Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Teknik Identifikasi Bakteri”

Disusun Oleh :
Lailatus Sa’diyah
NRP. 5014211020
Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc
NIP. 19530706 198403 2 004
Asisten Laboratorium :
Pricillia Nadya Dame S
NRP. 5014201024

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari diadakannya percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” yaitu praktikan
atau mahasiswa memahami dasar teori langsung dan diferensial dan mampu melakukan
teknik identifikasi bakteri dengan pewarnaan Gram.
1.2 Prinsip Percobaan
Prinsip dasar dari pelaksanaan percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” yaitu
bahwa sel bakteri secara kimiawi berbeda dari lingkungannya. Pewarnaan membuat
bakteri berwarna dan kontras dengan lingkungannya, sehingga dapat diidentifikasi.
Secara kimiawi dan fisik, mikroorganisme juga berbeda antara satu sama lain, sehingga
berbeda dalam reaksinya terhadap proses pewarnaan. Dengan demikian teknik pewarnaan
dapat digunakan sebagai salah satu cara identifikasi bakteri.
1.3 Teori Percobaan
Mikroorganisme atau mikroba merupakan suatu organisme hidup yang memiliki
ukuran sangat kecil berdiameter kurang dari 0,1 mm dan hanya dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop. Mikroorganisme tersusun atas satu sel atau uniseluler dan ada
yang tersusun atas banyak sel atau disebut multiseluler. Mikroorganisme terbagi menjadi
dua yaitu prokariotik dan eukariotik. Organisme prokariot yaitu bakteri, archae, dan
virus. Sedangkan organisme eukariotik yaitu fungi, protozoa, dan alga atau ganggang
mikroskopis (Padoli, 2016). Sel prokariotik merupakan tipe sel pada bakteri dan
sianobakteria/alga biru (disebut jasad prokariot). Sel eukariotik merupakan tipe sel pada
jasad yang tingkatnya lebih tinggi dari bakteri (disebut jasad eukariot) yaitu khamir,
jamur (fungi), alga selain alga biru, protozoa dan tanaman serta hewan. Karakteristik sel
prokariotik diantaranya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel
eukariotik, tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi,
sel prokariotik tidak mengandung organel yang dikelilingi oleh membran. Ribosom yang
dimiliki sel prokariot lebih kecil yaitu berukuran 70 S. Ukuran genom sel prokariot
berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA penyusun pada sel prokariot berkisar antara
0,8-8.106 pasangan basa (pb) DNA (Mayasari, 2020).
Bakteriologi adalah salah satu cabang ilmu dari mikrobiologi. Bakteriologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang perkehidupan bakteri, dimana bakteri merupakan
makhluk hidup mikroskopis yang bersel tunggal (prokariotik uniseluler). Bakteri adalah
organisme prokariotik yang memiliki dinding sel. Oleh karena itu, jika dikaji dari
kemampuan beberapa sel bakteri yang bergerak berpindah tempat, maka bakteri
dikelommpokkan ke dalam hewan, namun, jika dikaji dari struktur selnya bakteri dapat
dikelompokkan ke dalam tumbuhan. Namun demikian, dalam sistem klasifikasi makhluk
hidup menurut Whittaker bakteri dikelommpokkan ke dalam klasifikasi monera
(Didimus, 2015).
Stuktur sel bakteri dibedakan menjadi dua yaitu struktur internal dan struktur
eksternal. Struktur internal sel bakteri adalah struktur dalam sel bakteri. Di dalam dinding
sel bakteri terdapat sitoplasma yang merupakan substansi yang menempati ruang sel
bagian dalam. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai enzim, air (80%), protein,
karbohidrat, asam nukleat, dan lipid yang membentuk sistem koloid yang secara optik
bersifat homogen. Membran plasma adalah struktur tipis di sebelah dalam dinding sel dan
menutup sitoplasma sel. Ribosom inti (daerah nukleid) adalah daerah yang mengandung
bakteri, ribosom yang berperan pada sintesa protein, badan inklusi yang merupakan
organel penyimpan nutrisi, dan ensdospora. Sedangkan struktur eksternal bakteri meliputi
glikokaliks, flagela, filamen aksial, fimbria, dan pili. Glikokaliks (selubung gula) adalah
substansi yang mengelilingi sel atau digambarkan sebagai kapsul. Flagela merupakan
filamen yang mencuat dari sel bakteri dan berfungsi untuk pergerakan bakteri. Filamen
aksial (endoflagela) adalah kumpulan benang yang muncul pada ujung sel di bawah
selaput luar sel dan berpilin membentuk spiral di sekeliling sel. Fimbria (jamak: fimbriae)
termasuk golongan protein yang disebut lektin yang dapat mengenali dan terikat pada
residu gula khusus pada polisakarida permukaan sel. Pili (tunggal pilus) secara
morfologis sama dengan fimbria, umumnya pili lebih panjang (Padoli, 2016).
Morfologi bakteri dibedakan menjadi 3 yaitu berbentuk bulat, berbentuk batang,
dan berbentuk lengkung atau spiral. Bentuk bulat atau kokus umumnya bulat atau oval.
Bila kokus membelah diri, sel-sel dapat tetap melekat satu sama lain. Bentuk kokus dapat
dibedakan lagi menjadi mikrokokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus, dan
staphylokokus. Bakteri bentuk batang atau bacili membelah hanya melalui sumbu
pendeknya dan sebagian besar bacilli tampak sebagai batang tunggal. Diplobacilli
muncul dari pasangan bacilli setelah pembelahan dan streptobacilli muncul dalam bentuk
rantai, serta beberapa bacilli menyerupai cocci disebut coccobacilli. Bentuk spiral bakteri
memiliki satu atau lebih lekukan atau tidak dalam bentuk lurus. Bakteri berbentuk spiral
dibedakan menjadi beberapa jenis. Bakteri yang berbentuk batang melengkung
menyerupai koma disebut vibrio. Bakteri yang berpilin kaku disebut spirilla, sedangkan
bakteri yang berpilin fleksibel disebut spirochaete (Mayasari, 2020).
Reproduksi bakteri dibedakan menjadi dua yaitu secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual disebut juga pembelahan vegetatif terjadi dengan 3 cara yaitu
pembelahan biner melintang, pertumbuhan tunas, dan fragmentasi. Sedangkan secara
seksual terjadi dengan 3 cara yaitu konjugasi, transduksi, dan transformasi. Konjugasi
adalah pemindahan materi gen dan suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara langsung
melalui jembatan konjugasi. Proses transfer gen bakteri melalui perantara virus
dinamakan transduksi. Sedangkan transformasi atau disebut juga dengan proses
rekombinasi genetika perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing over)
(Pujiati, 2016).
Identifikasi bakteri dapat melalui pewarnaan gram. Pewarnaan gram adalah suatu
metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.
Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan
paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan
tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri. Ciri-ciri gram negatif yaitu
struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multilayer, dinding
selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan
kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung
asam laktat, kurang rentan terhadap senyawa penisilin, tidak resisten terhadap gangguan
fisik. Sedangkan ciri-ciri bakteri gram positif yaitu struktur dindingnya tebal, dinding
selnya mengandung lipid yang lebih normal, bersifat lebih rentan terhadap senyawa
penisilin, pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal,
komposisi yang dibutuhkan lebih rumit, dan lebih resisten terhadap gangguan fisik
(Arrachman, 2016).
Sampai saat ini, pewarnaan gram masih digunakan untuk menjadi salah satu ciri
identifikasi bakteri. Teknik pewarnaan ini memiliki bermacam metode, namun demikian
memiliki dasar yang hampir sama. Pewarna primer yang digunakan adalah kristal violet.
Warna yang dihasilkan akan diperkuat oleh Iodin atau lugol. Warna yang tidak berikatan
dengan dinding sel akan dibersihkan oleh alkohol atau aseton. Sel yang tidak mengikat
warna kemudian diberikan pewarna lain, yaitu Safranin (Murtius, 2018). Sel dengan gram
positif akan berwarna ungu, sementara gram negatif akan berwarna merah muda.
Gambaran sederhana dapat dilihat dari ilustrasi berikut:

Gambar 1.1 Skema Pewarnaan Gram Bakteri


Sumber: (Padoli, 2016)

Pada pewarnaan gram, sebelum diberi tetesan pewarna bakteri terlebih dahulu
dilakukan fiksasi. Fiksasi adalah metode yang digunakan untuk mengeringkan bakteri
atau menempelkan bakteri pada kaca preparat agar tidak latur ketika dicuci atau dibilas.
Tujuan dari fiksasi yaitu mencegah perubahan posmortal (otolisis), mempertahankan
morfologi sel dan jaringan agar sedapat mungkin sama dengan saat terakhir jaringan
tersebut diambil dari tubuh hewan atau manusia selama hidup, dan mengeraskan jaringan
agar dapat diproses lanjut dengan mengubah konsistensi sel dari semi-cair menjadi semi-
padat (Miranti, 2011).
Karena ukuran bakteri yang mikroskopis, maka untuk melihat anatomi dan
stukturnya kita memerlukan bantuan alat mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat
laboratorium yang digunakan untuk pengamatan dan penelitian dalam melihat objek-
objek kecil yang tak terlihat secara kasat mata. Mikroskop memiliki dua jenis lensa yaitu
objektif dan okuler yang bekerja untuk memperbesar imej. Ada empat ukuran perbesaran
lensa objektif yang umum dimiliki mikroskop, yaitu perbesaran 4 kali, 10 kali, 40 kali
dan 100 kali. Sementara untuk lensa okuler, ukuran magnifikasi yang umum adalah
perbesaran 5 kali, 10 kali dan 15 kali (Murtius, 2018).
BAB 2
METODE PERCOBAAN

2.1 Peralatan
Pada percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” terdapat beberapa alat yang
dibutuhkan yaitu sebagai berikut: (1) Pembakar spiritus yang digunakan untuk
mensterilkan jarum ose, (2) Jarum ose untuk mengambil atau memindahkan biakan
bakteri, (3) Gelas objek sebagai tempat objek yang diamati, (4) Kaca penutup digunakan
untuk menutup gelas objek, (5) Kertas tisue yang digunakan untuk membersihkan objek
yang diamati, (6) Mikroskop yang digunakan untuk mengamati bakteri, dan (7) Gelas
kimia 100 mL yang digunakan untuk mencuci lapisan bakteri.
2.2 Bahan
Pada percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” bahan yang dibutuhkan meliputi (1)
Biakan bakteri berumur 24 jam, (2) Pereaksi yang meliputi larutan pewarna kristal violet
sebagai pewarna primer (ungu), larutan iodin (lugol) sebagai pembentuk senyawa
kompleks (memperkuat warna), etil alkohol 95% sebagai zat penghilang warna, dan
fuchin basa atau safranin sebagai pewarna sekunder (merah), (3) Minyak imersi yang
diteteskan pada kaca preparat untuk memperjelas pengamatan, dan (4) Pelarut xylol yang
digunakan untuk membersihkan minyak pada lensa mikroskop setelah selesai
pengamatan.
2.3 Langkah Kerja
Langkah kerja pada percobaan pewarnaan gram terdiri atas 2 tahap, yaitu tahap
fiksasi bakteri dan tahap pewarnaan. Pada tahap fiksasi biakan bakteri dipersiapkan
sebagai preparat yang melekat cukup kuat pada gelas obyek. Pada tahap pewarnaan
preparat hasil fiksasi bakteri diwarnai dengan kristal violet dan fuchsin. Adapun urutan
langkah yang dilakukan pada tahap fiksasi yaitu pertama setiap praktikan melakukan
pewarnaan untuk 1 jenis bakteri. Kedua, gelas objek dibersihkan dengan alkohol terlebih
dahulu kemudian dikeringkan dengan tujuan peralatan yang digunakan dalam keadaan
steril dan menghindari kontaminasi. Ketiga, satu tetes air diteteskan pada gelas obyek
yang telah dibersihkan untuk memudahkan bakteri menyebar dalam pengamatan.
Keempat, sedikit biakan bakteri berumur 24 jam dipindahkan menggunakan jarum ose
steril pada tetes air tersebut lalu diratakan agar bakteri dapat menyebar dan terlihat ketika
diamati. Kelima, larutan bakteri tersebut dikeringkan di udara dengan tujuan agar dapat
menempel pada kaca preparat. Jika terlalu lama, bisa dikeringkan dengan cara dilewatkan
pada beberapa kali di atas api dengan jarak 20 cm, jangan terlalu dekat supaya bakteri
tersebut tidak mati terbakar api. Setelah kering, gelas obyek dilewatkan dengan cepat 2-
3 kali di tengah nyala api agar lapisan bakteri terfiksasi dengan baik. Bakteri yang
terfiksasi dengan baik tidak akan luntur dari gelas objek pada saat proses pencucian.
Setelah bakteri terfiksasi dengan baik, langkah selanjutnya yaitu dilakukan
pewarnaan bakteri. Langkah yang pertama yaitu larutan kristal violet diteteskan hingga
menutupi hasil fiksasi bakteri dengan tujuan memberikan warna ungu pada bakteri dan
diibiarkan selama 1 menit dengan tujuan agar pewarna dapat terserap pada sel-sel bakteri
dengan baik. Kedua, dibilas dengan air kran. Ketiga, lapisan bakteri ditetesi dengan
laturan iodine (lugol) untuk memperkuat warna kristal violet pada bakteri dan dibiarkan
selama 1 menit. Keempat, dibilas dengan air kran. Kelima, lapisan bakteri dicuci dengan
alkohol pada gelas kimia 100 mL dengan tujuan untuk membersihkan pewarna ungu pada
tetesan sebelumnya, lalu dibilas dengan air kran. Keenam, lapisan bateri dibubuhi dengan
fuchsin atau safranin selama 45 detik dengan tujuan pemberian warna merah, lalu dibilas
dengan air kran. Ketujuh, lapisan bakteri tersebut dikeringkan di udara atau digunakan
kertas tissue secara hati-hati. Langkah berikutnya yaitu dibubuhkan minyak imersi
dengan tujuan untuk memperjelas gambar yang dihasilkan pada mikroskop dan
melindungi lensa dari gesekan. Bakteri diamati pada bentuk dan warna bakteri pada
perbesaran 1000x, dengan lensa objektif menempel pada minyak imersi. Kemudian
bentuk bakteri yang terlihat pada mikroskop digambarkan. Setelah pengamatan selesai,
lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan larutan xylol secara hati-hati dengan
tujuan untuk membersihkan sisa-sisa minyak imersi yang masih menempel pada lensa
mikroskop.
BAB 3
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Berikut adalah hasil pengamatan “Teknik Identifikasi Bakteri” dengan teknik
pewarnaan gram.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Bakteri Gram Positif
No Nama Peranan bakteri Gambar
1 Corynebacterium sp. Bakteri Corynebacterium sp. yang merupakan salah
satu agens hayati bersifat antagonis (agens
antagonis) yang dapat mengendalikan beberapa
jenis OPT utamanya terhadap penyakit kresek pada
tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri
Xanthomonas campestris pv oryzae. Sumber: (Nur, 2020)
2 Clostridium tetani Clostridium tetani adalah bakteri patogen yang
menghasilkan racun yang dapat memengaruhi kerja
otak dan sistem saraf hingga menyebabkan
kekakuan pada otot. Bakteri ini juga menyebabkan
penyakit tetanus. Sumber: (Komala,
2012)
3 Lactobacillus Lactobacillus acidophilus adalah probiotik
acidophilus atau bakteri baik yang secara normal hidup di usus
atau saluran pencernaan. Suplemen yang
mengandung Lactobacillus acidophilus bisa digu-
nakan untuk menjaga keseimbangan
jumlah bakteri baik ini di saluran pencernaan, Sumber: (Putri, 2018)
sehingga bisa membantu mengatasi diare.
4 Staphylococcus Staphylococcus aureus merupakan spesies yang
aureus paling invasif. Bakteri ini memiliki beragam faktor
virulensi yang mencakup protein-protein
permukaan yang berperan dalam perlekatan kuman,
enzim-enzim yang menguraikan protein, dan toksin
yang merusak sel penjamu. Sumber: (Agustina,
2019)

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Bakteri Gram Negatif


No Nama Peranan bakteri Gambar
1 Zymomonas mobilis Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan
merupakan organisme fermentatif yang
memanfaatkan sukrosa, glukosa dan fruktosa
dengan mengikuti jalur Entner Doudoroff
Pathway untuk menghasilkan etanol.
Sumber: (Hayashi,
2012)
2 Salmonella spp. Salmonella spp. bersifat fakultatif anaerob,
Gram negatif, katalase positif, oksidase negatif,
tidak mampu memfermentasi sukrosa dan
laktosa, terjadi reaksi fermentasi terhadap
manitol dan maltosa positif, uji simmon citrate
positif, tidak dapat menghidrolisis enzim urea. Sumber: (Ikawikanti,
Salmonella spp. juga memiliki kemampuan 2014)
dapat mengaglutinasi dengan Salmonella spp.
antibodi.
3 Pseudomonas aeruginosa Bakteri ini terbukti memiliki kemampuan yang
andal dalam menurunkan konsentrasi beberapa
metal dari air limbah, Pseudomonas
aeruginosa mampu mereduksi hingga 46% dari
konsentrasi awal aluminium sebesar 50 mg/L.
Sumber: (Purnama,
2013)
4 Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang
hidup di dalam usus manusia untuk menjaga
kesehatan sistem pencernaan. E. Coli yang tidak
berbahaya dapat menguntungkan manusia
dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan
Sumber: (Purnama,
mencegah bakteri lain di dalam usus. E. coli juga
2013)
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa
genetika.

3.2 Diskusi dan Hasil Pembahasan


Praktikum mikrobiologi dengan judul “Teknik Identifikasi Bakteri” dilakukan
secara online yaitu praktikum virtual dengan cara menonton video yang ditayangkan.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 12 November 2021 pukul 07.00 - 08.00
WIB. Praktikum ini bertujuan agar praktikan atau mahasiswa dapat memahami dasar teori
langsung dan diferensial dan mampu melakukan teknik identifikasi bakteri dengan
pewarnaan Gram. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 1000 kali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambar
atau bentuk bakteri yang jelas sehingga nantinya dapat kita amati kemudian kita
identifikasikan. Langkah-langkah pengamatan telah dijabarkan pada Subbab 2.3 pada
Bab 2 di atas. Setelah diperoleh hasil pengamatan seperti pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2
maka dilakukanlah pembahasan.
Pada teknik pewarnaan bakteri deferensial di butuhkan paling sedikit 3 jenis
bahan kimia yang di butuhkan secara berturut–turut untuk diteteskan pada lapisan bakteri
yang telah di fiksasi dengan panas. Reagen yang pertama disebut zat warna primer
(primary stain) yang berfungsi untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Reagen yang kedua
disebut zat penghilang warna (decolorizing agent). Zat ini, bergantung pada komposisi
kimiawi komponen sel, dapat atau tidak dapat menghilangkan warna dari zat warna
primer yang telah mewarnai seluruh sel. Adapun reagen yang ketiga adalah counterstain,
yang merupakan zat warna yang berbeda dari zat warna primer. Setelah proses
penghilangan warna, apabila zat warna primer tidak tercuci, maka zat warna yang kedua
ini tidak akan terserap oleh sel bakteri. Sedangkan apabila zat warna primer tercuci oleh
zat penghilang warna, maka zat warna kedua akan diserap oleh sel bakteri. Bakteri yang
memberikan warna ungu tergolong bakteri gram positif, sedangkan yang berwarna merah
tergolong bakteri gram negatif. Pada pewarnaan gram, zat warna primer yaitu kristal
violet yang berwarna ungu, zat penghilang warna adalah alkohol 95%, dan zat warna
kedua adalah fuchsin basa atau safranin yang berwarna merah. Dalam pewarnaan gram
digunakan pula senyawa iodin yang berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks
kristal violet-iodin (KV-1) yang tak larut dalam air. Senyawa ini mengintensifkan warna
sel ungu gelap. Senyawa KV-1 juga bereaksi dengan komponen magnesium dan asam
ribonukleat yang terdapat pada dinding sel, membentuk kompleks Mg-RNA-KV-1 yang
stabil. Hasil akhir identifikasi jika diperoleh warna ungu maka bakteri tersebut termasuk
jenis bakteri gram positif, sedangkan jika diperoleh warna merah maka bakteri tersebut
termasuk jenis bakteri gram negatif. Yang mengakibatkan perbedaan warna dari
identifikasi teknik pewarnaan gram tersebut terletak pada peptidoglikan dari masing-
masing bakteri. Jika bakteri tersebut memiliki peptidoglikan tebal, maka pada saat telah
ditetesi kristal violet dan dicuci dengan alkohol 95% maka warna ungu yang terserap
tersebut tidak bisa ikut larut tercuci oleh alkohol dan warnanya akan tetap ungu. Namun
berbeda halnya dengan bakteri yang berpeptidoglikan tipis, dimana ketika dicuci dengan
alkohol 95% zat warna dari kristal violet tersebut akan ikut larut dengan alkohol sehingga
ketika nanti ditetesi oleh fuchin maka akan berwarna merah. Untuk lebih jelasnya alur ini
sudah digambarkan pada Gambar 1.1.
Pada Tabel 3.1 telah dijabarkan 4 contoh dari bakteri gram positif yang diperoleh
dari jurnal atau sumber literatur terkait. Gambar 1 menunjukkan bakteri Corynebacterium
sp. Bakteri jenis ini merupakan bakteri dengan morfologi batang. Bakteri
Corynebacterium sp. yang merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis (agens
antagonis) yang dapat mengendalikan beberapa jenis OPT utamanya terhadap penyakit
kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv
oryzae. Gambar 2 adalah bakteri Clostridium tetani, yaitu bakteri patogen yang
menghasilkan racun yang dapat memengaruhi kerja otak dan sistem saraf hingga
menyebabkan kekakuan pada otot. Bakteri ini juga menyebabkan penyakit tetanus.
Bakteri ini juga sangat sering kita temui di sekitar kita, sehingga kita harus berhati-hati
agar tidak terkena dampak negatif dari bakteri Clostridium tetani. Gambar ke-3 adalah
bakteri Lactobacillus acidophilus, yang merupakan probiotik atau bakteri baik yang
secara normal hidup di usus atau saluran pencernaan. Suplemen yang
mengandung Lactobacillus acidophilus bisa digunakan untuk menjaga keseimbangan
jumlah bakteri baik ini di saluran pencernaan, sehingga bisa membantu mengatasi diare.
Lactobacillus acidophilus berbentuk basil gemuk berbentuk batang. Dan gambar ke-4
adalah Staphylococcus aureus yaitu spesies yang paling invasif. Bakteri ini memiliki
beragam faktor virulensi yang mencakup protein-protein permukaan yang berperan dalam
perlekatan kuman, enzim-enzim yang menguraikan protein, dan toksin yang merusak sel
penjamu. Staphylococcus merupakan bakteri yang dapat menghasilkan enzim katalase
yang dapat menghidrolisis hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Selain itu, bakteri
ini merupakan jenis bakteri anaerob fakultatif yang dapat memfermentasi glukosa dalam
kondisi lingkungan yang tidak mempunyai kandungan oksigen dan juga termasuk ke
dalam bakteri patogen yang merugikan (Hayati, 2019).
Pada Tabel 3.2 merupakan 4 contoh dari bakteri gram negatif yang diperoleh dari
jurnal atau sumber literatur terkait. Gambar 1 menunjukkan bakteri Zymomonas mobilis
yang berbentuk basil. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan merupakan organisme
fermentatif yang memanfaatkan sukrosa, glukosa dan fruktosa dengan mengikuti jalur
Entner Doudoroff Pathway untuk menghasilkan etanol. Gambar ke-2 menunjukkan
bakteri Salmonella spp. Dimana memiliki ciri-ciri bersifat fakultatif anaerob, gram
negatif, katalase positif, oksidase negatif, tidak mampu memfermentasi sukrosa dan
laktosa, terjadi reaksi fermentasi terhadap manitol dan maltosa positif, uji simmon citrate
positif, tidak dapat menghidrolisis enzim urea. Salmonella spp. juga memiliki
kemampuan dapat mengaglutinasi dengan Salmonella spp. antibodi. Gambar ke-3 adalah
bakteri jenis Pseudomonas aeruginosa dimana bakteri ini terbukti memiliki kemampuan
yang andal dalam menurunkan konsentrasi beberapa metal dari air limbah, Pseudomonas
aeruginosa mampu mereduksi hingga 46% dari konsentrasi awal aluminium sebesar 50
mg/L. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri dengan bentuk koloni yang berantai.
Pseudomonas aeruginosa sering diisolasi dari pasien yang di rawat di ruang Intensive
Care Unit (ICU), karena dapat menjadi salah satu penyebab infeksi paling berbahaya
terutama pada pasien yang memiliki imunitas yang kurang baik. Bakteri ini dapat
beradaptasi dengan kondisi oksigen dan nutrisi yang rendah, serta dapat tumbuh dalam
rentang suhu 4-42oC. Pseudomonas aeruginosa dapat hidup dengan baik di lingkungan
rumah sakit, terutama di peralatan-peralatan medis sehingga mudah untuk menginfeksi
pasien (Dharmayanti, 2019). Dan gambar ke-4 menunjukkan bakteri Escherichia coli
yaitu bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem
pencernaan. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan
memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus. E. coli juga
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Bakteri Eschericia coli dapat
hidup secara 8 tunggal maupun berkelompok, dengan atau tanpa oksigen (anaerob
fakultatif), dan dapat bergerak dengan flagella peritrichous. Banyak sekali penyakit lain
yang dapat timbul dari bakteri ini, yaitu infeksi usus seperti diare dan uremik hemolitik,
infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan seperti pneumonia, dan penyakit lainnya.
Selain itu, karena bakteri ini merupakan salat satu komponen alami dari kandungan feses
manusia dan hewan, Eschericia coli sering digunakan sebagai pendeteksi bahwa air telah
terkontaminasi oleh kotoran (Kamel, 2016).
Bakteri-bakteri tersebut diidentifikasi dari biakan bakteri yang berumur 24 jam.
Digunakan bakteri biakan 24 jam karena jika digunakan biakan yang lebih dari 24 jam
dikhawatirkan bakteri tersebut sudah mati dan dinding selnya akan rusak atau hancur.
Jika dinding sel bateri sudah rusak atau hancur maka bakteri tersebut tidak dapat
menyerap zat pewarnaan dengan baik dan nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan
pengamatan. Di sisi lain, pada bakteri dengan biakan 24 jam masih dapat diamati namun
hasil yang dihasilkan tidak sebagus bakteri dengan usia biakan 24 jam. Meskipun
demikian, dalam identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram tidak dibutuhkan
karakteristik khusus dalam bakteri yang digunakan. Kita dapat menggunakan semua
spesies bakteri tetapi harus yang berumur biakan 24 jam. Sebelum melakukan pewarnaan
gram pada bakteri, maka bakteri difiksasi terlebih dahulu dengan cara diangin-anginkan
atau dipanaskan pada kaca preparat.
Pada saat pengamatan menggunakan mikroskop, perlu kita ketahui bahwa
penggunaan minyak imersi sangat dapat membantu dalam jalannya pengamatan. Tujuan
dari pemberian minyak imersi ini adalah agar cahaya yang masuk pada saat pengamatan
dapat diterima lebih banyak supaya hasil pengamatan dapat terlihat dengan jelas. Namun,
takaran tersebut juga jangan terlalu banyak agar lensa mikroskop tidak terlalu berminyak.
Untuk saat ini tidak ada takaran atau seberapa tetes volume minyak imersi yang
dibutuhkan. Jika berlebihan masih tidak apa, namun jangan sampai kurang. Berdasarkan
pengalaman yang telah dilakukan, biasanya diberikan sebanyak setetes atau sekitar 0,05
mL dan yang terpenting lensa objektif dapat tepat menempel tepat diatas permukaan
minyak imersi. Jika minyak imersi yang diberikan kurang, maka lensa tersebut tidak dapat
menempel pada atas permukaan minyak imersi. Setelah selesai melakukan pengamatan
maka lensa mikroskop tersbeut dibersihkan dengan menggunakan larutan xylol. Xylol
adalah bahan kimia yang memiliki rumus atom C6H4(CH3)2. Xylol memiliki berat molekul
106,17 gram/mol dengan komposisi karbon (C) sebesar 90,5% dan hidrogen (H) 9,5%.
Kelebihan xylol yaitu dapat diperoleh dengan mudah karena banyak dijual ditoko bahan
kimia. Fungsi xylol pada pengamatan yaitu berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa
minyak imersi yang ada pada lensa objektif mikroskop (Lael, 2018).
BAB 4
KESIMPULAN

Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, yaitu dengan


panjang 1-3 µm dan lebar 0,25-1µm sehingga harus dilihat dengan alat bantu seperti
mikroskop. Bakteri terdiri dari berbagai macam variasi berdasarkan ukuran, morfologi,
komposisi kimia, sistem imum, dan struktur dari dinding sel nya. Untuk memudahkan
pengidentifikasian dengan mikroskop, bakteri biasanya diwarnai terlebih dahulu dengan
zat-zat pewarna (stain). Teknik pengidentifikasian bakteri dapat dilakukan dengan
pewarnaan sederhana dan pewarnaan diferensial. Pada praktikum ini, proses
pengidentifikasian dilakukan dengan pewarnaan gram yang merupakan salah satu jenis
pewarnaan diferensial. Pewarnaan gram biasanya dilakukan dengan dua tahap, yaitu
tahap fiksasi yang bertujuan agar bakteri menempel pada kaca preparat dan tahap
pewarnaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri menjadi dua jenis, yaitu bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif berwarna biru keunguan
setelah proses pewarnaan dan bakteri gram negatif akan berwarna merah setalah proses
pewarnaan. Perbedaan warna ini disebabkan karena adanya perbedaan ketebalan dinding
sel bakteri yang mempengaruhi kemampuan sel untuk mempertahankan counterstain
setelah dicuci oleh zat penghilang warna (decolorizing agent). Setelah proses pengamatan
dilakukan, didapatkan morfologi dari beberapa bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Setiap masing-masing bakteri, baik bakteri gram negatif maupun bakteri gram
positif memiliki peranan dan dampak bagi lingkungannya, baik itu dampak positif
maupun dampak negatif.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Mengapa pada pengeringan mikroba pada gelas objek jarak dari api tidak boleh
terlalu dekat?
Jawab: Pada tahapan fiksasi bakteri, dilakukan pengeringan mikroba/bakteri dengan
cara diangin-anginkan di udara dan jika terlalu lama dapat dilakukan dengan
mengeringkannya di atas api pembakar spiritus. Pada saat mengeringkan dengan cara
diletakkan di atas pembakar spiritus, jarak gelas objek bakteri dengan api pembakar
tidak boleh terlalu dekat, harus sekitar 20 cm. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada sel bakteri akibat pemanasan yang dilakukan. Jika bakteri
pada gelas objek diletakkan terlalu dekat dengan api, maka bakteri tersebut bisa
gosong atau rusak dan menyebabkan pengamatan dapat terganggu.

2. Apakah sebabnya pada pewarnaan Gram lamanya waktu pemaparan bahan


kimia tidak boleh lebih atau kurang, melainkan harus tepat sesuai prosedur?
Jawab: Waktu pada saat pewarnaan Gram harus sesuai dan tepat dengan standar
aturan waktu karena jika terlalu lama maka akan berakibat pada warna yang
dihasilkan. Seperti contohnya warna primer (ungu) akan mengikat sel terlalu erat dan
sulit atau tidak bisa dicuci dengan alkohol baik itu pada bakteri gram negatif maupun
bakteri gram positif.

3. Apakah kegunaan dari minyak imersi? Jelaskan jawaban Anda.


Jawab: Minyak imersi adalah minyak atau pelumas yang dipakai untuk olesan pada
lensa mikroskop. Fungsi minyak imersi untuk melindungi lensa objektif mikroskop,
meningkatkan daya resolusi mikroskop, untuk memperjelas objek, dan sebagai
pelumas ketika melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D. (2019). Antibiotic Sensitivity Test on Staphylococcus Aureus Detected in


Sputum of Digital Repository Universitas Jember. 5(1), 20–24.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAMS/article/view/9267
Arrachman, K. (2016). Mikrobiologi pewarnaan. 1–20.
http://anis24.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/sites/419/2016/05/MIKROBIOLOGI-PEWARNAAN.pdf
Dharmayanti, I. G. A. M. P. (2019). KARAKTERISTIK BAKTERI Pseudomonas
aeruginosa DAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI
INTENSIVE CARE UNIT ( ICU ) RSUP SANGLAH PADA BULAN NOVEMBER
2014 – JANUARI 2015 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Bagian Mikrob. 8(4).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/50011/29773
Didimus. (2015). Konsep-Konsep Dasar Bakteriologi.
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/4237/Buku%20Bakteri
ologi%20Konsep-Konsep%20Dasar%202017.pdf?sequence=1
Hayashi, T. (2012). Respiratory Chain Analysis of Zymomonas mobilis Mutants
Producing High Levels of Ethanol. 17.
https://journals.asm.org/doi/abs/10.1128/AEM.00733-12
Hayati, L. N. (2019). Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus pada Susu Kambing
Peranakan Etawah Penderita Mastitis Subklinis di. 2(2), 76–82.
https://e-journal.unair.ac.id/JMV/article/download/12461/8435
Ikawikanti, A. (2014). ISOLASI DAN KARAKTERISASI Salmonella spp. PADA
LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI KOTA MALANG.
http://repository.ub.ac.id/126892/
Kamel, F. H. (2016). Essentials of Bacteriology and Immunology Edited by. January.
https://www.researchgate.net/profile/Fouad-
Kamel/publication/290911856_Essentials_of_Bacteriology_and_Immunology/link
s/569c961608ae6169e562ccfc/Essentials-of-Bacteriology-and-Immunology.pdf
Komala, P. S. (2012). PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KARET DENGAN
SISTEM MULTI SOIL LAYERING ( MSL ) IDENTIFICATION OF ANAEROBIC
DOMINANT MICROBES IN RUBBER INDUSTRIAL WASTE WATER
TREATMENT WITH MULTI SOIL LAYERING ( MSL ) SYSTEM. 9(1), 74–88.
http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/Dampak9-1/8-PUT.pdf
Lael, B. F. (2018). Perbedaan Penggunaan Xylol ( Xylene ) dan Toluol ( Toluene ) pada
Proses Clearing terhadap Kualitas Preparat Awetan Permanen Cimex lectularius.
1, 232–237.
https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/mahasiswa/article/view/149
Mayasari, U. (2020). Diktat Mikrobiologi. 7–18.
https://core.ac.uk/reader/288923310
Miranti, I. P. (2011). Pengolahan jaringan untuk penelitian hewan coba.
http://eprints.undip.ac.id/22187/
Murtius, W. S. (2018). Dasar Mikrobiologi Isolasi Dan Seleksi Bakteri. Universitas
Andalas. Padang, Sumatera Barat, 8(4), 46. repo.unand.ac.id
https://core.ac.uk/download/pdf/300574237.pdf
Nur, M. O. (2020). Profil bakteri non spesifik dalam lendir serviks sapi perah pada fase
folikuler dan fase luteal Profile of non-specific bacteria in the cervical mucus of
dairy cattle in the follicular and luteal phase. 1.
https://www.e-journal.unair.ac.id/OVZ/article/view/19078
Padoli. (2016). MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI KEPERAWATAN. 295.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Komprehensif.pdf
Pujiati. (2016). Bakteriologi : Reproduksi dan Pertumbuhan Sel Bakteri.
http://fpik.bunghatta.ac.id/request.php?356
Purnama, W. B. (2013). AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, DAN
Escherichia coli.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/26317
Putri, A. A. (2018). ISOLASI BAKTERI ASAM LAKTAT GENUS Lactobacillus DARI
FESES RUSA SAMBAR ( Cervus unicolor ). 2(1), 170–176.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKH/article/view/7354

Anda mungkin juga menyukai