Anda di halaman 1dari 26

METODE UJI KOEFESIEN

FENOL
DOSEN PENGAMPU : APT. EVA DIANSARI MARBUN

MIKROBIOLOGI FARMASI
KELOMPOK 10 :

 ANGELINA SAHARANI RAJAGUKGUK


(200205005)
 MAHARANI (200205026 )

 NOVI DEWI ANJANI (200205031)

 RAIHAN MUNAWARDI (200205394)


KOEFESIEN FENOL

Koefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu


bahan antimikrobial dibandingkan dengan fenol. Fenol dijadikan
pembanding karena fenol sering digunakan untuk mematikan
mikroorganisme. Koefisien fenol yang kurang dari 1
menunjukkan bahwa bahan antimikrobial tersebut kurang efektif
dibandingkan fenol. Sebaliknya, apabila koefisien fenol lebih
dari 1 artinya bahan mikrobial tersebut lebih ampuh daripada
fenol.
Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang
efektif dalam membunuh kuman. Pada konsentrasi
rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol
mempresipitasikan protein secara aktif, dan selain
itu juga merusak membran sel dengan menurunkan
tegangan permukaannya. Dengan persetujuan para
ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar
pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu
disinfektan.
DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika


yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.

Antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat


atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan
lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk
proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian
(Signaterdadie, 2009).
Disinfektan digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan dan kontaminasi dengan
mikroba. Pengendalian yang dimaksud yang
dimaksud artinya semua kegiatan yang dapat
membunuh, menghambat, dan sebagai anti
metabolik.
Zat kimia yang digolongkan sebagai antiseptik, umum digunakan
(Saifuddin, 2005)

a. Alkohol 60-90% (etil, atau isopropil, atau ”methylated spirit”).


b. Klorheksidin glukonat 2-4%
c. Klorheksidin glukomat dan setrimid, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon).
d. Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture.
e. Iodofor 7,5-10% berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne).
f. Klorosilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX).
g. Triklosan 0,2-2%
Desinfektan digolongkan dalam beberapa kelompok
(Tjay, 2002)

a. Senyawa halogen: Povidon-iod, iodoform, Ca-hipoklorit, Na-hipoklorit, tosilkloramida,


klorheksidin, kliokinol, dan triklosan.
b. Derivat: fenol, kresol, resorsinol, dan timol.
c. Zat - zat dengan efek aktivitas efek permukaan: cetrimida, dequalinium cetylpiridinium,
dan benzalkonium.
d. Senyawa alkohol seperti,: etanol danisopropanol, glutarat, formaldehida dan glutaral, asam
asetat dan borat.
e. Senyawa logam: merkuri klorida, fenil merkuri nitrat dan merbromin, perak nitrat dan
silverdiazin, sengoksida.
f. Oksidansia: H2O2, sengperoksida, Na-perborat, kalium klorat.
g. Lainnya: heksetidin dan heksamidin, belerang, etilen oksida, oksikinolin dan acriflavin.
Antibakteri dibagi menjadi 4 (Jawetz, et al.,2005):

a. Menghambat sintesis dinding sel bakteri : Bakteri dapat dihambat karena


mempunyai lapisan luar yang rigid, yakni dinding sel.
b. Mengganggu permeabilitas membran sel bakteri : Jika fungsi integritas
membran sitoplasma dirusak, makro molekul dan ion keluar dari sel kemudian
sel rusak atau terjadi kematian.
c. Menghambat sintesis protein sel bakteri.
d. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat bakteri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja zat antibakteri
(Jawetz et al., 2005)

a. Konsentrasi

b. Waktu Inkubasi

c. Komponen Media

d. Ukuran Inokulum

e. Stabilitas pada Temperatur Inkubator

f. Derajat Keasaman (pH) Lingkungan


UJI KOEFESIEN FENOL

Salah satu cara pengujian disinfektan yang umumnya


dipakai di laboratorium adalah metode pengenceran.
Pada metode tersebut, kekuatan disinfektan
dinyatakan dengan koefisien fenol.
Cara kerja pada metode Koefisien fenol dinyatakan
koefisien fenol yaitu sebagai suatu bilangan dan
mikroorganisme uji dihitung dengan cara
dimasukkan dalam membandingkan aktivitas
suatu larutan fenol dengan
larutan fenol murni dan
pengenceran terhadap
larutan zat kimia yang aktivitas larutan zat kimia
akan dievaluasi pada dengan pengenceran
berbagai taraf 10 tertentu yang diujikan
pengenceran. (Schlegel dan
Schmidt,1994).
Fenol (C6H5OH) merupakan zat pembaku daya antiseptik
sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol.
Koefisien fenol merupakan sebuah nilai aktivitas germisidal
suatu antiseptik dibandingkan dengan efektivitas germisidal
fenol. Aktivitas germisidal adalah kemampuan suatu senyawa
antiseptik untuk membunuh mikroorganisme dalam jangka
waktu tertentu. Fenol merupakan salah satu germisidal kuat
yang telah digunakan dalam jangka waktu panjang
(Campbell, 2004).
Efektivitas senyawa antiseptik dan desinfektan
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan lama
paparannya. Semakin tinggi konsentrasi dan
semakin lama paparan akan meningkatkan
efektivitas senyawa antiseptik. Koefisien fenol yang
kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan
antibakteri tersebut kurang efektif dibanding dengan
fenol. Sebaliknya, jika koefisien fenol lebih dari 1
maka bahan antibakteri tersebut lebih efektif jika
dibandingkan dengan fenol (Campbell, 2004).
NILAI KOEFESIENSI FENOL

Nilai koefisien fenol itu sendiri adalah hasil bagi dari faktor
pengenceran tertinggi disinfektan dengan faktor pengenceran
tertinggi baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri
uji dalam jangka waktu 10 menit, tetapi tidak membunuh dalam
jangka waktu 5 menit (Waluyo, 2008)
Prinsip Metode Koefisien Fenol
 Koefisien fenol ditentukan
dengan cara membagi pengenceran tertinggi
dari fenol yang memusnahkan jasad renik
dalam sepuluh menit tetapi tidak
memusnahkan dalam lima menit terhadap
pengenceran tertinggi bahan antimikroba yang
membunuh jasad renik dalam sepuluh menit
tetapi tidak dalam lima menit (Lay, 1992)
UJI KOEFISIEN FENOL METODE BROTH

Prinsip : Membandingkan daya bunuh desinfektan dengan daya bunuh dari baku fenol
terhadap bakteri uji yang sama pada kondisi yang sama dalam masa kontak 5,10,15
menit
Pereaksi Khusus
Media dan Pengencer:
-Nutrient Broth
-Air steril
-Bakteri uji
- Salmonella typhy
Peralatan
-Tabung reaksi ukuran 25x150mm dan 20x150mm
-Sengkalit platina diameter 4 mm
-Pencatat waktu
-Rak tabung
Prosedur kerja
*Semua tabung pengenceran baku dan disinfektan ditempatkan pada 1 deret rak
tabung.Dibelakang tiap tabung pengenceran disediakan 3 tabung media Nutrient
broth. Sehingga untuk 10 tabung pengenceran( 3tabung pengencer baku fenol dan
8 tabung pengenceran disinfektan) diperlukan 30 tabung media NB
*Lalu semua tabung pengenceran dan NB diletakkan di tangas es suhu 20°C. Biakan
bakteri uji dikocok dan ditaruh di tangas es selama 15 menit.
*Tiap tabung pengenceran dimasukkan 0,5 ml suspense bakteri uji pada tabung
pertama dan dicatat waktunya.Demikian juga pada tabung pengenceran kedua sampai
sepuluh.
*5 menit setelag pengisian suspense bakteri uji kedalam tabung lanjutkan dengan
inokulasi satu sengkelit dari masing-masing pengenceran kedalam tabung NB
pertama sampaitabung terakhir.
*Semua tabung yang telah diinokulasi bakteri uji.kemudian diamati ada atau tidaknya
bakteri pada setiap tabung
Hasil dan Kesimpulan
A.Jika koefisien fenol yang diperolah dikalikan dengan f
aktor 20 menghasilkan angka yang lebih kecil dari
angka pengenceran yang tertera pada etiket( maka
pengenceran disinspektan tidak memenuhi syarat. 
b.Pada koefisien yang diperoleh dikalikan dengan faktor
 20 menghasilkan angka yang sesuai dengan angka
pengenceran yang tertera pada etiket, maka pengenceran
disinspektan tidak memenuhi syarat.
Uji Koefisien Fenol Metode Lempeng

Prinsip : mengukur daya pemusnah hama atau disinsfektan pemusnah hama, contoh terhadap
pemusnah hama dari fenol
Pereaksi khusus
Media dan Pereaksi
-Nutrien Agar
-Baku fenol
Bakteri uji : Biakan murni Salmonella typhi
Alat-alat:
-Tabung kimia
-Cawan petri
-Jarum Ose
-inkubator
Prosedur
a.Buat pengenceran dari 5% contoh dari 1:300; 1:325; 1:350 masing-masing
5ml,pengenceran dengan air suling
b.Buat pengenceran dari 5% standar menjadi 1:90; 1:100 masing-masing 5 ml.
c.Tabung-tabung yang berisi contoh, fenol dan biakan salmonella typhi
ditempatkan dalam inkubator pada suhu 35 sampai 37°c
d.Tiap 30 detik ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1/2 ml salmonella typhi
e.Kocokk kuat-kuat supaya bakteri menyebar.
f.Sesudah 5 menit dengan jarum ose kemudian inokulasikan pada Nutrien agar dalam
cawan petri.
g.Selanjutnya 5 menit kemudian diambil lagi dan inokulsikan pada NA(untuk
pengamatan 10 menit),5 menit setelah itu pengamatan diambil lagi untuk pengamatan
15 menit.
h.Inkubasi cawan Petri dalam inkubator 37 ° c selama 84 jam dan
amati hasil pertumbuhan bakteri pada 5 menit,10 menit,15 menit.
i.Hitung koefisien fenol
Daya Germisida atau Aktivitas Disinfektan
Cara aktivitasnya, disinfektan ada 3 golongan yaitu :
a.Disinfektan tingkat tinggi adalah yang efektif terhadap bakteri vegetatif dan
spora. Disinfektan ini digunakan untuk mendisinfeksi alat-alat kritis yang
tidak cocok jika steril dengan cara pemanasan misalnya alat-alat plastic.
b.Disinfeksi tingkat menengah adalah yang efektif terhadap bakteri vegetatif.
Disinfektan ini digunakan untuk mendisinfeksi alat-alat semikritis endoskopik,
tabung aspirator, thermometer alat-alat terkontaminasi seperti bekas urine,
kotoran, pembedahan, dll.
c.Disinfektan tingkat rendah adalah yang efektif terhadap bakteri vegetatif.
Disinfektan ini digunakan untuk mendisinfeksi alat-alat non kritis dan semi
kritis seperti permukaan alat pengangkut,dinding, kamar mandi.
Bahan yang dibutuhkan
*Larutan Induk Baku Fenol dengan konsentrasi
5%
( 5 gram fenol dalam 100 ml Aquadest steril )

*Larutan Induk Disenfektan dengan Konsentrasi 5%


( 5 ml disenfektan yang diuji (Lysorin) dalam 100 mlAquadest steril)
*Media NB ( Nutrien Broth )
( Sebanyak 15x 2 untuk baku fenol dan disenfektan. Tabung reaksi
yang masing-masing diisi sebanyak 5 ml

Sebanyak 15 tabung
*5 tabung NB pertama untuk waktu 5 menit pertama
*5 tabung NB berikutnya untuk waktu 10 menit
*5 tabung NB terakhir untuk waktu 15 menit
Masing-masing dilakukan untuk larutam baku fenol dan disenfektan yang
diuji

*Suspensi Bakteri Salmonella typhi


(Yang sudah diinkubasi 24 jam )
Digunakan untuk pengujian adalah yang berumur 24
jam dengan suhu inkubasi 37°C.
Bakteri ini yang akan dikontakkan dengan masing-
masing pengenceran baik pada baku fenol maupun pada
larutan disenfektan.
Kesimpulan

1.Koefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan


antimikrobial dibandingkan dengan fenol.
2. Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya
3. Tujuan dari uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti mikroba
suatu desinfektan dengan memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan
berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman
4.Prinsip uji koefesien fenol membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan)
dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/31916960/Uji_koefisien_fenol
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12112/BAB%203.pdf?s
equence=4&isAllowed=y
https://www.academia.edu/12294629/Koefisien_Fenol
http://ejournal.delihusada.ac.id 

Anda mungkin juga menyukai