Faizal Mustamin
Pengertian Sediaan Solid
1. Serbuk
2. Tablet
3. Kapsul
4. Pil
5. Suppositoria
Jenis-jenis Sediaan Solid
Serbuk
Tablet
Kapsul
Pil
Suppositoria
sediaan padat yang dikemas dalam berbagai
bobot dan bentuk. Sediaan ini cara
pemakaiannya diberikan melalui rektal, vagina
atau uretra
Keuntungan dan Kerugiaan Sediaan Solid
• Keuntungan
1. Praktis dan efisien. Artinya waktu peresepan dan pelayanan di
apotek dapat lebih cepat, lebih mudah dibawa, dan disimpan.
2. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
3. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit
dose system)
4. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat,
extended release, enteric tablet, orros, dan sebagainya.
5. Bentuk sediaan lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala
besar.
6. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan
penambahan salut selaput/salut gula.
7. memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan
mikrobiologi yang cenderung lebih baik dibanding bentuk
sediaan lain
Keuntungan dan Kerugiaan Sediaan Solid
• Kerugian
1. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual. Mengapa
demikian? Ya karena obat yang berbentuk tablet biasanya pahit
dan terlalu besar. Akibat terlalu besar biasanya sulit ditelan dan
juga dapat berakibat rasa sakit di tenggorokan, dan sebagainya.
2. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti
yang berbentuk larutan, injeksi, dan sebagainya.
3. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak
sadar atau pingsan.
4. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai.
Biopharmaceutical classification system (BSC)/ sistem klasifikasi
biofarmasetika
Suatu model eksperimental yang mengukur permeabilitas dan kelarutan suatu zat dalam
kondisi tertentu. Sistem ini dibuat untuk pemberian obat secara oral. Untuk melewati studi
bioekivalen secara in vivo, suatu obat harus memenuhi persyaratan kelarutan dan
permeabilitas yang tinggi (Bethlehem, 2011).
Tujuan dan Konsep BSC
1. Untuk meningkatkan efisiensi pengembangan obat dan proses peninjauan dengan merekomendasikan
strategi untuk mengidentifikasi uji bioekivalensi.
2. Untuk merekomendasikan kelas pelepasan cepat dari bentuk sediaan padat oral yang secara bioekivalensi
dapat dinilai berdasarkan uji disolusi in vitro.
3. Untuk merekomendasikan suatu metode untuk klasifikasi yang sesuai dengan disolusi bentuk sediaan
dengan karakteristik kelarutan dan permeabilitas produk obat.
Kelas yang Digunakan dalam BCS
1. Suatu obat dianggap sangat larut ketika kekuatan dosis tertinggi yang larut dalam ≤ 250 ml air pada
rentang pH 1 sampai 7,5.
2. Suatu obat dianggap sangat permeabel ketika tingkat penyerapan pada manusia ≥ 90% dari dosis yang
diberikan, berdasarkan pada keseimbangan massa atau dibandingkan dengan dosis pembanding
intravena.
3. Suatu produk obat dianggap cepat melarut ketika ≥ 85% dari jumlah berlabel bahan obat larut dalam
waktu 30 menit menggunakan alat disolusi I atau II dalam volume ≤ 900 ml larutan buffer.
Klasifikasi BSC
Obat kelas I menunjukkan penyerapan yang tinggi dan disolusi yang tinggi. Senyawa ini umumnya
sangat baik diserap. Senyawa Kelas I diformulasikan sebagai produk dengan pelepasan segera, laju
disolusi umumnya melebihi pengosongan lambung.
100% penyerapan dapat diharapkan jika setidaknya 85% dari produk larut dalam 30 menit dalam
pengujian disolusi in vitro dalam berbagai nilai pH
Contoh :
1. Metoprolol,
2. Diltiazem,
3. Verapamil,
4. Propranolol.
Klasifikasi BSC
Obat kelas II memiliki daya serap yang tinggi tetapi laju disolusi rendah. Dalam disolusi obat
secara in vivo maka tingkat penyerapan terbatas kecuali dalam jumlah dosis yang sangat tinggi.
Contoh :
1. Fenitoin,
2. Danazol,
3. Ketokonazol,
4. asam mefenamat,
5. Nifedipine
Klasifikasi BSC
Permeabilitas obat berpengaruh pada tingkat penyerapan obat, namun obat ini mempunyai
laju disolusi sangat cepat. Obat ini menunjukkan variasi yang tinggi dalam tingkat
penyerapan obat.
Contoh :
1. Simetidin,
2. Acyclovir,
3. Neomycin B,
4. Captopril
Klasifikasi BSC
Biasanya mereka tidak diserap dengan baik dalam mukosa usus. Senyawa ini tidak
hanya sulit untuk terdisolusi tetapi sekali didisolusi, sering menunjukkan permeabilitas
yang terbatas di mukosa GI. Obat ini cenderung sangat sulit untuk diformulasikan
Contoh :
1. taxol,
2. hydroclorthiaziade,
3. furosemid.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi (BCS)
Laju disolusi
suatu produk obat dikatakan cepat melarut jika tidak kurang dari 85% dari
jumlah berlabel bahan obat larut dalam waktu 30 menit, menurut US
Pharmacopeia (USP) alat disolusi I pada 100 rpm (atau alat disolusi II pada
50 rpm) dalam volume 900 ml atau kurang di setiap media seperti HCl 0,1 N
atau cairan lambung buatan tanpa enzim, larutan buffer pH 4,5, larutan
buffer pH 6,8 atau cairan usus buatan tanpa enzim
Faktor-faktor yang Mempengaruhi (BCS)
Kelarutan
Tujuan dari pendekatan BCS adalah untuk menentukan kesetimbangan kelarutan suatu obat dalam
kondisi pH fisiologis. Profil kelarutan terhadap pH suatu obat uji harus ditentukan pada 37 ± 1OC
dalam media air dengan rentang pH 1-7,5. Kondisi pH untuk penentuan kelarutan dapat didasarkan
pada karakteristik ionisasi obat uji. Misalnya, ketika obat berada di kisaran 3-5, kelarutan harus
ditentukan pada pH = pKa, pH = pKa +1, pH = pKa-1, dan pada pH = 1 dan 7,5. Minimal dilakukan
tiga kali percobaan. Larutan buffer standar yang dijelaskan dalam USP dapat digunakan dalam studi
kelarutan. Jika buffer ini tidak cocok untuk alasan fisik atau kimia, larutan penyangga lainnya dapat
digunakan. PH larutan harus diverifikasi setelah penambahan obat untuk buffer
Faktor-faktor yang Mempengaruhi (BCS)
Permeabilitas
Preformulasi dapat juga dikatakan sebagai tahap awal dalam rangkaiaan proses pembuatan sediaan farmasi yang
berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu
bentuk sediaan farmasi.
pendahuluan untuk penetapan formula akhir yang sebenarnya dan arah kerja untuk pembuatan produk. Sediaan harus
stabil, kompatibel, tersedia hayati, dan dapat dibuat suatu cara yang ekonomis. Studi Preformulasi awal mempelajari
sifat fisik dan kimia senyawa dengan sasaran pemilihan formulasi sediaan dalam komposisi yang optimal.
Preformulasi
a. Organoleptis
b. Analisis Fisikokimia
d. Sifat kristal
e. Stabilitas solid
f. Studi kompatibilitas
Dalam istilah organoleptis ini menekankan bahwa preformulasi harus dimulai dengan pemerian
zat aktif, warna, bau, dan rasa zat aktif harus dicatat dengan menggunakan terminologi deskriptif.
analisis fisikokimia ini dilakukan untuk identitas dan kadar zat aktif. Untuk penetapan kualitatif
digunakan kromatografi lapis tipis, spectrum serapan inframerah, reaksi warna, spektrum serapan
ultraviolet, dan reaksi lainnya. Penetapan kadar dilakukan dengan metode spektrofotometri,
kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, titrasi kompleksometri, asam basa, argentometri,
dan iodometri.
Sifat-sifat Fisikomekanik
sifat-sifat fisikomekanik yang bahas ini mencakup ukuran partikel, luas permukaan, pembahasan higroskopisitas, aliran
serbuk, karakteristik pengempaan, dan bobot jenis.
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi faktor dalam stabilitas, bahan halus agak lebih terbuka pada pajanan oksigen atmosfer,
panas, cahaya, kelembapan, dan interaksi eksipien daripada bahan kasar. Tidak hanya ukuran, tetapi bentuk juga
mempengaruhi aliran dan efisiensi pencampuran serbuk dan granul.
Metode yang digunakan untuk memantau ukuran partikel, antara lain metode mikroskopik, pengayakan, penetapan volume
partikel. Pengukuran volume partikel meanggunakan alat yang disebut coulter counter, memungkinkan menghitung suatu
diameter setara dengan volume. Untuk analisis kuantitatif, distribusi ukuran partikel bahan yang berkisar lebih dari 50μm
dapat menggunakan metode pengayakan, walaupun bentuknya mempunyai pengaruh kuat pada hasil.
Sifat-sifat Fisikomekanik
Bentuk dan luas permukaan partikel diperlukan karena bentuk memengaruhi aliran dan sifat permukaan suatu serbuk
dan mempunyai pengaruh pada luas permukaan.
Sifat aliran serbuk sangat penting untuk pembuatan tablet yang efisien. Sifat aliran serbuk yang baik merepukan hal
penting untuk pengisian yang seragam dan untuk memudahkan gerakan bahan disekitar fasilitas produksi. Sifat aliran
dipengaruhi oleh aliran, ukuran partikel, bobot jenis, muatan elektrostatik dan kelembapan.
Sifat-sifat Fisikomekanik
Ketermampatan adalah kemampuan mengurangi volume di bawah tekanan. Manfaat dari uji kemampatan adalah memberi petunjuk tentang sifat
serbuk yang elastis, plastis atau rapuh. Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan serbuk yang dikempa menjadi suatu tablet dengan kekuatan
regang tertentu.
5. Sifat terbasahi
Sifat terbasahi dapat memengaruhi granulasi solid, perembesan cairan disolusi ke dalam tablet dan granul, dan adhesi bahan solut pada tablet. Sifat
terbasahi diuraikan dengan sudut kontak dengan menempatkan setetes cairan pada bahan yang dipadatkan. Semakin hidrofobik suatu bahan,
semakin tinggi sudut kontak.
6. Higroskopisitas
Jumlah lembap yang diadsorpsi oleh suatu bobot tetap sampel anhidrat berada dalam keseimbangan dengan lembap dari udara pada suhu tertentu
disebut “kandungan keseimbangan lembap”. Zat-zat higroskopis harus disimpan dalam suatu wadah tertutup rapat, yang lebih baik dilengkapi
dengan suatu zat pengering.
Sifat Kristal
Polimorfisa adalah sifat zat aktif yang terdiri atas satu bentuk kristal dengan pengaturan ruang kisi-kisi
yang berbeda. Polimorf adalah bentuk kristal yang berbeda. Pseudopolimorf adalah suatu kristal solid
yang sering menjerat molekul pelarut dalam suatu posisi kisi-kisi tertentu dan dalam stokiometri.
Banyak solid dapat dibuat dalam suatu bentuk polimorfisa tertentu melalui perlakuan kondisi kristalisasi
yang tepat. Ada 2 (dua) tipe polimorfisa, yaitu tipe monotorik dan tipe polimorf enantiotropik.
1. Monotropik adalah polimorfisa yang hanya satu bentuk zat aktif yang stabil (terlepas dari suhu dan
tekanan) dan bentuk menstabil akan kembali ke bentuk stabil seiring dengan waktu.
2. Polimorf enantiotropik adalah perubahan dari suatu bentuk ke bentuk lain yang bersifat reversible.
Sifat Kristal
Cacat kristal
Kristalisasiruah zat aktif akan cenderung menghasilkan kristal yang tidak sempurna yang
disebabkan oleh cacat dan pergeseran selama pengaturan kisi-kisi. Penambahan/ yang tanpa
sengaja ditambah ketidakmurniaan berkonsentrasi rendah akan meningkatkan gangguan dalam
kisi-kisi. Gangguan dalam kisi-kisi kristal dapat meneyebabkan perubahan utama dalam
kemudahan proses, reaktivitas kimia dan laju disolusi dan ketersediaan hayati.
Stabilitas Solid
studi stabilitas harus memipertimbangkan dua hal, yaitu:
b. Pada tahap dini, perlu dipertimbangkan interaksi yang mungkin terjadi antara zat aktif dan eksipien
yang merupakan calon untuk dimasukan pada formulasi yang diinginkan stabilitas solid berkaitan
dengan stabilitas fisik dan kimia.
Sifat fisik zat aktif seperti kelarutan, pKa, titik cair, bentuk kristal, dan kandungan keseimbangan lembap
juga memengaruhi stabilitasnya. Faktor paling umum yang menyebabkan reaksi dalam keadaan solid
adalah panas, cahaya, oksigen, dan kelembapan.
Stabilitas Solid
• Studi stabilitas pada suhu yang ditingkatkan
Menggunakan peningkatan suhu yang paling umum sekitar 30º, 40º, 50º, dan 60º C.
• Stabilitas fotolitik
Suatu sediaan tablet mengandung bebrapa jenis eksipien, yaitu pengisi, pengikat, penghancur, lubrikan, glidan,
antilekat, dan adjuvan (jika perlu). Perbandingan tersebut harus konsisten dengan perbandingan yang paling
mungkin dihadapi dalam tablet jadi dan akan tergantung pada sifat eksipien, ukuran dan potensi tablet.
Parameter yang Mempengaruhi Adsorpsi
Absorpsi zat aktif solid yang diberikan secara oral terdiri dari dua proses berurutan yaitu proses disolusi,
diikuti dengan transportasi zat terdisolusi. Sifat fisikokimia yang berkaitan dengan proses absorpsi yaitu
koefisien partisi, yang merefleksikan kelarutan relatif dalam air dan lemak suatu zat dan perilaku
ionisasi.
Desain Sediaan Tablet
Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah,
atau zat lain yang cocok. (FI III 1997)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
(FI IV 1995)
Desain Sediaan Tablet (bentuk dan ukuran tablet)
Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Bentuk khusus, sepert kaplet, segitiga, lonjong,
empat persegi, dan enam persegi (heksagonal ) telah di kembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya
untuk membedakan produknya terhadap produk pabrik lainnya.
Berikut adalah penjelasan mengenai ukuran tablet menurut berbagai sumber, antara lain : Menurut R.Voigt : Garis tengah
pada umumnya 15-17 mm: Bobot tablet pada umumnya 0.1- 1 gram. Menurut Lachman :
Menurut Dom Martin : Diameternya 1/8 – 1 1/5 inci , Menurut FI III dan Formularium Nasional Kecuali dinyatakan lain,
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Desain Sediaan Tablet (Macam-macam Tablet)
Tablet Kempa Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan
cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan penandaan permukaan tergantung pada
desain cetakan.
Tablet Cetak Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan
selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
Tablet Triturat Merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk
memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
Desain Sediaan Tablet (Macam-macam Tablet)
Tablet Hipodermik Tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air,
umumnya dulu digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik.
Tablet Bukal Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi.
Tablet Sublingual Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet nitrogliserin merupakan salah satu obat yang mudah diserap
dengan cara ini.
Desain Sediaan Tablet (Macam-macam Tablet)
Tablet Efervesen Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet efervesen juga
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbon dioksida. Tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembab,
dan pada etiket tertera tablet tidak untuk langsung ditelan.
Tablet Kunyah Tablet ini dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut. Jenis
tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama multivitamin, antasida dan antabiotik tertentu. Tablet ini
dibuat dengan cara dikempa, pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan
bahan pengisi, serta mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
Tablet Lepas-Lambat Tablet lepas-lambat atau tablet dengan efek diperpanjang. Tablet ini dibuat sedemikian rupa
sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan
Desain Sediaan Tablet (Macam-macam Tablet)
Tablet Hisap (Lozenges) Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
Desain Sediaan Tablet (kelebihan dan kekurangan sediaan tablet)
Praktis dan efisien : - waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih cepat,
Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose system)
Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur : lepas lambat, extended release, enteric tablet, orros, dsb.
Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar.
Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak (dengan penambahan salut selaput/salut gula).
Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan mikrobiologi yang cenderung lebih baik dibanding
bentuk sediaan lain.
Desain Sediaan Tablet (kelebihan dan kekurangan sediaan tablet)
Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual : pahit, terlalu besar → sulit ditelan, sakit tenggorokan, dsb.
Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti larutan, injeksi, dsb.
The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan Pharmaceutical excipients sebagai
substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem
penghantaran obat untuk berbagai tujuan berikut:
iv. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan penggunaan
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
a. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada fluiditas dan
kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisipengencer, pengikat, glidan dan lubrikan.
b. Kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu bahan: penghancur,
pewarna, serta pembasah dan surface-active agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa
dimulut juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan pengikat atau perekat, bahan
pengembang dan bahan pelicin. Kadang-kadang dapat ditambahkan bahan pewangi (flavoring agent), bahan
pewarna (coloring agent) dan bahan-bahan lainnya (Kemenkes, RI 2014: 58)
Zat berkhasiat Zat berkhasiat atau zat aktif jarang diberikan dalam keadaan murni, tetapi harus dikombinasikan
terlebih dahulu dengan zat-zat yang bukan obat yang mempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk menjadi
sediaan tablet (Anief, 1994:93).
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk
dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki
daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material
organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta
coprocessed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet
(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan).
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Pengikat / Binders
Binders atau bahan pengisi dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih pengikat berfungsi
memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi
yang telah ada pada bahan efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam,
polimer sintetik/semisintetik dan gula.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Penghancur /Disintegrans
Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat
dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obatmelintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam
tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk
mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan
membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan
meningkatkan kecepatan disolusi tablet.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Bahan pelicin
i. Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan
dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum
proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan
tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat
disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
ii. Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa,
sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling
populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai
10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi
tablet.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
iii. Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet padapunch atas dan
punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent
yang sangat baik.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas
produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik,
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand image in the
market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna
yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna
untuk sediaan obat.
Desain Sediaan Tablet (bahan tambahan /eksipien)
Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap, buccal, sublingual,
effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.
Desain Sediaan Kapsul
kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang dimasukkan dalam cangkang kapsul atau sediaan cair atau
setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar. Nama resmi dari kapsul adalah Capsulae operculate.
Menurut farmakope Indonesia Edisi IV (1995), sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Menurut FI edisi IV Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan
lain yang sesuai.
Desain Sediaan Kapsul
Komponen Kapsul
1. Zat aktiv
2. Zat tambahan
3. Cangkang kapsul
Desain Sediaan Kapsul
2. Bisa menutupi rasa dan bau dari bahan obat yang tidak enak
3. udah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) dalam usus.
4. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan ex-temperaneous → Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi
dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien
6. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang
mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
Desain Sediaan Kapsul
1. Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr, NH4Br) → bila kapsul yang
pecah kontak dengan dinding lambung → larutan pekat → iritasi dan penegangan lambung.
2. Tidak dapat digunakan untuk bahan obat yang sangat efloresen atau delikuesen. Bahan efloresen →
kapsul jadi lunak Bahan delikuesen → kapsul jadi rapuh dan mudah pecah.
3. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan
Bahan dasar :
Desain Sediaan Kapsul
Bahan tambahan :
1. Pewarna
4. Flavoring agent
Ukuran :
3. Mudah diformulasi
5. Cangkang kapsul keras merupakan barrier yang baik terhadap oksigen di atmosfer
Desain Sediaan Kapsul
2. Serbuk yang terlalu banyak (very bulky material) dapat menimbulkan masalah
3. Perlu perhatian terhadap kelembapan dari cangkang (kelembapan yang baik untuk
cangkang : 12-15%), jika terlalu kering, cangkang rapuh, dan jika terlalu basah maka
cangkang akan melunak dan lengket satu sama lain
Kapsul lunak > skala besar Kapasitas : 1-480 minims (1 minim = 0,6 ml)
Bahan dasar :
1. Gelatin
1. Pengawet
2. Pewarna
3. Pemburam
4. Flavoring
5. Penyalut enterik *)
Desain Sediaan Kapsul
1. Sesuai untuk obat bentuk cair, obat mudah menguap, obat dalam bentuk larutan dan suspense; dengan
pelepasan yang cepat dan dapat memperbaiki biovailabilitasnya
2. Dapat ditutup kedap udara, sehingga sesuai untuk obat yang mudah teroksidasi
4. Memungkinkan untuk mengurangi iritasi lambung (dibandingkn dengan tablet dan kapsul keras)
5. Tersedia dalam banyak bentuk dan ukuran (tube form dan bead form)
1. Lebih mahal dibandingkan tablet dan kapsul keras, karena memerlukan mesin pengisian khusus dan
keahlian khusus
Bahan Obat :
1. Padat : asetosal, parasetamol, dll.
2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae
3. Cair : tingtur, ekstrak cair
• C. Membagi serbuk :
- penimbangan
- blocking and dividing
- visual
- pengukuran
• D. Membungkus
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
• Ada 3 cara:
1. Penggerusan /trituration
--> dg. menggerus bhn. dlm. mortir dg. stamper -
penekanan --> pengecilan ukuran partikel
- pengadukan --> pencampuran agar homogen
• 2. Penggilingan / levigation
dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk. mudah menguap
& tdk. melarutkan
• bahan tsb)
digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa gerus kuat
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
• 2. Penggilingan / levigation
--> dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk. mudah menguap & tdk. melarutkan bhn. tsb)
--> digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
--> jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa --> gerus kuat
• 3. Pulverization by intervention
proses memperkecil uk. part. dg. pertolongan bhn. kedua/pelarut yg. mudah dipisahkan setelah
proses berakhir.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
pelarut : pelarut organik yg. mdh. Menguap
- alkohol, eter, aseton.
bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat,
naftol, as. benzoat.
cara penghalusan :
bhn. obat + pelarut ad tepat larut + bhn.
padat inert aduk ad kering & homogen
(b.o. dlm. kead. terlarut --> ia berada dlm uk. koloid --> bila di+ bhn. pdt. lain --> digerus
--> setelah pelarut menguap --> b.o. tetap dlm. ukuran halus).
B. Pencampuran Bahan-bahan
• B.1. Spatulasi
--> Utk. bhn. jumlah kecil dan halus
--> Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dg.
pertolongan sudip/spatel
--> Kerugian :
- Homogenitas kurang terjamin --> tdk. cocok
utk. : - serbuk jumlah > b.o. yg. poten
• B.2. Penggerusan
Bhn. digerus dlm. mortir --> utk. mendptkan:
- ukuran partikel yg. kecil
- campuran yg. homogen
Cara : mencampur b.o. satu per satu, sedikit demi
sedikit dimulai dr. b.o. yg. jumlahnya
sedikit.
Geometric dilution method :
- b.o. (a) + bhn. pengisi (a) gerus homogen (2a)
- (2a) + bhn. pengisi (2a) gerus homogen (4a)
Jika kedua b.o. dlm jumlah besar alternate addition by
portion.
Utk. melihat homogenitas :
• B.3. Pengayakan
utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir
Cara : bhn. ditaruh di ayakan diayak
B.4. Penggulingan/tumbling
utk. bahan yg. ringan, tdk. boleh ditekan, &
memp. perbedaan BJ besar
Cara : serbuk diguling-gulingkan dlm. wadah
tertutup rapat
pencampuran serbuk dg. tekanan minimum
tdk. terjadi pengecilan ukuran partikel
C. Membagi Serbuk
Melindungi lambung terhadap obat-obat yang mengiritasi mis: elektrolit kuat (KCl), aspirin
Menunda pelepasan obat di lambung yg menyebabkan muntah mis: emetin, diethylstil bestrol, atebrin, obat
cacing, garam Fe
Dalam usus dikehendaki obat dalam konsentrasi yang tinggi mis: obat cacing, anti septik usus
FASILITAS LAINNYA
mis. suhu, kelembaban, kandungan debu, keamanan
3. Formula Lapisan Penyalut
subcoating
smoothing
colouring
polishing
A. SEALING (Lapisan Penutup)
Pelarut:
etanol, metilen klorida, metanol, camp.pelarut organik 3-10 %, aseton
Kalau inti tidak begitu peka :
- sirup 60 – 68% + G.A. 2 – 4% + gelatin 1 – 5%
- natrium karboksi metil selulosa (1%)
- pigmen/aerosil 1 %
B. SUBCOATING (Penyalutan Awal)
pada akhir tahap ini tablet sudah bulat telur, permukaan kasar
C. GROSSING / SMOOTHING
(Pembesaran Badan Tablet dan Penghalusan)
Penambahan :
Dalam bentuk bubuk halus
Suspensi dalam alkohol
Contoh Formula (Sugar Coating)
1. Larutan lapisan penutup
shelak1,82 kg
etanol 95 % q.s. 3,785 lt
kalsium karbonat 65 kg
talk 35 kg
kalsium karbonat 40 kg
titan dioksida 5 kg
talk 25 kg
bubuk gula halus 28 kg
bubuk G.A. 2 kg
Contoh Formula (Sugar Coating) …CONTINUE
48
4. Suspensi pengkilapan
isopropil alkohol 90 kg
cera karnauba 6,5 kg
cera alba
3,5 kg
Keuntungan Salut Gula (Sugar Coating)
Peralatan dan bahan yang digunakanmurah dan
sederhana
sesuai untuk negara berkembang
Relatif lebih stabil dan tahan untuk iklim tropis
salut (coating) yang didapat halus & mengkilap
Tablet inti yang digunakan bisa sedikit lebih
lunak dibandingkan bila akan disalut dengan film
Kekurangan Salut Gula (Sugar Coating)
Rupa dan warnanya seperti kembang gula
Bahan:
1. Polimer
2. Solvent
3. Plasticizer
4. Pewarna
Skema Tahapan Dalam Spray Coating
Mekanisme Pembentukan Film
1. Polimer Salut Film (Film Coating)
A. Kelarutan
B. Viskositas
C. Permeabilitas
D. Sifat-sifat mekanik
1. Polimer Salut Film (Film Coating) ……CONTINUE
C. Polimer enterik
A. Polimer Salut Film Konvensional
Salut film tidak memiliki fungsi khusus berbeda dari kedua kategori
polimer lainnya
2. Polimer Acrylic:
Tidak larut air, tapi larut dalam larutan pH rendah (pH 4)
water resistant
pH-sensitive materials
Digestible materials
Emulsified by intestine
dll
C. Polimer Enterik …CONTINUE
3. Shellac
produk sekresi resin dari serangga Laccifer lacca, tidak larut air
tetapi larut dalam basa
Contoh:
Bahan anorganik: iron oxides
Pewarna alami: anthocyanins, caramel, carotenoids, chlorophyl,
indigo, flavones, turmeric and carminic acid
Faktor Penting Dalam Proses Salut Film
i n l e t and bed temperatures
r e l a t i v e humidity
atomization air pressure
l i q u i d spray rate
d r o p l e t size
d r y i n g time
Masalah Dalam Coating (Sugar & Film Coating)
picking/chipping
roughness
Sticking
fi l m cracking/peeling
Masalah Dalam Coating …CONTINUE
1. Picking/chipping
Cara mengatasi:
2. Roughness
Cara Mengatasi
3. Sticking
Cara mengatasi:
4. Cracking
Cara mengatasi:
5. Pencetakan tablet
Average
Reconstitution
Description weight Application ** examples
level
gain
Organic Enteric
Coating system, Aspirin, Bisacodyl
5% 8%
Cellulose Acetate
Phthalate based
Diclofenac Sodium
Aqueous coating
system & Organic
enteric coating Doxylamine Succinate
Organic: 5%
system. Hydroxy 8%
Aqueous: 10%
Propyl Methyl
Cellulose Phthalate Garlic Tab lets, Omeprazol,
based system. Pentaprazole,
Aqueous 20%
Methacrylic acid Pentoxyfyline, Rabeprazol ,
Hydro Alcoholic
copolymer type "C"
10% 9%
USP/NF based
system Organic System Serrosipeptadise
10%
FORMULASI SEDIAAN TABLET
Secara umum prinsip pembuatan tablet adalah memasukkan massa cetak kedalam ruang cetak (die) dan dikompresi
diantara 2 punch menggunakan tekanan tinggi, massa yang sudah kompak kemudian dikeluarkan dari cetakan
(ejeksi).
1. Metode granulasi,
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
Secara rinci dapat dikatakan bahwa tujuan proses granulasi adalah sebagai berikut :
(Lachman, 1994)
• Membentuk partikel menjadi berbentuk spheris (bundar), sehingga titik kontak antar partikel menjadi minimal,
sehingga relatif bebas dari muatan listrik menyebabkan partikel tidak saling berikatan
• Terbentuknya distribusi bahan aktif di dalam setiap granul yang merata, sehingga menjadi homogen
Fines adalah partikel – partikel halus yang dapat berasal dari bahan aktif, bahan tambahan tablet atau pun dari hasil
proses granulasi. Fines dalam formula tablet di dalam jumlah tertentu sangat diharapkan, tetapi pada kasus lain
sedapat mungkin dihindarkan. Fungsi fines dalam hal ini adalah untuk :
1. Membantu memperbaiki porositas massa cetak dengan mengisi rongga – rongga yang ada diantara granul massa
tablet dan berlaku sebagai jembatan penghubung antara satu granul dengan granul lainnya
a. campuran bahan aktif dan bahan tambahan, lalu dibasahi dengan cairan pengikat yang sudah tercampur homogen.
b. Kemudian granul dibentuk dengan melewatkan massa yang lembab melalui ayakan (mesh 6 – 12 ),
d. granul yang kering diayak lagi (mesh 14 – 20), dilanjutkan dengan pencampuran komponen luar (penghancur luar,
glidan, lubrikan) dan
2. Bahan aktif dosis besar yang sulit mengalir atau sulit dikompresi dapat digranulasi basah sehingga menjadi tablet yang baik.
5. Kecepatan disolusi bahan aktif hidrofob dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan tambahan hidrofil.
7. Pelepasan bahan aktif dapat dikendalikan dengan memilih bahan tambahan yang sesuai.
Kerugian metode granulasi basah :
1. Biaya cukup tinggi, waktu lebih lama, alat lebih banyak, energi dan ruangan lebih besar.
2. Tidak dapat digunakan terhadap bahan aktif yang sensitif terhadap panas.
3. Tidak tercampurkan antara bahan aktif dan bahan tambahan sering terjadi dalam
campuran
METODE GRANULASI KERING
Granulasi kering adalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan dalam keadaan kering,
untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet
yang memenuhi persyaratan. prinsipnya membuat granul yang baik dengan cara mekanis, tanpa pengikat dan pelarut.\
2. cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
5. mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Kekurangan :
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Namun demikian, hanya dapat digunakan pada kondisi
zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Secara umum, sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah sebagai berikut:
a. alirannya baik,
b. kompresibilitasnya baik,
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk
menggunakan metode ini lebih singkat. Selain itu, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel.
Tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih
dahulu.
Kekurangan cetak langsung :
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang
selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan bahan aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar
memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
3. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna
kuning.
4. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat
aktif dalam granul terganggu.
5. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat mudah mengalir, kompresibilitas yang baik, kohesifitas, dan
adhesifitas yang baik.
Alat cetak tablet
b. Pengaturan tekanan maupun bobot tablet baru dapat dilakukan pada saat mesin tidak berjalan.
Rotary
b. Pengaturan tekanan maupun bobot tablet baru dapat dilakukan pada saat mesin sedang berjalan.
Punch atas dan punch bawah seperti halnya sepatu pengisi berada pada posisi awal. Serbuk atau granul-granul dialirkan dari hopper masuk ke dalam die (aliran sesuai
grafitasi). Sementara itu,ruangan cetak diisi dengan massa tablet.
Punch atas meluncur ke dalam ruang cetak dan mencetak tablet. Pada tahap ini, hopper akan kembali pada tempatnya dan punch atas akan turun mengempa granul menjadi
tablet.
Punch atas bergerak keposisi semula. Sementara itu, punch bawah meluncur ke atas dan membawa tablet ke atas pinggiran ruang cetak
Sepatu pengisi bergerak maju dan mendorong tablet di atas jalan penyalur. Punch bawah jatuh kembali ke posisi semula. Secara bersamaan massa tablet meluncur untuk
1. Evaluasi granul, yaitu uji sediaan massa tablet (granul) sebelum dilakukan pencetakan. Evaluasi dilakukan agar saat
mencetak tablet tidak terjadi masalah dalam proses pencetakan. abletdan evaluasi tablet yang sudah dicetak
2. Evaluasi tablet, yaitu uji sediaan tablet hasil dari proses pencetakan. Evaluasi ini dilakukan agar tablet yang dicetak
memenuhi persyaratan tablet sesuai buku standar, missal Farmakope Indonesia.
Evaluasi Granul
Kadar Lembab
dilakukan uji kadar lembab supaya mengetahui kandungan air yang terdapat didalam granul, Anda sudah mengetahui jika granul masih
tinggi kadar airnya, maka tablet akan mudah terkontaminasi mikroorganisme, sementara jika kadar air dalam granul menjadi nol (0), maka
tablet akan menjadi rapuh, mudah pecah menjadi serbuk.
Moisture analyzer, namun jika tidak memiliki alat tersebut, dapat dilakaukan menggunakan hitung susut pengeringan seperti tertera dalam
farmakope Indonesia.
Caranya : Timbang seksama 5,0 g granul, panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan ( 105o C ) selama 2 jam
W0
Sifat Alir
Cara : Timbang 25 gram granul tempatkan pada corong alat uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Buka penutupnya biarkan granul mengalir, catat
waktunya, gunakan stopwatch, lakukan 3x
Kompresibilitas
Cara : Timbang sisa granul = X gram. Masukkan ke dalam gelas ukur dari alat “ Jouling Volumeter”. Volume awal = 50 ml.. Hitung 100 ketukan. Catat
volumenya sampai volume konstan ( tidak bergerak lagi )
Perhitungan : Kp = Vo – Vn × 100 %
Vo
Kp = % pemampatan /
Evaluasi Tablet
Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh 1
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan
Kekerasan
Cara : Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata-rata dan SD
Persyaratan : Ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/ cm2
Keseragaman Ukuran
Cara : Menggunakan 20 tablet ukur diameter dan ketebalannya menggunakan jangka sorong. Hitung rata-rata Persyaratan : Menurut F I edisi III, kecuali dinyatakan lain, tidak lebih
dari 3x diameter tablet dan tidak kurang dari 1 1/3 x tebal tablet
Friabilitas ( Kerenyahan )
Alat : Friabilator
Cara : Ambil 20 tablet, bersihkan dari serbuk halus, timbang. Masukkan ke dalam alat uji (Friabilator), putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan tablet, bersihkan dari serbuk yang terlepas dan
timbang kembali. Hitung % friabilitas (F)
Perhitungan : F = W0 – W1 × 100 %
W0
W0 = Bobot awal
Persyaratan : Nilai F dinyatakan baik jika < 1 %, jika F > 1 %, maka tablet dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan/menambah kekerasan tablet
CPOB
Produk antara adalah tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan
satu atau lebih tahap pengolahan sampai dengan pengemasan untuk
menghasilkan obat jadi.
Produk ruahan adalah tiap bahan olahan yang mesih memerlukan tahap
pengemasan untuk menjadi produk jadi.
Pengawasan Mutu (Quality Control) adalah semua upaya yang dilakukan selama
pembuatan dan dirancang untuk menjamin keseragaman produk obat yang
memenuhi spesifikasi, identitas,kekuatan,kemurnian dan karakteristik lain yang
ditetapkan.
Diluluskan atau release adalah status suatu bahan atau produk yang
diperbolehkan untuk digunakan dalam pengolahan, pengemasan dan distribusi.
Ditolak atau reject adalah status bahan atau produk yang tidak diizinkan
digunakan pada pengolahan, pengemasan dan distribusi.
Istilah - istilah
Batch adalah sejumlah produk obat yang dihasilkan alam satu siklus
pembuatan berdasarkan suatu formulasi tertentu yang mempunyai sifat dan
mutu yang seragam. Esensi suatu batch adalah homogenitasnya.
Lot adalah Sebagian tertentu dari suatu batch yang memiliki sifat dan mutu
yang seragam dalam batas yang ditatapkan.
Spesifikasi adalah adalah suatu uraian pemerian dari bahan awal, produk
antara, produk ruahan atau produk jadi dalam segi sifat kimia, fisika dan
apabila perlu juga mikrobiologinya. Umumnya spesifikasimeliputi ketentuan
deskriptif dan numerik yang menyatakan standar toleransi yang masih
diperbolehkan.
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau
mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan
senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten.
Aspek-aspek CPOB
Sistem Mutu Industri Farmasi
Persyaratan Minimal personalia/karyawan dalam CPOB Karyawan dalan suatu industri farmasi yang menerapkan
CPOB harus memiliki persyaratan minimal sebagai berikut :
a) Lokasi bangunan dirancang untuk mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti
pencemaran dari udara, tanah dan air
b) Gedung dirancang dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta
masuk dan bersarangnya hewan
Peralatan
Peralatan pembuatan obat harus ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat yang dihasilkan dapat terjamin dan
seragam dari bets ke bets. Selain itu, penggunaan peralatan harus memerhatikan kebersihan agar dapat mencegah kontaminasi silang,
penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk.
Pemeliharaan
Produksi
Industri farmasi memproduksi obat dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan
CPOB. Dengan mengikuti pedoman CPOB dalam produksinya akan menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik
Inspeksi diri dilaksanakan secara independen dan diverifikasi oleh petugas yang kompeten dari perusahaan yang dapat
mengevaluasi penerapan CPOB secara obyektif.
Tujuan pelaksanaan aspek inspeksi diri ini adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek Produksi dan Pengawasan
Mutu industri farmasi telah memenuhi ketentuan CPOB.
Audit Mutu dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau juga bisa tim yang dibentuk oleh manajemen
perusahaan yang berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu ini meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau
sebagian dari sistem Manajemen Mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu.
Audit mutu ini juga dapat diperluas terhadap supplier bahan produksi atau bahan pengemas yang telah memenuhi
persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan oleh industri farmasi yang bersangkutan.
Keluhan dan Penarikan Kembali Produk
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi dan manajemen yang meliputi : spesifikasi
bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi. Dokumen nya antara lain : dokumen
dalam produksi, dokumen dalam pengawasan mutu, dokumen penyimpanan dan distribusi, dokumen dalam
pemeliharaan - pembersihan dan pengendalian ruangan serta peralatan, dokumen dalam pennganan keluhan obat
dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusu, prosedur dan catatan tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan
tentang pelatihan CPOB bagi karyawan
Kegiatan Alih Daya
Ruang kelas I ( White area) : jumlah partikel ( non patogen ) ukuran ≥ 0,5 μm maksimum 100/ft3 misalnya ruangan
di bawah LAF (Laminair Air Flow)
Daerah kelas II ( clean area) : jumlah partikel ( non patogen ) ukuran ≥ 0,5 μm maksimum 10.000/ft3 misalnya ruang
prosesing sediaan steril dan ruang pengisian sediaan steril.
Daerah kelas III (grey area) : jumlah partikel ( non patogen ) ukuran ≥ 0,5 μm maksimum 100.000/ft3 misalnya
ruang timbang bahan baku, ruang prosesing, ruang sampling, ruang pengemasan primer.
Daerah kelas IV (black area) : jumlah partikel ( non patogen ) ukuran ≥ 0,5 μm maksimum 1000.000/ft3 misalnya
gudang, kantor, toilet, koridor, laboratorium, ruang pengemasan sekunder, ruang pembersihan wadah, locker.
TUGAS
BUAT PAPER………….. MENGENAI :
• extended release,
• enteric tablet,
• orros,
• tablet matrix