantari, M. (2015). Pengaruh gliserol pada media Tryptic
Soy Broth (TSB) terhadap viabilitas bakteri Aeromonas hydrophila.
Dinamika Pertanian, 30(1), 83-91.
Shufyani, F., Pratiwi, A., & Siringoringo, W. P. (2018). Koefisien Fenol Produk
Desinfektan Yang Beredar Di Salah Satu Supermarket Kota Lubuk Pakam.
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal, 1(1), 11-16.