7. Pengkajian dan pelayanan Resep Dalam PMK No. 58 tahun 2014, pelayanan resep dimulai dari…
a. Penerimaan
b. Pemeriksaan ketersediaan
c. Pengkajian resep
d. Penyiapan sediaan farmasi
e. Alat kesehatan dan BMHP
14. Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau….
a. Saran dari ustadz
b. Keinginan dari seorang guru
c. Keluarganya
d. Saran dari seorang ulama
15. Pemantauan Terapi Obat (PTO) dalam PMK No.58 Tahun 2014 merupakan suatu proses yang
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang ….. bagi pasien.
a. Aman, efektif dan rasional
b. Mahal dan bagus
c. Murah, dan rasional
d. Biasa, murah dan rasional
17. Kegiatan dalam PTO menurut PMK No.58 Tahun 2014 meliputi, kecuali…..
a. Pengkajian pemilihan obat, dosis
b. Cara pemberian obat, respons terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
c. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat
d. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
e. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat.
18. Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada
dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi,
merupakan pengertian dari….
a. PTO
b. PIO
c. MESO
d. ROTD
e. EPO
19. Reaksi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi, disebut…..
a. Efek samping obat
b. PTO
c. PIO
d. MESO
e. ROTD
21. Menurut PMK No. 58 Tahun 2014 dispensing sediaan steril harus dilakukan di….
a. Apotik
b. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
c. Musholla
d. BPOM
e. PBF
22. Dispensing sediaan steril dalam PMK No.58 Tahun 2014 bertujuan, kecuali….
a. Menjamin agar pasien menerima obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
b. Menjamin sterilitas dan stabilitas produk
c. Melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
d. Mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam
medik atau sumber lain
e. Menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat
23. Suatu kegiatan yang dilakukan di instalansi farmasi RS, dengan teknik aseptik untuk menjamin
sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat disebut….
a. PTO
b. PIO
c. Dispensing sediaan steril
d. MESO
e. PBF
24. Interpretasi hasil pemeriksaan kadar Obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat
karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari Apoteker kepada dokter, disebut….
a. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
b. ROTD
c. Konseling
d. Visite
e. PTO
26. Farmasi klinik bertujuan mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait….
a. Obat
b. BMHP
c. Alkes
d. Pelayanan
e. Kesabaran
27. Pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin,
merupakan….
a. Pelayanan apotik
b. Pelayanan farmasi klinik
c. Pelayanan resep
d. Pelayanan administrasi
e. Pelayanan EPO
28. Aktifitas farmasi klinik terpusat kepada pasien, bekerjasama dan berkolaborasi antar profesi
dengan dokter dan perawat dalam tim pelayanan….
a. Administrasi
b. Resep
c. Kesehatan
d. PIO
e. Konseling
29. Setidaknya dalam resep memuat informasi ini, maka kemungkinan kecil terjadi kesalahan….
a. Nama dan kekuatan obat
b. Duplikasi pengobatan
c. Alergi dan Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
d. Kontra indikasi
e. Interaksi obat
31. Suatu proses yang menjamin informasi terkait penggunaan obat yang akurat dan komprehensif
dikomunikasikan secara konsisten setiap kali terjadi perpindahan pemberian layanan kesehatan
seorang pasien, disebut….
a. MESO
b. Rekonsiliasi obat
c. Dispensing sediaan steril
d. Visite
e. Konseling
33. Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar rumah sakit baik atas permintaan
pasien maupun sesuai dengan program rumah sakit yang biasa disebut dengan….
a. Konseling
b. MESO
c. Rekonsiliasi obat
d. Dispensing sediaan steril
e. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
34. Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama
tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji
masalah terkait obat, memantau terapi obat dan ROTD, meningkatkan terapi obat yang rasional,
dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya
disebut dengan….
a. Rekonsiliasi obat
b. Dispensing sediaan steril
c. Visite
d. PIO
e. PTO
35. Suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada
pasien dan/atau keluarganya disebut….
a. PIO
b. Konseling obat
c. PTO
d. MESO
e. BPOM
36. Pemberian konseling yang efektif memerlukan….pasien dan/atau keluarga terhadap apoteker.
a. Uang
b. Jabatan
c. Kepercayaan
d. Sertifikat tanah
e. Kendaraan
37. Monitoring efek samping obat yang benar adalah dicatat pada lembar MESO yang kemudian
akan ditandatangani oleh….
a. Dokter
b. Perawat
c. Apoteker
d. TTK
e. Bidan
38. Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi…..
a. NaOH
b. Mikroorganisme
c. KOH
d. HCl
e. NaCl
39. Salah satu tujuan dari dispensing sediaan steril dalam PMK No.58 Tahun 2014, yaitu…
a. Membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu
b. Memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat
c. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat
d. Menjamin sterilitas dan stabilitas produk
e. Mendapatkan hasil pemeriksaan kadar obat tertentu didalam darah
41. Sebuah rumah sakit melakukan perencanaan pengadaan eritromisin gel. Metode yang
digunakan adalah dengan melakukan analisis dan berdasarkan penggunaan periode
sebelumnya. System pengadaan yang dilakukan yaitu…
a. Epidemiologi
b. Konsumsi
c. Analisis ABC
d. Analisis VEN
e. Kombinasi ABC dan VEN
42. Berikut adalah kriteria pemilihan obat dalam menetapkan formularium rumah sakit, kecuali…
a. Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita
b. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
c. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
d. Konsep penggunaannya bukan berdasarkan obat yang paling dibutuhkan pasien
e. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
43. Obat-obatan tertentu pada pusat pelayanan kesehatan yang jumlahnya dilebihkan, dikenal
dengan istilah...
a. Butter stock
b. Buffing shock
c. Buffer stock
d. Buffer shock
e. Baffer stock
44. Jika suatu rumah sakit baru dibangun, maka sistem pengadaan perbekalan farmasi
menggunakan metode....
a. Konsumsi
b. Epidemiologi
c. Kombinasi konsumsi dan epidemiologi
d. Formularium
e. Epidemiologi dan formularium
45. Yang tidak termasuk dalam pengelolaan obat di fasilitas kesehatan adalah…
a. Pengadaan
b. Perencanaan
c. Pemasaran
d. Distribusi
e. Penyimpanan
46. Bagian pengadaan barang di apotek atau rumah sakit dalam membuat pilihan PBF/distributor
harus memperhatikan hal-hal di bawah ini, kecuali…
a. PBF memiliki ijin resmi
b. Jangka waktu pembayaran
c. Tanggal Kadaluarsa sediaan farmasi yang ditawarkan
d. Harga yang ditawarkan lebih rendah dari PBF lain tetapi tanggal kadaluarsa sediaan farmasi
tersebut dekat
e. Pengembalian atau penukaran sediaan farmasi yang mendekati tanggal kadaluarsa tidak
dipersulit
47. Setiap rumah sakit harus memiliki pusat sterilisasi mandiri yang mampu memberikan pelayanan
sterilisasi dirumah sakit dengan baik. Tujuan pusat sterilisasi antara lain adalah….
a. Memberikan pelayanan sterilisasi bahan dan alat medik untuk kebutuhan unit-unit dirumah
sakit selama 24 jam.
b. Membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan koagulasi sel protein secara reversibel.
c. Melakukan kultur atau uji sterilitas dari setiap produk yang disterilkan.
d. Memonitor proses sterilisasi yang dilakukan untuk memberi jaminan bahwa parameter-
parameter yang ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik.
e. Melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah
melalui proses dekontaminasi.
48. Metode penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, jenis
sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired First Out (FEF0), First in first Out ( FIFO) atau Last In first Out (LIFO) disertai
sitem informasi manajemen. Metode apakah yang digunakan ketika Obat yang datang
kemudian diletakan dibelakang obat yang terdahulu.?
a. FEFO
b. LIFO
c. FIFO
d. LEFO
50. Suatu unit dirumah sakit tempat penyelenggaraan semua kegatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien adalah….
a. Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS)
b. Pelayanan informasi obat (PIO)
c. Farmasi klinik
d. Puskesmas
e. Gudang farmasi