Anda di halaman 1dari 16

MIKROBIOLOGI

“METODE UJI FENOL”

KELOMPOK : 6 (enam)
ANGGOTA : NOR DEWI AISYAH PURTI (61608100819066)
MIA ANDINI (61608100819056)
MUHAMMAD HANDI ARDIYANSAH (61608100819060)
MAY SHINE DEBORA PANAHA (61608100819054)
NISA MIFTAHUL KHAIRA (61608100819064)

FARMASI TINGKAT I KELAS B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
2020
KOEFISIEN FENOL PRODUK DESINFEKTAN YANG BEREDAR DI
SALAH SATU SUPERMARKET KOTA LUBUK PAKAM
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/58-Article%20Text-96-1-10-20181017.pdf
Tahun 6 agustus 2018

Sebaliknya, apabila koefisien fenol


Pengertian Fenol
lebih dari 1 artinya bahan
antimikroba tersebut lebih ampuh
daripada fenol.
Koefisien fenol adalah
Koefisien fenol ditentukan dengan
perbandingan ukuran keampuhan
cara membagi pengenceran
suatu bahan antimikroba
tertinggi dari fenol yang
dibandingkan dengan fenol sebagai
memusnahkan jasad renik dalam
standar. digunakan sebagai blanko
sepuluh menit tetapi tidak
karena fenol sering digunakan
memusnahkan dalam lima menit
untuk memusnahkan
terhadap pengenceran tertinggi
mikroorganisme.
bahan antimikroba yang
Angka koefisien fenol yang kurang
membunuh jasad renik dalam
dari 1 menunjukkan bahwa
sepuluh menit tetapi tidak dalam
Senyawa yang bersifat antimikroba
lima menit
tersebut kurang efektif
(Pratiwi, 2008).
dibandingkan fenol..
Zat-zat antimikroba yang
dipergunakan untuk desinfektan
harus diuji keefektifannya. Fenol
dijadikan pembanding karena fenol
Teknologi produksi dan komposisi
sering digunakan untuk membunuh
produk desinfektan dari masing
mikroorganisme.
masing produsen yang berbeda
Cara menentukan efektivitas
kemungkinan berpengaruh terhadap
desinfektan adalah dengan melakukan
aktivitas desinfektan yang dihasilkan.
uji koefisien fenol.
Uji ini dilakukan untuk
Disamping itu, kondisi penyimpanan
membandingkan aktivitas suatu
juga dapat mempengaruhi stabilitas
produk desinfektan dengan daya
produk desinfektan. Hal tersebut
bunuh fenol baku dalam kondisi uji
mendorong dilakukan penelitian lebih
yang sama. Produk desinfektan
lanjut terhadap beberapa produk
banyak beredar di pasaran dengan
desinfektan yang beredar di salah satu
berbagai merek dagang dari produsen
supermarket Kota Lubuk Pakam
yang berbeda pula. Oleh karena itu,
berdasarkan angka koefisien fenol.
efektivitasnya perlu dievaluasi untuk
menjamin mutu produk desinfektan

(Eka, 2006).
Metode Uji Koefisien Fenol

1. Mikroorganisme Uji

Mikroorganisme yang digunakan 3. Penyiapan Media


dalam penelitian ini yaitu Salmonella
typhi strain American Type Culture 13 gram serbuk NB dalam 1 liter
Collection (ATCC) 6539 , air suling dan disterilkan dalam
otoklaf pada 1210 selama 15 menit.
2. Pengambilan Sampel
4. Penyiapan Bakteri Uji
Produk desinfektan yang diuji
meliputi produk yang mengandung Salmonella typhi strain American Type
klorosilenol (A), natrium hipoklorit Culture Collection (ATCC) 6539
(B), benzalkonium klorida (C), asam diremajakan dalam 3 kali dalam 3 hari
klorida (D dan E) dan minyak pinus (F berturut-turut dalam nutrient agar
dan G). Supermarket yang dipilih (oxoid, USA). Densitas inokulum
adalah supermarket yang bakteri diukur dengan
menyediakan ketujuh produk spektrofotometer hingga diperoleh
desinfektan tersebut meliputi transmitan 25%.
Alfamart, Carefour, Irian, dan
Ramayana.
4. Pembuatan Larutan 6. Penetapan Koefisien Fenol

Fenol 5% Sebanyak 5 g fenol baku Disiapkan rak tabung reaksi sesuai


(99,99%) dilarutkan dalam air suling ukuran tabung dengan kapasitas 28
steril. Kemudian, dicukupkan hingga dalam 4 deretan. Satu rak tabung
100 ml untuk memperoleh fenol 5%. digunakan untuk satu sampel.
Larutan fenol 5% tersebut diencerkan Deretan pertama terdiri dari
dengan air suling steril. blanko dan sampel dengan
pengenceran 1:5, 1:10, 1:20, 1:30,
5. Pembuatan Larutan Desinfektan 1:40, dan 1:50. Deret kedua, ketiga,
dan keempat untuk tabung berisi
Uji Desinfektan uji diencerkan media NB masing-masing untuk
sesuai dengan yang tertera pada pengamatan waktu kontak 5, 10, dan
etiket kemasan dengan air suling 15 menit. Ke dalam tiap tabung
steril. Larutan tersebut diencerkan pengenceran sampel dimasukkan 0,1
secara bertingkat dalam air suling ml suspensi bakteri uji yang telah
steril untuk memperoleh dikocok homogen. Waktu
pengenceran 1:5, 1:10, 1:20, 1:30, memasukkan bakteri uji pada tabung
1:40, dan 1:50 dengan volume pengenceran pertama dicatat sebagai
masingmasing 5 ml. 0 menit.
4. Pembuatan Larutan 6. Penetapan Koefisien Fenol

Fenol 5% Sebanyak 5 g fenol baku Disiapkan rak tabung reaksi sesuai


(99,99%) dilarutkan dalam air suling ukuran tabung dengan kapasitas 28
steril. Kemudian, dicukupkan hingga dalam 4 deretan. Satu rak tabung
100 ml untuk memperoleh fenol 5%. digunakan untuk satu sampel.
Larutan fenol 5% tersebut diencerkan Deretan pertama terdiri dari
dengan air suling steril. blanko dan sampel dengan
pengenceran 1:5, 1:10, 1:20, 1:30,
5. Pembuatan Larutan Desinfektan 1:40, dan 1:50. Deret kedua, ketiga,
dan keempat untuk tabung berisi
Uji Desinfektan uji diencerkan media NB masing-masing untuk
sesuai dengan yang tertera pada pengamatan waktu kontak 5, 10, dan
etiket kemasan dengan air suling 15 menit. Ke dalam tiap tabung
steril. Larutan tersebut diencerkan pengenceran sampel dimasukkan 0,1
secara bertingkat dalam air suling ml suspensi bakteri uji yang telah
steril untuk memperoleh dikocok homogen. Waktu
pengenceran 1:5, 1:10, 1:20, 1:30, memasukkan bakteri uji pada tabung
1:40, dan 1:50 dengan volume pengenceran pertama dicatat sebagai
masingmasing 5 ml. 0 menit.
Interval waktu inokulasi antar tabung Semua tabung yang telah diinokulasi
adalah 30 detik, sehingga untuk 7 dikocok homogen kemudian
tabung dapat diselesaikan selama 3 diinkubasi pada suhu 35-37oC selama
menit, setiap kali inokulasi diusahakan 48 jam dan diamati pertumbuhan
ujung pipet mendekati permukaan bakteri pada setiap tabung. Pengujian
cairan dan tidak menyentuh dinding dilakukan secara duplo.
tabung.
Koefisien fenol adalah hasil bagi dari
Sepuluh menit setelah bakteri uji faktor pengenceran tertinggi
diinokulasi pada tabung pengenceran desinfektan dengan faktor
pertama setelah dikocok, dipindahkan pengenceran tertinggi fenol baku
1 ml suspensi ke dalam media NB yang masing-masing dapat
deret ke-3 sama seperti di atas. membunuh bakteri uji dalam masa
kontak 10 menit tetapi tidak dalam
Lima belas menit setelah bakteri uji masa kontak 5 menit
diinokulasi pada tabung pengenceran
pertama, setelah dikocok dan
dipindahkan 1 ml suspensi ke dalam
media NB deret ke-4. (Purohit et al., 2004).
Fenol digunakan sebagai desinfektan Fenol dijadikan pembanding karena
secara umum. Senyawa ini bekerja fenol sering digunakan untuk
sebagai agen membran aktif yang membunuh mikroorganisme. Cara
menyebabkan koagulasi intraseluler menentukan efektivitas desinfektan
dari sitoplasma. Fenol berinteraksi adalah dengan melakukan uji
dengan sel bakteri melalui proses koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk
adsorpsi yang melibatkan ikatan membandingkan aktivitas suatu
hidrogen. Pada kadar rendah produk desinfektan dengan daya
terbentuk kompleks proteinfenol bunuh fenol baku dalam kondisi uji
dengan ikatan yang lemah dan segera yang sama. Produk desinfektan
mengalami peruraian, diikuti banyak beredar di pasaran dengan
penetrasi fenol ke dalam sel dan berbagai merek dagang dari produsen
menyebabkan presipitasi serta yang berbeda pula. Oleh karena itu,
denaturasi protein. Pada kadar tinggi efektivitasnya perlu dievaluasi untuk
fenol menyebabkan koagulasi protein menjamin mutu produk desinfektan
dan sel membran mengalami lisis

(Siswandono, 1995). (Eka, 2006).


Refrensi jurnal 2017

KOEFISIEN FENOL
Fenol didapatkan melalui oksidasi
sebagian pada benzena atau asam
benzoate dengan proses Raschig,
Koefisien fenol adalah Fenol juga dapat diperoleh sebagai
kemampuan desinfektan untuk hasil dari oksidasi batu bara. Fenol
membunuh bakteri dibandingkan dapat digunakan sebagai antiseptik
dengan fenol. Uji fenol adalah seperti yang digunakan Sir Joseph
membandingkan aktivitas Lister saat mempraktikkan
antimikroba dari komponen- pembedahan antiseptik. Fenol
komponen kimia dengan fenol merupakan komponen utama pada
sebagai standar uji. Pengenceran anstiseptik dagang, triklorofenol atau
desinfektan secara bertahap dan dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
fenol ditempatkan dalam tabung Fenol juga merupakan bagian
reaksi steril, kultur murni bakteri komposisi beberapa anestitika oral,
misalnya semprotan kloraseptik
yang digunakan sebagai standar
ditambahkan pada setiap tabung.
(Aditya, 2009).
Fenol berfungsi dalam pembuatan
obat-obatan (bagian dari produksi
paspirin, pembasmi rumput liar, dan Desinfektan didefinisikan sebagai
lainnya. Fenol yang terkonsentrasi bahan kimia atau pengaruh fisika
dapat mengakibatkan pembakaran yang digunakan untuk mencegah
kimiawi pada kulit yang terbuka. terjadinya infeksi atau
Penyuntikan fenol juga pernah pencemaran jasad renik seperti
digunakan pada eksekusi mati. bakteri dan virus, juga untuk
Penyuntikan ini sering digunakan pada membunuh atau menurunkan
masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan
jumlah mikroorganisme atau
fenol diberikan pada ribuan orang di
kemah-kemah, terutama di kuman penyakit lainnya.
Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini
dilakukan oleh dokter secara Desinfektan ini tersedia secara
penyuntikan ke vena (intravena) di komersial yang masing-masing
lengan dan jantung. Penyuntikan ke memiliki karakteristik kimiawi,
jantung dapat mengakibatkan toksisitas, biaya dan penggunaan
kematian langsung. tertentu.
(Aditya, 2009)
Desinfektan merupakan bahan
kimia yang dapat mematikan Koefisien fenol adalah
mikroorganisme yang sedang dalam perbandingan ukuran keampuhan
keadaan tidak aktif, sehingga hanya suatu bahan antimikrobial
mematikan bentuk vegetatif dari
dibandingkan dengan fenol[1].
mikroorganisme, tetapi tidak efektif
terhadap spora. Fenol dijadikan pembanding
Desinfektan dapat mencegah karena fenol sering digunakan
infeksi dengan jalan penghancuran untuk mematikan
atau pelarutan jasad renik yang mikroorganisme, Koefisien fenol
patogen. yang kurang dari 1 menunjukkan
Desinfektan berbeda dengan bahwa bahan antimikrobial
antibiotik, karena desinfektan tersebut kurang efektif
memiliki toksisitas selektif yang dibandingkan fenol.
rendah, keduanya bersifat toksik tidak
Sebaliknya, apabila koefisien fenol
hanya pada mikroba patogen tetapi
juga terhadap sel inang. Oleh karena lebih dari 1 artinya bahan
itu, desinfektan hanya digunakan mikrobial tersebut lebih ampuh
untuk membunuh mikroorganisme daripada fenol.
pada lingkungan mati.
Desinfektan digunakan di
Waktu untuk menguji rumah sakit dan laboratorium
antibiotika adalah 18-24 jam, harus diuji secara berkala untuk
sedangkan untuk mata tidak memastikan potensi dan
mungkin selama itu. Oleh karena kemanjuran, Sebagai desinfektan
itu, digunakan waktu tertentu tertentu kehilangan potensi pada
dengan metode kontak secara berdiri dan penambahan bahan
konvensional, waktu yang paling organik, keberhasilan mereka
cepat adalah 2,5 menit, paling harus diuji. Sementara metode
lama 15 menit. Kekuatan fenol tertentu membantu dalam
untuk menguji desinfektan adalah memilih cairan yang tepat
tidak lebih besar dari 5%. desinfektan untuk digunakan
Desinfektan digunakan di orang lain menguji efektivitas
rumah sakit dan laboratorium desinfektan sudah digunakan.
harus diuji secara berkala untuk Beberapa metode
memastikan potensi dan membandingkan kinerja dengan
kemanjuran, fenol sedangkan metode lain
hanya menyatakan jika disinfektan
efektif atau tidak.
METODE UJI KOEFISIEN FENOL

3. Pembuatan Larutan Baku Fenol

1. Pembuatan Media Dibuat larutan persediaan baku


fenol 5% dengan cara menimbang 2.5
Media kaldu nutrisi (Nutrient gram fenol dalam 50 ml air suling
Broth) dimasukan kedalam 12 tabung steril. Kemudian dilakukan
reaksi ukuran 20 x 150 mm, volume pengenceran konsentrasi menjadi 1:
masing-masing dibuat 5 ml. 80 dengan memipet 12.5 ml larutan
Komposisi perliter terdiri dari pepton fenol 5% ditambahkan dengan 37.5 ml
10 gram, ekstrak daging 5 gram, dan air suling steril pada tabung steril
NaCl 5 gram, pH akhir 6.8. ukuran 25 x 150 mm.

2. Pembuatan Inokulum
4. Pembuatan Larutan Desinfektan
Bakteri salmonella thyposa atau
staphylococcus aureus sebelumnya Pengenceran larutan desinfektan
telah ditanam pada agar nutrisi dilakukan pada tabung steril
(Nutrient Agar) miring dan diinkubasi berukuran 25 x 150 mm
pada suhu 370 C selama 24-48 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan,
bahan uji baik fenol ataupun 1. Larutan fenol yang telah
desinfektan (wipol) ditumbuhi diinokulasi bakteri dapat
bakteri. Hal ini ditunjukkan dengan menyebabkan kematian bakteri
tanda plus (+) yang artinya bakteri gram negative (Escherichia coli)
dapat hidup dan tumbuh pada yang ditanam di dalamnya.
bahan uji tersebut ditandai dengan
adanya kekeruhan pada larutan 2. Larutan desinfektan yang
yang diujikan.
paling cepat membunuh bakteri
gram negative (Escherichia Coli)
Pengamaan ini dilakukan
yaitu desinfektan dengan
setelah inkubasi selama 24 jam.
Adapun pengenceran fenol yang konsentrasi 1:150, terbukti pada
digunakan ialah 1:80. menit ke 5 bakteri sudah mati.
Sedangkan pengenceran
desinfektan (wipol) yang digunakan 2. Potensi dan efektifitas
ialah masing-masing 1:80, 1:100, desinfektan terhadap bakteri yaitu
1:150. Dan penanaman bakteri 1.5 kali dari fenol
dengan interval masing-masing 5
menit, 10 menit, dan 15 menit.
Fenol ( asam karbol ) memiliki Aktivitas germisidal adalah
daya bunuh pada konsentrasi kemampuan suatu senyawa
rendah (2-4%), karena mampu antiseptik untuk membunuh
mempresipitasikan protein secara mikroorganisme dalam jangka
aktif, selain itu juga merusak waktu tertentu.
membran sel dengan cara Fenol merupakan salah satu
menurunkan tegangan germisidal kuat yang telah
permukaannya. Fenol merupakan digunakan dalam jangka waktu
standar pembanding untuk panjang. Efektivitas senyawa
menentukan aktivitas atau khasiat antiseptik sangat dipengaruhi oleh
suatu desinfektan. konsentrasi dan lama paparannya.
Fenol merupakan zat pembaku Semakin tinggi konsentrasi dan
daya antiseptik obat lain sehingga semakin lama paparan akan
daya antiseptik dinyatakan dengn meningkatkan. efektivitas senyawa
koefisien fenol. antiseptik. Koefisien fenol yang
Koefisien fenol merupakan kurang dari 1 menunjukkan bahwa
sebuah nilai aktivitas germisidal bahan entimikrobial tersebut
suatu antiseptik dibandingkan kurang efektif dibanding dengan
dengan efektivitas germisidal fenol. fenol.
(Dwidjoseputro,2005)
DAFTAR PUSTAKA DAN LINK SUMBER REFRENSI

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Eka. (2006). Desinfektan dan Antimikroba. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia. Hal. 26; 49-65.

Purohit, S.S., Saliys, A.K, Karkam, H.N.(2004). Pharmaceutical Microbiology.

Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Farmasi.Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 17-18

Siswandono. (1995). Kimia Medisinal.Surabaya: Airlangga University Press.


Hal. 249-251

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/58-Article%20Text-96-1-10-20181017.pdf
http://www.gudangmateri.com/2010/07/uji-koefisien-fenol.html

http://fakhrurijal.blogspot.com/2011/07/laporan-mikrobiologi-uji-fenol.html?zx=66ae5c7c98a0059e

http://faridkurniawan21.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-mikobiologi-koefisien.html

Anda mungkin juga menyukai