Anda di halaman 1dari 28

FARMAKOTERAPI

II
Dosen : Apt. Suci Fitriani Sammulia, S. Farm, M. Sc
Program Studi Sarjana Farmasi
Institut Kesehatan Mitra Bunda
Batam
2022
KELOMPOK 4

• Nisa Miftahul Khaira


• Anisa Ladira
• Noni Rahma Aisyah
• Dhita Puspita
• Riski Restu Anugrah
Syafiro
• Seri Indah Juliani
• Dina Afriliyunza
• Sherly Oktalivia
• Fitri Wulandari
Putri
• Giska Novianti
• Yulia Karunia Nauli
• Ika Nur Jannah
• Vina Fitaloka
• Ika Suci Rahayu
• Wisnia Fitri Yosif
GANGGUAN
GINEKOLOGI
GANGGUAN GINEKOLOGI
PENGERTIAN
• Kata ginekologi sendiri berasal dari 2 suku kata yaitu :
gyno/gynaikos = perempuan dan logos = ilmu.
• Jadi artinya yaitu ilmu tentang perempuan.
• Yang definisinya berarti ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang organ (reproduksi) wanita diluar kehamilan.
• Bidang ginekologi termasuk didalamnya yaitu : kelainan
bawaan, infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas dan lain-
lain sebagainya.
BATASAN GINEKOLOGI
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid,
perdarahan uterus abnormal,keputihan, endometriosis,
penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma uteri, tumor
ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan menopause.
KARSINOMA
SERVIKS
( KANKER SERVIKS
)
KANKER SERVIKS

DEFINISI JENIS
 Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel 1. Squamous cell carcinoma
abnormal pada jaringan leher rahim yaitu jenis kanker yang berawal pada
(serviks). dinding bagian luar leher rahim dan
 Kanker serviks merupakan kanker primer mengarah ke vagina. Ini merupakan
yang berasal dari serviks (kanalis jenis kanker pada leher rahim yang
servikalis dan atau porsio). paling sering terjadi.
 Serviks adalah bagian ujung depan rahim
yang menjulur ke vagina. 2. Adenocarcinoma
 Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang yaitu kanker yang berawal pada sel
dengan cepat sehingga mengakibatkan tumor glandular, terdapat pada dinding
pada serviks. kanal serviks.
 Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi
penyebab kanker serviks
EPIDEMIOLOGI
Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit
kanker leher rahim saat ini menempati urutan pertama daftar
kanker yang diderita kaum wanita. Saat ini di Indonesia ada
sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus Kanker leher rahim (serviks) atau
setiap tahunnya. Kanker serviks yang sudah masuk ke karsinoma serviks uteri merupakan kanker
stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah
waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari 70% kasus yang kanker payudara. Setiap tahunnya, terdapat
datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium kurang lebih 500.000 kasus baru kanker leher
lanjut. rahim (cervical cancer), sebanyak 80% terjadi
pada wanita yang hidup di negaraberkembang.
Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh dunia
antara 30 – 60 tahun, terbanyak antara 45- 50 tahun. meninggal akibat kanker leher rahim. Dari
Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-
invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% negara berkembang.10-12 Hal tersebut terjadi
dari wanita berusia dibawah 35 tahun menunjukkan karena pasien datang dalam stadium lanjut.
kanker serviks yang invasif pada saat didiagnosis,
sedangkan 53% dari KIS (karsinoma in-situ)
terdapat pada wanita diatas usia 35 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus HPV (Human
Papilloma Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18.
Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model
karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari
karsinogenesis awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi
kanker invasif. Studi menunjukkan lebih dari 90% kanker serviks
dihubungkan dengan jenis Human Papiloma Virus (HPV).
Beberapa bukti menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan
pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk.
HPV merupakan faktor inisiator kanker serviks. Onkoprotein E6 dan E7
yang berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi
keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53 sehingga TSG (Tumor
Supressor Gene) p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan onkoprotein E7
akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F yang
merupakan faktor transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol.
PATOFISIOLOGI
Kanker Serviks adalah kanker yang berasal dari sel
epitel skuamosa yang terjadi jika sel-sel pada serviks
tumbuh tidak terkendali. Sebelum kanker terjadi, akan
didahului dengan suatu keadaan yang disebut lesi
prakanker atau Cervical Intraephiteal Neoplasia (CIN).
Fase prakanker ini sering disebut dengan dysplasia
yang merupakan perubahan prakeganasan dari sel-sel
rahim. Terdapat tiga tahap utama prakanker yang
dimulai dengan infeksi pada sel dan berlanjut menjadi
intraephitelia neoplasia (perkembangan sel-sel abnormal
pada serviks) dan pada akhirnya berubah menjadi sel
kanker pada serviks.
Pertumbuhan Sel Kanker Serviks Atau Karsinoma Serviks Uteri
Secara Histopatologi
1. Displasia 3. Karsinoma
Displasia adalah pertumbuhan sel yang aktif Mikroinvasif perubahan derajat pertumbuhan sel
disertai gangguan pada proses pematangan epitel pada stadium ini semakin meningkat. Sel tumor
serviks uteri yang dimulai dari bagian basal 8 sampai menembus membran basalis dan terjadi invasi pada
ke lapisan superfisial. Displasia dibagi dalam 3 stroma sejauh tidak lebih dari 5 mm dari membran
bagian berdasarkan derajat pertumbuhannya, yaitu: basalis. Pada pemeriksaan fisik, stadium ini biasanya
displasia ringan, sedang, dan berat. tidak terlihat, tetapi jika menggunakan kolposkopi,
biasanya dapat dideteksi adanya prakarsinoma.

4. Karsinoma Invasif
2. Karsinoma Pada stadium ini derajat pertumbuhan sel semakin
In situ Karsinoma in situ terlihat menonjol, besar, memiliki bentuk yang
menyebabkan terjadinya perubahan bervariasi, inti gelap, dan kromatin berkelompok tidak
sel epitel di seluruh lapisan merata serta susunan sel semakin teratur. Karsinoma
epidermis menjadi karsinoma sel invasif dibagi menjadi 3 subtipe, yaitu: karsinoma sel
skuamos, tetapi membran basalis skuamos dengan keratin, karsinoma sel skuamos tanpa
masih dalam keadaan utuh. keratin, dan karsinoma sel kecil.
KLASIFIKASI KANKER SERVIKS
 Stadium 0  Stadium III
Stadium 0 disebut juga karsinoma in situ Pada stadium ini, kanker serviks telah
yang berarti kanker belum menyerang bagian menyebar
yang lain. Pada stadium ini, perubahan sel kejaringan lunak sekitar vagina dan
abnormal hanya ditemukan pada permukaan serviks sepanjang dinding
serviks. Ini termasuk kondisi prakanker yang bisa panggul. Kemungkinan dapat
diobati dengan tingkat kesembuhan mendekati menghambat aliran urine ke
100%. kandung kemih.
 Stadium I
Stadium I kanker telah tumbuh dalam
serviks, namun belum menyebar  Stadium IV
kemanapun Kanker servik stadium IV adalah
 Stadium II tingkatan kanker yang paling parah.
Pada stadium II, kanker telah menyebar Pada stadium ini kanker telah
diluar serviks (leher rahim) tetapi tidak menyebar ke organ- organ tubuh
kedinding panggul atau hanya sepertiga diluar serviks dan rahim.
bagian bawah vagina
FAKTOR RESIKO
1. Usia Reproduksi 2. Hubungan Seks Pada Usia Muda
Usia pasien sangat menentukan kesehatan umur antara 15- 20 tahun merupakan periode yang
maternal dan berkaitan erat dengan kondisi rentan. Periode rentan ini berhubungan dengan kiatnya
kehamilan, persalinan, dan nifas. Proses reproduksi proses metaplasia pada usia pubertas, sehingga bila
sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20–35 ada yang mengganggu proses metaplasia tersebut
tahun, sebab pada saat itu penyulit kehamilan jarang misalnya infeksi akan memudahkan beralihnya proses
terjadi. menjadi displasia yang lebih berpotensi untuk
terjadinya keganasan.

3. Jumlah Paritas
Paritas tinggi merupakan salah satu faktor 4. Penggunaan Kontrasepsi Oral
risiko terkena kanker serviks. Bukhari L dan Hadi Jangka Panjang
A menyebutkan bahwa golongan wanita yang Risiko noninvasif dan invasif
bersalin 6 kali atau lebih mempunyai kanker serviks telah
resikomenderita kanker serviks 1,9 kali lebih menunjukkan hubungan
besar dari pada golongan wanita yang bersalin dengan kontrasepsi oral.
antara 1-5 kali.
6. Defisiensi Zat Gizi
5. Riwayat Kanker Serviks Pada Keluarga Ada beberapa penelitian yang
Bila seorang wanita mempunyai saudara kandung menyimpulkan bahwa defisiensi
atau ibu yang mempunyai kanker serviks, maka ia asam folat dapat meningkatkan
mempunyai kemungkinan 2-3 kali lebih besar untuk risiko terjadinya displasia ringan
juga mempunyai kanker serviks dibandingkan dengan dan sedang, serta mungkin juga
orang normal. Beberapa peneliti menduga hal ini meningkatkan risiko terjadinya
berhubungan dengan berkurangnya kemampuan untuk kanker serviks pada wanita yang
melawan infeksi HPV. makanannya rendah beta karoten
dan retinol (vitamin A).
7. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali 8. Berganti-ganti Pasangan Seksual
lebih besar terkena kanker serviks Perilaku seksual berupa berganti pasangan seks
dibandingkan dengan wanita yang tidak akan meningkatkan penularan penyakit kelamin.
merokok. Penelitian menunjukkan, lendir Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human
serviks pada wanita perokok mengandung Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat
nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di alam meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis
rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan dan vulva. Risiko terkena kanker serviks menjadi
daya tahan serviks di samping merupakan 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai
ko-karsinogen infeksi virus. partner seksual 6 orang atau lebih.
9. Imunosupresan
Imunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk
menekan respon imun seperti pencegah penolakan trasplantasi organ pada
tubuh, mengatasi penyakit autoimun (lupus) dan mencegah hemolisis
rhesus pada neonatus. Imunosupresan dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh sehingga rentang terserang HPV.

10. Diethylstilbestrol
Diethylstilbestrol (DES) adalah bentuk sintetis dari hormon estrogen
wanita. DES digunakan untuk wanita hamil antara tahun 1940 dan 1971
guna mencegah keguguran, persalinan prematur, dan komplikasi
kehamilan terkait. DES dikenal sebagai bahan kimia yang mengganggu
endokrin, alah satu dari sejumlah zat yang mengganggu sistem endokrin
menyebabkan kanker, cacat lahir, dan kelainan perkembangan lainnya

GEJALA Bila Kanker Sudah Mengalami
Progresivitas Atau Stadium
Lanjut

 Tahap Prakanker 1. Keputihan


Semakin lama semakin berbau busuk dan tidak
1. Keputihan berhenti-henti, terkadang bercampur darah.
2. Perdarahan sedikit yang bisa hilang. 2. Perdarahan vagina yang tidak normal
Seperti perdarahan diantara periode regular
menstruasi periode menstruasi yang lebih lama dan
 Tahap Kanker
lebih banyak dari biasanya
3. Perdarahan setelah hubungan seksual
1. Keputihan atau keluar cairan encer
4. Perdarahan pada wanita usia menopause
dari vagina yang berbau
5. Perdarahan spontan
2. Perdarahan diluar siklus haid
yaitu perdarahan yang timbul akibat terbukanya
3. Perdarahan sesudah senggama
pembuluh darah dan semakin lama semakin sering
4. Timbul kembali haid setelah mati
terjadi.
haid (menopause)
6. Nyeri
5. Nyeri daerah panggul
Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan
6. Gangguan buang air kecil.
atau nyeri saat buang air
7. Anemia
DIAGNOSIS

Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini :


Diagnosis kanker serviks ditegakkan
dengan tes pap smear. Prosedur ini dilakukan 1. Pemeriksaan kondisi rahim, vagina ,
dengan membuka vagina menggunakan rektum, dan kemih apabila terdapat kanker.
spekulum. Setelah itu, di ambil sampel sel dari 2. Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar
leher rahim dengan mengikis jaringan serviks organ kewanitaan, seperti tulang, darah
menggunakan sikat khusus. dan ginjal.
3. Tes pemindaian, yaitu dengan teknologi
Dapat melakukan tes lainnya untuk Computerised Tomography (CT) scan,
melihat sel kanker atau pre-kanker pada Magnetic resonance imaging (MRI) scan,
serviks jika tes pap smear menunjukkan sinar X, dan Positive emission
malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi tomography (PET) scan.
dan biopsi. Jika menemukan adanya potensi
kanker serviks, dokter kemudian akan Tujuan dari tes adalah mengidentifikasi
memeriksa seberapa parah kondisi (tahap tumor kanker dan apabila sel kanker telah
stadium) kanker. menyebar (metastasis).
PENCEGAHAN
 Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang
cukup nutrisi dan bergizi
 Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
 Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
 Tidak berhubungan seks pada usia dini
 Berhubungan seks secara aman, yaitu dengan menggunakan
kondom dan menghindari berhubungan seksual dengan lebih dari
satu pasangan
 Menerima vaksin HPV (human papiloma virus ) untuk
mengurangi risiko terserang HPV dan kanker lain yang terkait
dengan HPV
 Menjalani pap smear atau pemeriksaan IVA secara berkala agar
kondisi serviks selalu terpantau dan agar penanganan bisa lebih
cepat dilakukan bila ada kanker
 Tidak merokok
 Jaga kebersihan vagina
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
Terapi nonfarmakologi pada pasien kanker serviks untuk
mengurangi cemas antara lain :

• Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)


• Fisioterapi
• Akupuntur
• Terapi relaksasi
• Terapi spiritual
• Psikososial dan kultural serta berbagai jenis psikoterapi

Berbagai macam terapi ini dapat mengurangi emosi negatif,


mampu mengurangi gejala psikis dan somatik, depresi atau ansietas
yang dapat memperlambat proses penyembuhan pada pasien yang
menjalani kemoterapi.
Terapi autogenik melibatkan relaksasi mental yang mendalam
dan dianggap sebagai teknik dalam bidang meditasi.
Terapi autogenik adalah jenis psikoterapi yang didasarkan pada
sugesti otomatis.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pengobatan kanker serviks meliputi bedah, kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi dari ketiga
terapi tersebut. Metode pengobatan yang dipilih tergantung pada stadium kanker dan kondisi
kesehatan pasien. Berikut penejelasannya :
1. Bedah

a. Pengangkatan Jaringan Tumor Saja b. Trakelektomi Radikal


Metode ini biasanya dipilih untuk kanker serviks stadium Trakelektomi bertujuan untuk
awal yang ukurannya kecil atau tidak dalam. Pengangkatan mengangkat serviks, vagina bagian
jaringan tumor dapat dilakukan dengan beberapa cara, atas, dan kelenjar getah bening di
misalnya: area pinggul melalui laparoskopi.
 Bedah laser, yang bertujuan menghancurkan sel kanker Pada trakelektomi, rahim tidak ikut
dengan menembakkan sinar laser melalui vagina diangkat, tetapi disambungkan ke
 Cyrosurgery, yang bertujuan untuk membekukan dan bagian bawah vagina.
menghancurkan sel kanker dengan menggunakan
nitrogen cair
 Konisasi, yang bertujuan untuk mengangkat jaringan
yang mengandung sel kanker menggunakan pisau
bedah, laser, atau kawat tipis yang dialiri listrik
c. Histerektomi
Histerektomi adalah bedah pengangkatan 2. Radioterapi
seluruh bagian rahim (uterus) dan leher rahim Radioterapi adalah metode pengobatan
(serviks). Pengangkatan bisa dilakukan melalui kanker yang menggunakan sinar X atau sinar
sayatan di perut (abdominal hysterectomy), proton dengan radiasi tinggi untuk membunuh
melalui vagina (vaginal hysterectomy), atau sel kanker.
dengan laparoskopi (laparoscopic hysterectomy).
Radioterapi bisa diberikan dengan 3 cara, yaitu:

a. Menembakkan gelombang berenergi tinggi ke


area panggul pasien untuk menghancurkan sel
d. Pelvic exenteration kanker (radioterapi eksternal atau external beam
Pelvic exenteration adalah operasi radiation therapy; ERBT)
besar yang hanya disarankan jika
kanker serviks kambuh kembali b. Memasukkan implan radioaktif melalui vagina
setelah sempat sembuh. Operasi ini untuk ditempatkan langsung di sel kanker atau
dilakukan jika kanker kembali ke di dekatnya (radioterapi internal atau brakiterapi
daerah panggul, tetapi belum
menyebar ke area lain. c. Mengombinasikan EBRT dan brakiterapi
3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat antikanker dalam bentuk minum


atau suntik. Obat ini dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh sehingga sangat efektif dalam membunuh sel kanker di
berbagai area tubuh.
Kemoterapi juga digunakan untuk mengatasi kanker yang telah
menyebar ke organ tubuh lain. kemoterapi juga dapat diberikan
sebagai terapi tunggal pada kanker serviks stadium lanjut. Tujuannya
adalah untuk menghambat penyebaran sel kanker dan meredakan
gejala yang dialami.

4. Terapi Target

Terapi target adalah pemberian obat kemoterapi yang dapat


secara spesifik menghambat pertumbuhan tumor tanpa
memberikan efek samping pada jaringan yang sehat. Jenis
obat yang digunakan dalam terapi target memiliki fungsi
yang berbeda dengan obat kemoterapi biasa.
KASUS
KASUS
KASUS
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai