PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Teknik Identifikasi Bakteri”
Disusun Oleh :
Lailatus Sa’diyah
NRP. 5014211020
Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc
NIP. 19530706 198403 2 004
Asisten Laboratorium :
Pricillia Nadya Dame S
NRP. 5014201024
Pada pewarnaan gram, sebelum diberi tetesan pewarna bakteri terlebih dahulu
dilakukan fiksasi. Fiksasi adalah metode yang digunakan untuk mengeringkan bakteri
atau menempelkan bakteri pada kaca preparat agar tidak latur ketika dicuci atau dibilas.
Tujuan dari fiksasi yaitu mencegah perubahan posmortal (otolisis), mempertahankan
morfologi sel dan jaringan agar sedapat mungkin sama dengan saat terakhir jaringan
tersebut diambil dari tubuh hewan atau manusia selama hidup, dan mengeraskan jaringan
agar dapat diproses lanjut dengan mengubah konsistensi sel dari semi-cair menjadi semi-
padat (Miranti, 2011).
Karena ukuran bakteri yang mikroskopis, maka untuk melihat anatomi dan
stukturnya kita memerlukan bantuan alat mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat
laboratorium yang digunakan untuk pengamatan dan penelitian dalam melihat objek-
objek kecil yang tak terlihat secara kasat mata. Mikroskop memiliki dua jenis lensa yaitu
objektif dan okuler yang bekerja untuk memperbesar imej. Ada empat ukuran perbesaran
lensa objektif yang umum dimiliki mikroskop, yaitu perbesaran 4 kali, 10 kali, 40 kali
dan 100 kali. Sementara untuk lensa okuler, ukuran magnifikasi yang umum adalah
perbesaran 5 kali, 10 kali dan 15 kali (Murtius, 2018).
BAB 2
METODE PERCOBAAN
2.1 Peralatan
Pada percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” terdapat beberapa alat yang
dibutuhkan yaitu sebagai berikut: (1) Pembakar spiritus yang digunakan untuk
mensterilkan jarum ose, (2) Jarum ose untuk mengambil atau memindahkan biakan
bakteri, (3) Gelas objek sebagai tempat objek yang diamati, (4) Kaca penutup digunakan
untuk menutup gelas objek, (5) Kertas tisue yang digunakan untuk membersihkan objek
yang diamati, (6) Mikroskop yang digunakan untuk mengamati bakteri, dan (7) Gelas
kimia 100 mL yang digunakan untuk mencuci lapisan bakteri.
2.2 Bahan
Pada percobaan “Teknik Identifikasi Bakteri” bahan yang dibutuhkan meliputi (1)
Biakan bakteri berumur 24 jam, (2) Pereaksi yang meliputi larutan pewarna kristal violet
sebagai pewarna primer (ungu), larutan iodin (lugol) sebagai pembentuk senyawa
kompleks (memperkuat warna), etil alkohol 95% sebagai zat penghilang warna, dan
fuchin basa atau safranin sebagai pewarna sekunder (merah), (3) Minyak imersi yang
diteteskan pada kaca preparat untuk memperjelas pengamatan, dan (4) Pelarut xylol yang
digunakan untuk membersihkan minyak pada lensa mikroskop setelah selesai
pengamatan.
2.3 Langkah Kerja
Langkah kerja pada percobaan pewarnaan gram terdiri atas 2 tahap, yaitu tahap
fiksasi bakteri dan tahap pewarnaan. Pada tahap fiksasi biakan bakteri dipersiapkan
sebagai preparat yang melekat cukup kuat pada gelas obyek. Pada tahap pewarnaan
preparat hasil fiksasi bakteri diwarnai dengan kristal violet dan fuchsin. Adapun urutan
langkah yang dilakukan pada tahap fiksasi yaitu pertama setiap praktikan melakukan
pewarnaan untuk 1 jenis bakteri. Kedua, gelas objek dibersihkan dengan alkohol terlebih
dahulu kemudian dikeringkan dengan tujuan peralatan yang digunakan dalam keadaan
steril dan menghindari kontaminasi. Ketiga, satu tetes air diteteskan pada gelas obyek
yang telah dibersihkan untuk memudahkan bakteri menyebar dalam pengamatan.
Keempat, sedikit biakan bakteri berumur 24 jam dipindahkan menggunakan jarum ose
steril pada tetes air tersebut lalu diratakan agar bakteri dapat menyebar dan terlihat ketika
diamati. Kelima, larutan bakteri tersebut dikeringkan di udara dengan tujuan agar dapat
menempel pada kaca preparat. Jika terlalu lama, bisa dikeringkan dengan cara dilewatkan
pada beberapa kali di atas api dengan jarak 20 cm, jangan terlalu dekat supaya bakteri
tersebut tidak mati terbakar api. Setelah kering, gelas obyek dilewatkan dengan cepat 2-
3 kali di tengah nyala api agar lapisan bakteri terfiksasi dengan baik. Bakteri yang
terfiksasi dengan baik tidak akan luntur dari gelas objek pada saat proses pencucian.
Setelah bakteri terfiksasi dengan baik, langkah selanjutnya yaitu dilakukan
pewarnaan bakteri. Langkah yang pertama yaitu larutan kristal violet diteteskan hingga
menutupi hasil fiksasi bakteri dengan tujuan memberikan warna ungu pada bakteri dan
diibiarkan selama 1 menit dengan tujuan agar pewarna dapat terserap pada sel-sel bakteri
dengan baik. Kedua, dibilas dengan air kran. Ketiga, lapisan bakteri ditetesi dengan
laturan iodine (lugol) untuk memperkuat warna kristal violet pada bakteri dan dibiarkan
selama 1 menit. Keempat, dibilas dengan air kran. Kelima, lapisan bakteri dicuci dengan
alkohol pada gelas kimia 100 mL dengan tujuan untuk membersihkan pewarna ungu pada
tetesan sebelumnya, lalu dibilas dengan air kran. Keenam, lapisan bateri dibubuhi dengan
fuchsin atau safranin selama 45 detik dengan tujuan pemberian warna merah, lalu dibilas
dengan air kran. Ketujuh, lapisan bakteri tersebut dikeringkan di udara atau digunakan
kertas tissue secara hati-hati. Langkah berikutnya yaitu dibubuhkan minyak imersi
dengan tujuan untuk memperjelas gambar yang dihasilkan pada mikroskop dan
melindungi lensa dari gesekan. Bakteri diamati pada bentuk dan warna bakteri pada
perbesaran 1000x, dengan lensa objektif menempel pada minyak imersi. Kemudian
bentuk bakteri yang terlihat pada mikroskop digambarkan. Setelah pengamatan selesai,
lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan larutan xylol secara hati-hati dengan
tujuan untuk membersihkan sisa-sisa minyak imersi yang masih menempel pada lensa
mikroskop.
BAB 3
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Mengapa pada pengeringan mikroba pada gelas objek jarak dari api tidak boleh
terlalu dekat?
Jawab: Pada tahapan fiksasi bakteri, dilakukan pengeringan mikroba/bakteri dengan
cara diangin-anginkan di udara dan jika terlalu lama dapat dilakukan dengan
mengeringkannya di atas api pembakar spiritus. Pada saat mengeringkan dengan cara
diletakkan di atas pembakar spiritus, jarak gelas objek bakteri dengan api pembakar
tidak boleh terlalu dekat, harus sekitar 20 cm. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada sel bakteri akibat pemanasan yang dilakukan. Jika bakteri
pada gelas objek diletakkan terlalu dekat dengan api, maka bakteri tersebut bisa
gosong atau rusak dan menyebabkan pengamatan dapat terganggu.