PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN IV
“ PENGARUH CARA PEMBERIAN OBAT TERHADAP BIOAVABILITAS SECARA
IN VIVO”
DISUSUN OLEH:
NAMA : ELMI NANDA OCTAVIA
NIM : G70117175
KELAS/KELOMPOK : D/V (LIMA)
TANGGAL : RABU, 07 APRIL 2021
ASISTEN : NURUL AMALIA
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu, dimana seorang farmasis dapat mengetahui
dan menentukan serta membandingkan luas daerah di bawah kurva dan konstanta
absorbs obat pada berbagai cara pemberian. Hal inilah yang melatar belakangi
percobaan ini.
B. Tujuan Percobaan
Mengetahui dan membandingkan luas daerah di bawah kurva dan konstanta
absorbs obat pada berbagai cara pemberian.
C. Maksud Percobaan
Memahami dan membandingkan luas daerah di bawah kurva dan konstanta
absorbs obat pada berbagai cara pemberian
D. Manfaat percobaan
Mengetahui dan memahami luas daerah di bawah kurva dan konstanta absorbs obat
pada berbagai cara pemberian.
E. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan pengaruh cara pemberian
obat terhadap bioavailabilitas secara in vivo, dimana diambil darah kelinci 2
ml sebagai blanko dan lalu diberikan larutan NaCl Fisiologis dengan rute
pemberian yang berbeda-beda, yaitu rute intraperitoneal, intravena, dan
subkutan. Kemudian, diambil darah kelinci sebanyak 3 ml pada menit ke 5
dan 15, ditambahkan EDTA. Selanjutnya, disentrifugasi dan diukur absorbansi
dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
F. Dasar Teori
Bioavailabilitas adalah presentasi dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat
yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh atau aktif
setelah pemberian produk obat tersebut diukur dari kadarnya dalam darah
terhadap waktu ekspresinya dalam urine. Jika terdapat fungsi yang
menggambarkan bioavailabilitas obat di dalam darah berdasarkan waktu maka
konsep turunan dapat diketahui Kapan bioavailabilitas maksimum atau minimum
didapat setelah obat diminum atau disuntikan (Nasir, 2018).
Menurut (Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, 2016) Beberapa istilah dalam uji
bioavailabilitas adalah :
1. Bioavailabilitas adalah persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu
produk obat yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam
bentuk utuh atau aktif setelah pemberian produk obat dapat diukur
kadarnya dalam darah terhadap waktu ekskresinya dalam urin.
2. Ekuivalen farmasetik
Dua produk obat yang dibandingkan mengandung zat aktif, bentuk,
jumlah sediaan
3. Alternatif farmasetik
Dua obat yang dibandingkan mengandung zat-zat aktif yang sama tetapi
dalam bentuk kimia (garam, ester, dll) atau bentuk sediaan atau kekuatan.
4. Bioekivalen
Dua produk yang dibandingkan mempunyai ekivalensi farmasetik atau
alternatif farmasetik untuk pemberian dengan dosis molar sama untuk
bioavaibilitas sebanding untuk efek akan sama dalam hal efikasi maupun
keamanan. Jika bioavaibilitas yang berbeda bermakna tidak memenuhi
kriteria bioekuivaen.
5. Produk komparator (Refereance product)
Tes in vivo pada binatang sering mencakup pengikutsertaan kondisi klinis
binatang untuk menghasilkan gejala yang tampak. Binatang itu kemudian diobati
untuk melihat apakah obat dapat mengurangi masalah dengan mengeliminasi
gejala yang terlihat. Binatang transgenic sering digunakan dalam tes in vivo. Ini
adalah binatang yang kode genetiknya telah diubah. Contohnya adalah hal yang
mungkin untuk menggantikan gen tikus dengan gen manusia. Tikus memproduksi
reseptor atau enzim manusia dan ini memungkinkan tes in vivo pada sasaran
(Muchtaridi, dkk. 2018).
Rumus struktur :
Rumus struktur :
Rumus struktur :
Pemerian :-
Kelarutan :-
Khasiat : Murni pereaksi
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar :-
4.
Rumus struktur :
RM/BM : HCL/36,46
Rumus struktur :
(Pubchem.2021)
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian
air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
7.
Rumus struktur :
H. Uraian Sampel
I. Sulfadiazin (FI Edisi III, hal. 579)
Nama Resmi : SULFADIAZINUM
Nama Lain : Sulfadiazin
RM /BM : C10H10N4O2S / 250,27
Rumus struktur :
Kegunaan : Antibakteri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
cahaya matahari
J. Uraian Obat
1. Sulfadiazin (MIMS, 2021)
K.2 Bahan
1. Koran
2. Kertas grafik
3. Masker
4. Handscoon
5. Kaos tangan
6. Aquadest
7. Kapas
8. Larutan injeksi natrium sulfadiazine 5 %
9. Kalsium oksalat 2 %
10. Asam trikloroasetat 15 %
11. Natrium nitrit 0,1 %
12. Asam klorida 4 N
13. Amonium sulfamat 0,5 %
14. Larutan N-(1-naftil)
etilen diamonium klorida
0,1 %
K.3 Sampel
1. Tablet sulfadiazinea
O. Cara Kerja
P. Skema Kerja
Q. Analisis Data
1. KD,Stok,Vp
BB Kelinci (kg)
Kelinci IP 1,63 kg
Kelinci IV 1,57 kg
Kelinci SC 1,4 kg
Ket : NaCl Fisiologis
Vp
Vp IP
= 6,52 ml
Vp IV
= 3,14 ml
Vp SC
= 2,4 ml
2. Persamaan Linear
a. Kurva Baku
Konsentrasi(x) Absorbansi(y)
2 ppm 0,003
4 ppm 0,004
6 ppm 0,013
8 ppm 0,023
10 ppm 0,026
5 1,698
15 2,050
Intravena(IV)
5 0,104
15 0,053
Subkutan(SC)
5 0,053
15 1,472
c. Analisis Data
X y x2 y2 xy
2 0,003 4 0,000009 0,006
4 0,004 16 0,000016 0,016
6 0,013 36 0,000169 0,078
8 0,023 64 0,000529 0,184
10 0,026 100 0,000676 0,26
30 0,069 220 0,001399 0,544
y= bx + a
y = bx + a y = -
0,14x + 0,83
3. Data Farmakokinetik
a. Secara IP
-
= 0,0352/menit
-Kadar Awal
D = K(t)+D0
1,698=0,0352(5)+D0
D0= 1,698– 0,176
= 1,522
Ke
= 0,0352/menit
Ke
= 0,0352/menit
-AUC
= (28,409-28,409) (1,522)
= (0) (1,522)
=0
b. Secara IV
= -0,0051/menit
-Kadar Awal
D = K(t)+D0
0,104 =-0,0051 (5)+D0
D0 = 0,104 + 0,0255
= 0,1295
Ke
= -0,0051/menit
-Tetapan Absorpsi(Ka)
Da= Ka(t) +D0
0,104 = Ka (5)+ 0,1295
Ka
=-0,0051/menit
-AUC
= (-196,078-(-196,078))(-0,1295)
= (0)(-0,1295)
=0
c. Secara SC
=0,1419/menit
-Kadar Awal
D = K(t)+D0
0,053 = 0,1419 (5)+D0
D0 = 0,053 – 0,7095
= -0,6565
Ke
= 0,1419/menit
-Tetapan Absorpsi(Ka)
Da= Ka(t) +D0
0,053 = Ka (5) + (-0,6565)
Ka
= 0,1419/menit
-AUC
=0
R. Pembahasan
Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat proses
yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi),
dan ekskresi (atau eliminasi) (Nuryati, 2017).
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui cara membandingkan luas daerah di bawah
kurva dan konstanta absorpsi obat pada berbagai cara pemberian.
Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan pengaruh cara pemberian obat terhadap
bioavailabilitas secara in vivo, dimana diambil darah kelinci 2 ml sebagai blanko dan lalu
diberikan larutan NaCl Fisiologis dengan rute pemberian yang berbeda-beda, yaitu rute
intraperitoneal, intravena, dan subkutan. Kemudian, diambil darah kelinci sebanyak 3 ml
pada menit ke 5 dan 15, ditambahkan EDTA. Selanjutnya, disentrifugasi dan diukur
absorbansi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Cara kerja, disiapkan alat dan bahan serta hewan uji terlebih dahulu. Ditimbang yang akan
digunakan. Dihitung KD, Stok dan Vp sampel uji, yaitu NaCl Fisiologis. Lalu, diambil darah
hewan uji sebanyak 2 ml pada menit ke 0 sebagai blanko. Kemudian, diberikan NaCl
Fisiologis secara intraperitoneal, intravena, dan subkutan pada masing-masing hewan uji.
Lalu, dilanjutkan pengambilan darah hewan uji sebanyak 3 ml pada menit ke 5 dan 15.
Dimasukkan darah ke dalam tabung dan ditambahkan EDTA. Disentrifugasi dan diukur
absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer. Lalu, diamati dan dicatat hasil
pengamatan.
Alasan perlakuan penimbang kelinci sebelum dilakukan pengujian adalah agar dapat
diketahui berat setiap kelinci. Alasan penggunaan kelinci adalah sebagai hewan uji. Alasan
penggunaan NaCl Fisiologis yaitu larutan sampel obat yang akan diamati. Alasan
penggunaan alkohol sebelum pengambilan darah yaitu sebagai antiseptik. Alasan
penggunaan EDTA yaitu sebagai pereaksi. Alasan penggunaan sentrifuge yaitu untuk
memisahkan komponen darah. Alasan penggunaan spektrofotometer UV-Vis yaitu sebagai
alat untuk mengetahui nilai absorbansi sampel. Sentrifuge bekerja menggunakan prinsip
sedimentasi, dimana percepatan sentripental
digunakan untuk memisahkan substansi dengan kepadatan lebih besar dan lebih kecil (Hawa,
dkk., 2019).
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis yaitu apabila cahaya monokromatik melalui suatu
media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (I), sebagian dipantulkan (Ir), dan
sebagian lagi dipancarkan (It) (Yanlinastuti dan Syamsul, 2016).
Hasil pengamatan absorbansi kurva baku yang diperoleh pada sampel NaCl Fisiologi yaitu
pada konsentrasi 2; 4; 6; 8; dan 10 ppm berturut-turut memiliki nilai absorbansi 0,003; 0,004;
0,013; 0,023; dan 0,026.
Hasil pengamatan absorbansi dari pengambilan darah kelinci pada menit ke 5 dan 15 yang
diperoleh yaitu 1,698 dan 2,050; pada rute intravena berturut-turut nilai absorbansi 0,104 dan
0,053; serta pada rute subkutan berturut-turut nilai absorbansi 0,053 dan 1,472.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linier
(A≈C) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A < 0,8) (Suhartati, 2017).
Berdasarkan literatur diatas, maka nilai absorbansi yang baik yaitu dengan rentang antara
0,2- 0,8 yang dimana absorbansi memiliki hubungan linier dengan konsentrasi. Dari hasil
pengamatan yang diperoleh tidak sesuai, dimana secara intravena hanya nilai absorbansi
menit ke 15 dan secara subkutan hanya nilai absorbansi menit ke 5, dan intraperitonial sama
sekali tidak masuk dalam rentang nilai absorbansi yang baik.
Hasil pengamatan parameter farmakokinetik yang diperoleh yaitu pada rute intraperitoneal
Ka= 0,1419, Ke= 0,1419, dan AUC = 0 pada rute intravena adalah Ka = -0,0051, Ke = 0,0051, dan
AUC = 0; serta pada rute subkutan adalah Ka = 0,1419, Ke = 0,1419, dan AUC = 0.
Parameter-parameter farmakokinetika yang menentukan besarnya jumlah obat di dalam tubuh
dan kecepatan eliminasi serta berperan penting dalam menentukan regimen dosis perlu
dipahami terlebih dahulu (Nasution, 2015).
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat
ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat.
Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal
(setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat (Nuryati, 2017).
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang Farmasis dapat mengetahui pengaruh cara
pemberian obat (seperti rute pemberian intravena, per oral, intramuskular, intraperitoneal,
dan subkutan) terhadap bioavailabilitas secara in vivo.
S. Kesimpulan
T. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, R. (2016). Teknologi Sediaan Farmasi (Edisi
kedua). Deepublish.
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Edisi III
(Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
MIMS. 2021. Diakses pada tanggal 2 April 2021 pukul 08.04 WITA
23.02
0 books.googIe.co.id/books?id=n
TurunanFungsi
(Deferensi)al
23.03
&books.googIe.co.id/books?id=n 0 O
›o.zmg
0 books.googIe.co.id/books?id=b @ @
23.02
0 books.googIe.co.id/books?id=b 0= O
Books
tcknnl ScdiaanFannasi-3
sirkulasi sisremi¥ dalam bentuk uruh/aktif setelah pembezian produk obat unruk dlukur kadamya dalam darah terhadap waktu eksresinya dalam unn.
BloavaiJahllitas absolut, bila dlbandlngkan 4engan sediaan
intavena yang bbavzllabifitasnya t00%.
Bioavailabilitas relatif, b›la dibandingkan dr«g,an sediaan
hukan intavena.
23.02
B books.googIe.co.id/books?id=b 0= O
Books
]umlah
maupun keamaaan
0 books.googIe.co.id/books?id=fI
Books
Books
"ii ITELKOMSEL 14.36
4 9 books.googIe.ro.id/bOokS*id= F8tTDwAAQBAJ jpg =PA8 4&'dq=absorbsl +mer upakan&hl= id& sa =X&ved=2ah L/KEwq 6qMGII d3vAhW NeX0EHdldC-cQ6AEwAnoECAUQAg¥v=o... @
BñdiG«gIePk
0 boob.googIe.cord/boobid=F8ITDwAAQBAJ8pg=PA848dq=absorbsi meipakan8h=d8sa=¥Wved=2ahUKñv6¿WGfd3vAhWNeX0KHddCcQ6AEwAnokCAUQAgW=o... Q #
Buku
KIhI
Dap tan er, «eiakbu*k» «
absoMsimerupakancan
› Koleksiku
seq{qe{e ea q abeta|6oo
ue#ednJaisuigJosqe B{ OO
Buku
9 books.google.ro.id/bOO ks 'id=rR0 eEAAAQBAJ Bpg = PA30&d q=fak IO r + bioa vaila bi lita s8thI = i dBsa =X&ved= 2ahUKEwg SOkX ld3vAhWJc n 0KHa 6PC 1 lQ6 AE wAXoECAUQ4g... @ Q
Sirattisiko8imiaaarisuatuooatataumenentukanjomlahobat
y$n9 terSP if untuk Hi8bG0r bsi, be9 tin juga Henpdn non r60 fnolekul
-i
sediaanonaiiuga turn meneniukanoioavaiiabilqasvas ivchat,
6 bnoS.google.co.id/books ? id = rR0 eEAAAQBA4 &p g = PA30 &d q =Ia kto r + bio ava Jab i JI as&h1 = i d&sa = X &ve d = 2a hU KEw So O ld3vAhWU c n 0 KHa 6 PC 4 1Q6A EwAXoLCAU QAg...
fi
B u ku
BuddiGooglePay