DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 : Anisa Fajarini Didi Sasmita Dwi Maulana Eko Yuli Setiawan Riska Yuza Amelia GELOMBANG 2 ,KELAS 3G
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI 2011
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan dengan memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman dan
Prinsip Kerja
Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri tersebut kontak dengan disinfektan dalam waktu 5, 10 dan 15 Menit.
A. Alat Tabung reaksi Jarum Ose Stopwatch Bunsen Vortex Stiker label
B. Bahan Kaldu nutrisi (Nutrient Broth) Air suling steril Staphylococcus aureus ATCC 25953 dalam agar nutrisi (Gram +) Fenol Desinfektan / Antiseptik uji
C. Prosedur Kerja Uji Fenol 1. Uji I 1:80 ke dalam larutan fenol 1:80. Tunggu sampai 5 menit, Celupkan ose dalam inokulum, kemudian dari ose campuran tersebut ke dalam tabung berlabel 5. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 10. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 15. 2. ke dalam larutan fenol 1:90. Tunggu sampai 5 menit, Celupkan ose dalam inokulum, kemudian dari ose campuran tersebut ke dalam tabung berlabel 5. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 10. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 15.
3.
ke dalam larutan fenol 1:100. Tunggu sampai 5 menit, Celupkan ose dalam inokulum, kemudian dari ose campuran tersebut ke dalam tabung berlabel 5. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 10. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung 15.
4.
Tabung-tabung reaksi uji kemudian dieramkan di dalam inkubator pada suhu 37C selama 24-48 jam.
5. 6.
Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung Pengamatan cara inokulasi kuman ke dalam disinfectan : a. (+) keruh : ada pertumbuhan b. (-) jernih : tidak ada pertumbuhan
Hasil pengamatan
Setelah tabung reaksi diinkubasi padsa suhu 37C selama 24 - 48 jam, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Desinfektan : WIFOL No 1 Pengenceran 1:100 5 menit + 10 menit 15 menit Keterangan Terjadi kekeruhan pada menit kelima 2 3 4 1:110 1:120 1:130 + Semua medium bening Semua medium bening Terjadi kekeruhan pada menit kesepuluh
Fenol 2%
No 1 2 Pengenceran 1 : 80 1 : 90 5 menit 10 menit 15 menit + Keterangan Semua medium bening Terjadi kekeruhn pada menit ke-15 3 1 : 100 Semua medium bening
ANTISEPTIK : DETTOL No Pengenceran 1 2 1:100 1:110 5 Menit + 10 Menit 15 Menit Keterangan Semua medium bening Terjadi kekeruhan pada menit ke-5 Menit 3 4 1:120 1:130 + + + Semua medium bening Semua medium bening
Keterangan (+) keruh : ada pertumbuhan (-) jernih : tidak ada pertumbuhan
Perhitungan Kf= X/Y =100/100= 1 Nilai Kf ialah 1 , maka Fenol sama dengan sampel. Pembahasan Dari pengamatan praktikum kali ini, tes fenol dengan pengenceran 1:80, 1:90, 1:100 pada tabel di atas menunjukkan bahwa kuman masih hidup sampai menit ke-5, ke-10 maupun setelah 15 menit. Hal ini tidak cukup rasional karena seharusnya semakin lama fenol tersebut bekerja, semakin efektif pula daya disinfeksinya. Pertumbuhan kuman yang terjadi disebabkan oleh adanya kontaminasi. Kontaminasi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor penyebab kesalahan, adalah: Pengerjaan praktikum secara paralel Kegagalan yang terjadi dalam praktikum ini mungkin juga disebabkan oleh pengerjaan tabung Uji Disinfektan secara paralel yang saat itu dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pengerjaan. Pengerjaan secara paralel tersebut telah mengakibatkan ketidakakuratan dan ketidaktelitian perhitungan waktu yang diperlukan. Ketidak akuratan dalam pengambilan kuman menggunakan ose
Dalam menginokulasi kuman uji terhadap desinfektan, kami memindahkan kuman tersebut hanya dengan 1 ose. Dengan penggunaan ose, terdapat kemungkinan kuman tidak terangkat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Sebab pada percobaan kami, banyak kuman yang mati. Pengambilan kuman dengan 2 ose mungkin dapat lebih akurat. Penggunaan spiritus yang berlebihan Banyaknya kuman yang mati juga dapat disebabkan terlalu seringnya dilakukan flambir pada pembuatan inokulum dan pada penginokulasian kuman uji terhadap desinfektan. Kuman S. aureus dan S. thyphosa tumbuh optimum pada suhu 37C, oleh karena itu tidak diperlukan suhu panas yang berlebihan.
Pengenceran Fenol yang tidak akurat Pada percobaan kali ini, kami mungkin juga melakukan kesalahan ketika melakukan pengenceran fenol ke dalam 1:80, 1:90, 1:100. Pengenceran yang dilakukan tidak akurat, yaitu terlalu banyak fenol yang terkandung dalam 1:80 1:90atau 1:100, sehingga fenol terlalu pekat dan tidak sebanding dengan jumlah kuman yang dibiakkan.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : Daya potensi fenol dan sampel sama Nilai Uji koefisien fenol yang didapat adalah 1
DAFTAR PUSTAKA