Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL – MIKROBIOLOGI

PRAKTIKUM I
PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI SEL PROKARIOT DAN EUKARIOT :
PENGAMATAN BAKTERI DAN JAMUR (KAPANG DAN KHAMIR)

Disusun Oleh :

Eunike Soesanto 18/429544/FA/11809


Eva Amalia 18/429545/FA/11810
Failasufa Arsya Nandika Putri 18/429547/FA/11812
Fanny Dea Rachmasari 18/429548/FA/11413
Felicia Amanda Sieverino 18/429549/FA/11814
Fikri Adiputra Pratama 18/429550/FA/11815
Gideon Stevi Jeconeah 18/429551/FA/11816
GP. Wahyunanda Crista Yuda 18/429552/FA/11817
Hafidh Dimas Syahputra 18/429553/FA/11818

Kelas / Golongan : C 2018 / II


Tanggal Praktikum : Selasa, 4 September 2018
Dosen Jaga : Dr. Djoko Santosa, M.Si
Asisten Jaga : Merry Yustika S, Ayu Crismayani, dan Qois Najib

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


DEPARTEMEN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
PRAKTIKUM I
PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI SEL PROKARIOT DAN EUKARIOT :
PENGAMATAN BAKTERI DAN JAMUR (KAPANG DAN KHAMIR)

I. Tujuan
Melihat morfologi sel dan koloni bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus
aureus, dan Escherichia coli dan melihat morfologi sel serta koloni jamur dan
yeast Candida albicans.

II. Dasar Teori


Melalui penggunaan mikroskop sederhana, sudah lama diketahui bahwa
makhluk hidup dapat diklasifikasi berdasarkan struktur selnya menjadi dua
kelompok: eukariot dan prokariot. Eukariot menyimpan DNA nya dalam
kompartemen membran intraseluler tertutup yang berbeda, yang disebut sebagai
nukleus. Prokariot tidak memiliki kompartemen berbeda untuk menyimpan DNA
nya (Alberts et al., 2014).

Dua ciri sel prokariotik yang dapat langsung dilihat melalui mikroskop
ialah bentuk dan ukurannya. Secara umum, prokariot memiliki ukuran sel yang
relatif lebih kecil dibandingkan sel eukariotik. Bentuk sel dapat digunakan untuk
membedakan sel-sel yang berbeda dan memiliki kemiripan secara ekologis,
namun jarang sekali ditemukan kemiripan filogenetik (Madigan et al., 2014).

Dalam mikrobiologi, istilah morfologi diartikan sebagai bentuk sel. Sel


yang berbentuk bulat atau oval seperti telur dalam mikrobiologi dikenal sebagai
coccus (plural, cocci). Sel berbentuk silinder dinamakan batang atau bacillus. Beberapa
sel bacillus membentuk spiral dan dinamakan spirilla. Sel-sel dari beberapa prokariot
tetap bersama dalam satu grup atau gugus setelah pembelahan sel, dan terkadang
susunannya bersifat khas. Contohnya, beberapa sel cocci membentuk rantai yang panjang
(misalnya, bakteri Streptococcus), beberapa lainnya membentuk kubus (Sarcina), dan ada
yang membentuk gugus seperti buah anggur (Staphylococcus) (Madigan et al., 2014).
Morfologi sel prokariotik (Madigan et al., 2014).

Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa


organik untuk nutrisinya (Sumber karbon dan energi). Beberapa fungi bersifat
menguntungkan seperti cendawan (mushroom) sebagai bahan makanan, namun
ada juga beberapa fungsi yang bersifat parasit dengan memperoleh senyawa
organik dari zat hidup dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan,
maupun tanaman (Pratiwi, 2008).

Pada fungi, ada dua istilah, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Identifikasi khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu melalui tes biokimia,
sedangkan identifikasi kapang didasarkan pada kenampakan fisik, termasuk
karakteristik koloni dan spora reproduktif (Pratiwi,2008).

Khamir (yeast) meupakan jenis jamur uniseluler, bentuk sel tunggal dan
berkembang baik secara pertunasan. Ukuran sel khamir beragam, lebarnya
berkisar antara 1,5µm dan panjangnya berkisar dari 5-30µm atau lebih. Biasanya
sel khamir berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk
bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan
murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel individu,
tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya. Mikrostruktur khamir terdiri atas kapsul dinding
sel, membran sitoplasma, nukelus, vakuola, mitokondria, globula lipida, dan
sitoplasma (Dwidjoseputro, 2005).
Struktur sel khamir (http://distillique.co.za/distilling_shop/blog/96-basics-of-yeast-nutrients, diakses
pada 21 September 2018)

Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroba anggota


kingdom fungi yang membentuk hifa. Bagian tubuh kapang dibagi dua bagian,
yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi
disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat
reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (Pratiwi, 2008).

Terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu:


1. Aseptat/Coenocytic hyphae
Hifa yang tidak memiliki dinding sekat (septa)
2. Septat hifa/ hifa bersekat dengan sekat berisi sel-sel uninukleat
(satu inti)
3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari satu inti/multinukleat
(Pratiwi, 2008)
Tipe-tipe hifa (http://masadepan-a1.blogspot.com/2012/09/taksonomi-jamur_22.html, diakses pada 21 September
2018)

Kapang melakukan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari


dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih
cepat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual (Pelczar, 1999).

Spora seksual dihasilkan dari reproduksi seksual, yaitu peleburan dua nukleus.
Beberapa jenis spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, oospora.
Sedangkan jenis-jenis spora aseksual adalah konidiospra, sporangiospora, arthrospora,
klamidospora, dan blastospora (Pratiwi, 2008).

Struktur sel beberapa jamur


(https://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/Lects/Fungi.htm, diakses pada 21
September 2018)
III. Alat dan Bahan

1. Preparat awetan dan biakan murni bakteri : Bacillus subtilis, Staphylococcus


aerus, dan Escherichia coli.
2. Preparat awetan dan biakan murni jamur : Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.
3. Preparat awetan dan biakan murni yeast : Candida albicans.
4. Mikroskop cahaya
5. Minyak imersi
6. Larutan xylol

IV. Skema Kerja

Diamati bentuk-bentuk sel bakteri, kapang, dan khamir pada preparat awetan
yang telah disediakan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Dimulai
dengan perbesaran lemah (5x), kemudian perbesaran sedang (10x), dan
perbesaran kuat (40x atau 100x). untuk perbesaran kuat menggunakan minyak
imersi

Diamati kenampakan koloni pada biakan murni bakteri, kapang, dan khamir.

Dibuat gambar sel dan dilengkapi dengan keterangan lain yang diperlukan
(nama, bentuk dan ukuran sel, hifa, spora, dan lain-lain dan diberi keterangan
yang diperlukan (nama preparat, perbesaran yang dipakai, dan lain-lain)

Dibersihnya minyak imersi pada lensa dengan menggunakan larutan xylol.

V. Hasil Pengamatan

No Foto Pembahasan
.
1 Candida albicans Perbesaran: 1000 kali
(minyak imersi)
Warna : bening

Khamir berbentuk bulat

2. Escherichia coli Perbesaran: 1000 kali


(minyak imersi)
Warna : Merah muda

Berbentuk Bacillus
(batang)

Bakteri yang menumpuk

3. Bacillus subtilus Perbesaran: 1000 kali


(minyak imersi)
Warna : ungu
Bakteri berbentuk
batang

4. Staphylococcus aureus Perbesaran: 1000 kali


(minyak imersi)
Warna : kehitaman

Bakteri berbentuk
seperti anggur

VI. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk melihat morfologi sel dan koloni bakteri
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Escherechia coli. Praktikum ini juga
bertujuan untuk melihat morfologi sel serta koloni jamur dan yeast : Candida
albicans.

Bagian pertama merupakan pengamatan kultur jamur Candida albicans.


Pengamatan menggunakan sediaan jadi dan mikroskop perbesaran 1000x (objektif
100x dan okuler 10x). Pada mikroskop terlihat struktur jamur candida albicans
yang berbentuk bola dan beberapa benang-benang jamur yang disebut hifa. Bila
diamati lebih lama, jamur ini akan membelah dengan cara pertunasan (budding).
Candida albicans dapat uniseluler (ragi) ataupun multiseluler (hifa dan
pseudohyphae). Ukuran ragi ini sekitar 10-12 mikron. Sementara organisme
multiseluler, pseudohyphae yang dibentuk oleh tunas ragi yang menempel satu
sama lain. Spora yang terbentu disebut klamidospora. Candida albicans dapat
membuat biofilm karena menjadi multiseluler. Biofilm yang dibuat terutama dari
selulosa, tetapi juga mengandung polinukleotida, polipeptida, dan fibrinogen.
Bentuk dibutuhkan tergantung pada isyarat lingkungan, beralih ke fase hifa
terutama didasarkan pada perubahan suhu dan pH.

Bagian kedua merupakan pengamatan kultur bakteri Staphylococcus


aureus. Pengamatan menggunakan sediaan jadi dan mikroskop perbesaran 1000x (
objektif : 100x dan okuler 10x). Pada mikroskop terlihat sekumpulan bakteri yang
berbentuk mirip dengan buah anggur dan berwarna ungu. Bentuk anggur ini
merupakan asal mula bakteri ini dinamakan Staphylococcus (staphy = anggur dan
coccus = bulat). Warna ungu ini disebabkan dari struktur tebal dinding sel yang
dimiliki bakteri ini yang ketika diberi pewarnaan kristal violet akan tetap
mengikat molekul kristal violet sehingga terlihat warna ungu di mikroskop. Jenis
bakteri yang dapat mengikat molekul Kristal violet ini adalah gram positif
(Madigan, 2004)

Bagian ketiga merupakan pengamatan kultur bakteri Bacillus subtilis.


Pengamatan dilakukan dengan sediaan jadi dan mikroskop perbesaran 1000x
(objektif 100x dan okuler 10x). Pada mikroskop terlihat bentuk bakteri ini seperti
batang (bacil) dan bergerombol. Selain itu bakteri ini merupakan jenis bakteri
gram positif di mana sama seperti Staphylococcus tadi, bakteri ini dapat mengikat
warna kristal violet. Bakteri ini menghasilkan endospore dan bersifat aerob obliat.
Bergerak degan adanya flagella yang massif sehingga dapat bergerak cepat untuk
ukuran bakteri. Suhu optimum pertumbuhannya sekitar 25-35 derajat Celcius.

Bagian keempat merupakan pengamatan kultur bakteri Eschericia coli.


Pengamatan dilakukan dengan sediaan jadi dan mikroskop perbesaran 1000x
(objektif 100x dan okuler 10x). Pada mikroskop terlihat bakteri berbentuk batang
(bacil), bakteri ini ada yang terlihat sendiri ada juga yang bergerombol. Selain itu,
bakteri ini merupakan bakteri gram negative yang ditandai dengan warna merah
safranin pada dinding sel bakteri. Gram negative ditandai dengan tidak dapat
mengikat warna kristal violet namun dapat mengikat warna safranin saat dibilas
dengan alcohol (Madigan, 2004).

VII. Kesimpulan

Pada Pengamatan Bakteri dan Jamur, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a) Pada Pengamatan Bakteri dan Jamur, dibutuhkan perbesaran 1000x yang
terdiri atas perbesaran 10x pada lensa okuler dan perbesaran 100x pada lensa
objektif dikarenakan ukuran dari bakteri dan jamur yang mikroskopis

b) Terdapat banyak bakteri yang dapat digolongkan berdasarkan bentuk, koloni,


dan jenis gramnya. Dari segi bentuk, bentuk yang teramati adalah Bacillus
(batang) dan Coccus (bulat).

VIII. Daftar Pustaka


Alberts, Bruce, dkk, 2014, Molecullar Biology of The Cell (Fifth Edition), New
York, Garland Science.
Dwijoseputero, D, 2005, Dasar - Dasar Mikrobiologi, Jakarta, Djambatan.

Madigan, Michael T., dkk, 2014, Brock Biology of Microorganism (Fourteenth


Edition), Harlow, Pearson.
Pratiwi, Sylvia T, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Jakarta, Erlangga.
Pelczar, Michael J, 1999, Microbiology, USA, McGraw-Hill International
Editions.

Yogyakarta, 24 September 2018


Dosen/Asisten Praktikan,

Eunike Soesanto 11809

Eva Amalia 11810

Failasufa Arsya Nandika Putri 11812

Fanny Dea Rachmasari 11413

Felicia Amanda Sieverino 11814


Fikri Adiputra Pratama 11815

Gideon Stevi Jeconeah 11816

GP. Wahyunanda Crista Yuda 11817

Hafidh Dimas Syahputra 11818

Anda mungkin juga menyukai