FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
OLEH :
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui absorpsi obat melalui
beberapa rute pemberian yang dengan penentuan onset dan durasi.
1.3 Manfaat
Manfaat dalam percobaan ini adalah agar praktikkan dapat mengathui
absorbsi obat melalui beberapa rute pemberian obat dengan penentuan onset dan
durasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi proses hidup dan suatu
senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis
penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu. Konsumsi obat
dapat melalui inhalasi, injeksi, ingesti, absorpsi melalui kulit, atau disolusi di
bawah lidah. Obat dapat untuk mengobati penyakit, mengurangi gejala atau
memodifikasi proses kimia dalam tubuh (Prabowo, 2021).
Absorpsi merupakan proses transportasi senyawa obat yang tidak
termetabolisme dari rute penggunaan menuju sistem sirkulasi tubuh. Terdapat
beberapa mekanisme absorpsi obat yaitu dengan difusi pasif, difusi aktif, serta
dengan molekul transporter non spesifik seperti P-glikoprotein (Praceka dkk.,
2022). Proses absorpsi yang terjadi sangat ditentukan oleh sifat fisiko kimia, Salah
satu sifat fisiko kimia senyawa obat adalah kelarutan, yang penting dalam
meramalkan derajat absorbsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat yang
mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs), laju disolusi sering
kali merupakan tahap penentu pada proses absorbsi obat terhadap ketersediaan
hayati obat (Rosaini dkk., 2020).
Rute pemberian merupakan penentu penting dari farmakokinetik akhir,
farmakodinamik serta toksisitas agen farmakologis (1). Intravena (IV), subkutan
(SC), intraperitoneal (IP) dan rute oral adalah jalur utama pemberian obat pada
hewan laboratorium, dengan masing-masing menawarkan kelebihan dan
kekurangan tergantung pada tujuan spesifik penelitian. Salah satu rute yang lebih
umum digunakan dalam studi hewan pengerat adalah rute IP dimana agen
farmakologis disuntikkan ke dalam rongga peritoneal (Al Shoyaib dkk., 2020).
Absorpsi obat dari lumen saluran cerna membutuhkan perjalanannya
melalui berbagai lapisan termasuk getah lambung, matriks periseluler, dan lapisan
kaya mukus, untuk mencapai epitel, mukosa, dan dinding kapiler darah atau limfe.
Oleh karena itu, sistem penghantaran obat bioadhesif sering menunjukkan
peningkatan kinerja dibandingkan tablet matriks. untuk Bioadhesive mikrosfer
dapat berdifusi ke dalam lapisan gel mukosa karena ukuran nanocarrier yang kecil
dan menunjukkan waktu tinggal lambung yang lama. Pemeliharaan sistem
bioadhesif di perut untuk waktu yang lama memfasilitasi pengobatan baik
penyakit lokal maupun penyerapan obat yang berkepanjangan untuk pengiriman
sistemik (Alqahtani dkk., 2021).
Zat obat diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan kelarutan dan
permeabilitas usus. Interaksi obat-makanan umumnya bisa terjadi diprediksi
berdasarkan kelas BCS. Obat golongan 1 dengan kelarutan/permeabilitas tinggi;
makanan tinggi lemak AS tidak akan berpengaruh signifikan terhadap
bioavailabilitas obat, obat kelas 2 usia dengan kelarutan rendah/permeabilitas
tinggi; analitik bungkil tinggi lemak akan meningkatkan bioavailabilitas obat,
kelas 3 dan obat dengan kelarutan tinggi/permeabilitas rendah; tinggi lemak
(tepung AUC akan menurunkan bioavailabilitas obat, obat kelas 4 (SAS dengan
kelarutan rendah-permeabilitas rendah; sulit untuk memprediksi apa yang akan
terjadi) efek makanan dengan mengklasifikasikan obat berdasarkan kelarutan,
permeabilitas dan dosis senyawa (Omachi dkk., 2019).
BAB III
METODE
b. Morfologi Mencit
Mencit mempunyai ukuran dan berat badan yang lebih kecil dari pada
tikus. Mus musculus mempunyai ciri dengan struktur rambut lembut dan
halus, bentuk hidung kerucut, bentuk badan silindris, warna badan putih,
habitat di rumah, gudang dan sawah, bobot tubuh 8-30 gram dan jumlah
puting susu 5 (3+2). Mencit mempunyai banyak keunggulan sebagai hewan.
coba, di antaranya siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran
banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, dan mudah dalam penanganannya.
Morfologi: Tubuh mencit terdiri dari kepala, badan, leher, dan ekor.
Rambutnya berwarna putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih
pucat. Binatang ini sangat aktif pada malam hari sehingga termasuk golongan
hewan nokturnal (Widianingsih dkk., 2018).
c. Karakteristik Mencit
Karakteristik mencit yaitu dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun, dan
dapat juga mencapai umur 3 tahun. Pada umur 8 minggu, tikus siap
dikawinkan. Perkawinan mencit terjadi pada saat mencit betina mengalami
estrus. Siklus estrus yaitu 4-5 hari, sedangkan lama bunting 19-21 hari. Berat
badan mencit bervariasi (Latief dkk., 2021).
3.5 .Prosedur Kerja
1. Pengenceran
Sampel
Hasil Pengamatan ?
2. Pemberian Obat
a. Inta Vena (IV)
Sampel
Hasil Pengamatan ?
b. Intra Peritonial (IP)
Sampel
Hasil Pengamatan ?
c. Subcutan (SC)
Sampel
Hasil Pengamatan ?
Hasil Pengamatan ?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabel Pengamatan
2. Perhitungan
o Pengenceran obat
Sediaan injeksi fenobarbital 100 mg/2 ml
100 mg/2 ml
100 mg/10 ml
50 mg/10ml
5.1 Kesimpulan